Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 133 Permintaan

Aku tersenyum dan berkata : “maaf, Sherly, sebelumnya aku tidak menyimpan nomormu.”

“tidak apa, sebenarnya aku juga tidak menyimpan nomormu, saat melihat kontrak sewa rumah baru ketemu, tiba-tiba meneleponmu merasa agak seenaknya, tidak mengganggumu kan.

“tidak, tidak menggangu”

“begini, aku lihat kamu menyewa rumah hanya tinggal beberapa hari saja, setelah itu tidak kelihatan lagi orangnya, jadi agak khawatir, juga sedang bersiap untuk satu bulan, mau bertanya apakah kamu masih akan kembali tinggal. Jangan salah paham, aku tidak ada maksud lain, hanya takut kamu kelupaan, sudah bayar uang sewa kamar tapi selalu kosong, khawatir kamu buang-buang uang saja.”

Aku langsung tersadar, setelah dipikir-pikir, aku berterima kasih :“Sherly, terima kasih, setelah masalah rekaman yang lalu, aku terburu-buru untuk dinas ke Thailand, sekarang masih disini, kalau kamu tidak meneleponku, aku betulan lupa akan hal ini. Kalau kamar, saat itu aku membayar uang sewa untuk tiga bulan, lalu menambahkan satu bulan lagi, tapi dalam waktu dekat ini kemungkinan masih tidak bisa kembali, atau tidak kamu tolong bantu aku tanya ke penyewanya, apakah bisa mengakhiri kontrak sebelum waktunya, dan duitnya dikembalikan sebagian, kalau tidak bisa yasudah, tunggu sampai batas waktu penyewaan baru menarik uang deposit saja.”

Sherly tertawa dan berkata : “tidak perlu cari penyewa rumahnya lagi, setelah Sendi mereka pergi, sekarang akulah penanggung jawabnya, aku cari orang lain untuk menempati kamarmu, supaya dia menggantikan kamu, setelah dia membayar uang sewa dan uang depositnya, baru balikin punya kamu, apakah begini boleh?”

“tentu saja boleh, tapi aku takut merepotkan kamu.”

“tidak repot, kalau begitu begini saja, besok aku akan mengabari, secepatnya pasti akan ada orang yang datang.”

“baiklah, terima kasih ya, kamu lihat barang-barangku yang masih bisa digunakan tinggalkan saja, yang tidak bisa digunakan aku akan meminta temanku untuk kesana membereskannya.”

“sama-sama, barangnya kamu minta teman untuk datang ambil saja, disimpan supaya saat kembali nanti tidak perlu beli lagi.”

“baik, masalah rekaman yang sebelumnya tidak sempat berterima kasih padamu, sekarang malah merepotkanmu lagi dengan urusan kamarku, saat kembali ke Sheng Hai nanti, aku akan traktir kamu makan sebagai ucapan terima kasih.”

“baik, saat kembali nanti ingat untuk hubungi aku ya, oh ya, ingat nanti berikan aku nomor rekening, aku akan kembalikan uangmu.”

“aku akan add wechat kamu, kalau sudah saatnya kamu kabari lewat wechat saja.”

“baik.”

Setelah mematikan telepon, aku menambahkan wechatnya, dan mengobrol beberapa kata.

Aku memang lupa tentang sewa rumah, waktu itu aku membayar uang sewa untuk tiga bulan dan deposit satu bulan, baru tinggal beberapa hari saja, sekarang kira-kira sudah lewat sebulan, kalau memang bisa ditarik kembali, masih bisa mengambil kembali uang lima ribu lebih, bagiku duit ini bukanlah jumlah yang sedikit.

Selesai mengobrol lewat wechat dengan Sherly, aku menelepon Adham Luo, mengabarinya untuk pergi menemui Sherly besok, mengemas baju tidur dan barang sehari-hari atau sejenisnya dan menitipnya di tempatnya dulu, lagipula barangnya tidak banyak, cukup satu koper dan satu karung untuk menempatkan selimut, ada barang yang bisa dia pakai ya ambil dan pakai saja.

Suara Adham Luo terlihat agak pasrah, bilang tidak lama lalu, orang yang bernama Yonna ke Bar seorang diri, digoda oleh beberapa penjahat, dia tidak dapat menahan tangannya dan memberi pelajaran kepada para penjahat itu.

Akhirnya Yonna berubah menjadi semakin parah, hampir setiap malam hari datang ke bar menempelinya, pada malam dua hari yang lalu bahkan naik ke atas panggung dan menyatakan perasaan kepadanya, membuatnya ditertawai oleh rekan bar dan beberapa pelanggan lamanya yang familiar.

Adham Luo berada diambang kehancuran, bilang ingin ke Thailand untuk membuat perhitungan dengan Jack.

Aku bilang pihak Jack sedang bersiap untuk berperang, memintanya untuk tinggal di Sheng Hai dengan baik, walaupun ingin kesini, juga harus menunggu Jack menghabisi adiknya, memperkuat posisinya baru dibicarakan lagi.

Begitu mendengar perang Adham Luo langsung sangat semangat, setelah aku marahi habis-habisan barulah dia setuju.

Otak seperti dia itu memang sekali panas akan melakukan yang gegabah, datang kesini untuk berperang, takutnya bagaimana matinya juga tidak tahu.

Di hari kedua dia meneleponku, bilang kalau barangku sudah dipindahkan ke tempatnya.

Satu hari berlalu lagi, Sherly mentransferku uang sebesar sepuluh juta delapan ratus ribu rupiah melalui wechat, bilang sudah ada orang yang menyewa kamarnya, jadi mengembalikan padaku uang sewa untuk dua bulan dan uang deposit untuk satu bulan.

Kehidupanku juga mulai tenang, siang hari sering ke BTT untuk bekerja, setelah familiar dengan bagian prosedur dan tenik, Elina mulai melimpahkan pekerjaan pimpinan proyek dan komunikasi kepadaku, dalam grup projek tidak ada orang yang sulit diatur, pada dasarnya semua patuh terhadap ku, perkembangan projeknya juga sangat lancar.

Malam hari aku selain berdiam di hotel, aku pergi ke barnya Bruce, pokoknya tidak pergi ke tempat yang terpencil sendirian, menghindari memberikan kesempatan bagus untuk Clay.

Clay tidak menyentuh aku dan Bruce, kemungkinan karena belum ada kesempatan yang bagus, saat aku berjalan sesekali aku dapat merasakan ada seseorang yang sedang mengawasiku dalam kegelapan.

Beberapa hari ini Elina menjadi luang, karena aku yang menjadi penanggung jawab dari pekerjaan utama, tetapi dia tidak kembali ke Sheng Hai, masih menetap di Chiang Mai, hanya sering melihatnya menelepon menyampaikan pekerjaan atau rapat melalui video dengan orang dari kantor pusat.

Beberapa hari ini, aku dan dia selain komunikasi mengenai pekerjaan kantor, setelah waktu pulang kerja hampir tidak ada interaksi sama sekali.

Aku tidak berinteraksi dengan dia karena setelah mendengar perkataan Karry He itu, tidak ingin diriku sendiri berada di bawah keadaan yang memiliki kemungkinan untuk terlibat konflik keluarga Jack, melakukan interaksi yang terkesan intim dengannya.

Dia tidak berinteraksi denganku, mungkin karena hari itu di bar bertemu dengan seorang perempuan Thailand bertubuh seksi yang memelukku dengan romantis.

Begitulah kami berinteraksi seperti teman kerja pada umumnya.

Pihak Jack masih tenang, Timothy tidak mendapatkan dukungan yang cukup, sementara waktu masih belum berani untuk melakukan apa-apa terhadapnya.

Perusahaan Tekno ZWK sudah membagi gaji, gajiku yang rendah ditambah bagian ada sekitar dua puluh juta rupiah, persentase perorangan dalam proyek BTT berjumlah seratus empat puluh juta rupiah lebih, dipotong dengan seratus juta rupiah yang dibayar oleh Elina, persentase ditambah gaji dan subsidi akhirnya ada enam juta delapan ratus ribu rupiah lebih yang sampai ke tangan.

Ditambah beberapa ribu sebelumnya yang tersisa dari diri sendiri, aset perorangan total delapan puluh juta rupiah lebih, akhirnya bisa lepas dari kehidupan yang dilewati dengan meminjam uang untuk hidup.

Karena yang memiliki persentase terbanyak dalam proyek ini adalah aku, jadi saat hari pembagian gaji itu, aku mentraktir Elina dan semua kelompok proyek untuk makan.

Selama acaranya tidak terlalu banyak komunikasi secara pribadi dengan Elina, setelah makan juga tidak mengantarnya pulang, malah sendirinya pergi ke bar milik Bruce.

Malam itu, aku mendapat telepon dari Deni Tong.

Dia bilang : dalam beberapa hari aku akan datang ke Chiang Mai, untuk berbicara dengan beberapa temanku itu, kalau boleh, dia bisa menyuruh orang melakukan penilaian ulang proyek, sampai waktunya nanti baru akan ditentukan apakah akan melanjutkan proyek disini.

Dia mengajukan sebuah permintaan, saat bertemu aku harus ada di tempat.

Aku menyetujuinya, setelah menutup teleponnya, segera menelepon Jack.

Jack terlihat sangat senang, bilang besok dia akan datang ke Chiang Mai, dan mengajak Suchart dan Hacken Su, termasuk aku di dalamnya, empat orang bertemu sekali, membicarakan dulu akan menggunakan persyaratan bagus apa untuk menggerakan Deni Tong, beserta beberapa cara mereka bekerja sama.

Ketika dia mengajukan cara untuk bekerjasama, juga membawaku ke dalam, bilang kalau proyek ini berhasil, pasti akan ada bagianku.

Bukan uang, melainkan saham.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu