Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 3 Pemikiran Dangkal

“Mimpi saja!” Elina berkata geram.

“Kalau begitu tidak ada yang bisa dibicarakan lagi, aku akan pergi bekerja.”

Aku tersenyum tipis, kemudian membalikkan badanku berjalan keluar, sambil berkata, “direktur, aku hanya ingin bekerja dengan baik, jangan selalu memintaku untuk pergi, aku tidak takut dan aku bersedia meladeni permainanmu sampai akhir.”

Setelah mengatakan itu dia langsung membuka pintu dan berjalan keluar.

Ada ruangan asisten di depan ruangan Elina, asisten yang sebelumnya seharusnya tidak tahu jika Elina akan memecatku, dia membereskan dokumen yang akan diserah tugaskan kepadaku, kemudian dia bisa dipromosikan ke posisi yang lain.

Aku mulai menyapanya dengan ramah, dan melakukan serah tugas pekerjaan, kebanyakan tugas yang diserahkan kepadanya adalah mengenai pemasaran dan jadwal kerja Elina.

Tidak lama kemudian, setelah serah jabatan asisten sebelumnya masuk ke ruangan Elina dan berpamitan kemudian langsung pergi.

Elina tidak memintanya tinggal, dan dia juga tidak menghubungiku.

Tidak lama kemudian ada seorang supervisor bagian personalia memintaku datang ke ruangannya dan menyarankanku untuk mengundurkan diri.

Aku langsung menolaknya tanpa ragu ragu.

Dia sudah membujukku beberapa kali, tetapi masih saja tidak berhasil, setelah itu ekspresi di wajahnya terlihat tidak mengenakan, bahkan menatapku begitu lama tanpa mengatakan apapun, dan pada akhirnya dia memintaku keluar dari ruangannya dengan tidak sabaran, setidaknya dia tidak mengakhiri kontrak kerja secara sepihak.

Ternyata dia tidak berani melakukan keputusan seperti itu.

Setelah kembali ke ruang kerjaku, perasaanku jauh lebih tenang, aku mulai memilah pekerjaan yang diberikan kepadaku, memahami jadwal Elina dan juga cara kerja yang berlaku di perusahaan ini, hingga apa saja yang harus diperhatikan, agar bisa menjadi asisten yang berkualitas dan bertanggung jawab.

Sepanjang hari, Elina hanya meninggalkan ruangannya pada saat jam makan siang, saat dia berjalan keluar dia tidak sedikitpun menatapku bahkan saat melewati meja kerjaku.

Kelihatannya dia mengabaikan dan tidak menganggap keberadaanku.

Tetapi pegawai yang lain malah begitu tertarik kepadaku, entah disadari atau tidak mereka sengaja melewati meja kerjaku, dan mulai memperhatikanku, berjalan dengan berbisik bisik.

Sore hari saat waktu pulang kerja, aku baru berani meninggalkan meja kerjaku setelah Elina juga pergi.

Di lantai bawah, dan di pintu keluar parkiran mobil kebetulan terlihat mobil Jaguar F-TYPE berwarna putih berjalan keluar dari parkiran, saat mobil itu melewatiku, Elina yang berada di belakang kursi kemudi di dalam mobil itu melihatku sekilas tanpa ekspresi apapun di wajahnya.

Ternyata dia adalah perempuan berduit.

Aku memakinya di dalam hati beberapa kali, kemudian mengalihkan kepalaku melihat dua orang yang berjalan tidak jauh dari tempatku berdiri, yang satu gemuk dan yang satu kurus, aku tidak mengenal orang yang kurus itu, tetapi satu orang gemuk yang lainnya.....

Dia adalah orang yang waktu itu memaksa Elina, dia juga orang yang sama yang mendapat pukulan dariku hingga membuatku dipenjara.

Mereka berdua memandang kepergian mobil yang dikendarai Elina, wajah dari laki laki gemuk itu terlihat begitu kejam, dan dia menggerutu entah apa yang sedang dia bicarakan.

Reaksi pertama yang ada di dalam pikiranku adalah jika laki laki itu ingin membuat masalah, jadi dia menyelinap ke deretan tanaman di depan, berjalan mendekat dengan tubuhnya yang tertutup terlindungi oleh deretan tanaman.

Setelah sedikit mendekat, aku baru bisa mendengar dengan jelas percakapan mereka berdua : “kak, apa perempuan cantik yang berada di dalam mobil itu lah yang membuatnya masuk ke dalam penjara?”

“Benar sekali.” Suara laki laki itu terdengar sangat kejam, “Elina perempuan sialan itu, entah cara apa yang dia gunakan pada waktu itu hingga membuat perusahaanku diperiksa polisi dan mendekam di penjara selama tiga tahun, aku tidak akan melepaskannya begitu saja.”

“Kita langsung saja culik dia atau...”

“Jika langsung menculiknya maka kita akan mendapatkan masalah, aku akan memberikannya sedikit obat, besok kamu meneleponnya dan mengatakan jika temanmu lah yang menghubunginya untuk membantunya mengganti perangkat lunak di komputer perusahaannya, kamu minta dia untuk keluar membahas bisnis, kamu manfaatkan kesempatan ini untuk memberinya obat, dan jika saat itu tiba.... cih, terserah kita mau bagaimana mempermainkannya, sekalian kita ambil fotonya nanti....”

Mereka berdua berbisik dan merencanakan rencana yang akan mereka lakukan, jarak mereka yang menjauh membuatnya tidak bisa mendengar lagi apa yang mereka perbincangkan, karena tidak ingin terpergok oleh mereka jadi aku memutuskan untuk tidak mengikuti mereka lagi.

Setelah melihat mereka menjauh dan hingga tidak terlihat lagi aku keluar dari tempat persembunyianku, tenggelam dalam pikiranku sambil menatap ke arah dimana mereka menghilang.

Laki laki gendut itu bernama Gedion, aku mengetahui informasi ini saat dulu aku memukulinya, sebelumnya dia adalah pemimpin sebuah perusahaan multinasional besar, tetapi jika mendengar dari pembicaraan mereka, pasti sekarang dia bukan siapa siapa lagi, Elina menggunakan berbagai macam cara untuk membuatnya masuk penjara dan hancur.

Mungkin perusahaannya sudah diperiksa dan terpergok melakukan hal yang tidak benar, dia tidak mungkin melakukan tindakan atau kejahatan yang serius.

Kelihatannya perempuan bernama Elina ini bukanlah perempuan biasa yang hanya memiliki banyak uang.

Gedion ini juga benar benar tidak waras, setelah dibebaskan dari penjara ternyata dia ingin membalaskan dendamnya kepada Elina, bahkan dia menggunakan cara rendahan seperti itu untuk membalaskan dendamnya.

Rendahan sekali.

Jika bukan karena rencana mereka yang sudah ketahuan olehku, mungkin nasib Elina akan sangat menyedihkan.

Tetapi apa hubungannya nasib Elina akan menjadi menyedihkan atau tidak denganku, bukankah aku selalu mengharapkan jika kehidupannya tidak akan berjalan dengan baik?

Dan juga Gedion si brengsek itu, Jika bukan karena saat itu dia mengganggu Elina, maka aku tidak akan masuk ke dalam penjara.

Lebih baik nasib mereka berdua tidak akan berakhir dengan baik.

Begitu memikirkan hal ini tiba tiba aku memiliki pemikiran yang berani di dalam hatiku, setelah mengalami semua kejadian itu aku ingin membuat Elina merasakan kejadian yang tidak sempat dia rasakan sebelumnya, kemudian menjebloskan Gedion ke dalam penjara sekali lagi.

Bagaimanapun juga pada saat itu Elina tidak beruntung, Gedion juga seharusnya masuk ke penjara dengan tuduhan pemerkosaan.

Besok mereka sudah akan mulai melancarkan rencananya, aku hanya perlu mengikuti Elina saja.

Keesokan harinya aku mendapatkan kartu kerja yang diberikan oleh perusahaan, di atas kartu kartu itu secara khusus ditandai dalam bahasa thailand, dan secara khusus juga memiliki tanda jika aku di ikut sertakan dalam persaingan proyek besar di Thailand.

Elina masih mengabaikan keberadaanku, dia tidak mengusirku, dia juga tidak membuangku

Saat ada beberapa rekan kerja dan pimpinan dari departemen lain yang datang ke ruangannya, aku hanya membantu mereka mengetuk pintu dan membukakan pintu untuk mereka, kemudian setelah itu aku kembali ke meja kerjaku dan melanjutkan pekerjaanku.

Saat jam makan siang, Elina pergi keluar untuk makan siang, aku diam diam mengikutinya, tetapi setelah selesai makan dia langsung kembali ke kantor.

Setelah waktu pulang kerja, aku menaiki taxi yang aku pesan melalui aplikasi di telepon milikku kemudian mengikuti mobil Jaguar yang dikendarai oleh Elina.

Ternyata benar, mobil yang dia kendarai itu menuju ke sebuah parkiran hotel, setelah Elina memarkirkan mobilnya dia langsung berjalan menuju restoran di lantai pertama di dalam hotel, alih alih menuju ke dalam ruangan, dia malah hanya berada di dalam lobi restoran.

Aku mengikutinya masuk, dan melihat Elina duduk satu meja dengan seorang laki laki yang kira kira berumur sekitar 30 tahunan.

Laki laki itu adalah si kurus yang kemarin bersama dengan Gedion, sikap dan tindakannya tidak seperti orang kaya, tetapi dia mengenakan setelan jas kelas atas, dan membuatnya terlihat seperti orang kaya baru.

Dalam hal seperti ini Elina tentu saja tidak menyadari jika dia berada dalam bahaya, mungkin dia berfikir jika mereka saat ini berada di dalam keramaian dan kerumunan banyak orang, dan siapapun tidak akan berani berbuat macam-macam kepadanya.

Aku berkeliling sebentar melihat kondisi di dalam restoran, aku juga mengetahui di mana pintu darurat berada, aku berjalan menuju tempat istirahat di dalam restoran yang sekiranya masih bisa mengamati pergerakan mereka, mendudukan diriku di atas sebuah kursi dengan memegang koran untuk menghalangi wajahku, aku membaca koran sambil mengamati Elina dan laki laki itu.

Lakilaki itu terlihat memesan anggur putih, tetapi Elina tidak meminum anggur itu ataupun minuman yang lainnya, dia hanya meminta air putih saja kepada pelayan.

Aku langsung mengikuti pelayan itu, dan di sebuah lorong aku melihat keberadaan Gedion, dia sengaja menjatuhkan identitas tanda pengenal di bajunya yang entah darimana dia mendapatkan benda itu ke atas lantai, dia juga terlihat mengatakan sesuatu kepada pelayan, saat pelayan itu memalingkan kepalanya, dia memasukkan sesuatu ke dalam gelas yang pelayan itu bawa.

Dia melakukan itu dengan sangat cepat, dan kejadian itu juga terjadi di lorong restoran, selain aku yang bersembunyi, mungkin tidak ada orang lain lagi yang melihat kejadian ini.

Dengan begitu gelas itu diantarkan begitu saja ke meja dimana Elina berada, dan Elina juga terlihat meminumnya hingga setengah.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu