My Tough Bodyguard - Bab 31 Siapa Yang Berani Memfitnah Tuan Robert!

“Tante, sebaiknya ucapanmu sopan sedikit, siapa yang mencuri tasmu?” Robert sedikit tidak senang.

Tiba-tiba dijadikan sebagai seorang pencuri, ini membuat semua orang merasa tidak enak, lagi pula ini adalah tas yang dititipkan oleh Stephanie, mana mungkin ini adalah hasil curian.

Tante itu melototinya, “Apakah kamu mau mengembalikannya atau tidak?”

“Aku tidak mencuri tasmu, mengapa aku harus mengembalikannya?” tanya Robert.

Melihat Robert tidak mengembalikan tasnya, seolah tante ini menantikan detik ini, dia berteriak, “Cepat datang! Tangkap pencuri! Karyawan perusahaan besar Mo mencuri tas aku dan tidak mengakuinya!”

Kebetulan jam begini adalah jam pulang kerja, banyak karyawan yang terus berjalan disekitar, setelah mendengar teriakan, banyak orang yang mengerumunin mereka.

“Tante, siapa yang mencuri tas kamu?” tanya salah satu orang.

“Dia! Bocah ini! Dia mencuri tas aku dan tidak mengakuinya!” Tante itu menunjuk Robert dan berteriak kepadanya.

Semua orang menatapi Robert, banyak orang mengerutkan keningnya, hanya ada sebagian dari mereka yang merasa bingung, mereka merasa muka Robert sangatlah familiar.

Ini juga memang seperti begini, meskipun Robert membuat media heboh, namun bagaimanapun juga dia juga baru ke kantor beberapa hari, banyak orang yang hanya mendengar namanya namun tidak mengetahui siapa orangnya, dan juga tidak ada orang yang mengira bahwa orang yang mencuri tas ini adalah Robert.

“Anak muda, kamu dari divisi mana?”

“Ganteng-ganteng tapi mencuri tas orang lain, duh! Benar-benar memalukan nama perusahaan besar Mo.”

“Benar-benar keji! Masih muda tapi tidak belajar dengan baik, malah belajar mencuri!”

Para karyawan menunjukkan muka menghina kepadanya.

Baik dizaman apapun, seorang pencuri pastilah tidak disambut, apalagi zaman modern seperti sekarang, di tempat umum seperti ini, jika tertangkap mencuri orang yang sedikit galak, dia pasti akan dihajar.

Menghadapi tuduhan semua orang, Robert tidak berkata apa-apa, namun malah mengeluarkan teleponnya dan memotret tante tersebut.

Lalu membagikannya kepada seorang kontak wechatnya yang bernama laba-laba.

“Eh, eh, eh, apa yang kamu lakukan? Apakah kamu akan membalas dendam nanti?” melihat Robert memotretnya, tante tersebut langsung takut dan ingin merebut telepon Robert.

Robert malah menyimpan teleponnya, “Kalau kamu mengatakan aku mencuri tas kamu, untuk apa kamu takut aku memotretmu? Kecuali kamu memfitnahku, lalu akan kabur setelah masalah ini selesai, aku kasih tahu kamu, jangan bermimpi! Kemanapun kamu pergi, aku bisa menemukanmu!”

Kali ini muka tante tersebut benar-benar pucat, dia tidak menyangka bahwa anak muda ini begitu licik, disaat dia tegang, dia juga berteriak, “Kalian semua jadi saksinya, anak muda ini selain mencuri tas aku, dia masih memotretku, setelah ini dia pasti akan membalas dendam terhadapku! Apakah semua karyawan Perusahaan Besar Mo semuanya keji seperti dia?”

“Tante, jangan samakan kami dengan orang seperti dia!”

“Apakah ada yang mengenal orang ini? Dari divisi manakah dia? Aku merasa sangatlah asing, tidak pernah melihatnya.”

“Lapor polisi! Antar dia ke kantor polisi.”

Semua karyawan menunjukkan ekspresi marahnya, benar-benar satu orang menghancurkan semuanya, mereka memutuskan untuk menghabisi Robert, tidak akan membiarkannya memalukan nama perusahaan.

Disaat ini, dari dalam lift keluar beberapa orang, orang yang memimpin adalah George Zeng, orang yang dipimpinnya adalah karyawan dari grup dua.

“Lho, bukankah ini adalah Robert?”

Melihat Robert dikelilingi, George Zeng sempat bingung, dia bergegas melangkah mendekati mereka, “Ada apa ini?”

“Ketua George Zeng? Apakah bocah ini adalah dari divisi kamu?” salah seorang karyawan yang mengenal George Zeng bertanya kepadanya sambil menunjuk Robert.

“Iya, ada apa?” George Zeng tidak mengerti apa yang terjadi.

“Bocah ini mencuri tas tante ini dan tidak mengakuinya, sekarang kami berhasil menangkapnya, kebetulan kamu juga disini, ayo bawa dia ke kantor polisi!” kata para karyawan lain.

“Apa?!”

Semua karyawan divisi bisnis termasuk George Zeng tercengang.

Robert mencuri tas?

Bagaimana mungkin?

Hampir semua karyawan divisi bisnis berpikir seperti itu.

Jangankan sifat Robert, bilang saja dua hari sebelumnya, dia mendapatkan bisnis senilai 100 Miliar Rupiah, insentifnya saja sudah bernilai miliaran.

Lagipula siapakah Robert itu?

Bahkan Direktur Utama saja mendukungnya!

Orang seperti ini akan mencuri tas?

Apakah ini sedang becanda?

“Kamu pasti salah paham.” Kata George Zeng, meskipun dirinya dengan karyawan divisi bisnis tidak mempercayai hal ini, namun saat ini kemarahan publik susah untuk diatasi, dia juga tidak berani sembarangan bicara.

“Salah paham? Saksi mata dan bukti barang sudah tertangkap, bocah ini telah memalukan divisi bisnis, kamu sebagai ketua divisi masih saja membantunya?” kata salah satu orang dengan suara keras.

“Robert, kamu cepat jelaskan dikit.” Ivan sedikit tidak tahan dengan pertanyaan dari orang-orang.

Robert malah sedikit tidak peduli, dan berkata dengan malas, “Apa yang harus dijelaskan? Mereka semua tidak percaya, untuk apa aku menjelaskannya?”

Melihat kelakuan Robert, semua orang menjadi semakin marah, dan berteriak untuk mengantarkan Robert ke kantor polisi.

“Apa yang terjadi?”

Disaat ini, terdengar sebuah suara penuh dengan kebingungan terdengar dari belakang.

Semua orang menoleh kebelakang, dan melihat seorang lelaki paruh baya yang mengenakan jas dan meletakkan kedua tangannya dibelakang badannya, dia terlihat seperti manager di perusahaan.

“Ini adalah Manager Mo dari divisi tenaga kerja!”

“Bagus sekali, ini adalah saudara dari Direktur Utama, jika dia datang, hal ini akan diselesaikan dengan mudah!”

“Benar, kita harus memberikan keadilan untuk tante ini!”

Semua karyawan menjadi senang.

“Ini pastilah pemimpin dari perusahaan bukan! Kamu cepat lihat karyawan perusahaan kamu ini, dia mencuri tas aku, dia terlihat begitu sombongnya dia.” Melihat Ronny, tante itu seolah menemukan tumpuannya.

“Nyonya, kamu jangan tegang dulu, biarkan aku menanyakan anak muda ini dulu.” Ronny berlagak akan mencari tahu detail kejadian.

“Eh, bukankah kamu Robert dari Divisi Bisnis? Kamu.........mencuri tas?” ketika mengangkat kepala dan melihat Robert, Ronny tampak kaget.

“Robert? Robert yang mendapatkan kerjasama 100 miliar untuk perusahaan?”

“Seharusnya dia tidak kekurangan uang, bagaimana mungkin......”

“Ini kalian pasti tidak mengerti, sekarang memang begitu, banyak orang ingin mendapatkan sesuatu tanpa mengorbankan kerja kerasnya, dia keenakan menjadi seorang pencuri, untuk apa tidak kekurangan uang? Tapi dari hatinya dia adalah seorang pencuri! Ini tidak bisa dirubahnya.”

Para karyawan berdiskusi.

Mendengar suara diskusi karyawan, Ronny juga tampak sadar, lalu dia menghempaskan nafasnya karena kecewa, “Ternyata begitu, duh, Robert, awalnya aku sangatlah menghargai kemampuanmu, tapi tindakanmu ini sangatlah membuatku kecewa! Kamu masih muda dan sehat, kemampuanmu juga lumayan, mengapa kamu menjadi seorang pencuri?”

“Ronny, kamu tidak perlu berakting, seperti apa kejadian ini kamu sendiri yang paling mengetahuinya.” Robert menyindirnya.

Alasan mengapa Robert membiarkan tante itu dan para karyawan memarahinya adalah untuk menunggu orang yang merencanakan ini semua.

Jika berbicara mengenai orang yang dia singgungi di perusahaan besar Mo, hanya ada 3 orang.

Hugo dan Leon sudah dieliminasi oleh Robert, orang pertama tidak mampu sedangkan orang kedua tidak punya nyali.

Hanya tersisa Ronny saja yang dia singgung hari ini, hanya dia saja yang mempunyai kemampuan dan nyali seperti itu, tidak diluar dugaan, ini semua memang adalah jebakan dari Ronny.

Sambil berpikir, dia sedikit kecewa.

Jelas sekali, ketika menerima pesan dari Stephanie, ini adalah sebuah jebakan yang menunggunya.

Tugas Stephanie adalah sebagai perantara, dia memberikan tas kepada Robert, lalu membiarkan sisanya kepada tante itu dan Ronny yang saling berakting saja.

Mendengar sindiran dari Robert, muka Ronny tidak berubah, dia berkata dengan tegas, “Robert, memang benar aku mengenalmu, tapi aku tidak akan menutup kejadian ini, aku harus bertanggung jawab terhadap tante ini.”

“Ronny, tidak perlu berpura-pura, apa yang ingin kamu lakukan tinggal bilang saja.” Kata Robet mencibir.

Ronny menghempaskan nafasnya dan berkata, “Robert, aku sangatlah menghargaimu, tapi kamu sudah melanggar peraturan kantor dan hukum negara, sekarang aku selaku wakil manager divisi ketenagakerjaan mengumumkan bahwa kamu sudah dipecat.”

“Kamu ingin memecatku? Sebaiknya kamu tanya dulu kakakmu selaku Direktur Utama, lihat dia setuju atau tidak!” kata Robert.

Ronny mengelengkan kepalanya, “Aku sangatlah mengerti kakakku, meskipun dia sangatlah menghargai kemampuanmu, namun kamu telah melakukan hal yang sangat merusak image perusahaan, seberapapun dia menghargaimu, dia juga tidak akan mengasihanimu.”

Aksi disini sudah diperhatikan oleh satpam, kapten satpam, Tony langsung membawa orang dan bergegas mendekatinya.

“Manager Mo, aku dengar ada yang mencuri disini? Dimanakah orangnya?” Tony menyapa Ronny dulu lalu menanyakannya.

“Itu dia, Tony, tolong antar dia ke kantor polisi.” Ronny menunjuk Robert dan mengatakannya.

“Kakak ipar?” Tony mengangkat kepala dan melihatnya dengan jelas tampang pencuri yang dimaksud, gerakannya langsung terhenti, dia terlihat bingung, “Apa-apaan ini?”

“Apakah kamu masih tidak mengerti? Aku dijadikan sebagai pencuri!” kata Robert.

“Dasar! Siapa yang berani memfitnah Tuan Robert!” seusai mendengarkannya, Tony langsung melotot kesemua orang yang berada disini.

Berbeda dengan orang lain, Tony adalah veteran khusus dibidang penyelidikan, dia bahkan pernah menjadi polisi selama beberapa tahun, dia sudah menginterogasi banyak orang, jadi dia sangat ahli untuk mengamati, segala bentuk samaran tidak bisa mengelabui kedua matanya.

Jika berkata sedikit kurang sopan, Tony merasa semua orang yang berada disekitar sini mungkin saja adalah pencuri, selain daripada Robert!

Aura yang disebarkan oleh Robert adalah aura yang tidak mungkin disebarkan oleh seorang pencuri!

Aura membunuh, tegas dan kejam!

Jika mengatakan Robert membunuh, Tony mungkin saja akan percaya, tapi jika mengatakannya mencuri, dia hanya akan menjawab, Dasar Kep*rat!

“Tony, Robert mencuri tas tante ini, saksi mata dan bukti barang ada semua, ini bukanlah fitnah.” Kat Ronny mengerutkan keningnya.

Namun Tony langsung menjawab, “Mohon maaf, Manager Mo, jika tidak ada bukti langsung, aku tidak mempercayainya, ditinjau dari sifat Tuan Robert, dia tidak akan melakukan hal seperti itu.”

Muka Ronny langsung muram, bahkan seorang kapten satpam saja sudah berani membantahnya, ini membuatnya sangatlah marah, dia sudah memutuskan untuk memecat Tony setelah kejadian ini!

Melihat ada yang tidak beres, tante itu langsung berkata, “Tidak ada bukti langsung? Lihat tas yang berada di tangannya, apakah ini bukanlah bukti langsung? Apa mungkin aku sendiri yang memaksanya untuk mengambilnya?”

“Tante ini, kamu bilang tas ini adalah milikmu, apakah kamu tahu apakah isi dari tas ini?” Ronny sadar, menurut dia disaat seperti ini perkataan seorang wanitalah yang lebih berguna.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu