My Tough Bodyguard - Bab 226 Cincin Berlian Pink Juga Kubeli

"Saldo tidak cukup?"

Mendengar ini, semua orang pun terkejut.

Candy pun bingung, walaupun dia tidak tahu jelas latar belakang Robert, tapi setelah akhir-akhir ini mencari tahu tentangnya, dengan kemampuan Robert, sesuai dengan perhitungannya seharusnya Robert mampu membeli cincin berlian.

Kalau tidak, Robert tidak akan sepede itu saat membeli cincin berlian senilai lima puluh juta ini.

Gerald pun memijat kepalanya yang sakit, karena dia adalah teman lamanya sekaligus teman baiknya Robert, tentu saja dia tidak ingin melihat Robert kesulitan.

Tapi di samping itu, dia adalah manager toko Cartier ini, toko ini adalah bisnis keluarganya, kalau cincin ratusan ribu, Gerald bisa memakai uangnya sendiri dan memberikannya kepada Robert sebagai hadiah pernikahannya, tapi ini adalah cincin lima puluh juta, Gerald tentu saja tidak bisa membantunya.

Sebaik apapun hubungan mereka, juga ada batasnya, lima puluh juta, Gerald mampu memberinya, tapi dia merasa ini sangat tidak pantas.

Siapa juga yang mengeluarkan uang lima puluh juta, membeli sepasang cincin, lalu diberikan ke temannya? Orang kaya juga tidak seperti itu.

Awalnya Gerald mengira Robert mampu membeli cincin ini.

Alhasil malah begini, dia merasa sangat canggung.

Netty yang berdiri di samping pun menyindir: "Lihat, lihat, tadi aku bilang apa? Lihatlah dia semiskin itu, aku sudah tahu dia tidak mampu membelinya, masih saja berlagak kaya!"

Setelah itu, Netty juga berkata kepada Aldo: "Sayangku, lihatlah, pria ini tidak mampu membeli cincin ini, bagaimana selanjutnya kamu seharusnya sudah tahu kan."

Aldo merasa sedikit kasihan kepada Robert, dalam keadaan seperti ini, gagal pamer adalah hal yang sangat memalukan, kalau jiwa pria ini tidak bisa menerimanya, maka akan menjadi beban pikirannya selama hidupnya.

Setelah batuk-batuk sebentar, Aldo pun berkata: "Hei anak muda, kalau memang tidak bisa beli, kamu pergi saja, cincin ini sudah jadi milikku."

Semua pandangan tertuju kepada Robert, ekspresi Robert masih belum berubah, sepertinya dia sudah tahu kalau kartu yang satu ini saldonya sudah tidak cukup.

"Saldonya berapa?" Tanya Robert.

"Totalnya delapan juta." Jawab pegawai toko, kalaupun Robert tidak mampu membeli cincin berlian itu, tapi uang delapan juta ini, sudah cukup membuatnya serius menghadapi customer ini.

"Anak muda, kalau tidak cukup uang jangan sok dong, delapan juta mau beli cincin berlian mahal, jangan turut meramaikan disini!" Aldo mengingatkannya.

"Kata siapa aku tidak bisa beli?" Tanya Robert.

Aldo kaget, dan melihat Robert mengambil dompetnya dan mengeluarkan sebuah kartu bank berwarna hitam.

Kartu ini, bukan keluaran bank dalam negeri, di atas kartu terdapat logo Citibank, salah satu bank terbesar di seluruh dunia!

Netty tidak melihat ada yang spesial dari kartu itu, dia pun memurungkan mulutnya dan bertanya: "Sombong sekali punya dua kartu? Aku tidak percaya di kartumu ini ada uang empat puluh juta."

"Diam kamu!" Aldo mengerutkan alisnya, dia berbisnis dan tentu tahu kartu ini kartu Citibank. Dia merasa aneh, karena kartu citibank yang dipakai oleh customer-customernya adalah kartu biasa, tidak jauh berbeda dengan kartu bank lainnya.

Tapi kartu yang ada di tangan Robert ini, berwarna hitam polos, hanya ada logo Citibank di atasnya, bahkan nomor kartu juga tidak tercetak di atasnya.

Berdasarkan pengalamannya, Aldo merasa kartu yang ada di tangan Robert ini sangat tidak biasa.

Hanya Candy dan Gerald yang sudah tahu itu kartu apa.

Candy bekerja sebagai mata-mata, yang dia ketahui tentu sangat banyak, sejak Robert mengeluarkan kartu ini, Candy pun sudah melirik tajam.

Karena kartu ini, hanya akan dikeluarkan oleh Citibank untuk nasabah level atas.

Dari tujuh milyar orang di dunia ini, nasabah yang mempunya kartu hitam ini, totalnya tidak lebih dari lima puluh ribu orang.

Walaupun Candy pernah bergaul dengan banyak orang, dia juga tidak pernah melihat kartu hitam ini, tidak disangka dia bisa melihatnaya disini.

Reaksi Gerald hampir sama dengan Candy, dia juga sangat terkejut.

Dia adalah anak keluarga orang kaya, makan dan minum sehari-hari tidak pernah menjadi beban pikirannya, sejak dulu dia sudah jalan-jalan keluar negeri. Dia juga punya kartu Citibank, lebih tinggi tiga level dibanding yang dimiliki oleh orang-orang biasa.

Tapi dia tidak pernah menyangka, teman kuliahnya ini malah memiliki kartu hitam ini!

Membicarakan masalah level kartu, kartunya tentu jauh di bawah kartu Robert.

Seperti yang diketahuinya, kartu hitam hanya dimiliki oleh konglomerat-konglomerat hebat, tidak terpikirkan olehnya mengapa Robert bisa memiliki kartu ini.

Dia mengenal Robert pada zaman kuliah.

Tapi, dalam ingatannya, Robert tidak termasuk orang kaya, saat semua orang memakai Nike dan Adidas, Robert hanya memakai baju biasa, saat semuanya memakai Nokia, Robert malah memakai hp merek lain yang tidak terkenal.

Biasanya saat makan-makan, kebanyakan Gerald yang mentraktir teman-temannya, Gerald juga merasa dirinya kaya, mentraktir adalah hal yang biasa baginya.

Hanya Robert saja yang berbeda, dia tetap ngotot membayar untuk dirinya sendiri dan memberikan uangnya kepada Gerald.

Oleh karena itulah, Gerald memandang Robert secara berbeda, dirinya mempunyai prinsip, walaupun miskin, juga harus punya harga diri, dia merasa Robert bisa dipercayai dan pantas menjadi teman baiknya.

Terakhir kali bertemu dengan Robert, di acara reuni sebulan yang lalu, saat itu Robert sangat jago minum, setelah semuanya mabuk, dia sendiri malah tidak apa-apa, ini membuat Gerald tercengang, tapi dia masih merasa Robert hanyalah orang biasa saja.

Hingga akhirnya hari ini, Robert mampu membeli cincin berlian seharga lima puluh juta, dan memiliki kartu extreme berwarna hitam ini...

Perubahan ini sangat besar, membuat Gerald agak susah percaya.

Jangan-jangan, Robert adalah anak dari salah satu keluarga besar di China? Dia datang ke Jiang Cheng hanya karena ingin menikmati hidup?

Gerald tidak bisa berhenti memikirkannya.

Robert tentu tidak tahu pemikiran orang lain, dia juga tidak mempedulikan cara pandang orang lain kepadanya, dia menyodorkan kartu hitam itu kepada pegawai toko: "Tolong gesek kartu ini."

Di saat yang bersamaan, Robert menunjuk ke cincin berlian pink di lemari samping dan berkata: "Cincin yang satu itu, aku juga beli."

Apa!

Semua orang terkejut!

Netty tidak percaya!

Aldo melotot dan ternganga!

Candy kaget!

Mata Gerald hampir terlepas karena melotot!

Pegawai toko juga kaget hingga kartu itu terjatuh dari tangannya!

Cincin berlian saja tidak cukup, cincin berlian pink juga beli??

Harga sepasang cincin berlian pink ini dua ratus juta yuan, ditambah dengan cincin berlian itu, dua ratus lima puluh juta yuan...

Gila! Sekaya itukah dia!

Hal ini sudah menarik perhatian banyak orang, customer di toko dan para staf pun sudah mendekatkan diri dan mencoba mendengar.

Saat mereka melihat Robert ingin membeli dua pasang cincin termahal di toko ini, mereka pun terkejut.

"Apa? Cincin berlian pink?"

"Harganya dua ratus juta loh!"

"Seingatku cincin ini sudah tiga tahun dipindahkan kesini, tapi tidak terjual terus, manager toko sudah pernah bilang kalau bulan depan cincin ini akan dipindahkan ke kota Jing Zhou, tidak disangka sekarang sudah ada pembelinya."

"Dia juga masih muda, kenapa sekaya itu?"

"Mungkin saja anak orang kaya, zaman sekarang, banyak sekali anak muda yang kaya-kaya."

Customer dan staf-staf disana pun mulai berkomentar.

Gerald mengusap keringatnya, dia mengira Robert masih tidak tahu harga berlian pink itu, dia pun mengingatkan dengan suara kecil: "Robert, harga berlian pink ini terlalu tinggi, kamu jangan berlebihan."

"Bukannya dua ratus juta, biasa saja kok, harga berlian pink ya memang begitu." Kata Robert.

Selama tiga tahun di luar negeri, Robert melihat banyak sekali pertambangan emas dan berlian, hal ini sudah tidak asing baginya.

Robert tahu kandungan berlian pink, berlian pink dengan berat lima puluh gram dijual seharga dua ratus juta, adalah harga yang sangat wajar.

"Aih, Robert, aku tidak bermaksud seperti itu."

Gerald menghela nafas, walaupun dia tidak terlalu mengurus bisnis ini, tapi dia juga tahu, berlian pink ini memang senilai dua ratus juta, tapi apakah pantas dibeli atau tidak, itu persoalan lain lagi.

Mengingat ini, Gerald pun bertanya: "Robert, bukannya kamu mau membeli cincin berlian itu? Untuk menikah sudah cukup kok, kenapa masih mau beli berlian pink?"

"Cincin berlian untuk pertunangan, cincin berlian pink untuk pernikahan, beda." Kata Robert.

"Apa? Cincin berlian untuk pertunangan, cincin berlian pink untuk pernikahan?" Tanya Gerald.

Orang-orang di sekitar pun terkejut.

Cincin pertunangan dan cincin pernikahan memang beda.

Biasanya cincin pertunangan, levelnya lebih rendah dibanding dengan cincin pernikahan.

Awalnya semua orang mengira, Robert membeli cincin berlian seharga lima puluh juta itu untuk cincin pernikahan.

Benar-benar sangat diluar dugaan.

Gerald pun tersenyum pasrah, dia sangat penasaran, sebenarnya wanita mana yang menginginkan cincin semahal ini?

Mengingat hal ini, pandangan Gerald pun jatuh kepada Candy.

Apakah dia?

Paras dan pembawaannya memang lumayan dan sepadan dengan Robert, tapi.

Selama di Jiang Cheng, Gerald mengenal banyak wanita-wanita kaya, tapi dia tidak pernah bertemu dengan Candy, dia merasa sangat asing.

Karena masih dalam keadaan ini, Gerald pun tidak berani bertanya, dia berpikir, nanti dia pasti akan mencari Robert dan menanyakan dengan jelas, kalau sampai Robert tertipu, nangis pun tidak sempat lagi.

"Ya sudah, cepat bantu aku bayar." Kata Robert.

"Oh, oh, oke, tunggu sebentar." Pegawai toko akhirnya tersadar dan mengangguk.

Saat ini, hati pegawai toko sangat senang, keadaan ini benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat, dia sama sekali tidak menyangka, Robert tidak hanya membeli cincin lima puluh juta, tapi dia juga membeli cincin berlian pink seharga dua ratus juta!

Memikirkan bonus yang akan didapatkannya, dia hampir tidak bisa bernafas!

Pegawai toko juga tahu ini kartu Citibank, dan dari cara pandang manager Niu, dia bisa melihat, kartu ini tidak biasa, mungkin saja, saldo di kartu ini akan membuatnya tercengang.

Pegawai toko pun memasukkan kartu ke dalam mesin penggesek kartu.

Tit.

Melihat layar di mesin itu, senyuman pegawai toko itu kembali kaku.

"Tu, tuan Qiu, kartumu ini..." Pegawai toko tidak tahu harus berkata apa lagi, sisa saldo di dalam kartu itu memang sudah membuatnya terkejut: "Sisa saldonya nol."

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu