My Tough Bodyguard - Bab 322 Kuberikan waktu satu detik untuk kalian

Di pinggir Sungai Xiang.

Ketiga berandalan itu mengepung mobil Robert dan melihat wajah cantik Novita dengan tatapan bernapsu.

"Wah. Wanita yang sangat cantik. Baru pernah aku melihat yang seperti ini."

"Mobil pasaran seperti ini, paling-paling harganya hanya puluhan juta, ternyata orang ini tidak malu mengendarainya."

"Wanita cantik, seleramu tidak bagus. Untuk apa kamu bersama orang miskin yang memiliki mobi pasaran itu? Lebih baik ikut denganku! Apakah kamu lihat mobil Chevrolet itu? Itu adalah mobilku, harganya ratusan juta!"

Ketiga berandalan itu menjulurkan lidah dan tertawa.

Novita menahan dirinya untuk tidak tertawa, ia sama sekali tidak takut pada berandalan-berandalan ini.

Tatapannya beralih. Novita melihat ke arah Robert, lalu melihat lagi ke arah tiga berandalan itu, wajahnya yang sedikit malu-malu itu berkata, "Sebenarnya boleh-boleh saja. Tapi, kalau Kak Robert tidak setuju, aku tidak berani turun dari mobil..."

Air liur ketiganya hampir tumpah saat melihat ekspresi Novita yang seperti tadi. Seketika, tatapan ganas ketiganya tertuju pada Robert.

"Anak kecil. Kamu dengar tidak?"

"Cepat berikan wanita cantik itu pada kami, kalau tidak demikian maka kami tidak akan segan-segan!"

"Orang miskin. Mengendarai mobil seperti ini, apakah dapat membiayai wanita cantik ini? Pernahkah kamu mendengar sebuah cerita bahwa ada seorang pria polos yang karena memiliki barang berharga maka ia mendapat petaka! Anak kecil, wanita itu tidak seharusnya menjadi milikmu. Jauhi dia, paham?"

Kata ketiga orang berandalan itu.

Salah seorang berandalan yang berdiri dekat mobil Chevrolet itu sepertinya pernah mengenyam sedikit pendidikan, ia masih bisa mengungkapkan beberapa ungkapan seperti tadi, hal ini membuat Robert sedikit tidak menyangka.

Robert menghela napas, ia lalu mengeluarkan sebatang rokok dari kantung bajunya dan menjepit rokok itu di mulutnya, sambil menundukkan kepalanya menyalakan api, ia berkata, "Aku berikan kalian waktu satu detik, enyahlah kalian dari hadapanku."

Satu detik?

Mendengar perkataan Robert, ketiga orang berandalan itu terdiam.

Waktu satu detik sama saja dengan sekali bernapas, di tempat mereka berdiri lahannya sangat luas dan kosong, tidak ada benda untuk bersembunyi, bila mereka memilih untuk berlari, juga tidak mungkin dapat menghilang begitu saja.

"Anak kecil, perkataanmu tidak memiliki logika sama sekali, kamu menyuruh kami untuk menghilang dalam satu detik, di bumi ini tidak ada seorang pun yang dapat melakukannya bukan?" kata seorang berandalan pemilik mobil Chevrolet itu dengan kesal.

"Memang karena aku tahu kalian tidak bisa melakukannya, jadi aku berkata demikian." Kata Robert tertawa kecil.

"Kamu berani melawan kami?"

"Anak kecil, kamu rupanya berani juga!"

Berandalan itu mulai merespon dengan kemarahan.

Robert menunjuk mobil sedan Chevrolet berwarna coklat yang diparkir tidak jauh dari tempat mereka, ia memalingkan kepala melihat ke arah berandalan yang memiliki mobil itu lalu bertanya, "Mobil itu milikmu?"

"Betul!"

Pemilik mobil Chevrolet itu merasa bangga lalu berkata, "Bagaimana, setelah melihat mobilku, kamu mulai merasa tidak ada apa-apanya dibanding diriku kan? Aku sudah menghabiskan 800 juta lebih untuk membeli mobil Chevrolet itu! Mobil jelek pasaran seperti milikmu ini sudah bagus kalau harganya bisa mencapai 80 juta."

"Kalau begitu kamu memiliki banyak uang." Kata Robert.

"Lebih banyak dari milikmu sudah cukup." kata berandalan pemilik mobil itu dengan sombong.

"Oh." kata Robert, dengan tidak melanjutkan pembicaraannya lagi, ia segera mengulurkan tangannya pada Novita lalu berkata, "Berikan tanganmu padaku."

Novita tidak mengerti, tapi ia tetap menuruti Robert dan memberikan tangannya ke telapak tangan Robert.

"Novita, apakah kamu tahu apa yang akan terjadi bila sebuah nyala api tertiup oleh angin kencang yang tiba-tiba?" tanya Robert tiba-tiba.

Novita berpikir lalu berkata, "Kobaran apinya akan semakin besar!"

"Jawabanmu benar!"

Robert lalu menjentikkan jarinya, "Aku akan memperlihatkanmu, akibat dari api yang tertiup angin itu."

Setelah berkata demikian, satu tangan Robert tetap memegangi tangan kecil Novita, sedangkan satu tangannya lagi menunjuk mobil Chevrolet yang terparkir itu, tatapannya membeku.

Boom!

Tiba-tiba, tanpa disangka mobil Chevrolet yang terparkir tidak jauh itu megeluarkan bunyi ledakan , seketika seluruh mobil itu terbakar dan meledak, nyala apinya melambung hingga ke langit.

Orang-orang di sekitar sana terkejut dengan kejadian itu, mereka berbondong-bondong mengeluarkan ponsel mereka dan mengambil gambar juga video, ada juga yang melapor pada polisi. Untungnya saat itu tidak ada orang yang berada di sekitar mobil Chevrolet itu, kalau tidak mungkin orang itu akan terluka akibat ledakan barusan.

Novita yang duduk di sebelah kursi pengemudi hanya terdiam melihat kejadian barusan, bibir merahnya terbuka sedikit, menunjukkan hatinya yang terkejut.

Dia tidak percaya, elemen api yang ada dalam tubuhnya setelah digunakan oleh Robert ternyata dapat menghasilkan reaksi kimia yang begitu besar.

"Wah!"

"Mobilku!"

"Cepat padamkan apinya!"

Ketiga orang berandalan yang tadinya mabuk itu pun segera tersadar.

Terutama si pemilik mobil, dirinya yang terkejut membuat wajahnya pucat, demi terlihat kaya ia sengaja membeli mobil mewah ini, mobil itu belum sempat didaftarkan asuransi dan sekarang sudah meledak!!

Hatinya berdarah, ia merasa kehidupan yang indah sedang meninggalkannya, ia pun tidak memedulikan godaan wanita cantik lagi, ia segera berlari ke arah mobilnya untuk memadamkan api.

"Puas tidak?" kata Robert sambil tertawa.

Novita tidak kuasa menahan dirinya untuk tidak tertawa saat melihat ketiga orang itu terbirit-birit untuk memadamkan api, ia menatap Robert dengan tatapan menyeleneh, "Aku rasa ini cukup kejam."

"Tidak perlu berbelas kasihan pada orang-orang seperti ini." Kata Robert.

Untuk menghindari masalah berikutnya, Robert segera meninggalkan tempat itu dengan mobilnya.

"Antar dirimu pulang?" Tanya Robert pada Novia.

Novita dengan menawan berkata, "Benar-benar tidak peka, ini baru jam berapa, masa mau mengantarku pulang, kamu pria atau bukan?"

"Di dekat sini ada sebuah hotel, untuk menentukan aku pria atau bukan, lebih baik kamu ikut denganku lalu kita berperang di atas ranjang, bukankah setelah itu kamu akan mengetahuinya?" kata Robert sambil meraba hidungnya dan tertawa kecil.

"Aku akan lapor polisi." Kata Novita sambil mengeluarkan ponselnya.

Robert panik dan berkata, "Jangan, apa-apaan ini?"

"Aku hanya bercanda, lihat, sekarang kamu menjadi panik, benar-benar tidak bernyali." kata Novita yang tertawa puas sambil memegangi perutnya.

Saat mereka masih berbincang, mobil pasaran itu sudah sampai di bawa Winter Mountain.

Winter Mountain adalah sebuah dataran tinggi tunggal di area pinggir Kota JiangCheng, karena gunung itu cukup curam dan berliku, ditambah lagi letaknya yang jauh dari perkotaan, maka sangat sedikit orang yang mengunjungi gunung ini.

Tapi karena bentuk geografisnya, banyak pecinta balapan mobil yang berkumpul di sini, pada malam hari, akan ada banyak orang berkumpul di sini, dari pembalap profesional hingga amatir.

Area balap mobil di Winter Mountain sangat luas, hal ini bahkan menarik perhatian pecinta balap mobil dari Kota C dan Kota Jingzhou, mereka semua datang ke sini untuk balapan.

Orang-orang yang bisa mengikuti balapan adalah orang kaya dan terpandang.

Banyak orang-orang kaya yang memanfaatkan lahan di Winter Mountain ini untuk menopoli agar mendapatkan keuntungan.

Karena itu, sekalinya hari mulai malam, orang biasa dilarang masuk ke tempat ini, untuk menghindari orang-orang yang mengganggu jalannya balapan.

Jalur balapan harus steril dari gangguan, apalagi dalam keadaan mobil-mobil yang berpacu sangat cepat, kalau tidak, kecelakaan dapat terjadi saat pembalap berusaha menghindari sesuatu yang menhalangi jalur balapan, sehingga bisa menyebabkan kematian.

"Untuk apa kemari?" Tanya Novita bingung.

"Balap mobil, sambil membawamu jalan-jalan." jawab Robert.

Novita terkejut, "Balap mobil dengan mobil seperti ini?"

"Benar," kata Robert mengangguk.

"Apakah kamu sedang bercanda, kamu tahu kan ini tempat apa?" kata Novita.

"Winter Mountain, ya aku tahu. Dengar-dengar banyak pembalap yang berkumpul di sini pada malam hari, benar kan?" Robert pernah membaca perihal ini sebelumnya.

Novita terkejut lalu berkata, "Kamu sudah tahu tempat ini adalah Winter Mountain, tapi kamu masih mengendarai mobil seperti ini? Di gunung ini, siapapun, sekalipun ia adalah pembalap paling awam, pasti mobilnya lebih bagus dari milikmu, paham?"

"Mobil pasaran ini sangat bagus, jangan remehkan mobil ini. Lagipula, yang terpenting di balapan seperti ini bukanlah mobil, melainkan pembalapnya." kata Robert dengan wajah serius.

"Maksudmu, kamu ada seorang pembalap yang sangat hebat?" tanya Novita.

"Biasa saja, aku pernah bertemu Michael Schumacher, ia mengajariku. Teknik mengemudiku mungkin tidak bisa disandingkan dengan juara balapan F1 internasional, tapi bila disandingkan dengan pembalap di dalam negeri, kurasa tidak masalah." kata Robert.

"Michael Schumacher?"

Mendengar nama orang ini di ajang balapan internasional F1, tidak ada orang yang tidak tahu , tidak ada orang yang tidak tahu nama dewa balap ini, Novita pun tidak tahu harus berkata apa lagi.

"Kalau begitu bersiaplah, sebentar lagi akan dimulai, akan kulihat bagaimana kamu menaklukkan balapan." kata Novita dengan tidak bersemangat.

Mobil pasaran itu sudah sampai di depan pagar.

"Dit ditt--------"

Robert membunyikan klakson, meminta agar satpam membukakan pagarnya.

Satpam yang berada di dalam pos melihat mobil yang dikendarai Robert adalah mobil pasaran, ia tahu bahwa Robert datang bukan untuk balapan, ia pun berkata dengan keras, "Di sini adalah jalur khusus untuk balapan, lahan sudah di sewa, bukan pembalap dilarang masuk!"

"Aku datang untuk balapan." kata Robert sambil membuka jendela mobilnya.

"Mobilmu?" kata Satpam itu.

"Kamu lihat, apakah ini bukan mobil?" kata Robert sambil membunyikan klakson sekali lagi.

Satpam itu berjalan keluar dari posnya, tatapannya tertuju pada mobil pasaran milik Robert.

Mobil bermerk pasaran??

Dia mengira dirinya salah lihat, setelah menggosok-gosok matanya, setelah ia memastikan bahwa mobil itu benar-benar mobil pasaran, ia tertawa dan berkata, "Kak, ini mobilmu?"

"Benar, apa ada masalah?" tanya Robert kembali.

"Apakah kamu sedang bercanda? Mobil pasaran yang harganya hanya puluhan juta datang kemari untuk mengikuti balapan? Apakah kamu tahu, mobil yang dapat naik ke gunung ini adalah mobil yang seperti apa?"

Meskipun dia hanya seorang satpam, tapi gajinya sangat memuaskan.

Beum lama, ia membeli sebuah mobil sedan bermerk Honda.

Berbicara tentang kelas, tentu saja mobil yang ia kendarai sekarang tidak lebih baik dari sedan honda milik si satpam.

Hal ini juga yang membuat satpam itu ingin tertawa.

Ia sudah bekerja di sini selama bertahun-tahun, baru kali ini ia bertemu dengan orang yang ingin mengikuti balapan menggunakan mobil seperti ini.

"Apa urusanmu dengan mobil yang kukendarai, bila aku mengendarai mobil ini ke atas gunung, apa yang bisa kamu lakukan?" kata Robert melawan keras.

"Kamu....."

Saat Satpam itu akan membalas, tiba-tiba ia melihat seorang wanita cantik di samping kursi pengemudi, dengan wajah memelas wanita itu melihat dirinya, "Pak satpam, mohon izinkan kami naik ke atas gunung ya, oke?"

Seketika satpam itu tersentuh oleh kecantikan Novita.

Selama bekerja di sini, ia sudah bertemu dengan banyak sekali orang kaya dan pembalap yang membawa wanita cantik sebagai pendamping.

Orang-orang kaya dan terpandang ini sangat pemilih, semua wanita yang dibawa pasti cantik, setidaknya mereka memiliki wajah yang seperti artis di media sosial.

Tapi.

Dia yang saat ini melihat seorang wanita yang mengenakan rok merah di dalam mobil mejadi tahu apa itu kecantikan yang sebenarnya, apa itu wanita menarik yang sesungguhnya, semua wanita yang dilihat sebelumnya bersama para orang kaya itu adalah cantik karena polesan.

"Baik, baiklah...." satpam itu kalah dengan tatapan seorang wanita rok merah yang sedang memohon, satpam itu akhirnya membukakan pagar.

"Mengendarai mobil jelek pasaran seperti ini, masih berani datang kemari untuk balapan?"

"Nanti saat bertemu dengan pembalap profesional, jangan sampai kamu menangis, orang miskin!"

Tatapannya tertuju pada lampu belakang mobil Robert yang perlahan hilang di kegelapan malam, satpam itu terus mengomel, tapi seketika ia merasakan suatu perasaan yang dalam.

"Wanita secantik itu, mengapa mau naik mobil jelek seperti itu? Bahkan mobil Honda milikku lebih bagus dari mobil pasaran yang jelek itu." kata satpam yang sedang iri itu.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu