My Tough Bodyguard - Bab 352 Chateau tahun 82

"Tu, Tuan Qiu?"

Setelah melihat jelas wajah Robert, anak muda itu langsung bengong: "Tuan Qiu, anda kenapa bisa ada disini?"

"Sebelumnya aku pernah memberitahumu, aku adalah manajer bagian keuangan di Perusahaan besar Mo." Robert tertawa: "Kali ini, terjadi masalah dengan kerja sama kedua perusahaan, sebagai manajer, bukannya sangat normal kalau aku datang kesini untuk berdiskusi mengenai masalah ini?"

Melihat pembicaraan mereka berdua, semua orang terkejut.

"Manajer? Anda.....kenal dia?" Kesia bertanya.

Anak muda itu tertawa pahit dan mengangguk.

"Robert, kamu kenapa bisa mengenal tuan muda kedua keluarga Huang?" Meghan bertanya kaget, dia adalah orang asli Shanghai, melihat anak muda itu, dia langsung mengenalnya.

Tapi Robert tidak sama, Robert bukan orang asli Shanghai, meskipun sebelumnya datang ke Shanghai bersama, tapi Meghan selalu bersama Robert, dan dia tidak melihat Robert pernah berhubungan dengan keluarga Huang.

Kalau begitu dia bagaimana bisa mengenal tuan muda kedua keluarga Huang?

Alice juga menunjukkan ekspresi heran, dia pun melihat Robert, orang ini, sejak kapan pergaulannya begitu luas?

"Beberapa waktu yang lalu, aku dan Tuan Huang pernah bertemu sekali." Robert tertawa.

Anak muda itu bukanlah orang lain, dia adalah Jerry Huang!

Sebelumnya ketika Robert sedang balap mobil di Winter Mountain bersama Gredy Sun, dia bertemu dengan bos Racer Group Shanghai!

Lawan sejati Jerry Huang adalah Derrick Cheng dari keluarga Cheng kota Jiang Cheng.

Derrick pernah merebut kekasih Jerry, dendam Jerry terhadap Derrick menutupi matanya, membuatnya hanya memikirkan tentang balas dendam.

Tepat saat itu Robert memiliki masalah dengan Derrick, sekalian mengabulkan keinginan Jerry dengan menghajar Derrick habis-habisan, Robert dan Jerry pun berkenalan karena hal ini.

Saat itu, Jerry bahkan berjanji kepada Robert, lain kali kalau Robert ke Shanghai, dia pasti akan melayaninya, dan membawanya bertemu kakaknya.

Melihat Jerry, Robert langsung teringat isi obrolan mereka berdua, dia pun tertawa: "Jerry, sebelumnya kamu berkata padaku akan membawaku bertemu kakakmu, apakah sekarang sudah bisa menebus janji ini?"

Jerry juga teringat masa lalu, seketika terdiam, bertemu di situasi seperti ini, dia merasa canggung.

Sebelumnya, dia memang ada maksud membawa Robert bertemu kakaknya, bahkan dia juga pernah menyebutkan hal ini kepada kakaknya begitu dia pulang ke Shanghai. Kakak juga adalah seseorang yang suka balapan mobil, setelah mendengar cerita Jerry, dia sangat tertarik, langsung berkata ingin bertemu dewa balapan mobil ini.

Hanya saja, Jerry tidak menyangka, tidak lama kemudian, hubungan kedua perusahaan akan memburuk seperti ini, menghindar saja belum sempat, apalagi membawa bertemu?

Berpikir sampai sini, Jerry berkata dengan canggung: "Aku sudah dengar mengenai hal yang terjadi kepada Perusahaan besar Mo, benar-benar maaf......"

Robert melambaikan tangan: "Melihat Jerry datang, maka aku akan memberikan satu kesempatan lagi kepada Perusahaan farmasi Huang. Jerry, kamu pergi beritahu kakakmu, kamu mau menemui dia."

Mendengar perkataan ini, Kesia di samping menunjukkan ekspresi merendahkan.

Memberikan satu kesempatan lagi?

Seperti kamu benar-benar bisa melakukan sesuatu kepada Perusahaan farmasi Huang saja, kamu menakuti siapa?!

Tapi, Kesia tidak mengutarakan pikirannya ini, dia menahannya di dalam hati. Menurut dia, Robert hanyalah seseorang yang bisa omong kosong, keberuntungannya bagus, sekarang tepat ada alasan menarik perkataannya.

'Kalau Manajer Huang tidak datang, lelaki brengsek ini pasti tidak tahu harus bagaimana.' Kesia berpikir di dalam hati.

Mendengar perkataan Robert, Jerry menunjukkan ekspresi kesulitan, namun bukan karena ditakuti oleh Robert, dia juga tidak merasa Robert mempunyai kemampuan untuk melakukan apa-apa kepada Perusahaan farmasi Huang.

Tapi, Robert berkata seperti ini, menurut Jerry, dia sedang mencari cara menarik perkataannya.

Dia berhutang budi kepada Robert, Jerry tidak bisa mengubah keputusan perusahaan, tapi setidaknya dia bisa memberi kesempatan Robert menarik perkataannya,

Berpikir sampai sini, Jerry segera berkata: "Boleh, aku pergi berbicara dengan kakakku, tapi----"

Berhenti sesaat, Jerry berkata sambil tersenyum pahit: "Karakter kakakku sangat susah ditebak, kalau dia tidak ingin bertemu kalian, bahkan aku juga tidak bisa melakukan apa-apa."

"Kamu bantu aku bilang saja, berhasil atau tidak tidak apa-apa." Robert berkata datar.

"Baiklah, kalian tunggu sebentar." Jerry pun langsung berbalik badan dan berjalan menuju kantor Direktur Utama.

Setelah mengetuk pintu, Jerry pun memutar kenop pintu dan masuk, dia langsung melihat kakaknya yang sedang duduk di sofa dan melihat layar laptop, dia menghela nafas: "Kak, kamu seharusnya sudah lihat kan?"

"Jerry, kamu kenal orang ini?" Amelia menatapi adiknya.

"Kenal, bahkan aku berhutang budi padanya, dia adalah dewa balapan mobil yang sebelumnya pernah kuceritakan kepadamu." Jerry berkata.

"Ternyata dia orangnya."

Di mata Amelia muncul ketertarikan, namun langsung menghilang, berkata dengan senyuman datar: "Kenapa, kamu datang membantunya bicara?"

Jerry tertawa sungkan: "Ada maksud seperti itu, bagaimanapun kita yang salah, mereka datang kesini untuk meminta penjelasan, sudah sampai sini, kalau ditolak diluar, apakah tidak terlalu jahat?"

Melihat ekspresi Amelia yang berubah dingin, Jerry segera berkata: "Tentu saja, keputusan akhir ada di tangan kakak, aku tidak akan mengganggu." Jerry tidak berani mencari masalah dengan kakaknya.

Wajah Amelia pun melembut, setelah berpikir sejenak, dia berkata dengan ringan: "Baiklah, kamu berhutang budi kepadanya, kamu juga sudah berjanji mau membawanya menemuiku, kalau tidak bertemu, kamu sebagai orang tengah juga susah."

"Memang kakak paling pintar." Jerry segera memuji kakaknya.

"Jangan memujiku, cepat pergi. Oh iya, aku hanya bersedia bertemu Robert seorang, yang lainnya tidak boleh masuk." Amelia menekankan, yang lainnya tentu saja menunjuk Alice dan Meghan.

"Kenapa?" Jerry membeku.

"Aku hanya tertarik padanya, membiarkan orang lain masuk hanya akan menyusahkanku." Amelia menatap Jerry: "Kenapa, kamu keberatan?"

"Tidak, tidak." Jerry segera mengangkat kedua tangannya, sambil mengelap keringat sambil berjalan keluar dari kantor.

Di koridor.

"Jerry, bagaimana?" melihat Jerry keluar, Robert pun bertanya.

"Sudah bisa." Jerry mengangguk.

Alice Mo di samping terlihat kaget, ketika dia mau masuk, malah ditahan oleh Jerry yang menggelengkan kepalanya: "Maaf Nona Mo, kakakku hanya bersedia menemui Tuan Qiu seorang, anda dan Nona Jiang mohon tunggu diluar."

"Apa maksudmu?" Meghan yang berdiri di belakang seketika tidak senang.

Alice juga menunjukkan ekspresi bingung.

Jerry tidak menjelaskan lebih lanjut, dan berkata kepada Robert: "Tuan Qiu, masuklah, kakakku sedang menunggumu."

Robert mengangguk, kemudian berbalik badan dan mengedipkan mata kepada kedua perempuan, berkata ringan: "Tenanglah, serahkan padaku." Robert pun melangkah ke kantor Direktur Utama.

Dia tidak mengetuk pintu, langsung membuka pintu dan masuk, begitu masuk dia langsung diserang oleh warna merah muda, perbedaan di dalam kantor dan diluar sangat besar, bahkan Robert juga sedikit kaget.

"Orang yang pertama kali masuk ke kantorku semua mempunyai ekspresi yang sama denganmu."

Mengikuti suara tawa ringan, Robert pun melihat seorang remaja yang memakai terusan merah, sepatu high heels berwarna maroon, berjalan dari lemari wine ke sofa.

Satu tangannya memegang sebotol red wine mahal, tangannya yang lain membawa 2 gelas wine, kemudian meletakkannya ke meja.

Dia mengangkat botol wine dan menuangkan wine ke gelas dengan perlahan, suara tuangan wine ke dalam gelas sangat merdu. Jari tangan yang berkuku merah sedikit terangkat, gerakannya anggun, namun sedikit menggoda, membuat orang terpesona.

"Aku pernah bertemu banyak orang, juga pernah mengunjungi banyak kantor, tapi kantor Nona Guang sangat unik." kata Robert.

Amelia seperti sudah terbiasa dengan omongan sungkan Robert, dia tidak menunjukkan perubahan suasana hati dan menunjuk ke arah kursi tamu: "Tuan Qiu, silahkan duduk."

Begitu Robert duduk ke sofa, dia mengambil gelas wine, dan langsung menghabiskan wine di dalam gelas itu.

Kemudian, dia mengulurkan gelas yang sudah kosong, dan berkata tanpa menjaga imejnya: "Tambah lagi, aku benar-benar haus, berurusan dengan orang perusahaan kalian, air liurku saja sudah hampir kering."

Amelia mengerutkan keningnya, satu botol wine ini seharga 200 juta, bisa-bisanya langsung dihabiskan begitu saja, benar-benar sayang.

Alasan dia memutuskan mengambil anggur merah semahal ini untuk menerima Robert adalah, satu karena identitas Robert pantas minum anggur merah ini, alasan lainnya adalah membalas hutang budinya menolong adiknya.

Hanya saja, Amelia tidak menyangka, Robert begitu tidak beretika, bisa-bisanya meminum anggur merah ini seperti air.

Dia bukannya sayang uang, hanya saja kelakuan Robert ini membuatnya tidak suka padanya.

Tapi, meskipun di dalam hati tidak suka, tapi Amelia tetap menuang setengah gelas anggur merah untuk Robert, karena bagaimanapun, anggur merah ini dikeluarkan memang untuk Robert, dia minum perlahan juga minum, dia minum cepat juga minum, tidak ada bedanya.

Kali ini, Robert hanya minum setengah, kemudian menjauhkan gelas dari bibirnya, menggoyang-goyang gelas dan menghela nafas: "Chateau tahun 82, memang beda dengan anggur merah biasa."

Mendengar ini, Amelia menunjukkan ekspresi kaget, setiap anggur merah simpanannya, sudah tidak berlabel, oleh karena itu, tidak bisa tahu tahun pembuatan dari botolnya.

Dan juga, Chateau yang kali ini dia keluarkan, memang dibuat di tahun 82, dia beli di sebuah acara lelang dengan harga 600juta.

Yang paling penting adalah, dia tidak lebih dulu memberitahu kalau wine ini adalah Chateau tahun 82, dan Robert meminum wine ini dengan kecepatan tinggi, takutnya bahkan sommelier profesional juga tidak sehebat ini.

Lelaki ini kenapa bisa tahu?

"Kelihatannya Tuan Qiu tidak hanya pintar berkelahi, juga adalah sommelier yang sangat hebat." Amelia berkata.

"Tidak, tidak, aku sama sekali tidak bisa menganalisa alkohol, hanya saja sering minum Chateau dari berbagai tahun, lama-lama, dengan menghirup aroma wine, pun bisa tahu tahun berapa." Robert tertawa.

"Harga Chateau dari abad sebelumnya tidak murah, bahkan jumlahnya di dunia ini sudah tidak banyak, Tuan Qiu mampu minum Chateau dari berbagai tahun, apakah keluarga anda buka perusahaan wine?" Amelia bertanya sambil tersenyum.

"Bukan, hanya saja aku mempunyai gudang wine pribadi di luar negeri.

Aku ada sedikit hubungan dengan bos Chateau, Tuan Thomas, dia sering mengirim wine ke gudangku, aku kadang mengambil beberapa untuk menerima tamu." Robert menjelaskan.

Bos Chateau, memang adalah Thomas, sebagai seseorang yang mengoleksi Chateau, Amelia juga tahu, Tuan Thomas bisa memberi wine tanpa syarat, terlebih lagi adalah wine yang sangat berharga.

"Tuan Qiu sangat pintar bercanda." Amelia tertawa ringan.

"Aku tidak bercanda." Robert menggelengkan kepala, dia menjentikkan jarinya, gelas wine mengeluarkan suara jernih, wine di dalam gelas bergetar: "Seperti Chateau tahun 82 ini, di dalam gudangku masih ada kira-kira 100 botol, kalau anda suka, saya suruh orang kirimkan beberapa untukmu."

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu