Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 10 Sikap Sehari Hari

Aku mengikuti nya berjalan ke sebuah toko pakaian bermerek, aku memilih dua setelan jas dan sepasang sepatu kulit dengan harga total lebih dari 12 juta, dan semua itu Elina lah yang membayar nya, bagaimanapun juga nanti uang itu juga akan diganti oleh perusahaan.

Kemudian Elina membawaku kembali ke hotel di mana para tim menginap, ia memesankan sebuah kamar untukku, dan kebetulan kamar itu berada di samping kamarnya.

Dia juga menyewa sebuah ruang rapat agar memudahkanku membahas materi mengenai proyek kali ini dengan rekan tim yang lain.

Aku membawa koper ke dalam kamar, membahasuh wajahku agar membuatku sedikit lebih segar, kemudian baru pergi ke ruang rapat.

Tim kali ini terdapat delapan orang di dalamnya, termasuk dengan Elina, kita semua sedang duduk melingkar mendiskusikan mengenai rencana yang akan kita lakukan demi mendapatkan proyek BTT kali ini.

Begitu aku masuk ke dalam ruang rapat, tatapan semua orang menatapku secara bersamaan, dibarengi dengan keraguan dan bisik bisik dengan pegawai yang lain.

Elina berdehem untuk mengkondisikan suasana rapat, setelah suasana mulai tenang, dia memulai rapatnya, “Aku akan memperkenalkan kembali kepada kalian, dia adalah Roman, asistenku, setengah bulan yang lalu dia sudah mulai resmi bekerja, tetapi karena ada masalah pribadi jadi dia ijin tidak masuk kerja selama beberapa hari, sekarang dia secara resmi kembali ke dalam tim kita, dia akan bersama sama dengan kita semua bekerja keras untuk mendapatkan proyek BTT kali ini, selamat bergabung kembali.”

Ruang rapat langsung penuh dengan suara riuh tepuk tangan.

Beberapa orang yang pernah melihatku dan juga Elena mungkin mengetahui jika sempat terjadi perselisihan diantara kita berdua, karena saat itu yang berada di dalam ruangan adalah salah satu karyawan bagian personalia, saat mendengar aku mengatakan hal seperti itu kepada Elena dia pasti sudah menyebarkannya ke seluruh perusahaan.

Aku juga turut bertepuk tangan dengan sikap yang acuh, setelah itu aku mengambil posisi duduk disebelah Elena dan berkata, “direktur, aku menginginkan semua dokumen yang berhubungan dengan proyek ini, termasuk dokumen mengenai BTT dan juga semua pesaing yang memperebutkan proyek ini.

Elina sudah menyiapkan semuanya sejak awal, dia memberikan setumpuk dokumen di depannya ke arahku, dan setelah itu mengambil laptop miliknya dan juga mendorongkanya ke depanku, “semuanya ada di sini.”

Aku mengambil semua dokumen itu, memilih dokumen yang memuat mengenai informasi Pusat LS dan kemudian melihatnya secara teliti.

Setelah terdiam cukup lama, aku mengangkat pandanganku melihat Elina dan berkata, “apa kamu tau berapa harga awal yang Pusat LS dan juga Perusahaan India A3 tawarkan? Dan juga beberapa perusahaan dalam negeri lainnya?”

“Tidak tau,ini termasuk rahasia perusahaan, orang BTT menutupinya dengan sangat rapat.

“Kalau begitu cari cara untuk mendapatkannya. Sebelum itu, dapatkan hipotesis dan gambaran kasar dari analisis semua itu, jangan bilang jika kamu bahkan tidak mempersiapkannya sebelumnya."

Elina tidak mengatakan apapun, eskpresi di wajahnya berubah menjadi tidak mengenakkan.

Aku baru menyadari jika suasana di dalam ruang rapat ini terasa sangat aneh, semua tim proyek ini menatapku dengan tatapan terkejut dan mereka menatapku dengan tidak habis pikir.

Aku bukan orang bodoh, tentu saja aku mengetahui alasan mereka menatapku dengan tatapan seperti itu, mereka begitu terkejut, aku hanya seorang asisten kecil, atas dasar apa aku berkata seperti itu kepada direktur, sampai sampai aku berani memberinya perintah.

Harus diketahui jika Elina adalah putri dari seorang pemilik perusahaan, dia begitu berbakat dan cantik, bahkan banyak yang menyebutnya sebagai seorang dewi yang begitu dingin tetapi tetap berkelas, departemen pemasaran mengatakan bahwa dia adalah pemimpin kedua di perusahaan.

Pantas saja jika wajahnya terlihat tidak mengenakan seperti itu.

Saat mengerti akan hal ini rasanya aku ingin sekali tertawa, aku sudah lama tidak mendapatkan perintah dari orang lain, dan ditambah dengan hubunganku dengan Elina, rasanya aku tiba tiba tidak sadar akan posisiku sendiri.

“Direktur, ini hanya saranku saja, jika direktur memiliki perintah ataupun rencana untuk proyek ini, tolong beritahukan kepadaku.” Kataku dengan acuh.

Elina memalingkan tatapannya dari wajahku, dan beralih menatap ke semua orang yang berada di ruang rapat, kemudian dia berkata dengan nada yang bahkan tidak terpancing emosinya, “Pertama tama kalian harus merangkum informasi yang didapatkan dari BTT dalam beberapa hari ini, pahami dan analisis dari tingkat mana yang harus didahulukan, dan diteliti lebih dalam agar kita bisa merencanakan rencana kita selanjutnya, dipersilahkan yang sudah memiliki materi dalam hal ini bisa menyampaikan pikiran kalian.”

Mungkin karena berhadapan dengan atasan yang sangat cantik, jadi mereka termotivasi, tatapan mata orang orang teralihkan dari wajahku, dan bergegas untuk mengutarakan pendapat nya terlebih dahulu.

Aku meletakkan dokumen yang berada di tanganku, menyandarkan tubuhku ke kursi, mendengarkan dengan seksama mengenai informasi yang mereka katakan, siapa tau aku bisa mendapatkan sesuatu yang berharga.

Saat proses diskusi, Elina sempat bertanya kepadaku akan bagaimana pendapatku mengenai hal ini, tetapi aku hanya menggelengkan kepala, dan mengatakan jika aku baru saja bergabung dengan Tim, dan tidak mengerti apapun, hanya mendengarkan saja untuk saat ini.

Di antara apa yang mereka sampaikan, aku mendapatkan banyak hal berharga yang tidak aku ketahui sebelumnya, ada aspek teknis, dan ada beberapa kelebihan dan kelemahan di antara para pesaing. Aku juga mendengar analisis mereka tentang para pesaing, hasil analisis perusahaan Pusat LS, itu sekitar 250 Miliar Rupiah

Data ini cukup dapat diandalkan, karena dua dari tim proyek telah bekerja di perusahaan Pusat LS sebelumnya, dan mereka memiliki pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan rekan-rekan yang lainnya. Selain itu, Elina juga telah menunjukkan ketajamannya dalam berbisnis dan keterampilan analitis yang harus dimiliki oleh seorang direktur penjualan.

Intinya dari Perusahaan Tekno ZWK akan memberikan penawaran 210 M perbedaannya adalah 40 Miliar , perbedaan ini menunjukkan jumlah yang sangat menguntungkan.

Setelah pertemuan itu, aku membawa semua informasi itu kembali ke kamarku, lalu mengeluarkan teleponku dan mencari nomor telepon Swadito.

Setelah bertegur sapa, aku kemudian berkata sambil tersenyum, “Swadito, harga yang ditawarkan Pusat LS sebesar 250M, harga ini sangat tinggi, perusahaan kalian benar benar memiliki uang yang sangat banyak hingga memilih perusahaan dengan penawaran harga sebanyak itu.”

Suara Swadito terdengar tidak berdaya.

“Ini adalah pemikiran dari para eksekutif, aku juga tidak bisa melakukan apa apa, mereka merasa jika kemampuan Pusat LS bisa diandalkan, dan juga..... Tunggu tunggu, Roman, bagaimana kamu bisa tau jumlah penawaran yang diberikan oleh Pusat LS? Siapa yang membocorkan hal ini kepadamu?”

Aku tersenyum merasa sedikit bersalah, “Ternyata benar 250M, kelihatannya aku harus mencari kesempatan untuk berterimakasih dengan baik kepadamu.”

“Ah? Ternyata kamu sedang menyelidikiku, aku.... hahahha, Roman kamu benar benar cerdas, si cerdas yang sangat licik.” Swadito tidak merasa marah, dia malah terdengar tertawa lebar.

“Dengan begini kamu tidak dianggap membocorkan rahasia perusahaan, aku juga mendapatkan jumlah yang ingin aku ketahui, semua saling diuntungkan, lain kali jika ada waktu luang kita minum bersama.”

“Hahaha, baiklah, kamu yang akan mentraktirku.”

“Tidak masalah.”

Setelah memutuskan panggilan telepon, aku meluruskan pundakku dengan puas, dugaan Elina benar benar tepat, tepat sasaran, mungkin dia sudah melakukan begitu banyak usaha di dalamnya.

Sebenarnya aku juga tidak percaya, sengaja menghubungi Swadito, mencoba untuk menjebaknya, dan saat mendengar dia yang tidak melakukan bantahan, aku menjadi yakin jika jumlah itu merupakan jumlah yang sebenarnya.

Tindakanku ini sangatlah tepat, aku tidak menyulitkan Swadito, dia juga tidak menyebutkan angkanya, dan apa yang aku katakan adalah jebakan untuknya, jika percakapan ini terungkap oleh orang lain, maka tidak akan ada pihak yang akan direpotkan.

Jika memiliki angka ini, maka keberhasilan akan meningkat satu tingkat, selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengmpulkan informasi lain untuk mendukung rencana tim dalam mendapatkan proyek kali ini.

Kemudian memilah sekumpulan ide untuk mempromosikan kelebihan yang tim miliki dan sebaik mungkin menghindari kelemahan agar tidak disadari pihak lawan, setelah itu melemahkan kekuatan lawan dan kelemahan yang mereka miliki, memanfaatkan kelemahan lawan untuk menunjukkan kelebihan yang tim kita miliki.

Dengan empat tahun pengalaman di bidang pemasaran, aku memiliki pemahaman yang mendalam: bagian pemasaran seperti medan perang, rencana adalah segalanya, selama bisa mendapatkan proyek yang diinginkan, maka mereka bersedia melakukan segala cara, bahkan cara licik dan tidak bersih sekalipun.

Pada sore hari, Elina membawa tim proyek ke BTT, sebagai asistennya, aku tentu saja harus mengenakan jas yang baru saja dibeli dan selalu mengikutinya kemanapun langkahnya pergi, aku membantunya membawakan dokumen dan menjadi penerjemah untuknya.

Tujuan hari ini bukan untuk memenangkan proyek dalam satu kibasan mata, karena itu adalah hal yanga tidak mungkin, tujuannya hanya untuk mempertahankan hubungan yang kokoh diantara kedua perusahaan.

Aku dapat mengambil kesempatan ini untuk bertemu dengan eksekutif BTT dan juga pegawai tinggi perusahaan, mencoba mengerti mereka dan beradaptasi terlebih dahulu dengan mereka semua.

Selama proses ini berjalan, Elina kembali menunjukkan sikap bos nya yang selama ini selalu dia tunjukkan, bahkan dalam memberikan perintah saja dia tidak perlu sampai menatapku secara langsung.

Ini mungkin adalah sikap sehari harinya.

Tentu saja aku juga memiliki kesadaran diri sebagai seorang asisten, aku harus menjaga harga dirinya dengan baik diluar sini, sepertinya aku berhasil melakukan perkerjaan yang memang seharusnya dilakukan oleh seorang asisten.

Ini adalah peraturan yang sebenarnya, masalah kerjaan tidak bisa dicampur adukkan dengan masalah pribadi.

Sebelum meninggalkan BTT, akhirnya Elina menatapku dengan benar untuk sekali saja, dia sengaja membubarkan rekan tim yang lain, dan memintaku untuk menunggunya di pintu keluar, jika dilihat dari gelagatnya sepertinya dia memiliki suatu saran untuk proyek kali ini.

Aku tersenyum tipis memberikan isyarat kepadanya, saat aku sedang memikirkan apa yang aku katakan, pandanganku tiba tiba terhalang oleh beberapa orang yang berjalan keluar.

Salah satu diantaranya sosok seorang perempuan yang terasa sangat akrab di mataku.

Tanpa disadari aku menolehkan pandanganku kepadanya, aku benar benar melihat sosok seseorang yang sangat akrab bagiku, dia yang saat ini terasa jauh lebih cantik dibandingkan dia yang sebelumnya, Keisya, mantan pacarku.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu