My Tough Bodyguard - Bab 67 Aku Takut Kamu Membebani

"Robert, selama ini kamu di kantor, selain dari 100 miliar awal-awal itu, sepertinya kamu sudah tidak ada bisnis lain lagi kan?" Kata Hugo sambil tersenyum dan menyindirnya seolah sedang melihat dia sedang dipermalukan.

Semua orang menatapi Robert, jawaban Robert sama saja mengumumkan kemenangan dari pertaruhan ini.

"Memang sudah tidak ada lagi." jawaban Robert sangatlah singkat.

Hugo tersenyum dengan bahagia, "Kalau begitu apakah kamu bisa menjalankan taruhannya sekarang?"

Robert malah mengelengkan kepalanya, wajah Hugo menjadi marah, "Robert, kamu ingin ingkar janji?"

"Tentu saja bukan, bukannya ini masih belum sampai waktunya pulang kerja? Tunggu saja, jam setengah lima saja kita lapor hasil kerja kita, tinggalkan 30 menit, yang kalah buatlah show untuk semua orang." kata Robert sambil menunjukkan jam tangannya.

Hugo tidak tahan dan berkata, "Robert, apakah bagus jika kamu menunda waktu seperti ini? Aku tidak percaya kamu bisa menggunakan waktu satu hari untuk mengalahkan bisnisku seharga 20 miliar!"

"Belum tentu, mana tahu aku diberkati oleh dewi keberuntungan?" kata Robert sambil tersenyum.

Hugo menyindirnya, "Baik, tunggulah keberkatan dari Dewi keberuntunganmu saja!" Seusai berkata, dia berbalik ke tempat kerjanya sendiri dan menunggu kedatangan pukul 4.30.

Robert mengerakkan bahunya dan terus main teleponnya, George mendekat dan berkata dengan panik, "Adik Robert, Hugo ini sungguh tidak tahu diri, dulu dia tidak akan pernah menyinggung orang seperti ini, jika tidak, perlukah aku pergi nasehati dia dulu?"

"Tidak perlu, jika dia memang ingin beradu, maka aku akan melayaninya." Kata Robert sambil tersenyum.

"Tapi bulanmu ini selain dari 100 miliar itu memang tidak ada lagi yang lain, 40 miliar yang dikatakannya sepertinya tidak sepenuhnya, setidaknya ada 46 miliar menurutku."

"Kak George, kamu tidak perlu khawatirm tidak perlu, pergilah sibuk dengan pekerjaanmu." Robert menolak kebaikan dari George.

Setelah selesai main satu game, Robert meletakkan teleponnya dan menatapi Hugo yang sedang minum teh, tatapannya terlihat tidak baik.

46 Miliar?

Ingin aku merealisasikan taruhan?

Dasar Keparat!

Jika ingin malu, maka aku akan mengabulkanmu!

.........

Dengan cepat, seorang wanita cantik yang tidak disangka oleh semua orang muncul didalam kantor.

Ketua Finansial, Stella Bai, satu dari 4 wanita cantik di Perusahaan besar Mo, wanita cantik yang paling baik, dia nyaris adalah wanita impian semua karyawan.

Kedatangannya membuat semua karyawan divisi bisnis sangatlah kaget, apa yang mengundangnya kemari? Sepertinya Stella tidak pernah datang kemar sebelumnya.

Bahkan manager Fan saja terkejut, dia bergegas keluar dan tersenyum dengan jijik, pertama karena jabatan Stella lebih tinggi dari pada dirinya dan Stella juga adalah wanita impiannya juga, "Ketua Finance Bai, ada apa Anda datang ke divisi bisnis?"

"Kenapa, tidak ada apa-apa aku tidak boleh datang kemari?" kata Stella sambil tersenyum, senyumannya sangatlah indah hingga sulit untuk dideskripsikan.

Tidak hanya Andy saja yang melongo menatapinya, semua karyawan divisi bisnis juga turut tercengang, Andy bergegas membenarkan ekspresnya dan berkata sambil tersenyum, "Perkataan macam apa itu, Divisi Bisnis senantiasa menyambut kedatangan Anda!"

"Kali ini aku datang untuk mencari seseorang." Stella menatapi Robert yang sedang bermain hp.

Andy kaget, ini sungguh tidak biasa!

Divisi Finance dan Divisi bisnis adalah dua divisi yang sering berkontak, biasanya karyawan divisi Finance juga akan datang kemari tiap hari untuk memanggil orang menandatangani bisnis, tapi biasanya yang datang adalah karyawan biasa, kecuali jika mendapatkan bisnis yang penting atau bisnis besar, barulah akan menyuruh karyawan tingkatan manager untuk memanggil orang.

Tapi kali ini malah adalah Stella yang selaku ketua Finansial datang kemari untuk memanggil orang, apa maksudnya ini sudah sangatlah jelas sekali, Andy sangatlah penasaran, bisnis apa yang sebenarnya diselesaikan oleh Robert ini hingga bisa membuat perusahaan begitu mementingkannya?

Disaat Andy masih sedang berpikir, Stella sudah berjalan kehadapan Robert dan tersenyum, "Tuan Robert, aku tidak menyangka kita akan bertemu secepat ini, ikutlah denganku, Nona Menghan masih sedang menunggumu."

"Jangan mendesakku, aku tunggu aku selesaikan game ini dulu." semua pikiran Robert berada pada permainan di hpnya, dia tidak mengangkat kepalanya dan langsung menjawab.

mendengar perkataannya, semua karyawan divisi Bisnis yang mendengarkannya salut terhadap Robert!

Andy juga marah besar, dasar Robert, demi main game dia menyuruh Ketua Finance untuk menunggunya disamping, apakah ini masuk akal?

Stella malah terlihat penasaran, dia sangatlah penasaran dengan game yang membuat Robert begitu tertarik, dia lalu melirik kearah layar Robert dan melihatnya dengan senang.

Setelah game berakhir, barulah Robert lega, dan melihat Stella yang menonton permainannya, lalu bertanya, "Kamu juga main?"

"Tidak pernah main, tapi sepertinya menarik, apakah kamu punya waktu untuk mengajariku?" tanya Stella.

"Tidak, butuh waktu adaptasi yang sangat panjang bagi pemula untuk bermain game ini, aku takut kami membebani." kata Robert dengan serius.

satu per satu karyawan divisi bisnis ingin mencekik Robert.

banyak dari mereka yang memainkan game yang dimainkan oleh Robert juga, dan ada juga yang kemampuannya lebih bagus daripada Robert juga, permintaan semacam ini dari Stella, jika digantikan dengan lelaki manapun dari divisi bahkan seluruh perusahaan saja pasti akan dikabulkan dan akan meletakkan semua pekerjaan ditangannya dan mengajarinya dengan fokus!

Tapi Robert yang tidak tahu diri ini, dia bahkan mengatakan bahwa dia akan menjadi beban dan tidak ingin mengajarinya!

Dasar, malah dia yang menjadi benar?

"Baiklah, game juga sudah selesai dimainkan, kita juga tidak boleh menyuruh Nona Menghan menunggu terlalu lama, ayo pergi." Robert berdiri dan berkata kepadanya.

Lobby Perusahaan besar Mo, Ruang Rapat.

Menghan sudah menunggu hingga tidak sabaran, sekali melihat Robert masuk, dia langsung berkata dengan marah, "Tuan Robert, kamu ini sungguh parah, aku sudah menunggumu selama 30 menit."

Rpbert berkata dengan tegas, "Maaf sekali Nona Menghan, tadi aku mengurusi masalah pekerjaan. Tidak ada cara lain, sebagai salah satu karyawan Perusahaan Besar Mo, aku punya rasa tanggung jawab yang tinggi, masalah tadi sangatlah penting bagi perusahaan, jadi aku harus menyelesaikannya dulu. Lagi pula, jika kau tidak menyelesaikan pekerjaan ditanganku dulu, dan langsung datang mengurus kontrak denganmu, bukankah ini tidak hormat bagimu dan bagi pekerjaanku juga?"

Sambil berkata, Stella yang berdiri dibelakang Robert terus saja menahan tawa, orang lain tidak tahu, namun dia tahu, itu bukanlah masalah pekerjaan, hanya saja dia main game saja.

"Sudahlah, anggat kamu jujur, aku memaafkanmu!" kata Menghan, dia juga tidak benar-benar marah, hanya saja dia akrab dengan Robert, makanya gaya bicaranya lebih santai.

Mereka lalu duduk, kerjasama tingkat ini tentu saja tidak hanya ada Robert dan Menghan, masing-masing dari mereka membawa tim mereka, termasuk pengacara, penemani, dan juga pendebat, masing-masing pihak terus saja ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Setelah pertarungan yang sengit, akhirnya kedua perusahaan ini sepakat.

Perusahaan Obat City Farmasi resmi menjadi dinaungi oleh Perusahaan Besar Mo, segala bentuk jenis publikasinya harus membawa nama Perusahaan Besar Mo, Perusahaan Besar Mo akan menjamin dengan kemampuan yang maksimal untuk mensupply obat-obatan, semua keuntungan dari penjualan obat-obatan harus dibagi rata dengan Perusahaan besar Mo.

Pengacara dari kedua belah pihak bolak-balik untuk melihat kontraknya dan setelah yakin tidak ada masalah, Robert dan Menghan lalu menandatangani kontraknya.

Menghan terlihat tersenyum puas, meskipun keuntungannya dibagi rata, namun Perusahaan Besar Mo akan mensupply obat-obatan secara gratis, ini membuat Perusahaan Obat City Farmasi langsung menghemat pengeluaran untuk membeli obat-obatan mentah.

Yang paling pentingnya adalah, Perusahaan besar Mo tidak akan mencampuri level kemanajerian Perusahaan Obat City Farmasi, dengan kata lain adalah mereka menemukan sebuah sandaran.

Dengan adanya Perusahaan Besar Mo sebagai Sandaran, maka kedepannya tidak akan diincar lagi oleh kekuatan kaum kapitalis lagi, jika ada yang mengincarnya juga harus jaga-jaga.

"Tuan Robert, kali ini kamu adalah penyaksi kerjasama kali ini, kedepannya harus banyak berkontak." Menghan mengulurkan tangannya dan tersenyum memesona.

"Tentu saja." Robert menganggukkan kepalanya dan bersalaman lalu berbalik dan berkata kepada Stella, "Ketua Finance Bai, kali ini hitungannya adalah bisnis yang aku dapatkan kan ya? apakah aku dapat insentif?"

Stella tercengang, lalu bergegas berkata, "Tentu saja ada, kerja sama kali ini dengan perusahaan Obat City Farmasi sangatlah penting, bahkan akan mengubah strategi perusahaan setengah tahun kedepan." setelah berhenti sejenak, barulah dia berkata dengan hati-hati, "Jika tidak diluar dugaan, maka insentifmu akan lebih dari ratusan miliar."

"Wah, ada sebanyak itu?" sekarang giliran Robert yang kaget.

"Boss Robert, sampai saat itu jangan lupa traktiran." ledek Stella, dia sangat populer di perusahaan, tidak hanya mengandalkan kecantikannya saja, kepintaran dan kecantikannya sama-sama dibutuhkan.

"Tenang saja." kata Robert sambil melambaikan tangannya.

Menghan yang berada disamping tidak tahan dan berkata, "Eh, eh, eh, Tuan Robert, apakah kamu tergila-gila dengan uang? Disituasi seperti ini sepertinya kurang bagus jika mendiskusikan hal seperti ini."

"Duh, aku tidak punya hobby biasanya, aku hanya saja suka uang." kata Robert sambil tersenyum.

Mendengar perkataannya, Menghan kehabisan kata-kata.

Rapat tanda tangan kontrak selesai, Robert kembali ke divisi bisnis, langsung ada segerombongan karyawan datang dan menanyakan mengenai apa yang terjadi.

Hal seperti ini biasanya tidak bisa dijaga terlalu lama, apalagi Robert juga tidak ingin menjaganya, dia langsung mengatakannya dan langsung mengundang kehebohan.

"Wah, benarkah? Perusahaan Obat City Farmasi memilih untuk bekerja sama dengan kita?"

"Tidak disangka bahwa mereka akan memilih untuk bekerjasama dengan kita."

"Ini adalah sebuah bisnis yang sangat besar sekali, pengaruh ekonomi yang dibawanya sudah tidak bisa dihitung menggunakan uang lagi."

Para karyawan terus berdiskusi, mereka sungguh tidak bisa percaya.

"Hmm, sudah sampai detik ini, kamu masih membual, kamu juga tidak takut kekenyangan!" Disaat ini, sebuah suara terdengar, itu adalah Hugo.

Mengenai kerjasama yang dikatakan oleh Robert, dia tentu saja tidak percaya, sekalipun jika Perusahaan Obat City Farmasi akan bekerja sama dengan Perusahaan Besar Mo, juga bukan urutannya Robert untuk pergi menandatangani kontrak, Robert hanyalah seorang pemula di divisi bisnis, dia mana mungkin punya hak seperti itu?

"Terserah kamu percaya atau tidak." Robert meliriknya.

Hugo tersenyum dan kembali ke tempatnya, dia memang tidak percaya, tapi tatapan Robert tidak seperti berbohong, entah kenapa, hati Hugo perlahan merasa tidak tenang.

"Mungkin kebanyakan berpikir." nasihat Hugo terhadap dirinya sendiri.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu