My Tough Bodyguard - Bab 457 Kenapa Malah Dia?

Dalam sekejap, semua mata tertuju pada Yano Koji.

Bagai tenggelam dalam pemikiran yang panjang, Yano menundukkan kepala dan berpikir sangat lama.

Ryuma menunggunya dengan sangat sabar, tidak mengatakan apapun untuk memotong pola pikirnya. Jenderal tidak berbicara, yang lain pun tidak berani mengeluarkan suara apapun, semua menunggu Yano Koji dengan sangat tenang.

“Yang dikatakan orang-orang barusan memang sangat masuk akal.” Akhirnya Yano berkata.

Terdiam sejenak, lanjut berkata: “Tetapi aku rasa ini adalah Fusang, kita adalah bagian dari World Government, mewakili sebuah kebenaran.

“Musuh kita memang besar dan kuat, yakni Pasukan Binatang Buas yang merupakan salah satu dari Empat Dewa Terlarang, lalu memangnya kenapa? Kita adalah World Government, apakah semua dari kita adalah penerus yang biasa-biasa saja, yang tidak memiliki keahlian sama sekali?”

“Kebenaran, tidak boleh dimusnahkan oleh iblis!”

“Jika mereka berani datang mengusik World Government, biarkan saja mereka datang tanpa kembali!” Hingga pada akhirnya, Yano langsung berdiri dan berkata dengan suara tinggi.

Mendengar perkataan itu, semua orang di ruang rapat saling bertatapan, tidak tahu harus berkata apa.

“Benar yang dikatakan Yano.” Ryuma menganggukkan kepala tanda setuju.

Dia melihat semua orang di ruang rapat itu, menjulurkan jari tangan sembari berkata: “Ada 3 poin dariku. Pertama, Higashino Keigo telah berada di tangan kita, jika dilepaskan begitu saja, mau ditaruh kemana muka World Government? Kedua, Higashino Keigo akan dikirim ke pusat World Government di Miami, menjalankan sidang terbuka dan hukuman terbuka! Ini adalah ancaman bagi Underworld International! Ketiga, jika Pasukan Binatang Buas tidak bersedia melakukan pengorbanan, berarti inilah kesempatan untuk mengubah struktur dunia! Hadirin semuanya akan menjadi pengikut sekaligus saksi atas perbubahan struktur dunia! Kesimpulannya, Higashino sangat bernilai bagi kita, bisa terkenal dalam sejarah atau tidaknya kalian bergantung pada kesempatan kali ini.” Ryuma berkata dengan nada sedikit menggoda.

Maksud Jenderal Besar dan Letnan Jenderal sudah jelas. Tanpa perlu banyak berkata, orang-orang pun sudah mengerti, seketika menyetujuinya.

“Tetapi, lawan kita kali ini adalah Pasukan Binatang Buas, kita hanyalah salah satu cabang World Government. Jika Pasukan Binatang Buas menyerang bersama semua anggotanya, sepertinya kita akan kekurangan jumlah tenaga?” Seorang Mayor Jenderal berkata

“Perintahkan dua Letnan Jenderal dan tiga Mayor Jenderal yang masih menjalankan tugas di luar negeri, perwira dengan pangkat di atas Letnan harus mengikuti peperangan.” Ryuma berpikir sesaat, lalu berkata.

“Kemudian.” Ryuma memejamkan mata, lanjut berkata: “Tingkatkan pengawasan pada Higashino Keigo, ini adalah kesempatan terbaik untuk menangkap Wind Stalker dan menghancurkan Pasukan Binatang Buas, kita tidak boleh melewatkannya.”

“Apakah Wind Stalker juga datang ke Fusang?” Seseorang berkata dengan cemas.

“Jika dia tidak datang, hancurkan Pasukan Binatang Buas terlebih dahulu. Dengan tidak memiliki anak buah, dia harus mengandalkan diri sendiri. Sekalipun memiliki kemampuan yang luar biasa kuat, apakah ada gunanya?’ Ryuma berkata sambil tertawa dingin.

“Tetapi, jika dia sungguh datang……”

Berbicara sampai disitu, terlintas ekspresi pejuang dalam mata Ryuma: “Aku sendiri yang akan menyelesaikannya.”

……

Fusang, Kanagawa.

Ini adalah daerah yang paling legendaris di Fusang. Banyak karya terkenal di Fusang mengadopsi Kanagawa sebagai latar belakang dan lingkungan dalam cerita, bisa dilihat betapa sukanya warga Fusang pada daerah ini.

Daerah ini memang sangat bagus, memiliki pemandangan indah, dan masih mempertahankan jejak-jejak hutan sejak masa peradaban. Jika sedang beruntung, kita juga bisa menjumpai rusa cantik yang melintasi pohon-pohon rindang.

Di atas tol yang lurus memanjang, sebuah bus besar berbenturan dengan aspal sambil terus menjauhi kota. Suara bising tidak lagi terdengar, hanya saja secara samar-samar masih terdengar suara orang yang memaki rusaknya jalanan.

Pemandangan yang sangat indah, dengan kedua sisi jalan yang dipenuhi ladang gandum. Tiba di senja hari, cahaya keemasan semakin menambah ketenangan di sekitar.

Orang yang pertama kali menjumpai pemandangan itu pasti akan tergila-gila. Tetapi, bagi orang yang tinggal di daerah itu, indah memang indah, tetapi tidak akan sampai pada tahap terkejut lagi.

Begitu juga dengan Yuki, seorang penjual tiket di bus antarkota itu.

Setelah lulus kuliah, dia memilih untuk bekerja di kampung halaman sendiri. Di tempat pelosok seperti itu belum alat pendeteksi kartu, maka dibutuhkan penjualan tiket bus secara manual, dan dialah yang mengisi kekosongan itu.

Jumlah orang di kampung halamannya tidaklah banyak, setelah bekerja begitu lama, Yuki pun telah mengingat wajah setiap penumpang yang keluar masuk.

Tetapi hari ini, seorang laki-laki asing malah menarik perhatiannya.

Laki-laki itu duduk di posisi dekat jendela, menyilangkan dua kaki, memegang handphone dan kepala tertunduk menonton video.

Yuki bisa memastikan bahwa dirinya tidak pernah bertemu orang itu. Dia pun merasa sangat asing dengan identitasnya, dan dia tahu, laki-laki itu bukanlah orang setempat.

Pemandangan di sepanjang jalan sangat indah, jika memang datang untuk berlibur, seharusnya orang itu mengangkat kepala dan melihat keluar jendela.

Tetapi, setelah mengamati cukup lama, Yuki menyadari orang itu tidak perduli dengan segala keindahan pemandangan, melainkan terus memperhatikan layar handphone, dengan ekspresi wajah yang aneh.

Soal kenapa mengamati seorang yang asing, Yuki juga tidak mengerti. Biasanya dia tidak pernah seperti itu, mungkin saja ada wibawa yang menarik dalam diri laki-laki itu, mungkin juga karena paras laki-laki itu yang membuatnya tidak tahan untuk melihat berkali-kali.

Yuki sama sekali belum pernah merasa seperti ini, tiba-tiba berambisi untuk mencari tahu informasi laki-laki itu. Siapa dirinya, darimana asalnya, dan akan kemana dia?

Karena itulah Yuki diam-diam melirik layar handphone yang dipegang laki-laki itu, dan mendapati yang sedang diputar adalah kejadian meledaknya Ginza Tokyo.

Fusang adalah sebuah negara perekonomian besar. Sejak perang dunia ke-2, karena adanya dasar-dasar kemiliteran yang kuat, negeri itu selalu aman dan damai. Ditambah lagi dengan cabang World Government yang ada di dalamnya, sama sekali tidak pernah terjadi serangan teroris di Hokkaido.

Ketentraman itulah terus terpelihara hingga kemarin malam.

Arogansi Pasukan Binatang Buas telah memancing semangat dalam diri semua warga Fusang.

Meskipun hasil perang dunia ke-2 menyatakan Fusang sebagai negara kalah, tetapi pihak Fusang selalu menganggap kekalahan itu sebagai kecenderungan zaman.

Di dunia internasional, selalu Fusang yang menindas orang lain, sejak kapan orang lain menindas Fusang?

Balas, harus dibalas!

Demikianlah suara-suara sebagian besar rakyat Fusang saat ini. Dimana-mana dijumpai demo besar-besaran, setiap persimpangan di berbagai kota besar dipenuhi warga, hanya tempat kecil seperti Kanagawa yang masih terbilang tenang.

Meski tidak mengalami kejadian tadi malam secara langsung, tetapi Yuki telah memahami proses terjadinya masalah melalui jaringan internet, maka mengerti banyak akan kejadian itu.

Selama seharian, hampir setiap penumpang yang dia jumpai membicarakan masalah itu. Bahkan ada yang berbicara dengan heboh sampai mengeluarkan air liur, seolah ingin menyobek hidup-hidup semua anggota Pasukan Binatang Buas.

Kini, laki-laki muda yang memberi kesan baik padanya juga sedang membaca informasi tentang kejadian Ginza, Yuki pun tidak merasa kaget, hanya semakin mengubah pandangannya terhadap orang itu.

Dia berbeda dengan orang lain. Yuki berbicara dalam hati.

Orang lain, baik dari kaum terpelajar hingga kaum pengemis, semua menanggapi kejadian Ginza dengan sikap radikal dan penuh kehebohan.

Bahkan supir bis yang selalu jarang berkata-kata dan hanya menjalankan tugasnya dengan mengemudi pun terus memaki dengan kata-kata kasar.

Tetapi berbeda dengan orang di depan matanya.

Saat membaca berita, ekspresi wajahnya tetap tenang, tidak terlihat ekspresi suka, marah, sedih ataupun bahagia.

Dibanding dengan mencari informasi baru, lebih tepatnya orang itu sedang mencari celah dalam video itu, sesuatu yang bernilai tinggi. Perihal apa yang dicari, Yuki tidak tahu jelas, tetapi bisa merasakannya.

Hanya poin itu saja cukup untuk membedakannya dengan orang lain.

Karena orang lain, termasuk Yuki sendiri, mencari tahu berita dan informasi kejadian dengan sikap seolah menonton keramaian.

Ti…. Ti……Ti…

Bunyi sirine mulai terdengar, bus akan segera tiba di persimpangan jalan.

Yuki terbatuk sesaat dengan suara pelan.

Bagaimanapun caranya dia harus berbicara pada orang itu, karena tempat yang disebutkannya saat masuk bus telah tiba. Yuki takut orang itu terlalu fokus dengan handphone, sehingga melewatkan pemberhentian bus yang dituju.

“Tuan, Desa Keigo sudah tiba, apakah Anda mau turun disini?” Yuki mengingatkan dengan pelan.

Kini, kebetulan sekali video yang ditonton telah sampai di ujung. Karena peringatan itu, Robert segera mengangkat kepala, mengucap terima kasih, lalu meninggalkan tempat duduk dan bersiap-siap turun dari bus.

Dia melihat sekilas ke arah Yuki. Seorang gadis Fusang yang penuh ciri khas, dengan umur sekitar 25 tahun, tidak terlihat keahlian yang terpendam, tidak seperti seorang mata-mata dari Fusang.

Setelah dianalisa dengan singkat, Robert pun menghilangkan kemungkinan bahaya dari orang itu.

Dia tidak bisa menolak untuk memperhatikannya. Karena sejak dirinya naik ke atas bus, perempuan penjual tiket itu selalu menatapnya, hingga membuatnya merasa ketakutan, tetapi malah tidak enak untuk bertanya.

Untung saja akan segera turun dari bus.

Robert berdiri di persimpangan jalan sambil menggelengkan kepala mengantar kepergian bus itu. Dia tidak terburu-buru pergi, melainkan duduk di halte bus terdekat, mengeluarkan handphone dan lanjut membawa laporan kejadian samalam.

“Seru sekali mainnya, setelah ini harga buronan Rat pasti akan bertambah hingga setidaknya 100 juta Dollar. Hm, sepertinya lebih….. pengaruhnya terlalu besar, sifatnya terlalu bengis.” Robert berkata sambil berpikir keras.

Setelah itu, dia pun lanjut membaca komentar di bawahnya. Tentu saja warga Fusang marah besar dibuatnya, terus berteriak melakukan protes besar-besaran, tetapi hati Robert malah tidak terkejut sedikitpun, hanya merasa ingin tertawa. Karena tidak tertarik dengan pahlawan-pahlawan dalam bentuk tulisan seperti itu, dia pun keluar dari halaman pencarian.

Handphone terus berdering, diikuti dengan notifikasi yang tidak berhenti melintasi layar. Robert pun mulai kesal, hanya melototinya sekilas, dan menyadari bahwa semua itu berisikan pertanyaan.

Pasukan Binatang Buas telah memicu kejadian yang begitu besar di Fusang, tentu saja Underworld International akan menaruh perhatian khusus padanya. Para petinggi pun mulai penasaran dengan rencana Pasukan Binatang Buas.

Bahkan ada sebagian yang berencana turut serta membolak-balikkan Fusang.

Tetapi untuk apa?

Sebenarnya tidak ada alasan lain, hanya sekedar meramaikan suasana saja. Lagipula ada Wind Stalker yang memimpin, untuk apa merasa takut?

Robert tidak memerdulikan mereka, karena jumlah pesan-pesan pribadi itu yang tidak sedikit, sama sekali tidak mungkin untuk membalasnya satu persatu. Dia pun hanya membagikan kiriman di media sosial, menolak lembut partisipasi pihak lain dengan dua kalimat sederhana.

Baru ingin mematikan handphone dan melanjutkan pekerjaan utamanya, sebuah pesan muncul secara tiba-tiba.

“Kamu di Fusang? Dimananya? Kirimkan lokasi rincimu.”

Robert hanya melihatnya sekilas, awalnya mengira itu hanya pesan untuk menanyakan aksi Pasukan Binatang Buas, tidak ingin menghiraukannya. Tetapi, saat melihat nama pengirim, dia pun terdiam sejenak.

Kenapa malah dia?

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu