Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 193 Tidak boleh dibiarkan begitu saja

“Bukan, ketika aku memeriksa video pengawasan, menemukan bahwa dia pernah muncul didaerah perkotaan, juga telah menyelidiki bahwa dia memberli tiket kembali ke China pada jam 6, kemudian kami berjaga di bandara, namun dia tidak muncul dan tidak naik ke pesawat, kemudian tidak menemukan jejaknya lagi.”

“Dengan kata lain, dia telah mengetahui bahwa kalian akan menangkapnya?”

“Aku merasa bukan ini alasannya, dia seharusnya tidak khawatir dengan polisi, karena dia tahu kami tidak memiliki bukti. Yang dia takutkan seharusnya adalah kamu, aku melihat orang-orang Bruce disekitar bandara, apakah mereka disuruh olehmu? Clay mungkin menemukan orang Bruce dan tahu kamu begitu marah, tidak peduli apapun untuk menyerangnya, jadi dia bersembunyi, atau sudah menaiki mobil meninggalkan Chiang Mai.”

Aku tidak bertanya lagi, hanya mengerutkan kening lalu memikirkannya.

Perkiraan Carlos seharusnya benar, Clay seharusnya tidak takut kepada polisi, dia juga mampu menyewa pengacara yang bagus, tetapi dia pasti takut bahwa aku akan menyerangnya tanpa memperdulikan apapun, itu adalah sebuah masalah yang juga tidak bisa diselesaikan oleh pengacara.

Tampaknya, aku tidak seharusnya menyuruh Bruce pergi mencarinya, seharusnya membiarkan Carlos menangkapnya diam-diam terlebih dahulu, bahkan jika pada akhirnya tidak bisa membuatnya dihukum bersalah, tetapi juga dapat membuatnya tersiksa sedikit.

Tetapi dia seharusnya telah pergi sekarang, setelah menemukan orang Bruce muncul dibandara, dia pasti sudah menebak mereka datang mencarinya, jadi menyerah untuk menaiki pesawat dan menaiki mobil meninggalkan Chiang Mai.

Dia akan pulang ke China melalui tempat mana? Melalui daratan atau mengganti tempat lain untuk menaiki pesawat?

Kemungkinan yang pertama tidak begitu besar, melalui jalan darat kembali ke China harus menyeberangi perbatasan Laos, sangat merepotkan dan membutuhkan waktu yang lama dan juga tidak pasti dapat lancar melewati bea cukai.

Kemungkinan yang terakhir lebih besar, menaiki pesawat adalah yang paling praktis dan paling cepat, terkait dari tempat mana dia akan menaiki pesawat…………

Hal pertama yang terpikirkan olehku adalah Chiang Rai, ada dua bandara internasional di Thailand utara, Chiang Rai juga memiliki penerbangan ke China, jika Clay ingin kembali ke China maka kemungkinan yang terbesar adalah pergi ke Chiang Rai untuk naik pesawat.

Selain itu, Timothy berada di Chiang Rai, pergi kesana memiliki perlindungan dari Timothy, jadi dia tidak perlu khawatir dengan orangnya Bruce.

Memikirkan disini, aku berkata di telefon: “Carlos, dia mungkin pergi ke Chiang Rai, apakah kamu dapat menyuruh orang disana untuk menangkap?”

Carlos tampaknya sedikit kesulitan: “Tuan Roman, aku hanyalah seorang Sherif, hanya dapat memimpin staf di kantor polisi kami, tanpa surat perintah penangkapan Clay, orang di Chiang Rai tidak akan mendengarkanku, selama dia keluar dari Chiang Mai maka aku tidak bisa menangkapnya lagi.”

“Baiklah, kalau begitu aku akan mencari cara lain.” Aku tidak memaksanya lagi.

“Maaf, Tuan Roman. Aku tidak bisa membantumu kali ini, jika kamu masih membutuhkan bantuan lagi lain kali, kamu dapat memberitahuku.”

“Baik, terima kasih.”

“Sama-sama, selamat tinggal, Tuan Roman.”

“Selamat Tinggal.”

Menutup telefon dari Carlos, aku mencari nomor Jack lalu ragu untuk meminta bantuannya.

Chiang Rai adalah wilayahnya, menghalangi seseorang adalah hal yang kecil, tetapi…..aku masih tidak ingin dia terlibat untuk sementara waktu, ini tidak ada keuntungan baginya.

Jika orang Timothy mengawal Clay lalu bertemu dengan orang Jack yang menghalangi, dalam situasi seperti ini, apakah kedua pihak itu akan berperang?

Apakah akan membuat kedua saudara itu langsung mulai bertarung?

Ada kemungkinan seperti itu, bahkan jika kemungkinannya sangat kecil, aku juga tidak boleh mencobanya, walaupun peluang terjadi tidak begitu besar, namun perlu berhati-hati.

Jadi, hal ini tidak perlu merepotkan Jack.

Memikirkan sampai disini, aku mencari nomor Bruce lalu menelefonnya.

“Bruce, kemungkinan besar Clay dalam perjalanan ke Chiang Rai, dan juga mungkin belum jalan terlalu jauh.” Setelah telefon terhubung, aku langsung mengatakannya.

Bruce sedikit ragu: “Bagaimana kamu mengetahuinya?”

“Jika dia ingin kembali ke China, maka kemungkinan terbesar dia akan menaiki pesawat, jadi seharusnya akan pergi bandara internasional Chiang Rai.”

“Anjir, aku akan menyuruh teman Chiang Rai untuk menghentikannya, dia tidak bisa melarikan diri.” Bruce terlihat sedikit kesal.

“Apakah temanmu disana bisa? Disana adalah wilayah Keluarga Du, orangnya Timothy mungkin akan melindunginya, dia juga memiliki beberapa pengawal disisinya. Jika tidak bisa maka jangan memaksa, kalau tidak akan mencelakai temanmu, dan aku akan mencarinya lagi ketika kembali ke China.”

“Aku akan menyuruh mereka mencobanya, jika disampingnya tidak ada orangnya Timothy, maka aku akan menyuruh temanku menahan mereka. Sekarang aku akan membawa orang untuk menyusulnya.”

“Baik, kamu beritahu temanmu lebih berhati-hati, jangan mengambil risiko, jika memang tidak bisa, maka tidak apa-apa.”

“Baik, aku mengerti, sampai disini dulu, aku akan menutup telefon.”

Menutup telefon, aku masih sedikit khawatir, khawatir orangnya Bruce akan bermasalah dengan orangnya Timothy, jika membuat masalah menjadi besar masih tidak apa-apa, tetapi jika terjadi sesuatu dengan orangnya, itu sangat merepotkan.

Aku harap dia tidak begitu implusif, jika tidak bisa maka biarkan Clay pergi dengan selamat terlebih dahulu, lain kali aku akan memikirkan cara lain untuk menyerangnya lagi saja.

Setelah kembali ke China, cara sederhana dan kasar sekarang ini pasti tidak dapat digunakan lagi, lingkungan keamanan publik di China lebih baik daripada disini, jika dengan kekerasan hanya dapat membuat diri sendiri masuk penjara, jadi hanya bisa menggunakan cara lain.

Pasti selalu ada cara, jika ada dukungan finansial yang cukup, menyerang seseorang hanyalah sebuah hal yang sangat mudah dilakukan.

Terkait apakah nantinya akan terus menerus mendapatkan balasan dari pihak lain, ini tidak masalah bagiku, paling tidak hanya saling membalas sampai mati saja.

Menyimpan ponsel, ketika jalan kembali, aku tiba-tiba teringat dengan perkataan Elina “Jika saling menyerang maka kapan akan selesai.”

Apa yang dia katakan masuk akal, tetapi……sifatku memang seperti ini, sejak kecil tidak bisa menahan jika ditindas oleh orang lain, selalu membalas dendam jika ada dendam, tampaknya sedikit ekstrim.

Ketika berada didalam penjara, alasan saling bertarung dengan Jack karena masalah sikap ini, ketika baru masuk kedalam, itu bukan masalah jika dia meninju ku beberapa pukulan, tetapi dia malah menggunakan berbagai cara membuatku sebagai kesenangannya, jadi aku tidak bisa menahannya.

Sebenarnya, terakhir kali ketika orangnya Clay menyerangku diluar klub penembakan, dan hampir membuatku sekarat, pada saat itu aku tidak berpikir untuk membalasnya, karena aku tahu dia hanya ingin membantu adiknya balas dendam, ini adalah hal yang normal.

Tetapi kali ini berbeda, kali ini ada Elina ditempat kejadian, orangnya tetap bertindak, sama sekali tidak peduli apakah akan melibatkan orang yang tidak bersalah.

Selain itu, mereka juga membawa pistol.

Ini berarti bahwa kemungkinan ingin mengambil nyawaku.

Masalah sudah terjadi sampai seperti ini, aku juga tidak bisa menahannya lagi. Jika aku tidak memperdulikan ini, tidak melakukan pembalasan apapun, hanya akan membuat pihak lain merasa aku sangat lemah dan dapat ditindas, nantinya mungkin akan menjadi semakin keterlaluan lagi.

Oleh karena itu, masalah ini tidak boleh dibiarkan begitu saja.

Kembali ke meja makan, begitu aku duduk, Elina menatapku dengan pandangan bertanya.

Aku sedikit menggelengkan kepala kearahnya, kemudian berdehem, lalu berkata kepada Wenny, Bayu dan lainnya: “Hmm…….maaf, di Chiang Mai muncul masalah medesak, jadi aku dan Direktur Elina harus bergegas kembali malam ini, kami sudah memesan tiket, penerbangan jam 9 malam, maaf tidak bisa menemani kalian bermain disini.”

“Hha?” Mereka tertegun sejenak.

Wenny mengerutkan kening dan bertanya: “Sangat mendesak? Apakah tidak boleh jika besok kembali?”

“Memang sangat mendesak, jika besok baru kembali maka tidak sempat lagi.”

“Baiklah, jika memang seperti itu, mengurus kerjaan lebih penting, lain kali jika ada waktu luang baru keluar untuk berkumpul lagi.” Tatapan Wenny sedikit kecewa, tetapi masih tersenyum seperti tidak memperdulikannya.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu