My Tough Bodyguard - Bab 276 Kita sudah menjadi teman

"Miao King yang sudah tua..."

Nenek Jin terlihat jelas sangat terkejut, dari ekspresinya terlihat ketakutan.

Jason yang memiliki hubungan pertemanan dengan Nenek Jin pun menghela napas, ia lalu berkata, "Kamu juga jangan takut, Miao King bukanlah orang yang tidak berperasaan, kamu sudah banyak berkorban untuk Suku Miao, tidak mungkin ia langsung menginginkan nyawamu."

Nenek Jin menghela napas lega, ia segera bertanya lagi, "Miao King yang sudah tua itu, apa ia pernah mengatakan sesuatu?"

"Sementara ini tidak ada, tapi ia benar-benar marah, katanya setelah ia mengetahui kamu ada di Kota Jiang Cheng, wajahnya menjadi sangat tidak enak dilihat." kata Jason dengan perlahan berkata, "Ya, hukuman mati bisa dihindarkan, tapi hukuman di dunia nyata sulit untuk dihindari."

"Jason, kita sudah berteman selama puluhan tahun, kamu harus membantuku untuk menjelaskan masalah ini!" kata Nenek Jin yang menyebut namanya.

Jason menghela napas, terlihat ia sedikit pasrah dan hanya bisa berkata, "Sebelum hukuman dari Miao King datang, kamu harus menutup akses pintu masuk, dalam tiga bulan tidak boleh keluar dari desa Miao."

"Kalau begitu Robert..." kata Nenek Jin.

"Di saat seperti ini kamu masih ingin membunuh orang, apakah kamu sudah tidak memiliki akal sehat?" kata Tetua Sembilan yang ada di sampingnya sambil tersenyum dingin.

Jason melambaikan tangannya untuk memberi isyarat bagi Tetua Sembilan agar tidak mengatakan hal apa-apa lagi, ia lalu berkata dengan suara pelan pada Nenek Jin, "Nenek Jin, meskipun aku dan dirimu sudah berteman selama hamper 70 tahun lamanya, tapi banyak hal yang tidak bisa diselesaikan hanya karena kita berteman."

"Aku hanya ingin memperingatkanmu satu hal, tidak ada orang yang boleh menghalangi rencana Miao King, kalau tidak ia akan sangat marah, bila hal itu terjadi, diriku pun tidak dapat melindungimu lagi." kata Jason dengan sangat serius.

"Tapi aku tidak bermaksud untuk menghianati Miao King, langit dan bumi dapat menjadi saksinya!" kata Nenek Jin mengungkapkan kejujuran.

"Kalau kamu menginginkan yang terbaik untuk Suku Miao, maka kamu harus mengintrospeksi diri selama beberapa bulan, dan jangan keluar rumah!" kata Jason dengan keras.

".....Ya." meskipun ia tidak ingin seperti itu, tapi Nenek Jin hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Saat itu, kami, Suku Miao, tidak boleh ada pergerakan rahasia, kalau sampai menarik perhatian dari mata-mata negara, maka gagallah seluruh rencana yang sudah dibuat." kata Jason yang dari matanya terpancar api yang membara.

.......

Setelah pertemuan itu usai, Nenek Jin kembali ke tempatnya.

"Yang harus mati adalah Tetua Sembilan !"

Raut wajah Nenek Jin seketika menjadi suram, selama rapat pertemuan tadi Tetua Sembilan memang beberapa kali menyudutkannya sehingga Nenek Jin tidak dapat mengelak.

"Nenek Jin, tidak baik membicarakan kejelekan orang di belakang." Saat itu terdengar suara yang tidak asing dari belakangnya.

Nenek Jin menyipitkan mata dan melihat ke arah belakangnya, "Tetua Sembilan?"

Orang yang persis ada di hadapannya adalah Tetua Sembilan, entah dengan cara apa ia dapat masuk ke kediaman Nenek Jin.

Tetua Sembilan masih belum dianggap terlalu tua, umurnya sekitar 60 tahunan, bila dibandingkan dengan tetua-tetua lainnya, ia masih terbilang muda.

Di raut wajahnya tidak pernah terlihat senyuman, ia sangat serius, dari matanya tersirat ia adalah orang yang tidak dapat menoleransi ketidakadilan, posisinya di desa Miao adalah orang yang penuh dengan keadilan.

Hanya saja perkataannya sangat mudah menyinggung orang, banyak orang di desa Miao yang tidak dapat menerimanya.

"Tetua Sembilan, untuk apa kamu kemari?" tanya Nenek Jin dengan nada yang tidak terlalu senang Tetua Sembilan datang ke kediamannya.

Tetua Sembilan tidak buru-buru menjawab, ia melangkah dan menutup rapat pintu ruangan itu lalu menguncinya, ia juga menutup gorden jendela.

"Ini bukan dirimu yang biasanya, Tetua Sembilan." kata Nenek Jin dingin.

"Aku ingin menawarkan sebuah kesepakatan." kata Tetua Sembilan dengan dingin.

"Katakan." kata Nenek Jin sambal menatapnya.

Tetua Sembilan langsung berkata, "Pertama-tama, aku ingin menegaskan dua hal, yang pertama, aku tidak dapat menghentikan kemarahan Miao King. Yang kedua, aku juga tidak dapat menghapuskan hukuman kurungan 3 bulan dari Jason padamu."

"Tapi, dalam tiga bulan ini aku dapat membuatmu bisa mendapatkan suatu kekuatan super, aku dapat mengajarkanmu sihir yang hanya boleh diajarkan pada para tetua." kata Tetua Sembilan.

Mendengar hal ini, Nenek Jin merasa sedikit tergugah.

Dia sudah menguasai, 'jurus besi', 'tenaga dalam', 'jurus kecepatan' dan kekuatan lainnya.

Beberapa jurus ini sudah tidak ada tandingannya bila dibandingkan dengan orang biasa, tapi bila dibandingkan dengan profesional di bidangnya, tentu masih belum cukup.

Nenek Jin hanya seorang pengurus di desa Miao, karena itu ia hanya bisa mempelajari sihir level rendah.

Tapi berbeda dengan tetua.

Mereka memiliki hak, untuk mendapat kepercayaan dari penduduk desa, mereka juga harus memiliki kekuatan yang unggul.

Karena itu, Miao King akan mengajarkan sihir yang lebih tinggi pada para tetua di desa Miao, hal ini juga membawa keuntungan bagi pemerintahannya.

Para tetua inilah yang memiliki kualifikasi untuk belajar sihir, tapi mereka tidak boleh mengajarkannya kepada siapa-siapa lagi, meskipun jabatan Nenek Jin juga sudah tidak jauh dari 'tetua' , tapi tetap ia tidak memiliki kualifikasi ini.

Sebelumnya Nenek Jin juga pernah membuat perjanjian dengan salah seorang tetua, tapi akhirnya dibatalkan oleh tetua itu, karena bila mereka didapati melanggar peraturan Miao King, maka akan diberikan hukuman yang sangat berat.

Tidak disangka, seorang yang disebut paling adil di Desa Miao, seorang yang menaati hukum seperti Tetua Sembilan, ternyata berani melanggar peraturan Miao King, dia berani menukarkan sihir rahasia demi suatu hal yang diinginkannya.

Sebenarnya Nenek Jin sangat tergiur, ia merasa sihirnya yang sekarang ini masih terlalu rendah, bila melawan Robert dengan kekuatan sihir yang setara dengan tetua, maka ia yakin Robert bukanlah tandingannya lagi.

Sekarang, sihir tetua yang diidamkannya sejak lama sudah ada di depan mata, adalah bohong bila dikatakan ia tidak tergiur

Tapi Nenek Jin tahu resikonya, ia sengaja tersenyum dengan dingin, "Tetua Sembilan, Tetua Sembilan, tidak disangka kamu adalah orang yang seperti ini. Kamu membuat penawaran seperti ini padauk, apakah tidak takut aku akan melaporkanmu diam-diam?"

"Kamu tidak akan seperti itu." kata Tetua Sembilan dengna yakin, "Aku dapat melihat matamu yang haus akan kekuatan. Di seluruh Desa Miao ini, hanya aku yang dapat memuaskan keinginanmu akan kekuatan itu. Kalau aku salah menebak, silahkan laporkan aku."

Nenek Jin terdiam beberapa saat, akhirnya ia berkata perlahan, "Tetua Sembilan, apa yang kamu inginkan?"

Melihat Nenek Jin sudah lebih rileks, akhirnya Tetua Sembilan mengatakan apa yang diinginkannya dari Nenek Jin, " Ilmu hitam untuk keluar dari tubuh yang sudah mati, praktek ini sudah dilarang. Kamu tahu kan orang sepertiku ini, aku sangat takut mati...."

"Tetua Sembilan, kamu benar-benar membuka pandanganku." kata Nenek Jin sambil tersenyum dengan sindiran.

Ternyata orang seperti Tetua Sembilan berani menukarkan ilmunya untuk belajar ilmu hitam keluar dari tubuh yang sudah mati, bahkan ia tidak menghiraukan peraturan Miao King.

Nenek Jin sendiri tidak berhasil menjadi tetua karena Miao King khawatir akan kemampuannya yang dapat keluar dari tubuh yang sudah mati dan berpindah ke tubuh lain, Miao King takut hal ini akan berdampak buruk.

"Baik, Aku setuju, Nenek Jin, pertukaran ini sangat berharga." Nenek jin menjilat bibirnya, ia tertawa kecil, "Tetua Sembilan, katakan padaku, apa yang akan kamu lakukan untuk membuatku menjadi kuat dengan cepat?"

"Sangat mudah." sambil berkata hal itu, Tetua Sembilan menanggalkan pakaiannya, ia melihat ke arah Nenek Jin dengan wajah dan lekukan tubuh yang menggoda, ia pun menunjukkan aura kejahatan.

Nenek Jin juga sudah mengira ia akan melakukannya dengan cara seperti ini, wajahnya pun memerah.

.............

Di Kota Jiang Cheng.

Dua hari setelahnya, Sky Splitter sudah keluar dari rumah sakit.

Carter dan Sky Splitter pergi menemui Robert di gedung Perusahaan Besar Mo untuk berpisah.

"Robert, kali ini... aku berterimakasih banyak padamu." kata Sky Splitter yang terdiam beberapa saat setelahnya, sikap dan perkataanya barusan sangat berbeda dengan sebelumnya.

"Kak Robert, kalau bukan karena dirimu, aku dan Sky pasti sudah terkubur di dalam begkel tua itu." kata Carter dengan penuh perasaan.

Robert melambaikan tangan, "Sudah seharusnya membantu orang."

Setelah beberapa saat, Robert berkata dengan sedikit candaan dan juga sedikit serius, "Kalian berdua juga harus belajar, di saat yang dibutuhkan, menolong seseorang adalah hal yang paling penting, dalam hal apapun, nyawa lah yang lebih penting."

"Aku mengerti." kata Carter dengan serius.

"Oh ya, Robert, saat kami kembali ke Kota Yan Jing, kami harus menulis laporan... kekuatanmu itu..." kata Sky dengan sedikit ragu.

Seluruh kekuatan Robert yang ditunjukkannya membuat Sky Splitter kagum.

Sebagai seseorang yang berada di bagian pemerintahan negara, laporan adalah hal yang harus ditulis dengan jujur, tidak boleh ada isi yang dibuat-buat atau ditutup-tutupi, ini adalah peraturan.

Bila Robert tidak bersedia untuk dicatat, Sky Splatter bersedia untuk resiko hukumannya, bahkan Carter juga bersedia menutupi hal ini, meskipun kemungkinan tidak akan dapat tertutupi, tapi ini adalah caranya untuk berterimakasih pada orang yang telah menyelamatkan nyawanya.

Carter juga melihat Robert, terlihat dirinya dan Sky memiliki maksud yang sama.

"Tulis sesuai dengan kenyataan yang telah terjadi, tidak apa-apa." kata Robert tanpa keraguan.

"Baik." kata Sky dan Carter menganggukkan kepalanya.

"Robert, sebelumnya karena ada sesuatu hal, aku menjadi penuh salah paham denganmu, aku sungguh memohon maaf akan hal ini.

Sekarang, pandanganku terhadapmu sudah benar-benar berubah.

Setelah mengalami masalah dengan Nenek jin, aku mulai mengintrospeksi dan sadar akan kekuatanku, aku sadar kekuatanku belum ada apa-apanya, dan tidak bisa menjadikanku sebagai master.

Agar lebih kuat, aku akan lebih rajin lagi, agar suatu saat nanti bila bertemu dengan Nenek Jin lagi, aku tidak akan dikalahkan dengan parah seperti saat itu. Aku jamin.

Karena tugas, kali ini aku harus kembali ke Kota Yan jing, dalam waktu singkat ini aku tidak akan kembali ke Kota Jiang Cheng, hanya Steven Qin yang akan tetap tinggal di sini.

Pandangan negara terhadapmu sudah tidak seperti dua bulan lalu yang menganggapmu sebagai musuh besar, asalkan kamu tetap menjaga kestabilan, maka tidak akan perhatian khusus dari Kota Yan Jing padamu.

Robert, dua hari ini, aku sengaja bertanya pada Steven Qin tentang laporan mengenai dirimu ini, Aku tahu, kamu pasti akan pergi ke Kota yan Jing, karena kamu memiliki suatu alasan yang mengharuskanmu untuk pergi ke sana.

Kalau kamu sudah berada di Kota Yan Jing nanti, ingat untuk mengabariku, aku pasti akan menyambutmu dengan baik dan memberikan bantuan semampuku. Ini adalah janjiku, kata Sky dengan penuh hormat.

"Baik, kita bisa dianggap teman sekarang." kata Robert tersenyum sambil menyalaminya.

Setelah mengantar Sky dan Carter pulang, Robert mendapat surat pengunduran diri dari Shinta Bei, ia sedikit ragu, pada akhir surat itu terdapat namanya.

"Terimakasih, kakak ipar." kata Shinta dengan senang hati, dia merasa masih berada di atmosfir sekolah, lebih santai dari biasanya.

Dia baru berumur 18 tahun, di usia ini, tidak seharusnya ia sudah berada di Perusahaan Besar Mo, yang terpenting adalah mempelajari banyak ilmu di sekolah.

"Tentang pengunduran diri ini, bukankah kamu bisa menyampaikannya pada Direktur Mo saja?" kata Robert yang kehilangan senyumnya.

"Ayahku tidak akan mengijinkan begitu saja, ia tidak ingin aku meninggalkan perusahaan secepat ini, ia ingin aku tinggal lebih lama lagi." kata Shinta.

Robert terdiam, ia segera mengganti topik pembicaraan, "Oh ya, Shinta, kamu berkuliah di universitas mana?"

"Jing Zhou University, di ibukota Provinsi Y, kakak ipar. Kakak seharusnya tahu kan? Tidak jauh dari kota Jiang Cheng, kalau kakak memiliki waktu luang, silahkan kunjungi aku di sana." kata Shinta sambi tersenyum.

"Baik, tidak masalah. Kalau aku pergi ke Kota Jing Zhou, kamu sebagai tuan rumah harus membawaku berjalan-jalan di sana." kata Robert tersenyum.

"Pasti." kata Shinta sambil menunjukkan sedikit senyumnya.

Setelah Shinta mundur dari pekerjaannya, Gwendolyn pun segera menggantikan pekerjaannya menjadi manajer baru di departemen keuangan. Posisi ini memang sudah miliknya sejak awal, hanya saja ia terlambat datang satu bulan.

Novel Terkait

Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu