Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 498 Pertolongan yang Mengejutkan

Hilda pingsan setelah kami tahan, Fima melihatnya dengan tatapan yang tegang, kemudian melihat kami, ekspresinya sangat panik dan tidak berdaya.

Suasana hatiku sangat kacau, awalnya mengira kami sudah menemukan jalan keluar, tidak disangka terakhir masih tetap seperti ini, kami tidak hanya tidak menggunakan "teleportasi" untuk kabur dari pulau ini, Hilda malah terkena pengaruh dari suara lonceng.

"Semuanya, masalah ini sudah membuktikan jika yang dikatakan Elina dengan Roman adalah benar, jika kita semua masih mau tetap di sini, maka kita harus melakukan persiapan untuk menghadapi kebahayaan yang muncul dengan tiba-tiba."

Fox Hu berkata dengan suara yang berat.

Dalam waktu yang pendek semuanya sudah hampir kembali normal, hanya Kaila yang ekspresinya tidak puas sedang menggerakkan kepalan tangannya ke udara di depannya.

Aku berkata, "Benar, tidak peduli bagaimanapun, kita semua harus tetap tinggal di sini untuk lanjut memantau, jika kita bisa menemukan alasannya, maka kita sudah bisa pulang."

Walaupun berkata seperti ini, tetapi hatiku tidak ada keyakinan sama sekali, tidak ada yang lain lagi, pulau yang aneh ini sungguh membuat kami semua sangat kecewa.

"Betul, lagipula sekarang kita tidak bisa keluar, lebih baik kita menggunakan waktu ini untuk berpikir apa yang terjadi saat kita melakukan persembahan."

Elina di belakangku juga sudah kembali normal, dia mengatakan dengan pelan.

Semua orang menjadi diam, Alex berkata, "Jujur saja sampai sekarang kita hanya tahu ada tulang ayam pegar di bawah altar, sisanya tidak tahu, bahkan metode persembahan juga tidak tahu, sangat sulit jika ingin mendapatkan metodenya."

Aku tertawa berkata, "Begini saja, tidak peduli bagaimanapun kita semua tidak bisa kembali ke hutan di luar lagi, kita hanya bisa menetap di sini, kami akan menyelidiki baik-baik dalam dua hari ini. Dua hari lagi kami akan ke hutan melihat apakah ada ayam pegar, jika ada maka kami membawa satu ekor pulang untuk dicoba pelan-pelan, pasti akan berhasil. Lagipula di sini juga tidak ada hewan buas yang ukuran besar, jika kita bisa menahan suara lonceng itu, masalah keamanan tidak perlu dipikirkan."

Kini kepala Kaila seperti ayam yang sedang mematuk beras, "Betul, betul, kini anakonda di luar pasti sangat benci dengan kita, jika kita berani keluar, dia pasti akan keluar untuk menelan kita. Dan juga ada harimau gigi pedang, yang paling penting adalah ada ulat pemakan manusia di padang rumput itu."

Membahas sampai sini, wajah Kaila dengan tidak alami menjadi pucat.

Aku menghela napas berkata,"Tidak ada yang menyangka jika masalah bisa berubah menjadi tahap seperti ini, saat itu hidup kita semua sedang dalam bahaya, jika tidak berikan mereka sedikit pelajaran, mungkin kita dari awal sudah meninggal di hutan sebelumnya."

"Uhuk uhuk huk..."

Perkataanku baru selesai, tiba-tiba terdengar suara batuk dari belakangku, kemudian Fima dengan senang berteriak, "Hilda, kamu sudah sadar? Bagus sekali."

Fima tadi sedang mendengar perkataanku dengan serius, kini dia langsung berlari ke depan Hilda lalu menopangnya berdiri sambil bertanya, "Sekarang kamu tidak apa lagi, kan?"

Wajah Hilda sedikit pucat, dia menggelengkan kepala berkata, "Tidak apa. Aku... apa yang terjadi padaku tadi?"

"Tadi kamu membuat kami semua terkejut. Untungnya kami bereaksi dengan cepat dan memukulmu hingga pingsan, jika tidak, tidak tahu apa yang akan kamu lakukan."

Fima mengeluarkan lidahnya dan berkata dengan marah, "Tadi kamu hampir ingin membunuh kami."

Tatapan Hilda langsung menjadi erat, dia dengan panik berkata, "Bukan, kalian harus percaya padaku jika aku tidak sengaja. Aku juga tidak tahu kenapa, aku hanya merasa kepalaku sangat berat kemudian pingsan."