Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 293 kenapa kamu bisa disini?

Aku berusaha keras untuk tetap tenang. Perusahaan keluarga Bai berada di Kota Shenghai, dan mobilnya juga pasti ada di Kota Shenghai. Elina tidak begitu mengenal Kota Yanjing, seharusnya ia tidak akan pergi ketempat khusus, kemungkinan besar ia hanya berlari tanpa tujuan.

Ia berlari entah kemana, jalan di sisi kiri pintu masuk komplek merupakan jalan buntu. Disana dibangun alun-alun kecil, yang biasanya digunakan untuk beristirahat, ada banyak orang disana, Elina tidak mungkin pergi ke sana.

Setelah berpikir soal ini, aku pun berlari lurus ke kanan.

Sekarang telah lewat jam-jam macet di kota Yanjing, tidak banyak pejalan kaki di jalan, dan aku bertekad selama Elina muncul dipandangan ku, aku pasti akan menemukannya, namun tak disangka, aku yang sudah kelelahan berlari berkilo-kilo meter pun, masih tidak menemukan Elina.

Atau mungkin ia mampir ke toko di pinggir jalan untuk beristirahat?

Aku melihat ke belakang mencari-cari lagi, Elina tidak suka dengan suasana yang ramai seperti bar atau tempat-tempat lain, jadi seharusnya ia tidak akan pergi kesana, karena lokasi komplek yang ku sewa relatif tenang, jadi tidak banyak fasilitas di sekitar sini.

Aku merasa putus asa karena aku tidak menemukan Elena di sekitar sini.

Dengan sedikit harapan terakhir, aku kembali ke gerbang komplek. Aku bertanya pada petugas keamanan, "Bisakah anda membiarkanku masuk dan melihat CCTV?"

Penjaga keamanan menggelengkan kepalanya, "Kamera CCTV kami tidak bisa digunakan untuk tujuan pribadi, maaf. Jika Jika anda mencari wanita yang pergi tadi, aku sarankan Anda meneleponnya."

Aku tersenyum pahit, jika aku bisa menelepon, untuk apa aku harus susah-susah mengejarnya.

Saat ini sudah masuk ke pertengahan musim panas, tapi aku tidak sama sekali tidak merasakan panas, aku duduk di bangku dekat gerbang komplek, dan pohon disebelah terasa sejuk, membuat orang mengantuk.

Aku terus merokok, dari hati yang paling dalam aku tidak bisa mengungkapkan perasaan ku lagi, sampai aku merasa paru-paru ku seperti akan meledak, aku menundukkan kepala dan baru sadar bahwa rokokku sudah sampai ujung.

Paman pembersih yang menyapu menatapku dengan jijik, "Nak, setelah selesai merokok, jangan buang puntung rokok sembarangan."

Aku mengangguk lemas, aku ingin mengatakan sesuatu, tetapi aku tak sanggup untuk membuka mulut, tenggorokanku seperti dipenuhi kerikil, dan aku tidak bisa berbicara sama sekali.

Aku sedikit kesal. Ini benar-benar sangat kebetulan. Jelas aku dan Imel tidak ada apa-apa. Aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya. Aku tidak menyangka Imel sangat polos, Ia melemparkan ciuman itu ke bibirku.

Padahal, Elina yang sangat peduli padaku memutuskan pulang ke China tanpa memberi tahuku, dia sepertinya ingin memberiku kejutan.

Tidak diduga, Elina malah melihat adegan ini.

Menghadapi hal seperti itu, wanita mana pun tidak akan mudah menyerah.

Aku menghela nafas, bersandar di bangku dan memandangi langit.

Aku tidak tahu sejak kapan, udara sudah menjadi dingin, aku merasa linglung, dan akhirnya aku pun sadar hari sudah mulai sore.

Aku mengeluarkan ponselku dan mencoba menelepon Elina lagi, tetapi masih tetap tidak bisa dihubungi.

Baru saja aku menyalakan sebatang rokok, pandanganku tiba-tiba menjadi redup, dan sepasang kaki panjang yang ramping muncul di pandanganku, sepertinya aku sudah duduk di bangku ini seharian, dan hari pun mulai senja.

Di pandangan mataku, aku tidak tahu sejak kapan kedua kakinya seperti disinari oleh cahaya, bagaikan malaikat.

Aku melihat ke atas, dan aku melihat wajah yang sangat tidak asing bagiku, bibir aku bergerak, tetapi aku tidak mengatakan apa-apa.

Elina menyodorkan tangan kanannya, sambil memegang sebotol air di tangannya, "Roman, merokok itu buruk untuk kesehatanmu, matikan itu."

Aku membeku sesaat, aku tidak tahu dari mana kekuatanku muncul, aku berdiri tiba-tiba, berusaha untuk memeluknya, namun ketika tanganku akan menyentuhnya, aku berhenti.

"Nona Elina, bagaimana bisa kamu disini?"

Aku tertegun sejenak, namun masih tetap bicara.

"Aku sudah di sini daritadi."

Elina tersenyum, mengulurkan tangannya dan menyingkirkan daun yang entah kapan jatuh di pundakku, dan pandangannya pun tidak lagi dingin seperti tadi.

Aku tidak bisa menahannya, aku menariknya masuk ke pelukanku, aku memeluk bahunya dengan erat, menghirup aroma rambutnya dengan rakus, Elina mendorongku perlahan, tetapi tidak terdorong, ia tidak memiliki tenaga.

Aku berkata, "Gadis itu bernama Imel, dulu merupakan teman satu tempat tinggal dengan ku. Waktu itu, Mark menculiknya dan dua teman kamar lainnya ..."

"Tak perlu dikatakan, aku sudah tahu."

Elina berkata dengan lembut, orang yang pernah mengalami putus asa baru tahu betapa sakitnya perasaan ketika sedang kehilangan harapan. Saat ini, setiap kata yang eluar dari mulut Elina terdengar seperti suara alam di telingaku.

"Roman, pelan lah sedikit, kamu menyakitiku."

Setelah Elina bicara lagi, aku dengan cepat melepaskan tanganku, aku sadar bahwa aku terlalu bersemangat memeluk Elina erat, bahunya terasa sedikit tidak nyaman.

Wajah Elina memerah, dan aku berkata, "Apa kamu sudah makan? Rumahku ada di dalam. Apa kamu ingin beristirahat sebentar?"

"Ok."

Elina tersenyum padaku dan berkata, "Barusan gadis yang bernama Imel itu, aps dia sudah pergi?"

Melihatku mengangguk, Elina melanjutkan, "setelah dia pergi, kamu tanya dia apakah dia telah tiba di rumah dengan selamat, kali ini Mark sedang frustrasi dan marah, siapa tahu ada orang lain yang memiliki pemikiran sepertinya."

Selesai bicara Elina menghela nafas.

Aku tersenyum, "Tidak apa-apa, sudah hampir malam, mari kita pulang dulu, aku akan membuat masakan untukmu."

Dalam perjalanan pulang, aku samar-samar mendengar suara perut Elina, tetapi aku tetap tidak mengatakan apa-apa. Wajahnya sudah memerah, dan ketika ia melihat wajah anehku, Elina berkata dengan marah, "Aku sudah berada di pesawat dari kemarin malam, dan aku belum makan sampai sekarang, kamu masih tidak cepat-cepat pulang dan membuat makanan untukku. "

Setelah lulus, aku hidup bersama dengan Keisya, karena tidak punya banyak uang, kami berdua sering memasak bersama, karena itu, kemampuan memasakku terlatih, ketika aku menyiapkan meja untuk hidangan lezat itu, Elina menatapku terkejut, "Aku tahu dulu kamu Roman adalah seorang preman, tak disangka preman juga bisa memasak."

"Ada banyak hal yang tidak kamu ketahui, nanti akan kuberitahu pelan-pelan."

Selesai bicara, aku memberinya sepotong tulang iga, Elina menundukkan kepalanya dan memakannya, dan berkata dengan terkejut, "Roman, darimana kamu mendapat keahlian masakmu? Rasanya sangat enak, selain masakan nenekku, masakanmu lah yang paling enak. "

Aku berkata dengan rendah hati, "Itu karena kamu belum makan sejak kemarin, bahkan jika aku tidak memasak, dan membuatkan mie instan, rasanya pun tidak akan jauh beda dari ini."

Meskipun Elina makan dengan lambat, dia tidak makan sebanyak yang ku makan. Sebagian dari hidangan di atas meja masuk ke perutku. Aku berkata, "Nona Elina, mengapa kamu kembali? Bukankah di Australia masih banyak hal yang harus kamu lakukan? "

Awalnya aku ingin bertanya bagaimana dia bisa tau tempat tinggalku, tetapi aku teringat,bahkan Imel pun bisa mendapatkan alamatku, apalagi Elena, aku selalu berpikir dia bodoh.

"Sebenarnya, di Australia sudah tidak begitu banyak masalah, orang rumah sudah mengijinkanku keluar, hanya ingin mencari alasan, membuatku ku meninggalkanmu, seharusnya kita pun tahu."

Elina duduk di sofa dengan anggun dan melirik ke arahku, "Awalnya aku berpikiran sama seperti sebelumnya, menunggu kariermu berhasil, menyelesaikan masalah dengan keluarga Gong dan kembali, tidak disangka ..."

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu