My Tough Bodyguard - Bab 288 Siapa pelakunya?

Kantor polisi Jiang Cheng.

Di dalam ruang rapat, Robert duduk di depan komputer.

Di layar komputer, tampak video CCTV sedang diputar.

Waktu CCTV adalah jam 10.30 kemarin malam, lokasinya di Sungai Xiang, video sedikit gelap, namun masih termasuk jelas.

Dari video bisa terlihat, Maggie menghadapi Sungai Xiang, mempertahankan posisi sedang menelepon.

Mengeluarkan ponselnya, Robert melihat sejarah panggilannya dan mencocokkan waktu, dia yakin, Maggie yang saat itu sedang berbicara telepon dengannya.

Beberapa saat kemudian, Maggie menyimpan ponselnya dan berbalik badan.

Saat ini, di tepi layar terlihat seseorang yang tinggi dengan rambut pirang mendekati Maggie.

Mereka berdua sepertinya sedang berbicara.

TIba-tiba, tanpa tanda apa-apa, Maggie berbalik badan dan lari.

Orang asing itu pun mengejarnya, dengan kecepatan yang sangat luar biasa, dan berhasil mengejar Maggie, satu tepukan, mendarat di belakang leher Maggie.

Maggie terjatuh dan tidak bergerak, orang asing itu melihat sekeliling, setelah memastikan disekeliling tidak ada orang, dia menggendong Maggie dengan cepat meninggalkan tepi sungai.

Semua ini adalah hasil rekaman CCTV di tepi sungai.

"Ketua Fang selalu datang kerja tepat waktu, tidak pernah telat, hari ini kita semua sudah datang, namun dia tetap tidak muncul, hubungi teleponnya juga tidak diangkat, kami baru sadar kemungkinan terjadi sesuatu. Pekerjaan kita ini, menyerang penjahat, sangat mudah ada orang yang datang balas dendam, kewaspadaan kita sangat tinggi. Oleh karena itu, ketika kita tidak bisa menghubungi ketua, kita langsung mencari rekaman CCTV di lokasi dia berada, akhirnya menemukan rekaman ini." Robin berkata.

Setelah melihat video, ekspresi Robert pun memburuk, memasuki dunianya sendiri.

"Bagaimana, anda mendapatkan petunjuk?" Robin bertanya.

"Lawannya adalah seseorang yang hebat." Robert terdiam begitu lama, akhirnya mengatakan satu kalimat ini.

"Tentu saja, lawan tentu saja adalah orang yang hebat." Robin memutar bola matanya: "Ketua Fang adalah pemenang dari lomba tinju perempuan se-provinsi, orang itu bisa menjatuhkan Ketua Fang dengan satu pukulan, kemampuannya sudah pasti tidak jelek."

"Tapi, aku merasa, orang ini juga tidak sehebat itu, dia berhasil menjatuhkan Ketua Fang juga hanya karena beruntung." Robin menggumam.

"Beruntung?" Robert menunjukkan ekspresi tidak pasti.

"Kamu lihat ini." Robin menunjuk layar komputer: "Ketua Fang tepat sedang berbalik badan, kemungkinan mau lari pulang, dia seharusnya tidak menyangka lawannya akan tiba-tiba menyerangnya."

Polisi lainnya menunjukkan ekspresi setuju, hanya ada sebagian kecil polisi yang diam-diam menggelengkan kepala.

Robert menatapi Robin seperti menatapi orang bodoh: "Kamu benar-benar merasa Maggie berbalik badan dan lari adalah karena ingin lari pulang ke rumah?"

"Tentu saja, Ketua Fang pernah bilang, dia sangat suka lari malam, bisa menghilangkan stress." kata Robin.

Robert pun mengulang video rekaman di depan Robin, dimulai dari orang berambut pirang mendekati Maggie, mereka berdua berbicara, Maggie berbalik badan dan langsung lari, Robert pun menghentikan video.

"Polisi Liu, pernahkah kamu memikirkan kenapa Maggie tiba-tiba berbalik badan dan lari?" Robert bertanya.

Robin mengerutkan kening: "Aku bukannya sudah bilang? Dia ingin lari pulang ke rumah......"

"Ini sangat tidak sesuai dengan logika, siapa yang bisa di tengah percakapan tiba-tiba lari? Kalaupun ingin jogging, juga seharusnya setelah lawan bicaranya pergi baru mulai, kan?"

Robert menggelengkan kepala: "Kalau aku tidak salah tebak, Maggie seharusnya merasakan tekanan dari lawan bicaranya, menyadari ada bahaya dan tahu dia tidak bisa menang dari lawannya, baru berbalik badan dan lari."

Robin tertawa: "Tidak bisa menang? Kamu tahu seberapa hebatnya Ketua Fang? Jangan lihat orang berambut pirang itu begitu tinggi, kalau bertarung secara serius, 10 orang berambut pirang juga bukanlah lawan Ketua Fang."

Robert mencemberutkan bibirnya, dia benar-benar bingung sekelompok polisi ini apakah benar telah lulus dari sekolah polisi, merenung sejenak: "Pokoknya, Maggie diculik adalah kenyataan, menemukan orangnya siapa, tinggal dimana adalah misi terpenting saat ini."

"Pihak kepolisian sudah sedang menyelidiki, tidak usah kamu peringatkan." Robin berkata dengan nada tidak senang.

Robert melihat sekilas layar komputer, bertanya: "Oh iya, penyerang ini sudah pernah di-scan? Coba kulihat."

"Sudah sih sudah, kamu mau untuk apa?" Robin bertanya.

"Aku ada beberapa teman di luar negeri, mungkin saja aku kenal." Robert menjawab.

Robin sangat curiga terhadap apa yang dikatakan Robert, tapi tetap menyerahkan hasil scan penyerang ke Robert.

Penyerang itu memang adalah orang luar negeri, rekaman video hanya mendapatkan foto samping wajah lelaki itu, namun pihak kepolisian menggambar wajah tampak depannya.

Robert hanya melihat sekilas, menggelengkan kepala: "Tidak kenal, sangat asing."

Robin seperti sudah menebak jawaban ini, berkata menyindir: "Kamu bukannya bilang ada teman orang asing, apakah mereka kenal?"

"Teman-teman yang kukenal itu adalah orang-orang terkenal, menyebutkan namanya saja akan membuat orang-orang kaget. Sedangkan ini-------" Robert menunjuk lukisan: "Aku tidak kenal orang ini, mungkin dia hanyalah pemeran kecil, masih tidak cukup membuatku memperhatikan dia."

Para polisi tersentak, mereka baru pertama kali melihat orang sombong sampai seperti ini.

"Tuan Qiu, kita tidak punya waktu menemanimu bermain seperti ini." Robin berkata dengan serius.

"Jadi polisi, harus sabar, kamu begitu terburu-buru, mana mungkin bisa menangkap kriminal?" Robert menasehati.

"Aku berhasil menangkap kriminal atau tidak, tidak ada hubungannya dengan Tuan Qiu!" Robin berkata dingin.

Robert menaikkan bahunya: "Baiklah, kalau begitu aku tidak mengambil waktu kalian lagi, kamu pergi kerjakan pekerjaanmu, aku berpikir-pikir lagi."

Melihat Robert tetap tidak bersedia pergi, Robin pun malas berbicara lagi dengannya, dengan wajah marah pergi menyelidiki identitas orang yang menculik Maggie.

Tapi, lawannya sangat licik, Robin sudah mencari informasi seluruh kota, tetap tidak bisa menemukan jejak orang ini, apalagi identitasnya, sama sekali tidak tahu, sama sekali kosong.

Hal ini membuat Robin pusing, suasana hatinya buruk, makin lama makin tidak sabaran.

Robert disamping malah dengan santainya minum teh, seperti hal ini tidak ada hubungannya dengannya, sangat santai.

Seorang interpol tua yang beberapa kali berbicara dengan Robert tertawa dan berkata dengan suara kecil: "Polisi Liu masih muda, mohon anda maklumi." Dia tahu kemampuan Robert, oleh karena itu dia tidak menganggap rendah Robert seperti Robin.

Robert juga mengenali interpol tua itu, mengangguk, sekalian bertanya: "Oh iya, Mana si Steven? Sudah begitu lama, tetap tidak melihat sosoknya."

"Wakil ketua Qin sedang pergi berpatroli ke perkampungan, masih perlu waktu 2 hari baru bisa kembali." Interpol tua itu menjelaskan.

Robert baru mengerti, pantas saja, hal sebesar Maggie diculik, Steven bisa-bisanya tidak muncul, ternyata pergi dinas.

Setelah Interpol tua berbicara beberapa kata, dia pun kembali sibuk dengan pekerjaannya.

Robert duduk sendiri di kursi, melihat kriminal di lukisan dan mulai merenung.

Setelah melihat rekaman video, dari firasatnya, Robert tahu orang ini bukanlah orang biasa, tapi anehnya, dia benar-benar tidak pernah melihatnya, wajahnya sangat asing.

Robert mengeluarkan ponsel, mengambil foto lukisan tersebut dan mengirimnya ke Red Spider, menyuruhnya pergi menyelidiki informasi mengenai orang ini.

Baru saja mengirimkan foto ini, seorang polisi masuk ke ruang rapat, melaporkan: "Polisi Liu, di luar ada seseorang bernama Sendy, dia bilang dia mungkin tahu keberadaan pelaku."

"Sendy?" Begitu mendengar nama ini, kening Robin berkerut, sepertinya pernah mendengar nama ini.

"Polisi Liu, orang yang baru mulai bergabung ke Mad Knife Gang." polisi mengingatkan dengan suara kecil.

Robin seketika marah, orang sialan ini, sangat berani, karena dia, seluruh masalah dunia gelap di Jiang Cheng menjadi berantakan, berani-beraninya dia datang ke kantor polisi?

Robert juga memasang ekspresi aneh, anak ini kenapa ikut datang kemari?

"Tangkap dia kesini!" Robin berkata tanpa ragu.

"Tunggu!"

Robert berdiri sambil berkata.

Robin menyipitkan matanya: "Kenapa, Tuan Qiu merasa tidak benar?"

Suasana ruangan menjadi tegang.

Robert sudah dicurigai sebagai bos sebenarnya dari Mad Knife Gang, hal ini, Robin juga tahu, ini juga adalah alasan dia tidak sungkan kepada Robert.

Sekarang Sendy, orang terpenting kedua di Mad Knife Gang bisa-bisanya dengan sendirinya datang ke kantor polisi, Robin tentu saja tidak akan segan dan langsung menangkapnya.

Kalau di saat ini, Robert membantu Sendy bicara, maka ini membuktikan Robert ada hubungannya dengan Mad Knife Gang.

Robert juga sudah menyadari perubahan suasana di ruang rapat, mengangkat bahunya: "Sendy berkata dia mengenal pelaku, kenapa tidak membiarkan dia masuk dan coba berbicara?"

"Perkataan orang seperti ini, bagaimana mungkin bisa dipercaya?" Robin balik bertanya.

"Coba saja, lagipula pihak kepolisian juga belum ada petunjuk." Robert berkata.

Perkataan ini membuat seluruh polisi di tempat menggertakkan gigi, namun tidak bisa melawan, penyelidikan pelaku memang tidak maju, kalau terus seperti ini, maka mereka akan terjebak.

"Sejujurnya, aku mengerti Sendy, dia kalau tidak ingin kalian menangkapnya, kalian pasti tidak akan bisa menangkapnya." Robert berkata sambil tersenyum berseri-seri.

"Tuan Qiu, sepertinya kamu sangat mengenal Sendy." Robin berkata curiga.

"Tentu saja, kita teman." Robert mengakui dengan santai.

Robin bertanya menyelidiki: "Kalau begitu masalah Sendy bergabung dengan Mad Knife Gang......"

"Masalah ini panjang ceritanya, kalau Polisi Liu ingin dengar, aku bisa menceritakan selama satu hari, mari kita mulai membicarakan awalnya, asalkan anda mau dengar." Robert berkata.

Robin mendengus, dia sekarang tidak ada waktu mendengar hal ini, sekarang mereka sedang sibuk mencari jejak pelaku, kemudian mencari Maggie yang hidup atau matinya masih belum pasti.

Berpikir sejenak, Robin akhirnya berkata: "Bawa dia masuk!"

Lewat sejenak, Sendy sudah berjalan masuk ke ruang rapat, langsung mengabaikan seluruh polisi yang menatapinya dengan tatapan tajam, melambaikan tangan kepada Robert dan menyapanya: "Kak, sekelompok polisi sialan ini tidak menyusahkanmu, kan?"

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu