My Tough Bodyguard - Bab 238 Sudah Tidur Dengan Putriku Tapi Tidak Berniat Mengakuinya?

Hahahaha!

Setelah mendapat jawaban dari Robert Qiu, Sarah Lu sambil menutup perut sambil memukul stir mobil dan tertawa keras.

Robert Qiu tidak tahan lagi dan memutar bola matanya, "Aku sudah dipukul sampai seperti ini. Apa kamu sangat senang?"

"Maaf, maaf ... aku, aku pertama kali ... melihatmu sekacau ini ..." Sarah Lu tertawa tanpa henti.

Hati Robert Qiu malu sekali. Ini karena biasanya dia terlalu kuat, memberi kesan yang tidak dapat dikalahkan pada orang-orang, jadi kali ini bisa sampai seperti ini, membuat Sarah Lu merasa sangat diluar dugaan.

Tapi, dari kenyataannya, Robert Qiu memang sangat hebat. Saat di Amerika, Hellen Ling sudah melakukan penelitian terhadap tubuh Robert Qiu. Hasil yang didapat adalah, di bawah perlindungan Virus S, asalkan kepalanya tidak dipenggal, Robert Qiu tidak mungkin mati.

Mekanisme Virus S, sampai sekarang, Robert Qiu belum mendapat jawabannya. Tapi dia dapat merasakannya secara samar-samar, Virus S seperti memiliki kesadaran.

Virus itu seperti parasit, dan tubuh Robert Qiu adalah pembawanya. Begitu pembawa ini mati, maka parasit juga tidak dapat hidup. Jadi, demi melindungi diri sendiri, parasit hanya bisa memberi kekuatan pada pembawa itu. Asal pembawa itu tidak mati, maka parasit juga tidak akan mati.

Ini adalah tebakan Robert Qiu. Mekanisme sesungguhnya dari Virus S, masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Pengalaman Robert Qiu yang terkena Virus S, diketahui oleh banyak orang. Tapi alasana dia tidak mati, hanya sebagian kecil orang saja yang tahu di luar negeri. Meskipun koneksi informasi Sarah Lu mencakup satu negera, tapi juga tidak tahu Robert Qiu tidak bisa mati.

Paru-paru tertusuk pisau, leher juga dipatahkan. Semua ini adalah luka yang dapat menyebabkan kematian. Kalau ini orang lain, sudah akan mati dari tadi. Tapi Robert Qiu malah tidak terluka sama sekali.

Meskipun Sarah Lu sangat penasaran, ingin bertanya, tapi dia menahannya.

Karena dia tahu, setelah mencapai tingkatan Robert Qiu ini, siapapun pasti memiliki rahasia. Setelah dipikir-pikir iya juga, Wind Stalker, salah satu dari empat dewa terlarang, kalau tidak ada kemampuan, mana mungkin bisa mencapai posisi itu?

Memegang koneksi informasi untuk negara ini, Sarah Lu pernah bertemu dengan banyak hal yang aneh. Mengenai 'orang hebat' yang mempunyai kemampuan khusus rahasia, dia sudah tidak asing lagi.

"Robert, selanjutnya kamu ada rencana apa?" Sarah Lu bertanya.

"Sembunyi dulu, memantau apa yang terjadi. Biarkan Pemimpin Hitam kira aku sudah benar-benar mati, aku mau lihat apa yang akan dia lakukan." Robert Qiu langsung berkata.

Sarah Lu terkejut dan bertanya, "Bukankah tiga hari lagi kamu akan bertunangan dengan Alice?"

"Iya." Robert Qiu mengangguk, "Waktu tiga hari, cukup bagiku untuk mengetahui rencana Pemimpin Hitam."

"Kalau begitu tentang kamu yang masih hidup. Selain aku, kamu memutuskan untuk membiarkan siapa lagi yang tahu?" tanya Sarah Lu.

"Hanya kamu seorang." Robert Qiu melanjutkan, "Selain itu, kamu juga harus pura-pura tidak tahu. Kalau tebakanku tidak salah, besok berita tentang kehilanganku akan diketahui oleh semua orang, keluarga Mo juga akan mencari. Sedangkan kerja sama kita, juga sudah diketahui oleh orang-orang. Jadi, karena rekan kerja sama hilang, kamu sebaiknya menunjukkan sedikit perhatian, berakting."

"Keluarga Mo sangat mempedulikanmu. Bahkan tidak memberitahu mereka juga?" Sarah Lu tanpa bisa ditahan bertanya.

"Tolong ya, ini itu masalah serius. Aku tidak ingin Paman Mo dan Alice mengkhawatirkanku. Kalau mereka tahu, meskipun berpura-pura, tapi tidak akan benar-benar khawatir. Kalau tidak mampu membohongi Pemimpin Hitam, maka kematian palsuku kali ini bukankah menjadi tidak ada artinya." Robert Qiu tertawa pahit.

Setelah berpikir lagi, Robert Qiu berpesan, "Ingat, kamu harus berakting dengan benar. Jangan terlalu datar, tapi jangan terlalu berlebihan juga."

Sarah Lu memutar bola mata dan berkata, "Iya tahu, pak sutradara!"

........

Villa Keluarga Mo.

Ruang tamu.

Sudah pukul 11 malam.

Alice Mo duduk di atas sofa, sambil mengelus Husky yang Robert Qiu kasih, sambil berulang kali melihat jam. Wajahnya tercetak jelas ketidaksenangan.

"Brengsek ini, katanya pulang jam 11. Sekarang sudah lewat setengah jam! Huh, nanti saat pulang, lihat bagaimana aku membereskannya!" Alice Mo berkata dengan kesal.

Anderson Mo yang memakai baju tidur membuka pintu kamar. Setelah melihat Alice Mo yang sedang duduk di ruang tamu bawah, dia bertanya sambil mengerutkan dahi, "Alice, sudah begitu malam, kenapa belum tidur?"

"Aku sedang menunggu Robert pulang. Ada suatu hal yang mau kubicarakan dengan dia." Alice Mo menjelaskan.

"Robert banyak urusan, kalau ada masalah, bicarakan saja besok di perusahaan." kata Anderson Mo.

Alice Mo menggelengkan kepala, "Tidak bisa, besok ada banyak urusan, kalau tidak dibicarakan malam ini, tidak akan keburu lagi."

Anderson Mo tanpa bisa ditahan tersenyum, "Mengenai pertunangan?"

"Iya." Alice Mo mengangguk dengan wajah merona.

Anderson Mo tertawa senang. Putrinya ini, akhirnya bersungguh-sungguh juga dalam mengerjakan sesuatu, tidak seperti dulu yang begitu bersikeras menolak masalah pernikahan ini.

"Sudah jam seperti ini, Robert seharusnya sudah mau pulang. Setelah kalian selesai membicarakan urusan, cepat istirahat, jangan terlalu malam." kata Anderson Mo. Semenjak Robert Qiu tinggal di rumah keluarga Mo, mau itu sesibuk apapun, pasti akan pulang sebelum jam 12 malam.

"Iya, ayah. Ayah juga tidurlah, bukankah besok masih ada rapat pagi?" Alice Mo melambaikan tangan dengan tidak sabar.

Anderson Mo tertawa sambil menggelengkan kepala. Ini bahkan belum menikah, tapi sudah lebih memikirkan orang lain. Memang benar anak perempuan itu ketika tiba waktunya, harus dinikahkan kepada orang lain.

.........

Setelah menunggu beberapa saat lagi, Alice Mo benar-benar merasa bosan. Bahkan Husky saja sudah tertidur.

Dia menutup mulut dan menguap, sudah sedikit ngantuk. Tanpa bisa ditahan lagi dia mengangkat ponsel yang terletak di samping lalu menelpon Robert Qiu.

Tapi yang tidak Alice Mo sangka adalah, nomor Robert Qiu, tidak bisa dihubungi!

"Brengsek ini, salah tidak sih, kenapa ponselnya dimatikan!" Alice Mo sangat marah.

Setelah dipikir lagi, dia berjalan ke luar villa. Di luar ada pengawal yang menjaga rumah. Setelah melihat Alice Mo keluar, Tom segera menghampiri dan bertanya, "Nona besar, ada apa?"

"Dimana Robert?" tanya Alice Mo.

"Kakak ipar belum pulang. Mungkin sebentar lagi." jawab Tom.

"Setelah dia pulang, suruh dia ke ruang tamu untuk bertemu denganku!" Alice Mo berkata dengan kesal.

"Baik, nona besar. Setelah kakak ipar pulang, aku pasti akan sampaikan padanya." Tom mengelap keringat dingin yang mengucur.

Alice Mo kembali ke ruang tamu, tidak ingin pergi tidur di kamar, jadi dia menunggu dan terus menunggu. Pada akhirnya, Robert Qiu tetap belum pulang. Alice Mo tidak bisa menahan lagi rasa kantuk dan dengan berselimutkan kain yang ada sofa, lalu terlelap.

Hari kedua, para pembantu masuk ke villa untuk membuatkan sarapan dan baru menyadari Alice Mo kemarin malam ternyata tidur di atas sofa.

"Nona besar, nona besar, bangun." pembantu membangunkan dengan suara kecil.

Alice Mo terbangun dari mimpi, lalu mengucek-ngucek mata dan bertanya, "Oh Bibi Chen ya. Malam-malam begini, kenapa bibi ada di sini?"

Bibi Chen berkata dengan bingung, "Nona besar, kamu sudah tidur di sofa semalaman. Sekarang jam 6 pagi. Kamu lebih baik kembali tidur di kamar. Tidur di sofa 'kan tidak enak."

"Apa? Jam 6 pagi?" Alice Mo turun dari sofa dengan terkejut, "Dimana si brengsek Robert itu? Pulang pun tidak membangunkanku, atau ... kemarin dia tidak pulang ke rumah?"

"Kakak ipar? Kami tidak tahu." para pembantu saling melihat dan merasa bingung.

Alice Mo mandi dengan cepat lalu pergi ke kamar Robert Qiu dengan terburu-buru. Setelah membuka pintu kamar, dia menyadari tidak ada seorang pun di dalam. Bahkan kasur pun belum tersentuh.

"Brengsek ini, ternyata benar tidak pulang." Alice Mo menggigit bibir. Tidak tahu kenapa, hatinya tiba-tiba merasa panik. Dia menelpon tapi sekali lagi mendapat jawaban yang dingin, semakin membuatnya cemas.

Srek.

Pintu lain di lantai dua terbuka. Anderson Mo berjalan keluar dan langsung melihat putrinya berada di kamar Robert Qiu. Seketika matanya terbelalak!

Pagi-pagi begini, Alice Mo tidak berada di kamarnya sendiri, malah berada di kamar Robert Qiu. Maka, hanya ada satu kemungkinan!

"Alice, apa progress mu dengan Robert begitu cepat? Sudah sampai tahap ini?" hati Anderson Mo tiba-tiba senang. Untung saja hari ini dia bangun dengan cepat, kalau tidak maka tidak akan melihat kejadian ini. Anderson Mo berkata dengan nada menyalahkan, "Bagus ya Alice, kamu pandai juga menyembunyikannya!"

"Ayah, ayah sudah salah paham." Alice Mo segera menjelaskan.

Anderson Mo tidak percaya. Pria itu berjalan masuk ke dalam kamar, tapi tidak menemukan Robert Qiu. Dia kira Robert Qiu sedang sembunyi, dan sesaat menjadi tidak senang, "Robert, Robert! Untuk apa sembunyi, cepat keluar. Sudah tidur dengan putriku, masih tidak mau mengakuinya?"

"Ayah, apa yang kamu katakan!" wajah Alice Mo seketika merah seperti apel, "Robert si brengsek itu, kemarin malam tidak pulang ke rumah, tidak tahu pergi kemana!"

"Apa? Tidak pulang semalaman?" Anderson Mo bingung, "Ini bukan tipikal Robert."

"Telepon dia juga ponselnya mati. Tidak tahu sekarang sedang berada di ranjang gadis mana." kata Alice Mo dengan kesal.

Anderson Mo berkata dengan canggung, "Alice, kamu tidak boleh berpikir negatif. Robert bukanlah orang yang playboy. Tapi dalam hal ini aku percaya padanya. Mungkin, mungkin dia memang ada masalah ... anak ini kenapa tidak memberi kabar dulu kalau ada urusan. Nanti saat di perusahaan, ayah bantu kamu marahi dia."

Ayah dan anak itu makan sarapan, lalu bersiap pergi ke perusahaan.

Pengawal yang berdiri di depan pintu semuanya berwajah panik. Wajah Tom lebih panik lagi. Melihat ayah dan anak itu keluar, Tom segera menghampiri, "Direktur Besar Mo, nona besar, kakak ipar kemarin malam tidak pulang."

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Anderson Mo bertanya bingung.

Tom ragu sejenak lalu berkata serius, "Direktur besar Mo, mungkin aku yang terlalu khawatir. Tapi menurut pengertianku terhadap kakak ipar, dia bukanlah orang yang suka melanggar janji. Kemarin saat berada di depan toko perhiasan, dia bilang akan pulang jam 9. Tapi sudah hampir lewat 10 jam, telepon juga tidak bisa dihubungi. Hatiku enath kenapa merasa tidak tenang."

"Kemarin orang yang terakhir bersama dengan kakak ipar adalah resepsionis perusahaan dulu yang namanya Candy Shen. Aku sudah memeriksanya, kemarin Candy tidak pulang ke apartemennya dan tiba-tiba menghilang." Tom ragu sebentar, lalu menambahkan lagi informasi ini.

"Apa yang namanya tiba-tiba menghilang?" Anderson Mo menangkap kata-kata itu.

"Di seluruh Kota Jiang Cheng, dia tidak ditemukan dimanapun. Mau itu di hotel, atau tempat lain manapun, yang biasanya Candy pergi, tetap tidak ada." Tom menarik napas dalam lalu berkata dengan suara berat, "Sekarang tebakan awalku, Candy Shen ini, bersama dengan kakak ipar, takutnya telah mengalami kecelakaan."

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu