My Tough Bodyguard - Bab 175 Bagaimana Cara Menghitung Ini?

"Dua pilihan?" Vanessa menjadi bingung.

"Iya, ini berhubungan dengan perkembangan karirmu kedepannya, kamu harus memutuskannya sekarang." kata Robert dengan serius.

Mendengar perkataan Robert, Vanessa juga mulai tegang, dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Bilang saja."

"Pilihan pertama, sesuai dengan kemampuanmu, aku bisa membagikanmu ke divisi marketing dan Divisi R&D, tergantung bagaimana pilihanmu." kata Robert.

Setelah kejadian hari ini, Robert menyadari bahwa Vanessa sepertinya sangat mahir dibidang R&D, kemampuannya mirip dengan Alice.

Dengan begitu baik di divisi Marketing maupun R&D, kemampuannya pasti bisa dipergunakan dengan maksimal.

"Bagaimana dengan pilihan kedua?" Tanya Vanessa.

Robert berkata sambil tersenyum, "Aku masih membutuhkan seorang asisten, jika kamu bersedia, maka tinggallah disampingku untuk menjadi asistenku."

"Baik, aku akan menjadi asistenmu." kata Vanessa tanpa ragu-ragu.

"Kamu harus memikirkannya dengan baik." ingat Robert.

"Aku sudah memikirkannya dengan baik, Robert, jika bukan karena kamu membantuku kali ini, aku mungkin masih berada di perusahaan itu dan tetap menderita, asalkan kamu membutuhkanku, aku bersedia bersamamu." kata Vanessa.

Robert menganggukkan kepalanya, dia mengeluarkan sebuah kontrak dari lacinya.

Asisten CFO, pekerjaan ini sangatlah penting, akan berhubungan dengan banyak rahasia perusahaan, oleh karena itu butuh menandatangani sebuah kontrak jaga rahasia.

Vanesa melihatnya dan menandatanganinya.

"Baiklah, Robert, mulai sekarang, selain teman kuliah, hubungan teman, sekarang kita juga adalah rekan kerja, mohon bantuannya kedepannya." kata Vanessa sambil tersenyum dan mengedipkan matanya.

"Asisten Vanessa, mohon bantuannya kedepannya." kata Robert.

"Oh iya, aku lupa memberitahumu mengenai gajimu." Robert seperti teringat sesuatu, dia berkata, "Gaji pokoknya adalah 40 juta, lalu diperusahaan masih ada sedikit tunjangan, kurang lebih sebulan bisa mendapatkan 60 juta, lalu masih ada bonus THR dan sebagainya, dan juga insentif, semua ini ditambahkan gaji tahunan seharusnya tidak lebih rendah dari 1 miliar."

"1 miliar?" Vanessa terkejut.

Robert tertawam "Tentu saja, apakah kamu tidak ingat waktu itu ketika aku mengantarkanmu pulang, aku pernah mengatakannya kepadamu, asalkan kamu mau bersamaku ke Perusahaan Besar Mo, maka tidak lama kemudian kamu bisa membeli mobil yang lebih bagus daripada mobilku. aku menepati janjiku."

Vanessa sudah tidak tahu harus berkata apa, "Robert, terima kasih."

"Duh, sudah berapa kali kamu mengatakan terima kasih kepadaku hari ini, kamu tidak perlu sesungkan ini." Robert melanjutkan, "Ikut dengan ku sebentar, aku mau mengumumkan kepada mereka bahwa kamu adalah asistenku, kedepannya kamu harus banyak berinteraksi dengan mereka, ini adalah pengenalan pertama, sikapmu harus baik."

"Aku tahu, aku bukanlah anak kecil." Vanessa tersenyum.

Mereka berdua lalu keluar dari kantor CFO.

Robert menepuk tangan, semua karyawan menghentikan pekerjaan mereka dan mengangkat kepalanya untuk melihat Robert.

"Perkenalkan, ini adalah Vanessa Yang, karyawan baru divisi Finance, dia juga adalah asistenku, kedepannya jika ada pekerjaan, marilah untuk bekerjasama dengannya, kita semua tepuk tangan untuk menyambut kedatangannya."kata Robert.

Para gadis mulai bertepuk tangan tanpa pelit.

Meskipun banyak dari mereka yang ingin menjadi asisten Robert, namun sekarang Robert sudah memilih asisten barunya, mereka semua hanya bisa memilih untuk mengatakan selamat.

Satu-satunya orang yang tidak senang hanya adalah Stezza, awalnya dia sudah yakin dengan jabatan asisten CFO, karena tidak ada orang yang bisa bersaing lagi dengannya di divisi Finance.

Tapi sekarang malah tiba-tiba muncul seorang Vanessa, ini membuatnya sangatlah marah bahkan dia sampai tidak tepuk tangan.

reaksi Stezza ini tentu saja terlihat di mata Robert, dia tersenyum, memang ini efek yang diinginkannya, dia mengisyaratkan Vanessa.

Vanessa mengerti dan berjalan kedepan dan tersenyum, dia berkata, "Apa kabar semuanya, namaku Vanessa Yang, senang sekali bisa menjadi rekan kerja kalian, kedepannya kita bekerja di satu divisi, semoga kita bisa berjuang bersama untuk berjasa kepada Perusahaan Besar Mo."

Para karyawan kembali menepuk tangan.

Setelah selesai memperkenallkan Vanessa, Robert lalu pergi ke divisi HR untuk menyelesaikan prosedur masuk kerja.

Robert pernah memukul manager HR, Ronny, dan bermusuhan dengan divisi HR.

Namun kejadian sudah berlalu lama, karyawan Divisi HR sudah tidak begitu mendendaminya, terutama karena identitas Robert sudah berubah drastis.

Waktu itu Robert palingan hanya di anggap sebagai karyawan biasa yang meloncat jabatan terus, namun sekarang dia sudah menjadi pacar Alice.

Lagi pula jika ada yang dendam terhadap Robert, mereka juga tidak berani mengungkapkannya lagi.

Namun meskipun begitu, ketika Robert muncul di divisi HR, tatapan karyawan kepadanya tetaplah aneh.

Dia tidak mempedulikan karyawan itu dan langsung masuk kedalam kantor Manager HR.

Manager HR, Sellen, sedang bekerja dan melihat Robert masuk, dia langsung tersenyum, "CFO Robert, ada apa mengapa kamu datang kemari?"

"Untuk menyelesaikan prosedur masuk kerja asistenku, tentu saja aku sendiri yang datang, aku tidak bias mempercayai orang lain."

Robert memutarkan matanya dan berkata, "Sebenarnya yang paling pentingnya adalah aku ingin bertemu denganmu dan melihat bagaimana kondisi badanmu sekarang."

Mendengar perkataan Robert, Wajah Sellen merah dan berbisik, "Setelah tidak ada gangguan hewan santet, belakangan ini aku sudah sangat nyaman, bahkan kualitas tidurku saja sudah membaik, semua ini berkat CFO Robert."

Sekali mendengarkannya, Robert lalu duduk dan memeriksa Sellen, dia menganggukkan kepalanya, "Sudah terlihat lumayan stabil, tapi masih butuh pembersihan racun sekali lagi, waktu itu tidak membersihkan racunnya semua, awalnya racun yang berserakan sekarang sudah berkumpul menjadi satu, sudah saatnya untuk membersihkannya."

"Kapan kamu punya waktu luang?" bisik Sellen.

"MAlam ini saja, lagipula aku juga tidak ada kerjaan, kamu tunggu saja aku dirumah." kata Robert.

Entah apa yang terpikir dibenak Sellen, wajahnya merah dan dia mengiyakan.

........

Vanessa adalah orang yang berkemampuan tinggi, setelah beradaptasi dengan lingkungan kerja serta jabatan asisten CFO, dia sudah memperlihatkan kemampuan bekerjanya yang hebat.

Pekerjaan seterusnya Robert menjadi lebih mudah karena adalah Vanessa yang menjadi asistennya.

Namun disisi lain, meskipun Gwendolyn tidak mendapatkan kabar diangkat menjadi Manager, namun dibawah persetujuan Robertm dia pindah masuk kedalam kantor manager dan membantu Robert mengurus masalah di divisi Finance.

Robert sedikit bingugn, dia melihat jam, sudah lewat berjam-jam semenjak dia merekomendasikan Gwendolyn menjadi manager.

Ini saja sudah hampir pulang kerja, namun masih belum ada surat pengumuman yang diberikan kepada Gwendolyn, ini sedikit aneh.

Apakah ada halangan apa?

Pikir Robert, namun dia langsung membatalkan pemikirannya ini.

Hanya manager Finance saja, tidak perlu lewat rapat para dewan, Anderson yang merupakan Direktur Utama bisa langsung menyuruhnya masuk kerja, normalnya, tidak akan ada halangan apapun.

Terutama musuh utama Anderson, Kelvin, setelah dihabisi oleh Robert, Rapat Para Dewan sudah aman, hampir semuanya menjadi kekuasaan Anderson.

Jangankan mengatur seorang manager, sekalipun mengangkat Robert menjadi Vice President saja sekarang juga bisa.

Awalnya Robert ingin pergi ke kantor Direktur Utama untuk mendesaknya, namun dia pikir ulang, mungkin saja Anderson sedang sibuk dan menunda hal ini.

lagi pula sudah hampir pulang kerja, Robert juga sudah malas untuk pergi kesana demi hal kecil begini, dia tidak memikirkannya lagi.

........

Disebuah komplek mewah.

Malam hari jam 9, Sellen pulang kerumah dengan letih, dia mandi dan mengenakan pakaian yang bagus, dia sedikit berdandan.

Karena sekali terpikiran bahwa Robert akan datang kerumahnya untuk membersihkan racun, entah kenapa detak jantungnya akan melaju.

Waktu itu ketika Robert mengusir santet dari tubuhnya, adegan waktu itu masih diingat olej Sellen, sekali dipikir, wajahnya langsung memerah.

Terpikiran bahwa Robert sepertinya sangatlah suka minum teh, Sellen mengeluarkan daun teh yang sudah dikoleksinya lama, dia meletakkannya diatas meja, lalu kembali duduk diatas sofa, dan menunggu kedatangan Robert.

Setelah melihat waktu masih pagi, Sellen membuka televisi dan menonton acara televisi.

Waktu berjalan, Sellen melihat jam tangan terus, setelah ragu-ragu sejenak, dia mengeluarkan teleponnya dan berpikir sejenak, dia mengirim pesan kepada Robert, "Sudah sampai mana?"

"Tengah jalan, jangan panik, paling lambat 10 menit lagi." Robert dengan cepat membalasnya.

Setelah melihat pesan ini, Sellen tersenyum, dia terlihat sangat gembira dan pergi ke dapur untuk memasak air.

Ding dong! Ding Dong!

Baru saja memenuhi air, langsung terdengar dering rumah.

Sellen mendengarkannya dan bergumam, "Bajingan ini suka menipu, jelas-jelas sudah sampai depan pintu, dia masih bilang ditengah jalan, masih bilang butuh 10 menit."

Setelah meletakkan teko, Sellen melangkah kepintu sambil bernyanyi.

Sambil berkata dia sambil membuka pintu, "Kamu ini, bukannya kamu bilang ada ditengah jalan? mengapa kamu begitu cepat sampai...."

Sambil berkata, Sellen tiba-tiba tercengang, karena orang yang berdiri dihadapannya bukanlah Robert, melainkan seorang lelaki paruh baya asing, kulitnya hitam, badannya sedikit pendek, dia terlihat kuat dan terlihat kurang bersahabat.

"Apakah kamu adalah Sellen Liu?" tanya lelaki itu.

"Iya, Siapakah kamu......" Sellen bertanya kepadanya, entah kenapa ketika melihat lelaki ini, hatinya merasa bahaya.

"Apa kabar Nona Sellen, perkenalkan, namaku adalah Herman." kata lelaki itu.

"Oh, Tuan Herman, apa kabar." Sellen masih tidak tahu dengan kedatangan masalah dia juga menyapa dengan Herman.

Herman terus melirik Sellen, tatapannya membuat Sellen merasa sangatlah tidak enak, dia mengerutkan keningnya dan berkata sedikit tidak senang, "Tuan Herman, ada apa kamu disini?"

"Nona Sellen, aku memang ada urusan untuk mencarimu."

Herman menganggukkan kepalanya, dia langsung berkata, "Hewan santet didalam badanmu ditanamkan oleh suhuku 10 tahun yang lalu, dan kamu malah membuat usaha suhuku selama 10 tahun sia-sia, kamu bilang saja, bagaimana cara menghitung ini semua?"

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu