My Tough Bodyguard - Bab 186 Lihat bata!

Taksi menuju kesebuah pabrik yang sudah tidak diurus.

Supir turun duluan lalu bergegas mundur kesamping sana.

Meskipun dia tidak begitu mengenal Robert, namun hasil dari Robert ketahuan, dia bisa membunuh Robby dan Elva sendirian, kemampuannya pasti tidaklah lemah.

Diluar pabrik, para pembunuh yang sudah tidak sabaran menunggu bergegas mengepungnya, total ada belasan orang.

"Tunggu didalam mobil dan jangan keluar." ingat Robert kepada Sellen, dia lalu turun dan mengunci mobil, lalu dia melangkah kearah para pembunuh ini.

Sellen sangat ingin keluar, namun pintu sudah dikunci, dia hanya bisa melihat Robert maju sendiri, dia panik namun tidak bisa melakukan apa-apa.

karena panik, Sellen hanya bisa mengeluarkan hp nya dan menelepon Meghan.

"Halo, manager Sellen, bukannya kamu bersama dengan Robert di kantor cabang Perusahaan besar Mo untuk mengurus masalah HR? mengapa kamu punya waktu untuk meneleponku, begitu cepatkah kamu sudah selesai mengurusnya?" sekali terhubung, Meghan langsung berkata sambil tersenyum.

Sellen berkata dengan panik, "Nona Meghan kami menghadapi masalah!"

"Oh, ada apa?" sekali mendengarnya, nada bicara Meghan langsung berubah.

Sellen bergegas menceritakannya kepada Meghan, bagaimanapun juga Meghan adalah orang lokal, dia mungkin tahu apa yang sedang terjadi dan punya cara untuk mengatasinya.

Meghan bertanya dengan kaget, "Ada berapa orang mereka?"

Sekali mendengarnya, Sellen melirik keluar, "Sekitar belasan orang."

"Kalau begitu tidak apa-apa." Meghan terlihat santai.

"Tidak apa-apa?" Sellen terlihat bingung.

Meghan lalu berkata, "Belasan orang saja sudah ingin melawan Robert, itu sungguh merendahkannya, tenang saja, serahkan saja kepada Robert, tidak akan ada masalah, aku masih ada masalah, aku matikan dulu."

Mendengar suara nada sibuk dari hpnya, Sellen merasa bingung.

Disisi lain, belasan pembunuh sudah berada dihadapan Robert.

Seorang pembunuh kekar yang berjalan paling depan melirik Robert dan berkata, "Kamulah yang membunuh Robby dan Elva?"

"Iya." kata Robert sambil tertawa dan menganggukkan kepalanya.

"Bocah, kamu akan mati, dan masih berani tertawa?" kata pembunuh ini.

Terlihat jelas bahwa pembunuh ini adalah ketua dari orang-orang ini, semua orang menuruti perintahnya.

"Tidak ketawa, apakah aku harus menangis?" tanya Robert.

"Boss, suasana hati bocah ini sungguh bagus, tadi dimobil dia juga sama sekali tidak tegang." kata pembunuh yang menjadi supir tadi.

Pembunuh kekar melirik Robert dengan terkejut, dia lalu seolah mengerti dan menganggukkan kepalanya, "Orang yang bisa membunuh Robby dan Elva memang bisa tenang."

Sambil berkata, para pembunuh sudah mengepung Robert untuk mencegah dia kabur.

"Perkenalkan dulu, namaku Fernand, aku adalah seorang pembunuh Legenda, dilihat dari seluruh koalisi, kemampuan personalku bisa masuk dalam ranking 10 besar, Robby dan Elva meamng hebat, namun mereka hebat karena team, jika dihitung dari kemampuan personal, mereka berdua ditambahkan juga bukanlah lawan untukku, aku harap kamu mengerti." kata Pembunuh kekar itu dengan percaya diri.

Robert menatapinya seolah melihat seorang idiot, "Memberitahukan kemampuan sendiri kepada musuh, apakah ini adalah salah satu dari strategimu?"

Fernand terlihat tidak peduli dan tersenyum, "Kenapa juga kalau memberitahumu? Meskipun kamu mengalahkan Robby dan Elva, namun dikeadaan seperti saat ini, apakah kamu kira bisa kabur lagi? atau apakah menurutmu kamu bisa mengalahkan kami semua?"

Robert kembali bertanya, "Mengapa kalian akan merasa bahwa aku tidak bisa mengalahkan kalian?"

Hahahahha!

Semua orang tertawa ketika mendengarkannya.

Fernand juga terlihat tertawa meledek.

Jelas bahwa Robert membunuh Robby dan Elva membuat mereka siaga, oleh karena itu juga makanya Fernand menyuruh begitu banyak orang untuk menghadapi Robert, untuk mengantisipasi hal diluar dugaan.

Sikap Sea Elder sangatlah keras kepala, dia terus saja tidak membiarkan mereka membalas dendam untuk Robby dan Elva.

Fernand tidak berpikir seperti itu, menurutnya Robert juga hanya sedikit hebat saja, Robby dan Elva lah yang tidak hati-hati makanya bernasib buruk.

Fernand dan mereka berdua hubungannya baik, musuh dari temannya berada dihadapannya sekarang, Fernand tentu saja harus membalaskan dendamnya.

"Bocah, bayar hutang jika meminjam, bayar nyawa jika membunuh, kamu membunuh Robby dan Elva, mereka adalah teman bakku, kamu bilang saja sendiri, bagaimana caramu membayarnya." kata Fernand

"Jika memilih untuk menjadi pembunuh, maka membunuh dan dibunuh adalah hal yang sangatlah biasa, secara teori, aku tidak berhutang kepada mereka, jika aku tidak membunuh mereka, maka yang akan mati adalah aku." kata Robert.

"Sudah sampai saat ini kamu masih ingin berbicara seperti begini?" kata Fernand.

"Aku hanya mengutarakan sebuah fakta saja, terserah kamu mau dengar atau tidak." Robert menaikkan bahunya.

"Maksudmu adalah, hutang ini tidak perlu dibayar?" tanya Fernand.

Robert tertawa, "Kamu boleh mengartikannya seperti itu.

"Apakah mungkin tidak perlu membayar? aku mencari begitu banyak orang untuk mengepungmu, apakah kamu merasa kamu tidak membayar apa-apa dan aku akan membiarkanmu pergi?" kata Fernand sambil tertawa.

Robert mengeluh, "Jika memang mau berantam, maka mulailah, udaranya panas, jika masih terus berada dibawah terik matahari, maka kemungkinan besar akan kepanasan dan kekurangan cairan."

Wajah Fernand berubah marah, dia melambaikan tangannya, seketika pembunuh yang sudah tidak sabaran langsung maju semua.

Para pembunuh ini semuanya melewati latihan khusus, ditambah lagi mereka memang adalah benih baik untuk menjadi pembunuh, sekali dilatih dengan baik, minimalnya bisa melawan 10 orang.

Oleh karena itu, meskipun baru saja belasan orang, namun ini tidak ada bedanya dengan melawan ratusan orang.

Terlebih orang ini juga mahir untuk menyerang, sekali tidak hati-hati mungkin saja akan melukai.

Bahkan Robert saja juga tidak berani macam-macam, dia menghadapinya dengan serius, dia menghindar dari semua serangan yang terlihat biasa namun sangatlah mematikan, dia berjalan diantara senjata tajam, badannya terus saja kesana kemari.

Diluar pabrik ada banyak bata, Robert lalu mengambil dua buah bata dan memukul beberapa pembunuh hingga pingsan.

Sekali melihat Robert menggunakan senjata ini, mereka marah dan belajar untuk mengambil bata untuk maju lagi, namun kemampuannya masih perlu ditingkatkan lagi, malahan itu menurunkan kemampuannya karena memegang bata.

Oleh karena itu, Robert mengalahkan belasan pembunuh Silver killer ini menggunakan bata.

terakhir, ditempat itu hanya tersisa Fernand saja.

Fernand awalnya masih merokok dan terlihat santai, dia tidak merasa bahwa Robert bisa hidup dibawah serangan kepungan dari para pembunuh.

Bagaimanapun juga, pembunuh yang dia kumpulkan ini adalah kemampuan sentral di cabang koalisi pembunuh kota C, sehebat apapun Robert, apakah dia mungkin bisa mengalahkan belasan Silver Killer?"

Tidak mungkin.

Oleh karena itu, Fernnad sambil bermain hp, dia membuka ruang diskusi pembunuh dalam nasional, dia bersiap untuk menyebarkan kabar Robert ditangkap.

Hingga melihat pembunuh terakhir terjatuh, Robert masih memegang bata dan menatapi Fernand, barulah Fernand terkejut dan melirik kearah temannya yang terjatuh.

"ini.....ini.....ini..." Fernand kaget hingga mulutnya terbuka, rokok yang digigitnya juga terjatuh.

"Hanya tinggal kamu saja." kata Robert sambil tersenyum.

Setelah tercengang sejenak, barulah Fernand kembali sadar, dia mematikan hp dan memasukannya kedalam saku, dia lalu terlihat marah dan berkata, "Robert, sepertinya sebelumnya aku terlalu merendahkanmu."

"Mungkin saja aku terlihat lemah, ada banyak orang yang merendahkanku, namun mereka juga sudah membayar akibatnya, sekarang sudah giliranmu." keluh Robert.

"Bagaimana cara kamu melakukannya?" Fernand menatapi Robert dengan siaga, dia membuka hp dan membuka ruang diskusi pembunuh, total waktu juga tidak sampai 5 menit, sekalipun dirinya, dalam waktu sesingkat ini juga tidak mampu melumpuhkan belasan Silver killer.

"Aku mempunyai bata dan bisa mengalahkan semua orang." kata Robert sambil menunjuk kearah bata ditangannya.

Fernand langsung melototkan matanya, jika memang seperti kata Robert, hanya dengan mengandalkan bata saja dia sudah melumpuhkan belasan Silver Killer, maka hal ini jika tersebar, koalisi pembunuh cabang kota C akan malu."

"awalnya aku masih mempertimbangkan apakah harus membunuhmu atau tidak, namun sekarang kamu pasti harus mati." aura Fernand terlihat semakin kuat, jelas-jelas ini adalah musim panas, namun suhu disekitar malah terlihat turun, aura seorang pembunuh legenda mulai terlihat.

"Boleh juga, sekali maju langsung mengerahkan semua kemampuan, sepertinya aku juga harus serius." Robert mengerakkan batanya dan menunjukkan gaya Taichi, gerakannya benar, namun tampangnya sangatlah lucu.

"Berani merendahkanku, kamu akan membayarnya." seusai berkata, Fernand maju dengan cepat kearah Robert, ini adalah semacam ledakan kekuatan, bahkan udara saja terlihat melambat.

Robert terlihat sedikit sedikit kaget, ledakan kekuatan dari Fernand ini memang terhitung hebat dalam pembunuh legenda, bahkan Robby yang ahli dibidang keluarganya juga tidak sehebat dia.

Namun meskipun kaget, Robert tetaplah tidak menganggap Fernand yang hanya memiliki kemampuan seperti ini.

Jika belasan pembunuh yang mempunyai kemampuan seperti Fernand, mungkin saja akan memaksakan 70-80% kemampuan Robert, namun sekarang hanya ada Fernand saja, dia sama sekali tidak menganggapnya.

"Lihat bata ini!"

Robert langsung melambaikan batanya dan kebetulan Fernand sedang melaju kearahnya, bata itu langsung memukul kening Fernand!

Fernand melototkan matanya, dia termundur, keningnya, hidungnya dan wajahnya terlihat tanda persegi panjang berwarna merah, itu karena bata.

Kebetulan bata ditangan Robert juga hancur.

"Kepalanya juga kuat, bata saja sudah hancur." kata Robert sedikit kaget, dia membuang bata yang hancur, namun tidak apa-apa, dia masih punya satu bata lagi, jika Fernand maju sekali lagi, dia masih bisa memukulnya lagi.

Namun sayangnya, Fernand tetaplah tidak bisa bertahan dan pingsan.

"Terlalu lemah."

Robert mengelengkan kepalanya dan berjalan kehadapan Fernand, dia mengeluarkan hp dari saku celana Fernand.

Membuka kunci password sangatlah mudah bagi Robert, dengan cepat kunci dibuka, layarnya menyala, Robert langsung melihat tampilan ruang diskusi pembunuh dalam negeri, dan juga isi dari postingan yang akan dibagikan oleh Fernand.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu