My Tough Bodyguard - Bab 438 Orang berpendidikan memang repot

"Kak Robert, kalau tidak, kamu ikut aku pulang saja." Camila berkata setelah bimbang sejenak.

"Benar-benar tidak usah, kamu cepat kembali, jangan buat Lily menunggu lama." Robert tertawa.

"Baiklah kalau begitu." Camila berkata sambil mengerutkan keningnya, tidak tahu mengapa, hatinya merasa gelisah, namun tidak tahu apa alasannya.

Setelah menatapi Camila pergi, Robert pun duduk, berbaring di rerumputan yang miring, kedua tangannya terlipat di belakang kepalanya, dengan hening memandang ke langit penuh bintang.

Pohon dedalu bergoyang di hembus angin, di sekitar sangat hening, tidak ada suara sedikitpun.

Tidak tahu sejak kapan, para turis dan pasangan kekasih di daerah pariwisata menghilang, suasana seperti ini membuat orang merasa seram.

Namun Robert seperti tidak merasa apa-apa, bahkan masih bersiul, terlihat sangat santai.

Setelah selesai bersiul satu lagu, Robert pun menguap, berkata dengan suara mengantuk: "Kalau tidak keluar, maka aku sudah mau pulang tidur."

Setelah keheningan sejenak, di daerah pariwisata Orange Isle, keluar sekelompok besar orang berpakaian hitam dari seluruh arah.

Kira-kira, setidaknya ada 1000 orang, mereka sudah mengusir orang dari Orange Isle, dalam waktu 1 jam ini, tidak ada yang boleh masuk ke daerah pariwisata.

Orang-orang ini jelas adalah orang-orang terlatih, setelah mengepung Robert, mereka tidak buru-buru menyerang, namun sengaja menambah tekanan.

Coba pikirkan, kalau orang biasa, malam-malam begini jalan-jalan di daerah pariwisata, tiba-tiba dikepung sekelompok orang, bagaimana perasaannya?

Kaget, bingung, ketakutan....

Orang biasa harusnya sudah meledak dari tadi.

Sayangnya, orang-orang ini menggunakan taktik seperti ini untuk menghadapi Robert, sama sekali tidak ada efek, dia tetap sedang memandangi langit penuh bintang, mulai bersenandung sebuah lagu yang bagus, didengar secara teliti, lagu yang dia senandungkan adalah lagu baru Camila [Autumn Memories].

"Sahabat Robert benar-benar berseni, memang penulis lagu." sebuah suara berat seorang lelaki terdengar dari kelompok orang.

Sekelompok orang itu otomatis membuka jalan, seorang lelaki paruh baya melangkah keluar.

Dia memakai baju kasual berwarna abu-abu, wajahnya terlihat lembut, dia memakai kacamata hitam, terlihat sangat rapi dan berpendidikan.

Kalau bukan keadaan sekarang yang sangat menakutkan, hanya melihat lelaki paruh baya ini, pikirnya dia adalah orang biasa yang datang jalan-jalan di daerah pariwisata ini.

"Kak, kamu sangat berkharisma, terlihat sangat berpendidikan, aku hampir merasa orang-orang ini bukanlah bawahanmu." Robert meliriknya sejenak, berkata mengejek: "Kalian orang-orang underworld sekarang sudah mulai memperhatikan imej?"

"Sahabat Robert tidak usah merasa aneh, pekerjaan asliku adalah seorang dosen di Universitas Jingzhou." lelaki paruh baya itu tersenyum hangat.

"Dosen utama?" Robert bertanya.

"Benar." Lelaki paruh baya itu mengangguk.

"Wah, hebat, kamu baru 40an kan, diumur begini sudah bisa jadi dosen utama, sangat hebat." Robert mengacungkan jempol.

"Tidak ada yang aneh, kemampuanku bagus, tapi bisa menjadi dosen utama, aku memakai sedikit jalan cepat, merebut posisi orang lain. Sahabat Robert juga tahu, kita orang-orang yang hidup di Underworld, tidak begitu baik hati." Lelaki paruh baya itu mendorong kacamatanya, senyumnya tetap lembut.

Robert menyalakan sebatang rokok, tidak lanjut berbicara.

Tidak peduli di rumah sakit atau universitas, dosen dibagi menjadi dosen utama dan asisten dosen.

Memang terdengar tidak ada bedanya, tapi dua jabatan ini, kedudukan dan perlakuan terhadap mereka sama sekali tidak sama.

Semua guru, asalkan meneruskan penelitiannya, rajin mengikuti seminar dan training, sangat gampang bisa menjadi asisten dosen.

Tapi dosen utama tidak sama.

Harus dinilai dan harus ujian, tingkat kesulitannya sangat tinggi.

Dan yang lebih penting, posisi dosen utama di universitas sangat sedikit, harus disetujui oleh seluruh ketua, baru bisa berpartisipasi dalam seleksi.

Yang berarti, bisa menjadi dosen utama, prestasi akademik saja tidak cukup, koneksi dan aspek keseluruhan lebih penting.

Lelaki paruh baya itu adalah pemimpin sebuah geng besar di kota Jingzhou, juga memiliki jabatan sebagai dosen utama, identitas ganda ini sangat berbeda, bahkan Robert saja terkejut.

"Memang ibukota provinsi, bahkan mafia saja mempunyai kedudukan tinggi, tersebar di seluruh sudut kota, hebat hebat." kata Robert.

"Tidak ada cara lain, aku adalah orang yang suka belajar namun tidak hati-hati melangkah ke dunia gelap, tidak bisa keluar lagi." Lelaki paruh baya menggelengkan kepalanya: "Aku kenalkan diri dulu, margaku Li, Harrison Li. Aku suka orang lain memanggilku Dosen Li, kamu kalau tidak keberatan....."

"Dosen Li, apa kabar." Robert berseru.

Harrison Li mengangguk puas: "Aku dari Geng Handa, seperti yang kamu lihat, orang-orang di belakangku semua adalah anggota dari Geng Handa."

"Kakak-kakak semua, halo." Robert sangat ramah dan berkata: "Saya baru pertama kali datang ke Jingzhou, tidak mengerti peraturan disini, tidak tahu apakah saya telah melakukan kesalahan dan menyinggung kalian, mohon beritahu saya."

"Kamu tidak menyinggung kita, tapi, kamu menyinggung seseorang yang tidak seharusnya kamu singgung." Harrison berkata datar.

"Roy Gong?" Robert bertanya.

"Sepertinya, sahabat Robert sadar." Harrison berkata.

"Orang yang pernah kusinggung tidak sedikit, tapi, yang bisa memiliki dendam sebesar ini dan membayar geng besar untuk mencari masalah untukku, setelah kupikir-pikir, hanya ada Tuan Gong ini, terlebih lagi, kalian menunggu sampai Camila pergi baru keluar, hal ini juga sangat cocok dengan Roy Gong." Robert tertawa.

"Tidak melukai Nona Shen, ini adalah satu-satunya syarat Tuan Gong." Harrison berkata dingin.

"Cintanya sungguh dalam." Robert berkata.

Harrison melihat Robert dari atas sampai bawah, sambil menggelengkan kepala sambil mendecak lidah: "Tuan Gong telah memberitahuku beberapa hal mengenaimu, sama dengan Tuan Gong, aku juga merasa kesal dan lucu.

Sangat aneh, kalau kamu memiliki latar belakang dan keluarga yang sama seperti Tuan Gong, pantas saja.

Tapi orang biasa sepertimu, paling hebat juga hanya jenius di bidang musik, berani-beraninya berebutan Nona Shen dengan Tuan Gong?

Kamu tahu Nona Shen itu orang seperti apa tidak? Tuan Gong orang seperti apa? Kamu mengerti apa arti pasangan dari lahir?"

"Kalau begitu kamu tahu tidak, aku orang seperti apa?" Robert balik bertanya.

"Kamu? Bukannya seorang penulis soundtrack?" Harrison berkata merendahkan.

Robert tidak melawan, dia melihat ke orang-orang di sekeliling, tertawa: "Geng Handa begitu menganggap tinggi diriku, hanya menghadapi seorang penulis soundtrack yang tidak bisa apa-apa, malah memakai begitu banyak orang."

"Uang Tuan Gong banyak, otomatis mau menjalankan misi ini dengan sempurna, setidaknya harus ada harga diri." Harrison menjelaskan.

"Apakah malam ini aku sudah pasti mati?" tanya Robert.

"Kira-kira." Harrison tertawa.

Dia tepat mau berbicara, tiba-tiba ponsel di saku bajunya berbunyi,

"Hmm?"

Harrison mengerutkan kening, mengeluarkan ponselnya, dia melihat sejenak layar ponselnya, matanya seketika berubah mendalam.

"Halo?" suara Harrison kembali lembut, seketika, auranya juga berubah, kembali menjadi seorang dosen universitas yang tidak berbahaya sama sekali.

Panggilan ini tidak lama, setelah 2 menit, Harrison menutup telepon.

Dia menyimpan ponselnya, berbalik dan berkata kepada salah satu bawahannya dengan suara kecil: "Ada masalah darurat di universitas, aku kembali dulu, orang ini kuserahkan padamu."

"Baik." bawahan itu mengangguk.

Setelah memesan beberapa hal, Harrison pun berbalik melihat Robert, menunjukkan senyum hangat: "Sahabat Robert, sangat disayangkan, aku tiba-tiba ada urusan, tidak bisa terus menemanimu disini lagi."

"Pergilah Dosen Li, urusan murid lebih penting." Robert menunjkkan ekspresi mengerti.

"Sampai jumpa." Harrison berkata dengan mata dingin, matanya yang melihat Robert seperti melihat orang mati.

"Sampai jumpa, kalau ada kesempatan, aku akan pergi ke Universitas Jingzhou untuk menghadiri kuliahmu." Robert tertawa berseri-seri.

"Semoga saja, tapi, ada sekelompok teman-temanku ini menemanimu, takutnya kamu tidak akan punya kesempatan ini." selesai berbicara, Harrison pun berbalik badan dan pergi.

Anggota-anggota Geng Handa yang ada disini tidak akan sesopan Harrison Li, mereka langsung menyerang, ingin membunuh Robert, tidak menghabiskan waktu dan tenaga.

Mereka sama sekali tidak mengerti kenapa Harrison mau berbicara begitu lama dengan seseorang yang akan meninggal, orang berpendidikan memang repot.

Kalau bukan karena kedudukan Harrison di dalam Geng tinggi, adalah ketua mereka, juga ada nama panggilan 'Otak dari Geng Handa', mereka pasti sudah kehilangan kesabaran.

"Hey, kamu ingin mati dengan cara apa?"

"Membiarkanmu memberi hormat kepada leluhur, berenang mengelilingi Sungai Xiang?"

"Kubur hidup-hidup saja, hehehe."

Muka setiap orang muncul ekspresi jahat.

Robert mematikan api rokok, membuka matanya secara perlahan, irisnya sudah berubah menjadi warna maroon, sangat mencolok di kegelapan malam.

"Iris merah."

Waktu seperti terhenti, ekspresi semua orang membeku.

Robert kembali mengeluarkan sebatang rokok, memasukkan puntungnya ke dalam mulut, kemudian mengambil mancis dari saku seorang anggota Geng Handa yang berdiri di sampingnya.

Cetek, cetek, cetek.

Angin malam sangat kencang, sudah beberapa kali api mancis tertiup angin dan langsung mati.

"Berhenti."

Bibir Robert terbuka sedikit.

Pohon dedalu yang bergerak mengikuti angin seketika berhenti, bahkan aliran air sungai yang tertiup angin juga tenang seketika.

Hanya dengan satu kata, angin berhenti dan ombak menenang.

Cetek.

Kali ini, api mancis berkobar dengan stabil.

Robert menghembuskan segumpal asam rokok, kemudian menghancurkan mancis, melangkah pergi.

Meninggalkan daerah pariwisata, dia berdiri di atas jembatan, melihat seluruh Orange Isle, ratusan anggota Geng Handa itu tetap berdiri di tempat.

Merah di iris matanya memudar perlahan, akhirnya kembali ke warna mata normal.

Bruk!

Satu anggota Geng Handa jatuh.

Bruk!

Bruk!

Bruk!

Semakin banyak orang jatuh, tidak sampai satu menit, ratusan orang anggota Geng Handa, sudah jatuh di atas lantai, tidak tahu hidup atau mati!

"Kalian ini, sama sekali tidak tahu kekuatan sesungguhnya." Robert berkata ringan.

......

Hotel.

Camila memarkir mobilnya, bahkan tidak sempat memakai aksesorisnya, dia terburu-buru naik lift, untungnya sudah sangat larut, tidak ada orang.

Setelah kembali ke kamar hotelnya, Camila pun melihat manajernya, Lily, duduk di sofa ruang tamu, dengan santai minum kopi.

"Lily, kamu bukannya bilang ada urusan darurat?" Camila bertanya sambil mengerutkan kening.

"Camila, kamu lihat sekarang sudah jam berapa, memanggilmu pulang tidur, bukan termasuk urusan darurat? Kamu adalah seorang figur publik, harus menjaga kulitmu, tidak boleh tidur terlalu malam...." Lily menarik Camila duduk, mengomel panjang lebar.

Camila menghirup nafas dalam: "Lily, kamu kenapa bisa tahu aku tadi di Orange Isle?"

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu