Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 34 Mempertaruhkan segalanya dalam sekaligus

Pria itu mengerutkan keningnya, lalu melihat sekilas ke belakang, dia sepertinya tahu apa arti bekas luka ditubuhku, dia tidak terlalu gampang meremehkan musuh, tetapi meminta intruksi dari orang dibelakang.

Mereka adalah orangnya Bruce, aku telah melihat beberapa wajah yang tidak asing tadi, aku pernah berjumpa dengan mereka di Bar Carat.

Setelah pria itu menoleh ke belakang, seseorang diantara kerumunan orang dibelakangnya berkata ‘tidak masalah’ dalam Bahasa Thailand.

Dia menoleh kembali, menganggukan kepala kepadaku, kemudian membungkukkan badan dan mengangkat tangannnya, membuat gerakan Muay Thai yang biasa dilakukan, dengan perlahan mendekatiku langkah demi langkah dalam lingkaran.

Aku mengambil nafas dalam-dalam, meletakkan kedua tanganku didepan lalu menatapinya dengan erat.

Aku belum pernah melawan orang yang berlatih Muay Thai, tetapi aku tahu bahwa itu sulit dihadapi, dapat dikatakan sangat berbahaya, ketika memiliki jarak sulit untuk menahan teknik mendengkul dan teknik menendang pihak lain, dan ketika mendekatkan jarak, teknik menyikut pihak lain akan lebih membahayakan.

Ini bukan sedang berada di atas ring tinju, mereka akan menggunakan serangan siku untuk mematikan orang.

Tetapi aku hanya bisa mendekatkan jarak, kalau tidak aku tidak bisa mengalahkan pria kekar yang berlatih Muay Thai dihadapanku ini, jika menggunakan teknik mendengkul, maka kakiku mungkin akan patah kapan saja.

Hanya bisa melawan tanpa terduga, mempertaruhkan segalanya dalam sekaligus baru bisa memiliki kesempatan untuk menang.

Pria itu membuat lingkaran lalu perlahan mendekat, ketika jaraknya cukup, tiba-tiba mengangkat kakinya, sebuah teknik mendengkul mengarah kepadaku dengan kejam.

Aku tidak sempat untuk menghindarinya, jadi menahan tubuhku kebawah, lalu menahannya menggunakan paha luar kaki kiriku.

Pada saat ditendang olehnya, pahaku sangatlah sakit seperti hampir patah, kekuatan yang sangat besar itu hampir membuatku tidak dapat berdiri.

Dia menyimpan kakinya, lalu menendang kearahku dengan kejam lagi.

Ketika melihat jelas dia baru mengangkat kakinya, aku menahan rasa sakitnya, berjalan kedepan dengan langsung, mendekatkan jarak, lalu sekali lagi menahan posisi lutut teknik mendengkulnya dengan paha, dan pada saat bersamaan memberinya sebuah pukulan.

Dia menghindari pukulanku, tetapi karena kekuatan sebuah kakinya yang menendang kearahku, membuat tubuhnya sedikit goyah.

Dalam waktu singkat ini, aku bergegas ke hadapannya, tetapi saat ini kepalan tangan kananku masih belum tersimpan kembali, dan karena kebiasaan, tangan kiriku masih berada disisi tubuhku. Bagian kepala dan dada berjumpa, sama sekali tidak ada pertahanan, juga tidak ada ruang untuk menghindar.

Dia tentu saja tidak akan melepaskan kesempatan bagus ini, sebuah pukulan keras mengarah ke wajahku.

Pada saat itu, aku mendengar suara jeritan Wendy.

Tetapi disaat dia meninjuku, aku memberinya dorongan kuat, menggunakan dahiku memukul kearah wajahnya dengan kuat.

Kepalan tangannya melewati bagian belakang kepalaku, dan adapun dahiku dengan kuat memukul kearah hidungnya.

Pukulan ini sangat kuat, sangat kuat sampai kepalaku sendiri pusing.

Dia dengan langsung terjatuh, menutupi hidungnya lalu berteriak kesakitan.

Aku tidak mengambil kesempatan bergegas kesana untuk melawannya, dan hanya berdiri ditempat dengan tenang, menunggu kemunculan Bruce.

Ada aturan dalam pertarungan tunggal, jika pihak lain terjatuh, maka sudah dinyatakan kalah.

“Piak Piak ……” Tiba-tiba sebuah tepuk tangan terdengar di kerumunan.

“Roman, tidak disangka ternyata kamu begitu hebat.” Bruce sambil memuji, sambil berjalan keluar dari kerumunan.

Aku tidak terburu-buru untuk berbicara, mengeluarkan rokok lalu menyalakannya, setelah mengisapnya, baru mengangkat kepala melihat Bruce, dan berkata: “Tuan Bruce, apa maksudmu ini?”

Bruce tersenyum palsu berkata: “Tidak ada maksud lain, hanya ingin satu kakimu, dan mengambil kembali sesuatu yang seharusnya tidak kamu miliki.”

Aku masih sangat tenang: “Katakan terlebih dahulu, siapa yang mau membeli sebuah kakiku? Aberko?”

“Bukan dia, Aberko hanyalah seorang perantara.” Bruce menggelengkan kepalanya, “Aku hanya mendengar Aberko mengatakan bahwa adalah orang kaya China, dan juga sangat muda, tetapi aku tidak berjumpa dengan orangnya, dia hanya menelefonku lalu memberiku 2 juta baht untuk mematahkan sebuah kakimu, dan dia juga sangat langsung, setelah selesai menelefon, dia menyuruh Aberko membawa 2 juta baht mencariku, dan lunas membayar semuanya terlebih dahulu.”

“Mark, aku seharusnya terpikirkan dia dari awal.” Aku tidak bisa menahan untuk menggelengkan kepala, lalu berbicara sendiri.

Aku tahu bahwa dia akan mencari cara untuk menyerangku, tetapi tidak disangka akan begitu cepat, dan juga akan menggunakan cara yang begitu langsung.

Sangat praktis, dan waktunya juga sangat tepat. Pada hari Festival Songkran bermain-main menyemprotkan air dijalanan sekitar ratusan orang adalah hal yang normal.

Berteriak minta tolong juga tidak bisa, suara orang-orang yang diluar bermain sangat keras, dan juga selama aku berteriak, maka mereka pasti akan mengikuti bersorak, dapat dengan cepat menenggelamkan suaraku.

Bencana hari ini, mungkin tidak dapat dihindari lagi.

Aku hanya bisa berharap mereka tidak melakukan apapun terhadap Wendy, kalau tidak aku akan merasa bersalah.

Melihatku terdiam, Bruce tertawa canggung lalu berkata: “Roman, sebenarnya aku merasa kamu tidak begitu buruk, setidaknya tidak seperti Aberko sangat munafik, tetapi aku tidak mengerti mengapa kamu bisa membuat begitu banyak masalah, dan juga…..China kalian sepertinya adalah sebuah pepatah mengatakan mengambil uang orang lain, belakangnya adalah…….aku tidak begitu ingat bagaimana mengatakannya. Intinya, aku juga tidak bisa membantumu, karena aku sangat suka uang, nanti kamu menahannya saja, aku akan menyuruh mereka melakukannya dengan cepat.”

“Hehe, mengambil uang orang lain, maka membantunya mengurus masalah, aku dapat mengerti itu, tetapi tadi kamu mengatakan akan mengambil kembali sesuatu dariku, sepertinya aku tidak pernah mengambil barangmu, kan?”

“Kamu sudah mengambilnya.” Raut wajah Bruce sedikit muram, “2 video, satu adalah kamu pergi ke bar ku diam-diam merekamnya, dan satunya lagi adalah ketika Aberko memberiku uang, kamu diam-diam merekamnya juga.”

Aku tiba-tiba teringat: “Ternyata adalah video, apakah Tuan Bruce khawatir bahwa aku akan memberikan video itu kepada polisi, dan melaporkan kepada mereka bahwa kamu melakukan pemerasan?”

“Hhu, baguslah kalau kamu mengetahuinya, hapuslah di video itu dengan patuh, tidak boleh meninggalkan jejak apapun, termasuk video Avara yang kamu kirim kepada BTT, juga harus mencari cara menyuruhnya hapus, kalau tidak aku akan membuatmu tidak bisa berjalan keluar dari Chiang Mai.”

Bruce mengubah nada bicara baiknya tadi, raut wajahnya juga berubah menjadi muram.

“Tuan Bruce telah khawatir berlebih, jika aku akan memberikan video itu kepada polisi, maka aku sudah menyerahkannya dari awal, tetapi aku tidak akan pernah melakukannya, karena aku ingin Aberko menghabiskan uang tetapi tidak bisa mendapatkan proyek BTT, ingin membuatnya mengalami kerugian.”

“Hehe, alasanmu bagus, tetapi sayangnya aku tidak bisa mempercayaimu, kamu sudah terlalu licik.”

“Ini……”

Aku menghela nafas tanpa daya, menundukkan kepalaku untuk berpikir sejenak.

Aku memang tidak akan menyerahkan video itu kepada polisi, karena jika polisi menangkap Bruce, maka Aberko dapat mengambil kembali jutaan baht yang diberikan kepada Bruce itu.

Ini bukanlah yang kuinginkan, aku hanya ingin membuat Aberko menghabiskan uang tetapi pada akhirnya tidak mendapatkan apapun.

Tetapi sekarang video bukanlah intinya lagi, aku dapat menghapusnya, sekarang yang terpenting adalah bagaimana meninggalkan tempat ini dengan aman, setidaknya pergi dengan semua anggota badan lengkap.

Mereka ada ratusan orang, meskipun orang-orang diluar adalah sembarangan orang yang ditarik untuk meramaikan atau hanya sebagai penutup, tetapi setidaknya ada puluhan orang didalam, ingin melarikan diri keluar adalah hal yang mustahil, selain itu masih harus membawa Wendy.

Dengan patuh membiarkan Bruce mematahkan kakiku?

Mustahil, itu bukan gayaku.

Sebelum kakiku dipatahkan, setidaknya aku harus menggigit beberapa potong daging ditubuh Bruce.

Ketika orang lain ingin berbuat kejam, maka aku akan lebih kejam.

Ini barulah aku.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu