My Tough Bodyguard - Bab 497 Menyelamatkan orang

“Hanya mengandalkan kamu sendiri?” Di mata Constantine terbersit sinar bahaya.

“Kamu masih mengeluh sedikit?” senyum Robert.

“Meskipun kamu tingkat dewa terlarang, namun, hanya mengandalkan dirimu sendiri, ingin melawan sepuluh kapal perang di atas samudera ini, aku pikir ini adalah ocehan gila kamu.” kata Constantine dengan dingin.

“Tidak mencoba, siapa yang tahu?” sahut Robert.

Buummm!

Sebuah peluru ditembakkan, tubuh Robert seketika terpencar dan menjadi angin ringan.

“Semua armada memasuki persiapan kondisi perang!” Constantine segera menurunkan perintah.

Dalam sekejap, semua orang di sepuluh kapal perang mengambil senjata, menjaga dan menghimpun semangat yang tinggi, jangan sampai Robert menyerang mendadak di tempat armada mereka sendiri.

Namun kira-kira sudah lewat sepuluh menit, di permukaan laut tidak ada gerakan, Robert juga tidak muncul lagi.

“Apa yang terjadi?”

“Wind Stalker … …orangnya mana?”

“Apa mungkin mati karena ledakan tembakan rudal tadi?”

“Ha…ha, mungkin saja.”

“Ampun deh, kalian yang benar saja, dia adalah dewa terlarang dengan tingkat tinggi, mana mungkin mati karena ledakan rudal?”

“Sehebat apapun hanya seorang dengan tubuh manusia, bagaimana mungkin rudal tidak bisa membuat mati dirinya? Kamu pikir kekuatan dari sebuah rudal sangat kecil?”

“Betul, betul, dewa terlarang memang sangat hebat, namun bagaimanapun hanya seorang manusia, sebuah rudal menembus dirinya, dan ditahan dengan tubuh manusia pasti akan mati tanpa meninggalkan jasad.”

“Siapa yang melepaskan peluru kendali tadi? Benar-benar berjasa besar!”

Para prajurit satu per satu membicarakan.

Hanya petinggi armada yang dengan wajah serius, terutama Mayor Jenderal ke atas, tidak melonggarkan kewaspadaan.

Karena mereka tahu, bisa disebut dewa terlarang bukan tidak ada sebabnya.

Tidak akan membuat kesalahan dengan tingkat kekuatan yang tinggi.

Panggung dunia sangat kejam, tidak ada kekuatan yang sesungguhnya, tidak akan bisa dilanjutkan.

Kalau hanya karena sebuah rudal dan bermimpi untuk bisa membunuh seorang dewa terlarang, sama dengan mempunyai pikiran yang aneh.

Jika Wind Stalker tidak mati karena rudal, maka dia bisa ke mana?

Sejak menyatakan perang hingga sekarang, sudah lewat sepuluh menit, tapi tidak menemukan jejaknya, apakah dia hanya berlagak dan menggertak, berpura-pura dan bermain?

Ini sama sekali bukan sifat Wind Stalker… …

Constantine menopang dagunya, berulang-ulang menerka-nerka, tenggelam dalam pikirannya.

“Gawat!”

Mendadak, sepertinya dia teringat sesuatu, pandangannya dengan cepat memandang ke arah posisi pintu masuk kabin kapal perang.

“Halangi dari situ!” teriak Constantine sambil menunjuk pintu masuk.

Meskipun para prajurit tidak mengerti mengapa harus berbuat demikian, tapi perintah dari Letnan Jenderal tidak berani tidak mendengar, dengan segera melangkah cepat menuju pintu masuk kabin kapal.

Namun sudah tidak sempat.

Buuummm! ! !

Sebuah suara ledakan yang sangat keras muncul dari dalam kabin, seperti semburan air yang meledak, prajurit yang dekat pintu masuk, satu per satu mengeluarkan suara yang mengerikan, terkena serangan yang hebat hingga menubruk jatuh ke lantai.

Di dalam lapisan debu, sebuah sosok dengan kecepatan tinggi menyerbu keluar, melangkah di atas angin dalam sekejap mata sudah ada di udara.

“Wind! Stalker!”

Menatap dua bayangan di udara, muncul rasa tidak rela dari wajah Constantine.

Robert pelan-pelan berbalik, melihat Constantine yang berdiri di geladak, dengan senyum berkata : “Tuan Letnan Jenderal, kamu terlambat selangkah, sangat disayangkan.”

Robert mencegat sepuluh kapal perang ini, tujuan utamanya adalah untuk menyelamatkan Jessy.

Setelah jelas dengan sasarannya, semua gerakan Robert, adalah untuk ke tempat Jessy disekap.

Mengumumkan perlawanan dengan sepuluh kapal perang karena ingin membuat gerakan semu dan mengelabui mereka, agar perhatian pasukan elite armada semuanya tertuju di geladak.

Dan dalam kabin, penjagaannya kosong.

Meskipun ada yang mengawasi Jessy, namun hanya beberapa orang, bahkan Robert tidak perlu bersenjata, dengan gampang bisa mengatasi mereka.

Saat ini Jessy sedang pingsan, mata tertutup dengan tenang dan penuh intelektual, bagaikan mawar yang tertidur di malam hari.

Dengan satu tangan mengapit di samping pinggangnya, Robert melambaikan tangan dan berkata : “Selamat tinggal, semuanya.” Setelah menyelamatkan Jessy, harus mempertimbangkan masalah meloloskan diri.

“Wind Stalker, kembalikan orangnya.” Saat ini Constantine dengan dingin berkata.

Kali ini giliran Robert yang curiga telinganya salah mendengar : “Apa kamu bilang? Kembalikan padamu?”

“Benar.” Constantine menggangguk.

Robert terkekeh : “Benar-benar maaf, orangnya sudah aku rebut, tuan Letnan Jenderal, jika kamu tidak puas, boleh bertarung denganku.”

“Tapi kamu harus pikir baik-baik, lingkungan yang ada angin adalah arena utamaku, di sini selain air laut, yang paling tidak kekurangan adalah angin laut, jika kamu merasa bisa mengungguli aku, maka cepat datang untuk bertarung.” Robert mengulurkan tangan ke arah Constantine dan membengkokkan jari telunjuknya.

“Wind Stalker, kamu tidak takut dengan rudal?” tiba-tiba Constantine bertanya.

“Benar-benar tidak takut.” sahut Robert.

“Tubuhmu dalam sekejap bisa menjadi angin. Ini adalah sebuah kemampuan yang sangat hebat.” keluh Constantine.

“Biasa-biasa saja. Ketiga di dunia.” kata Robert puas.

“Kamu bisa bergerak setiap saat, juga menghiraukan semua serangan rudal dan senjata api, tapi nona Jessy sepertinya tidak memiliki kemampuan itu.” kata Constantine tiba-tiba.

Mendengar kata ini, wajah Robert berubah murung : “Tuan Letnan Jenderal, apa maksud dari kata-katamu?”

“Sederhana saja, kembalikan orang, kalau tidak, kami akan membakar nona Jessy, ini namanya lebih baik mati terhormat daripada hidup terhina!” Constantine berfilsafat.

“Tuan Letnan Jenderal, aku sarankan kalau bicara perhatikan sopan santun.” ujar Robert.

“Tuan Wind Stalker, kalau kamu tidak ingin kekasihmu mati dengan ledakan rudal, maka jangan bertindak semau sendiri.” kata Constantine sambil tersenyum.

“Tuan Letnan Jenderal, kamu sombong sekali.” kata Robert dengan nada dingin.

“Orang yang sombong itu adalah kamu.” Dengan datar Constantine berkata : “Meskipun kamu adalah dewa terlarang, namun hanya mengandalkan kamu sendiri, berdasarkan apa kamu bisa merebut orang dari tangan sepuluh kapal perang ini?”

“Jika kamu ingin semua orang ikut hancur, maka jangan ragu-ragu untuk menembak, namun ada kalanya orang harus bisa bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukan, harap setelah kamu melepaskan tembakan, jangan menyesal dengan keputusan sendiri.” Selesai bicara, Robert di udara berbalik sambil membawa Jessy bersiap untuk pergi.

“Tembakkkkk!”

Melihat punggung Robert yang berbalik dan berlalu pergi, Constantine tanpa ragu mengulurkan tangan dan diayunkan ke bawah.

Whoooooosh!

Buuummmm!

Seketika, sepuluh kapal perang semuanya mulai menembak meriam!

Sebuah pemandangan yang sangat spektakuler, nyala api menerangi langit, lalu di belokan atas udara, terseret ekor yang panjang, menyerbu lurus ke arah Jessy.

Duarr…duarr…duarr! !

Sementara itu, para prajurit melepaskan tembakan ke arah dua bayangan di udara, dan penuh suara gemuruh.

Tembakan yang gencar dan bau mesiu yang bisa membuat kepala orang kesemutan, menyerbu ke arah Jessy, jika itu adalah orang lain, dalam sedetik pasti langsung mati.

Namun Robert pasti tidak akan mengizinkan hal seperti itu terjadi.

“Jurus dinding angin.”

Robert mengulurkan satu tangan dan menahan di depan.

Sesaat, di udara yang kosong muncul sebuah dinding yang sangat besar yang terbentuk dari kekuatan angin, dan melindungi mereka berdua dari serangan amunisi!

Tidak peduli itu rudal ataupun peluru senapan semuanya berhenti di depan dinding angin.

Buummmm!

Rudalnya meledak di dinding, dengan kekuatan yang dahsyat menggetarkan permukaan laut, dan menimbulkan gelombang.

Dari kejauhan, para prajurit dalam kapal perang bisa merasakan panas serasa dipanggang dan menyesakkan napas, namun dua orang di balik dinding angin, dengan jarak yang sangat dekat malah tidak merasakan pengaruh apapun.

Karena tingkat kepekatan angin yang tebal, menyebabkan dinding angin ini bahkan bisa dilihat dengan mata telanjang, warnanya transparan, tapi bisa terlihat jelas ada tanda dinding di udara.

Melihat adegan ini, semua orang di kapal perang menjadi kaget, mereka tidak menyangka Robert memiliki cara seperti itu.

“Ini, ini adalah dewa terlarang?”

“Kita tadi semua melepaskan tembakan yang bisa menghancurkan satu kota, tapi tidak bisa membunuh dua orang ini?”

“Sangat mengerikan.”

“Seorang dewa angin sudah begini hebat, tiga dewa terlarang lainnya yang terkenal, seberapa kuatnya?”

“Empat dewa terlarang, bagiku adalah empat monster aneh.”

Para prajurit berbisik pelan.

Setelah melancarkan serangan pertama dinding angin, Robert dengan satu tangan memeluk Jessy, melangkah di atas angin dan kembali lagi ke hadapan sepuluh kapal perang.

“Kamu memakai jurus dinding angin, tapi tidak kabur?” tanya Constantine mengeryitkan dahi.

“Sudah kubilang tadi, orang harus membayar atas perbuatannya.” Robert dengan satu tangan memeluk Jessy, dan mengeluarkan tangan kanannya yang kosong, dengan telapak tangan menghadap ke atas, sebuah angin topan skala kecil, pelan-pelan terbentuk : ”Tuan Letnan Jenderal, tindakanmu tadi sudah sangat keterlaluan.”

“Aku adalah Letnan Jenderal World Government, dengan orang seperti kamu, tidak ada yang namanya keterlaluan.” dengus Constantine.

“Cuma seorang Letnan Jenderal, sudah begitu angkuh? Sungguh percaya diri.” tawa Robert.

“Wind Stalker, kamu jangan lupa daratan dengan kehebatanmu, World Government tidak akan melepaskanmu!” Constantine menatap lurus dan tajam pada Robert, seakan-akan ingin memakannya.

“Karena aku sudah bicara baik-baik, kamu yang tidak mau mendengarkan, jadi kalian tinggal di sini saja untuk menjadi santapan ikan hiu.” kata Robert menghela napas.

Mendengar kata ini, Constantine tidak tahan untuk tidak tertawa, dengan tak gentar berkata : “Baik, aku ingin melihat, bagaimana caramu membuat aku masuk ke dalam laut dan menjadi santapan hiu.”

“Oke, kamu akan segera mengetahuinya.” Robert mengejek.

Dengan pelan dia meletakkan Jessy di samping, dengan kekuatan angin menopang tubuhnya, dan menambah satu tingkat dinding angin lagi, untuk mencegah serangan dari yang lain.

Setelah itu, tangan kiri Robert menekan pinggangnya sendiri, pergelangan tangannya bergerak seperti membuka kunci.

“Swastika.”

Ucap Robert.

Di panggung dunia, jika kekuatan bersenjata adalah lambang seorang super jagoan.

Maka.

Swastika adalah lambang seorang dewa terlarang.

Kekuatan dewa terlarang, bersumber dari angin api petir listrik tanah, lima unsur besar.

Namun kekuatan unsur ini benar-benar mengerikan, jika tidak dilemahkan, orang di sekitar sama sekali tidak mampu menerima tekanan udara yang ganas dan tinggi.

Demi untuk tidak mempengaruhi orang di sekitar, pertama ada dewa api yang memikirkan untuk melemahkan kekuatan ini.

Untuk itu sementara menyegel kekuatan unsur dan hanya menyisakan seperlima saja.

Tidak hanya dewa api, dewa terlarang lainnya juga sama, melihat satunya seperti itu, yang lain juga mengikuti.

Andaikan ingin melepaskan semua kekuatan yang sebenarnya dari kekuatan unsur ini, harus buka kuncinya.

Yaitu Swastika.

Di bagian pinggang ada satu lapisan hitam, muncul sebuah lambang Swastika dan menghilang begitu cepat.

Bummm! ! !

Saat ini sebuah kekuatan yang sangat besar terpancar keluar dari tubuh Robert, permukaan laut bergelombang, air laut meluap-luap, badai menderu-deru, langit tertutup rapat oleh awan gelap!

Dampak dari situasi ini membuat kapal perang bergetar, semua orang yang ada di kapal merasakan tekanan udara yang ganas dari tubuh Robert, merasa putus asa hingga sulit untuk bernapas.

Brukk!

Brukk!

Banyak perwira tidak bisa menerima tekanan udara tinggi ini, satu per satu jatuh terduduk dengan pandangan mata yang lesu.

Letnan Kolonel dan Mayor Jenderal masing-masing bersusah payah untuk bertahan, namun ekspresi wajah menunjukkan penderitaan.

Dan Letnan Jenderal Constantine yang paling tinggi kekuatannya di armada ini, keringat dingin mulai berderai-derai, menggertakkan gigi dan berkata : “Bajingan, tidak disangka kamu menyembunyikan kekuatan sebenarnya!”

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu