My Tough Bodyguard - Bab 164 Bilang Berdasarkan Hati Nuranimu

Gedung kantor ini bahkan tidak mempunyai satpam.

Semenjak masuk, Robert tidak bertemu dengan satpam sama sekali, dan tidak ada orang yang mempertanyakan Robert.

Tidak seperti Perusahaan Besar Mo, jika bukan karyawan perusahaan dan tidak booking serta tidak mempunyai izin lewat, satpam tidak akan membiarkannya lewat.

Untuk tidak mengundang perhatian, Robert tidak memilih untuk naik lift, dia naik tangga dan tiba di lantai 6 dengan mudah.

dilantai 6 ada dua perusahaan, satunya bergerak dibidang majalah, perusahaannya kecil, sedikit mirip kantoran kecil, satunya lagi adalah Smartha tempat Vanessa bekerja, perusahaannya juga tidak besar.

Ketika memasuki area kantor Smartha, Robert tidak langsung pergi mencari Vanessa melainkan terus saja berputar didalam koridor, lagi pula juga tidak terburu-buru, dia lalu mengumpulkan informasi mengenai Drake.

Yang menarik adalah Robert yang merupakan orang asing masuk kedalam area kantor namun tidak ada satupun karyawan yang datang untuk bertanya, kebanyakan dari mereka hanya meliriknya saja dan lanjut melakukan pekerjaan mereka.

Bahkan ada yang menyapanya dengan sikap yang baik.

Awalnya Robert masih merasa aneh, kemudian dia berpikir sejenak dan mengerti bahwa kemungkinan dia dijadikan sebagai karyawan dari perusahaan majalah disebelah sana yang datang untuk berkumpul dengan temannya.

Robert juga kebetulan sedang malas untuk menjelaskan, setelah dia melihat seluruh kantornya, barulah dia berjalan kehadapan seorang gadis yang dari tadi diperhatikannya, dia tersenyum dan berkata, "Apa kabar, cantik."

"Hmm, apa kabar." Tiba-tiba diajak mengobrol, gadis itu jelas terlihat masih belum merespon, dia mendorong kacamatanya dan melihat bahwa lawan bicaranya adalah lelaki yang lumayan tampan, wajahnya merah dan berkata dengan sedikit malu.

"Perkenalkan diriku dulu, namaku Robert, aku adalah karyawan dari perusahaan majalah disebelah sana, aku baru datang, kamu mungkin tidak pernah melihatku." kata Robert mengarang.

Robert memilihnya karena setelah diamati, dia merasa gadis inilah yang paling mudah dimanfaaatkan untuk memperoleh informasi, dia ingin melihat apakah bisa mendapatkan informasi yang berharga atau tidak, lalu mempertimbangkan cara untuk menghadapi Drake.

Setelah mendengar pengenalan dari Drake, gadis itu menganggukkan kepalanya, sepertinya sudah ingat dengan Robert, lalu tersenyum dan berkata, "Namaku Maria Xu, apa kabar, senang untuk mengenalmu, ada apa kamu mencariku?"

"Nona Maria, begini, perusahaan majalah kami belakangan ini sedang kekurangan bahan, atasanku memberiku banyak misi, dan menyuruhku untuk menyelesaikannya akhir bulan ini, jika tidak bonusku akan dipotong."

Robert mengarang dirinya sebagai seorang karyawan baru yang dibully hingga kasihan sekali.

Itu langsung mengundang belas kasihan dari Maria, dia mendorong kaca matanya dan berkata, "Sungguh keterlaluan atasan kalian, mengapa bisa begini?"

"Duh, ini juga memang begini, siapa suruh dia adalah atasan dan aku sebagai orang baru hanya bisa menurutinya saja."

Sambil berkata, Robert mengalihkan, "Tapi aku baru saja masuk ke bidang majalah ini, banyak hal yang tidak aku kuasai, aku juga tidak berani wawancara ketempat asing, jadi setelah aku pikir-pikir, aku datang kesini untuk mencari ide yang bagus."

"Hmm, apakah kamu sudah menemukannya?"

"Sudah aku temukan, orang itu adalah kamu." kata Robert dengan tegas.

"Oh? Tuan Robert, apakah Anda tidak sedang bercanda denganku?" kata Maria.

"Benar, memang kamu, bagaimana mungkin aku bisa sembarangan bercanda?" kata Robert.

Maria bergegas melambaikan tangan, dia berkata, "Aku hanyalah karyawan admin biasa, aku bahkan tidak bisa dihitung karyawan teknik, aku adalah karyawan paling dasar dari perusahaan ini, apa kelebihan dariku yang bisa Anda wawancara?"

"Nona Maria, Anda jangan terlalu menganggap rendah dirimu." Robert mengelengkan kepelanya, dan mulai membual, "Sekali aku melihatmu, aku sudah memperhatikanmu, Nona Maria, aku berkata sesuai hati nuraniku, meskipun Anda tidak menonjol, namun aku bisa melihat tingkat fokus dan rajinmu terhadap pekerjaan, ini yang tidak bisa aku dapatkan dari karyawan lain."

"Dan yang namanya tinggi rendahnya jabatan tidaklah penting bagiku, yang penting menurutku adalah apakah seseorang bisa tahu diri dan melakukan pekerjaan yang seharusnya dia lakukan atau tidak."

"Jelas terlihat bahwa Nona Maria adalah orang yang seperti begini, jadi patut untuk aku wawancarai." kata Robert.

"Mulutu manis." kata Maria sambil menutup mulutnya menggunakan tanagn dan tersenyum, terlihat bahwa dia sangat menyukai perkataannya.

"Aku tidak sembarangan bicara, bagaimanapun juga ini terkait dengan pekerjaanku." kata Robert dengan serius.

"Baik, baik, baik, kalau begitu wawancarailah aku." kebetulan Maria sedang ada waktu luang, dia melihat sekitarnya tidak ada rekan kerja yang memperhatikannya, dia lalu menyetujuinya.

Melihat dia berhasil mengelabuinya, Robert pura-pura batuk, dan mulai menanyakan banyak masalah kecil, waktu berlalu cepat, setelah beberapa menit kemudian, wawancaranya sudah selesai.

"Baiklah, Nona Xu, wawancara terhadapmu sudah berakhir, terima kasih atas kerja samamu." kata Robert.

"Sudah selesai?" Maria terlihat masih ingin melanjutkan.

kesempatan untuk diiwawancara dan dipublikasikan bagi orang biasa sangatlah susah untuk ditemui, Maria tentu saja bersedia diwawancarai lebih banyak lagi untuk memenuhi kepuasan hatinya.

"Nona Maria, kami adalah majalah kecil, jika satu karangan terlalu panjang, maka para pembaca tidak akan suka." kata Robert.

"Oh, begitu." Maria menganggukkan kepalanya pertada mengerti.

"bagaimanapun juga, aku masih harus banyak berterima kasih kepada Nona Maria, ini adalah upah wawancaranya, silakan diterima." Robert mengeluarkan beberapa ratus ribu ke tangan Maria.

Maria sedikit kaget, "Upah wawancara?"

Ini pertama kalinya dia mendengar kata upah wawancara, hanya dengan wawancara beberapa menit saja sudah bisa mendapatkan beberapa ratus ribu, dia kaget sekaligus senang, ini sudah merupakan gajinya berhari-hari.

Yang tidak diketahui oleh Maria adalah, Robert memberinya uang karena dia merasa tidak enakan.

Bagaimanapun juga Maria begitu bekerja sama, Robert bisa pergi begitu saja, tapi jika setelah kejadian nanti dan Maria menyadari dirinya ditipu, dia pasti akan merasa sedih.

beberapa ratus ribu itu bagi Robert tidak ada apa-apanya, tapi bagi Maria, itu bisa membuatnya merasa senang selama beberapa hari.

"Oh iya, Nona Maria, apakah aku bisa bertanya mengenai seseorang kepadamu?" setelah memberikan uang, Robert langsung mengarah ke topik utamanya.

"Tidak bermasalah, Tuan Robert, kamu tanya saja, aku pasti akan mengatakan semua yang aku tahu." Maria merasa sedikit malu menerimanya, sekali mendengar Robert masih akan melanjutkan wawancara, dia bergegas menyetujuinya.

"Sebenarnya juga tidak ada masalah lain, hanya saja selanjutnya aku akan mewawancarai supervisor kalian, Drake Huang, aku ingin mendengar pendapat dari para karyawan dulu." kata Robert.

Sekali mendengarnya, wajah Maria terlihat berubah, dia sepertinya mempertimbangkan sesuatu, dia tidak mengatakannya.

Robert seolah menyadari keanehan Maria, dia berpura-pura kaget dulu baru berkata, "Nona Maria, tolong tenang, aku bisa menjamin, seluruh perkataan yang kamu katakan sekarang akan aku rahasiakan namanya atau pakai nama inisial, tidak akan membuat Nona Maria terkena balasan dendam apapun, kamu hanya perlu mengatakan pendapatmu yang sejujurnya saja."

"Benarkah?" Maria masih ragu-ragu.

"Tentu saja, sebagai seorang pekerja dibidang media, aku hanya membuat berita asli saja, dan mengatakan fakta dengan keadilan dan hati nuraniku." kata Robert.

Melihat Robert begini, dan juga sudah mengambil uangnya, Maria akhirnya memutuskan untuk menyetujuinya, bagaimanapun juga dia juag sudah mengambil uang orang lain dan dia juga ada banyak hal yang ingin diutarakan mengenai Drake.

Setelah berpikir sejenak, Maria bekata, "Tuan Robert, aku pribadi menyarankanmu untuk tidak mewawancarai Drake."

"Mengapa?"

"Karena.....psikologinya bermasalah!" Maria melirik sekeliling lalu berbisik dengan Robert.

Robert bergegas membuat gerakan mendengarkan.

"Tuan Robert, mungkin kamu baru bekerja di sebelah, dan tidak tahu, Drake terkenal dengan psikologinya yang tidak normal, semua rekan kerja diperusahaan kami memanggilnya hidung belang, mengenai hal ini, jika kamu tidak percaya, kamu bisa mempertanyakan rekan kerjamu di perusahaan majalah, mereka semuanya tahu." bisik Maria.

Robert sengaja membuat ekspresi kaget, "Bahkan perusahaan kami saja tahu? Seberapa mengerikannya supervisor ini?"

"Orang ini memang bermasalah dibidang psikologinya, dia sering pergi mengintip di toilet wanita, dan tidak hanya sekali saja dia tertangkap basah, hanya saja karena dia adalah supervisor, kami semua hanya berani marah namun tidak berani bicara." kata Maria dengan wajah sangat membenci hal ini.

"Supervisor seharusnya masih tidak bisa bertindak sewenang-wenang bukan? apakah level manajer tingkat atas kalian tidak mempedulikannya?" Tanya Robert tidak mengerti.

"Sudah dilaporkan berkali-kali, tapi mereka berpura-pura tidak melihatnya, keuntungan yang dibawakan oleh Drake kepada perusahaan kami membuat mereka tidak peduli dengan perasaan kami!" kata Maria.

"Sepertinya yang keterlaluan adalah tingkat manager level atas kalian, sekali dibandingkan, atasanku masih lumayan, selain memeras dibidang pekerjaan, sisanya masih ok-ok saja." Robert sudah berhasil masuk kedalam karakter wartawan majalah.

"Jadi, kamu tidak boleh mewawancarainya, jika kamu menyiarkan berita buruknya, kemungkinan besar dia akan pergi mencari atasanmu dan menyuruhnya memotong bonusmu, bahkan pekerjaanmu saja belum tentu bisa dipertahankan!" ingat Maria.

“Tidak mungkin kan? Seorang supervisor dari perusahaan lain masih bisa mencampuri urusan perusahaan kami?" Robert berlagak tidak bercaya.

"Tuan Robert, aku bukan kenapa-kenapa, perusahaan kami dengan perusahaan kalian sudah bersama bertahun-tahun, semuanya adalah kenalan, mereka saling menjaga, bahkan kedua belah pihak juga menjalin kerja sama. Ada hubungan keuntungan disini, dan kamu hanyalah orang baru, menurutmu atasan kalian akan menyinggung partner kerja demi orang baru sepertimu?" Maria juga adalah karyawan lama, dia sudah melihat semuanya dengan jelas.

"Benar juga kata kamu." kata Robert.

Melihat lawan bicaranya masih ragu-ragu, Maria menarik nafas dalam-dalam, dia memutuskan untuk mengatakan sebuah rahasia lagi, bagaimanapun juga dia juga mengambil uang dari Robert, dia tidak boleh melihat Robert menginjak ranjau, dia hanya bisa mengingatkannya saja.

"Tuan Robert, aku mengingatkanmu untuk tidak menyiarkan berita buruk Drake karena ada alasannya, karena beberapa tahun yang lalu ada kasus seperti begini!"

Maria berbisik dengan serius, "Waktu itu orang dari kantor kalian juga ada seorang wartawan baru, dia tidak suka dengan kelakuan Drake, dan ingin menyiarkan kejahatannya, pengaruh kejadian ini sangatlah buruk."

"Oh?" Robert menaikkan alisnya.

"Panjang ceritanya, berhubungan dengan seorang karyawan lama di perusahaan kami yang bernama Vanessa." sekali berkata hingga disini, Maria menghempaskan nafasnya.

Mendengar nama Vanessa, Robert langsung tertarik, dia menyipitkan matanya, :Nona Maria, aku ingin tahu apa yang terjadi waktu itu, apakah kamu boleh menjelaskan detailnya kepadaku?"

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu