Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 135 Pesona Kepribadian Yang Unik

Hacken Su membalas hormat, dan tersenyum padaku, Suchart dengan sopan berkata: “Tuan Roman, kali ini kamu sudah bekerja keras.”

Aku tersenyum dengan rendah hati: “Tuan Suchart terlalu sungkan.”

Jack menyambungkan: “Semuanya adalah kawan, tidak usah terlalu sungkan, duduklah.”

Dua pelayan yang berdiri disamping paviliun datang untuk membantu aku dan Jack menarik keluar kursi, setelah kami duduk, Suchart langsung menyuruh pelayan untuk menyajikan makanan.

Sangat cepat, pelayan satu per satu mendorong gerobak makanan, makanan yang disajikan adalah hidangan Thailand, sangat indah dan penuh warna dan aroma, semuanya adalah hidangan yang aku tidak bisa menyebutkan namanya.

Jack dan Suchart mereka tidak mengungkit masalah Deni Tong, tetapi sambil makan sambil membicarakan hal sepele yang tidak penting, Suchart juga menanyakan pekerjaan aku, Hacken Su juga menanyakan apakah aku biasanya ada masalah di pekerjaan, jika ada, kapan saja boleh memberitahunya, dia akan membantu aku menyelesaikan masalah.

Aku tidak ada batasan apapun, selain sikap sopan yang memang harus diterapkan, sama seperti makan jamuan sederhana bersama beberapa teman.

Setelah semua sudah makan dan minum yang cukup, pelayan langsung membereskan semua piring, saat diganti dengan makanan penutup, Suchart mengeluarkan sebuah kotak cerutu yang indah, dikeluarkannya satu batang, dia memotong segelnya dan diberikan padaku.

Aku mengucapkan terima kasih, menolaknya dengan sopan, dan mengeluarkan rokok yang selalu aku bawa.

Dulu pernah satu kali mencoba benda itu, tetapi aku sudah terbiasa merokok, saat menghisap cerutu terbiasa dihisap sampai paru-paru, akhirnya aku tersedak, sejak saat itu langsung tidak tertarik lagi dengan benda itu.

Jack sama sepertiku, juga terbiasa merokok, Hacken Su dan Suchart masing-masing menyalakan satu batang cerutu, dengan segelas Brendi, kelihatannya sangat menikmati.

Setelah pelayan pergi, Jack batuk dengan pelan: “Mari bicarakan urusan utama.”

Suchart dan Hacken Su menganggukan kepala, mengarahkan pandangannya pada dia.

Jack berkata: “Menurut informasi yang aku dapatkan, terakhir kali saat Deni Tong datang ke Thailand, dia pergi ke Bangkok yang berada dibagian Selatan, Pattaya, Phuket dan tempat lainnya, lalu datang lagi ke Chiang Mai, dan tertarik dengan beberapa tanah di Pattaya dan Chiang Mai, saat itu sudah menyuruh orang untuk melakukan riset pasar dan analisis proyek, hanya saja setelah itu istri dan anaknya diculik, baru buru-buru dibatalkan.”

“Dari pembicaraannya dengan Roman di telepon kemarin malam, dapat dilihat dia masih sangat tertarik dengan beberapa proyek itu, lewat beberapa hari dia akan datang ke Chiang Mai, kita harus memanfaatkan kesempatan ini, meyakinkan dia untuk bekerja sama dengan kita.

Tetapi kita tidak pernah melakukan bisnis real estat, tidak ada pengalaman dan sumber daya untuk dibagikan dengannya, dan juga dia tau identitas kita, kecuali Tuan Hacken Su. Masalahnya ada disini, mau meyakinkan dia bekerja sama dengan kita, apa yang bisa kita tawarkan untuknya.”

Jack tidak melanjutkan pembicaraannya, tetapi mengangkat gelas anggur dan minum sedikit, lalu melihat ke arah Suchart dan Hacken Su.

Suchart memutarkan gelasnya dengan pelan, sambil tertawa berkata: “Jack, kamu yang menyarankan untuk bekerja sama dengan Deni Tong dalam proyek real estat, kamu pasti sudah memikirkan caranya dari awal, jangan basa basi lagi, cepat katakan.”

Hacken Su juga menganggukkan kepala: “Jack, katakanlah, aku selain tidak dapat mengeluarkan jumlah uang yang sama dengan kalian, aku dapat menyelesaikan beberapa masalah pemerintah dan masalah bidang finansial.”

Jack tersenyum: “Tuan Hacken Su, kamu tidak usah khawatir dengan masalah dana, aku dan Suchart dapat menyelesaikannya untuk kamu, nanti malam kita bicarakan detailnya, yang perlu kamu lakukan adalah bidang aspek administratif dan finansial, yang pertama adalah penilaian lingkungan EIA dan sertifikasi komponen bangunan, serta proses persetujuan administratif lainnya, yang kedua adalah pinjaman bank, kita mau Deni Tong lebih cepat lebih lancar dalam mengambil pinjaman proyek di Thailand.

“Aku dan Suchart bertanggung jawab menyingkirkan semua hambatan non-administrasi dan finansial untuknya, dan juga kita harus mengubah kekurangan menjadi kelebihan, karena kita tidak pernah melakukan bisnis real estat, tidak ada pengalaman dan sumber daya, kita biarkan Deni Tong yang melakukan semuanya, kita gunakan uang yang benar-benar halal untuk membeli saham, bekerja sama membangun sebuah perusahaan dengannya, beri dia hak pengendalian dan pembuatan keputusan, manajemen operasi harian perusahaan, operasi proyek dan lain lain, kita tidak campur tangan sama sekali.

“Perusahaan Deni Tong pernah melakukan dua proyek di Malaysia, memiliki pengalaman yang cukup dalam operasi proyek di luar negeri, tim dia pasti akan melakukannya dengan sangat baik. Kita bisa membantunya mengambil tanah, pergi ke Bangkok, Pattaya, Phuket untuk membuat proyek pariwisata, sampai saat itu, kita hanya duduk sudah bisa menerima banyak uang.”

Setelah mengatakan kata-kata ini, Jack menghisap rokoknya, lalu mengambil gelas anggur, menanyakan pendapat aku, Suchart dan Hacken Su sambil mengocokkan gelasnya: “Menurut kalian bagaimana? Apakah Deni Tong mau bekerja sama dengan kita?”

Aku tidak mengatakan apa-apa, hanya merenung dengan menundukkan kepala.

Suchart dan Hacken Su juga mulai merenung.

Setelah beberapa saat, Suchart berbicara lebih dulu dan berkata: “ Jack benar, aku tidak ada pendapat, juga tidak ada yang ingin ditambahkan.”

Hacken Su juga mengganggukan kepala: “Jack, kalau dua tanah yang kamu bicarakan padaku kemarin, sertifikasi EIA dan komponen bangunan tidak ada masalah, kalau bank......seharusnya tidak ada masalah yang besar juga.”

Jack tersenyum dengan puas: “Bagus jika tidak ada masalah, tadi aku lupa mengatakan satu hal, kita harus membiarkan Roman bergabung, karena dia pernah menyelamatkan nyawa istri dan anaknya Deni Tong, Deni Tong berutang budi padanya, hubungan mereka berdua juga baik, Deni Tong sangat mengaguminya, kita harus menjadikan Roman perantara, untuk mempertahankan hubungan kita dengan Deni Tong.”

Suchart memandangku sambil tersenyum, mengaggukkan kepala dan berkata: “Ini memang sudah harus, aku juga sangat mengagumi Roman, dia ada pesona kepribadian yang unik, selalu bisa dengan mudahnya meyakinkan orang lain.”

Aku melambaikan tangan dengan rendah hati: “Tuan Suchart terlalu berlebihan, hal-hal yang harus aku pelajari dari kalian masih sangat banyak.”

“Haha, kalian lihat, karakter Roman yang rendah hati dan tenang, sudah jarang terlihat pada pemuda zaman sekarang.”

Jack juga ikut menyambungkan: “Kalian jangan lihat Roman biasanya sangat rendah hati dan tenang, sebenarnya dia ada sisi lain yang tidak takut terhadap apa pun, saat berada di dalam penjara, dia membuatku sangat menderita, selama bertahun tahun, dia adalah satu-satunya pemuda yang aku kagumi.”

Menghadapi pujian Jack dan Suchart, aku tidak tahu bagaimana membalasnya, hanya menundukkan kepala dan tersenyum tipis.

“Roman, terakhir kali masalah kamu menolong sandera, kantor polisi belum memberimu hadiah, ya kan? Hacken Su tiba-tiba bertanya.

Aku menjawabnya: “Iya, kata Carlos cara penghargaan sedang dibahas oleh atasan, mungkin akan diberi akhir-akhir ini.”

Hacken Su menganggukan kepala: “Iya, kalau begitu, aku akan memikirkan cara untuk menjadikan kamu sebagai warga negara kehormatan, diberikan oleh pemerintah kota, secara resmi diakui sebagai warga negara kehormatan, dapat menikmati sebagian besar perlakuan khusus warga Chiang Mai, termasuk tempat tinggal permanen dan kepemilikan tanah, boleh mengoperasikan real estat, kalau begini peran kamu dalam kerja sama dengan Deni Tong akan sangat besar.”

Semuanya terdiam, Jack mengerjapkan matanya: “Benar, benar, jadikan dia sebagai warga negara kehormatan, begitu akan jauh lebih mudah.”

Suchart juga menganggukkan kepalanya terus menerus: “Lumayan, ini adalah ide bagus, apakah ada kesulitan untuk pengoperasiannya? Apakah perlu melakukan sesuatu?”

Hacken Su menggelengkan kepala: “kesulitannya tidak besar, jika harus melakukan sesuatu, aku bisa melakukannya sendiri.”

“Baik kalau begitu, kamu sudah bekerja keras.”

Aku bersyukur dan langsung berkata: “Tuan Hacken Su, aku sangat berterima kasih.”

“Sama-sama.”

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu