My Tough Bodyguard - Bab 72 Pesta Antar Departemen

"Aku, aku, aku!"

"Wah, kalau Manajer Qiu yang membuat pasti enak. Aku juga mau ikut!"

"Aku juga!"

Dalam seketika, hampir semua gadis di Departemen Keuangan mengangkat tangan, menunjukkan kesediaan mereka untuk bergabung.

Robert sangat puas dengan hasilnya. Meskipun para gadis di Departemen Keuangan terlihat ramah, namun ini semua diakibatkan oleh rasa penasaran mereka. Kalau mereka sudah merasa tak segar lagi, rasa penasaran mereka padanya pasti juga akan berkurang. Hanya dengan memberi kesenangan, mereka baru bisa benar-benar dekat dan menghilangkan batasan di antara mereka.

Lagipula, malam ini Departemen Pemasaran juga akan mengadakan acara. Robert segera mengadakan pesta antar departemen. Orang single di sana lumayan banyak, kalau kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk menjodohkan beberapa pasang, maka itu adalah hal yang sangat baik.

"Robert, kau luar biasa," kata Stella saekembalinya ke ruang pengawas.

Robert terkekeh, "Aku tidak peduli orang lain, aku hanya peduli apakah Pengawas Bai bersedia hadir."

Stella melambaikan tangannya, "Lupakan saja, pekerjaanku masih menumpuk. Apalagi kalau aku, seorang pengawas, pergi, mereka pasti tak nyaman. Kau jadi tak bisa mendekati mereka."

"Baik, lain kali aku akan mengundangmu secara pribadi," Robert mengangguk, lalu meninggalkan ruangan.

Sebagai seorang manajer, Robert tentu punya ruangan sendiri. Saat ia masuk ke kantornya, semua sudah dirapikan. Tapi ada suara yang familiar sedang mengelap meja.

Robert tersenyum, "Gwen, kamu kan asisten pengawas. Pengawas bisa cemburu kalau melihatmu bekerja untuk aku. Aku bisa mampus."

"Kakak Qiu...Salah, sekarang aku harus memanggilmu Manajer Qiu, ini sudah sepantasnya kukerjakan, sekalian untuk menunjukkan diri di depan pimpinan," senyum Gwendolyn dengan pipi merah.

"Sudahlah, panggil aku Kakak Qiu saja, begitu lebih nyaman didengar," Robert tertawa.

"Baik, Kak Qiu," Gwendolyn tersenyum dengan sangat manis.

Bekerja di Departemen Keuangan tak sesantai di Departemen Pemasaran, apalagi manajer. Dokumen yang harus diperiksa sangat banyak. Lagipula, tujuannya datang ke Departemen Keuangan adalah khusus untuk memeriksa informasi mengenai Kelvin, jadi, ia tentu tak bisa bersilang kaki dan bermain gim seperti saat di Departemen Pemasaran dulu.

Yang pertama, pekerjaan utama Robert adalah mengamati dokumen para karyawan Departemen Keuangan.

Jangan dikira kalau setiap pegawai Departemen Keuangan ini bersih. Sebetulnya Robert tak begitu percaya, termasuk terhadap Stella Bai.

Dilihat dari data yang disediakan Laba-Laba Merah, walaupun Kelvin didukung Kenny di belakangnya, tapi fakta bahwa Kelvin mengutak-atik akun perusahaan itu hampir dipastikan benar.

Memang benar bahwa Kelvin adalah pemegang saham perusahaan, tapi ia pasti bekerja sama dengan pegawai Departemen Keuangan kalau hendak ikut campur dalam keuangan perusahaan, dan pasti butuh lebih dari 2 orang untuk melakukannya. Dengan kata lain, minimal ada 2 orang dalam Departemen Keuangan yang merupakan anak buah Kelvin.

Masuknya Robert ke Departemen Keuangan tentu akan menarik kewaspadaan Kelvin. Ia pasti akan mengirim anak buahnya untuk mengawasi setiap gerak-geriknya. Kalau Robert sedikit saja melakukan kesalahan, Kelvin pasti akan bereaksi.

Jadi, tugas utama Robert saat ini, adalah memeriksa tuntas anak buah Kelvin dan menghilangkan mereka tanpa jejak. Ia tidak boleh teledor dan membuat musuhnya tahu.

Pesta 2 departemen malam ini diadakan salah satunya untuk mengamati siapa orang dalam di Departemen Keuangan. Memikirkan hal ini, Robert pun mendesah. Tugasnya berat dan panjang.

Restoran Westin milik Sarah dipilih sebagai lokasi pesta malam ini.

"Wah, Restoran Westin!"

"Manajer Qiu yang royal!"

"Kudengar, sekali makan di sana bisa menghabiskan puluhan juta. Kita bertiga puluh, sekali makan, bukankah Manajer Qiu mesti menghabiskan banyak sekali uang?"

Para gadis bergosip di depan pintu masuk Restoran Westin.

"Kakak Qiu, tidakkan ini terlalu mewah? Apa kita ganti tempat saja?" tanya Gwendolyn mengingatkan.

Robert melambaikan tangannya dengan santai, "Bukan masalah besar. Makanan sudah dipesan, semua mari ikut aku masuk!"

Mendengar Robert hendak datang, Sarah sang direktur telah menunggu lama. Ia masih sama seperti dulu, mengenakan cheongsam bunga-bunga warna biru, belahan roknya sampai ke paha, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang langsing. Bibir merahnya menyunggingkan senyum, "Tuan Qiu, silakan masuk."

Ini pertama kalinya Robert melihat Sarah sesopan ini, tapi ini juga tak bisa dihindari. Lewat beberapa kali perbincangan yang dalam, Robert dan Sarah sudah sangat mengenal satu sama lain. Mereka berdua telah masuk ke dalam pusaran kota Jiang.

Sarah ingin menstabilkan perekonomian kota Jiang, sementara Robert melindungi keluarga Mo demi mendapatkan virus S. Lebih dalam lagi, Robert memiliki maksud untuk balas dendam. Keduanya memiliki identitas ganda yang perlu disembunyikan.

Dalam keadaan seperti ini, keduanya pun berpura-pura tak saling mengenal di depan umum demi menghindari prasangka dari orang lain.

Tak lama kemudian, para pegawai Departemen Pemasaran juga sudah sampai. George Zeng memimpin mereka. Di belakangnya tampak satu demi satu wajah-wajah familiar. Jumalah mereka tidak banyak, hanya 20-30 orang. Semuanya berhubungan baik dengan Robert.

Melihat begitu banyak wanita cantik di sana, para pegawai Departemen Pemasaran pun tertegun. Mereka seketika mengerti maksud Robert, hati pun mereka pun gembira. Sementara itu, para gadis Departemen Pemasaran juga tidak bodoh. Mereka perlahan-lahan kehilangan keramahan terhadap manajer baru ini.

Di hadapan mata para gadis yang bersinar, Robert batuk sesaat, lalu berdiri dan tersenyum, "Hai, ini semua salahku, aku lupa memberitahu kalian!

"Rekan-rekanku di Departemen Pemasaran mau mengantarku, dan kebetulan Departemen Keuangan juga ada acara, jadi aku menggabungkannya. Mari, mari, mari, aku menghukum diri dengan minum 3 sloki! Berhubung semua sudah datang, kita tak usah protes. Duduk, duduk, duduk," katanya sambil menyeruput segelas anggur.

Para pemuda Departemen Pemasaran tidak sempat senang, mana bisa mereka merasa asing, semuanya sudah duduk.

Para gadis juga tak berbeda, mereka tertarik oleh lawan jenis, apalagi banyak yang single. Para pemuda beraksi sedikit, membuka bibir mereka. Topik pembicaraan pun terbuka, suasana jadi ramai.

......

Di dalam ruangan VIP Restoran Westin.

Pesta sedang berlangsung.

Akhir-akhir ini Fredick Yang sedang kesal. Ia masuk pabrik farmasi begitu lulus. Setelah 6 tahun ia baru menjadi penanggung jawab departemen. Ia bertanggung jawab terhadap penjualan. Setiap hari ia harus berhubungan dengan beragam pengusaha, serta harus memasang wajah senyum dan sopan. Begitu klien tak puas, ia harus bertingkah seperti seorang cucu, hampir saja ia memanggil mereka kakek.

Produk obat mereka dipasarkan ke banyak perusahaan obat besar. Meskipun biasanya mereka menandatangani kontrak terlebih dahulu, namun orang-orang yang tidak bekerja di bidang ini tidak akan tahu, pabrik obat seringkali bercekcok begitu obat sudah diproduksi. Ini bukan pelanggaran kontrak, mereka hanya melakukannya untuk merebut keuntungan dengan cara-cara yang tak tahu malu.

Yang harus dihadapi Fredick Yang dan rekan-rekannya hari ini adalah perusahaan obat terbesar di kota Jiang, Perusahaan Besar Mo. Seorang wakil direktur bernama Leon Chen kebetulan bertugas mengurus bagian penjualan obat.

Sebelumnya mereka telah berkontak beberapa kali, jadi sudah cukup mengenal satu sama lain. Fredick Yang merasa Leon bukanlah orang bermoral tinggi, tidak punya batas. Demi keuntungan pribadi, ia bisa menekan mitra kerjasamanya sampai bersih.

Fredick Yang tidak seberapa ingin berhubungan dengan orang ini, tapi demi produk pabriknya, ia rela merendahkan diri. Kalau tidak, masalahnya tidak akan selesai. Produknya akan terjebak di pabrik, dan itu akan menjadi kerugian besar.

Keduanya sedang bercekcok. Fredick Yang hendak mengejar keuntungan untuk pabriknya, sementara Leon bertindak demi keuntungan Perusahaan Besar Mo. Pihak pertama berlaku sesuai perjanjian, sementara pihak kedua ingin keluar dari lingkaran perjanjian.

"Direktur Chen, kita telah melakukan perjanjian di atas kertas sebelumnya. Anda adalah orang besar di perusahaan, untuk apa mengejar keuntungan kecil begini?" Fredick Yang akhirnya kehabisan kesabaran dan mengomel.

Leon meneguk tehnya. Ia berkata santai, "Tuan Yang, dalam perjanjian bisnis, tidak ada yang namanya perjanjian absolut. Saya tidak puas terhadap isi kontrak, jadi saya mencari Anda untuk merundingkan perubahannya. Begitu juga sebaliknya, kalau kalian tidak puas, kalian juga boleh merundingkannya."

Fredick Yang tak bisa berbuat apa-apa. Pabrik kecilnya mana bisa memutuskan hubungan dengan Perusahaan Besar Mo? Leon memang berkata seperti itu, tapi ia tidak bisa dipercaya.

Begitu membicarakan tentang ketidakpuasan terhadap kontrak, hal ini pasti menyentuh keinginan Leon untuk membatalkan kontrak. Perusahaan Besar Mo adalah sebuah perusahaan besar, mereka tak kekurangan sumber obat sama sekali. Namun tidak dengan Fredick Yang. Produksi obat sebanyak itu untuk Perusahaan Besar Mo, diletakkan di gudang dan tak ada orang yang mau, kerugiannya bisa membuat pabrik mereka bangkrut seketika.

Salah satu rekan Fredick Yang berkata, "Direktur Chen, kita telah menandatangani kontrak sebelumnya. Kalian adalah perusahaan besar, tidak mungkin melanggar perjanjian, kan?"

Fredick Yang tentu tidak sendiri hari ini. Hampir semua penanggung jawab pabrik dikerahkan. Sementara Leon hanya mewakili Perusahaan Besar Mo seorang diri. Ia tampak sangat percaya diri, "Melanggar janji? Tidak ada itu. Kita hanya perlu mengubah beberapa poin kecil dalam kontrak."

Yulianto Lee berkata sambil menahan amarahnya, "Direktur Chen, poin kecil yang Anda katakan, apakah itu produk yang kurang bayar 30% oleh Perusahaan Besar Mo? Apa bedanya ini dengan perampokan?"

"Anak muda, perhatikan kata-katamu," Leon menatapnya dingin.

Fredick Yang dan beberapa orang lainnya bergantian memegangi Yulianto Lee yang mudah emosi. Meskipun Leon tak tahu malu, tapi bagaimanapun ia adalah klien besar. Kalau perundingan berjalan damai, paling tidak ada yang dirundingkan, tapi begitu emosi tersulut, lalu Leon membatalkan kontrak, pabrik bisa kehilangan modal seluruhnya.

Yulianto Lee memang sedang emosi, tapi ia juga paham hal ini. Ia menarik napas panjang, lalu keluar ruangan tanpa suara.

Fredick Yang segera tersenyum pada Leon sebagai permintaan maaf, "Maaf, Direktur Chen, dia memang begitu orangnya. Sejak sekolah ia sudah seperti itu, tolong jangan dipedulikan. Saya akan melihat menu dan memesan beberapa makanan. Saya permisi dulu," katanya, lalu memandang rekan-rekannya dan berjalan keluar.

"Yulianto Lee!"

Begitu keluar ruangan, ia langsung melihat Yulianto Lee yang berjalan ke arah pintu keluar.

Fredick Yang dan Yulianto Lee adalah teman sekampus. Hubungan mereka sangat baik. Setelah lulus, mereka bekerja di pabrik yang sama dan berjuang bersama selama 6 tahun. Mereka cukup punya prestasi.

"Terlalu sumpek. Ayo, temani aku merokok sebentar," kata Yulianto Lee.

Keduanya melewati hall. Suasana hati mereka sedikit murung.

Tiba-tiba, Fredick Yang melihat sesosok familiar sekaligus asing. Ia sedang memimpin orang-orang makan dan mengobrol, suasananya sangat menyenangkan. Fredick Yangmendekatinya. Saat Fredick Yang melihat wajahnya dengan jelas... Brak! Kotak rokok di tangannya pun terjatuh ke lantai.

"Eh, bukankah itu Robert?"

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu