My Tough Bodyguard - Bab 50 Gengster Mukul Orang

"Memangnya aku salah?"

Benjamin menatapnya dari atas hingga bawah: "Dari atas sampai bawah, tidak lebih dari 4juta, jam tanganmu juga Casio murahan, kamu sepadan dengan Alice?"

Robert mengepalkan tangannya: "Sepertinya aku harus bersikap kasar."

"Robert, jangan gegabah." Anderson berkata, dia tahu, kalau Robert beraksi, mungkin rumah ini akan rusak parah.

Alice juga menahan Robert dan berkata kepada Benjamin: "Kamu tidak perlu khawatir dengan pernikahanku. Bulan depan aku ulang tahun, tanggalnya sama dengan hari pertunanganku, kalau kalian bersedia, silahkan datang ya!"

"Adik Alice, kamu bisa memilih pasangan yang lebih baik, kenapa kamu mau dengan pria miskin ini? Dia tidak bisa membantumu!" Kata Benjamin.

"Tidak perlu khawatir." Kata Alice.

Melihat ketegasan Alice, Benjamin pun berkata: "Hei kamu, jangan pikir kamu bisa mendapatkan Alice lalu kamu bisa mendapatkan semuanya! Tanpa persetujuan keluarga Mo, kamu tidak ada bedanya dengan seekor ikan asin!"

"Memangnya kenapa dengan ikan asin? Aku ini memang miskin, tapi apa urusannya denganmu?" Robert pun merangkul pinggul Alice dan menatapnya tajam: "Dan aku bisa membantu Alice, lebih banyak dari yang kamu bayangkan, kalau tidak ada aku, Alice mungkin tidak bisa tidur dengan nyenyak setiap harinya!"

Mendengar perkataan ini Alice pun tersipu malu, dia mencubit Robert, sialan, apaan sih!

Anderson pun batuk dan mengingatkan: "Robert, perhatikan sikapmu!"

"Iya iya." Kata Robert sambil tersenyum.

Benjamin pun marah dan berdiri: "Paman ketiga, gengster rendahan ini..."

Plak!

Belum selesai dia berbicara, Benjamin pun ditampar, tamparan itu membuatnya merasa pusing dan tersandar di atas sofa.

"Kak Benjamin!" Alice terkejut.

Benjamin memegang pipinya dan menatap Robert tidak percaya: "Kamu, kamu berani memukulku? Kamu..."

Robert tersenyum: "Kamu bilang aku gengster, oke, aku setuju. Gengster itu ngapain? Gengster tidak hanya licik tapi juga mukul orang, ingat baik-baik ya!"

Pipinya membengkak, membuatnya merasa kesakitan, Benjamin merasa sangat dipermalukan, dia pun melihat Anderson: "Paman ketiga, menurutmu masalah ini tidak apa-apa kalau dibiarkan?"

"Benjamin, calon menantuku ini suka emosian. Tenang saja, aku akan menasehatinya." Kata Anderson.

Melihat sikap Anderson, Benjamin benar-benar emosi, walaupun dia masih muda, tapi dia juga licik, dia sudah menebak Anderson pasti tidak akan membelanya.

"Oke oke oke, hari ini akhirnya aku tahu!"

Benjamin menatap Robert: "Namamu Robert Qiu kan? Aku sudah ingat, aku harap kamu tidak datang ke kota C."

"Tuan Mo, kalau kamu masih tidak pergi, pipi sebelahmu juga akan bengkak." Robert mengingatkan.

"Kak Benjamin, kita pergi saja, keluarga Mo pasti akan mengurus hal ini!" Benjamin seperti ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi dia ditahan oleh Alice.

"Paman ketiga, keluarga Mo yang ada di kota C pasti tidak akan membiarkan masalah ini!" Benjamin pun pergi meninggalkan rumah mereka.

Anderson menghela nafas: "Robert, kamu sudah menyinggung Benjamin."

"Orang yang lebih hebat seratus kali lipat darinya saja juga kupukul, hanya anak orang kaya saja berani-beraninya meremehkanku, dia seharusnya bersyukur, dia tidak terlahir di luar negeri." Kata Robert.

Anderson menggeleng: "Masalahnya Benjamin ini bukan anak orang kaya biasa. Dia adalah calon penerus bisnis keluarga Mo di kota C, tamparanmu ini, sama saja dengan mempermalukan satu keluarga Mo."

"Jangankan dia, kalau keluarganya datang kesini juga akan kupukul semuanya."

Robert tidak senang, dia benar-benar membenci Benjamin.

Dulu saat di luar negeri, orang-orang yang dipukul Robert jauh lebih hebat dari Benjamin, Benjamin tidak bisa dibandingkan dengan mereka.

Pernah suatu kali, salah satu anggota keluarga Rothschild menyinggung Robert.

Robert mengingatkannya untuk minta maaf.

Tapi karena dia punya backing, dia tidak menyadari kalau menyinggung wind stalker akan berakibat seperti apa.

Akhirnya malam itu juga, Robert berhasil menghindari beberapa pengawasan yang ketat dan masuk ke dalam rumah keluarga Rothschild, di hadapan keluarganya, dia memukulnya berkali-kali, lalu pergi.

Dibandingkan dengan ini, Benjamin bukan apa-apanya, apa hebatnya keluarga Mo di kota C?

"Omong kosong." Kata Alice.

Robert tersenyum: "Kali ini bukan omong kosong."

"Robert, sepertinya aku perlu menceritakan tentang keluarga Mo yang ada di kota C. Kalau tidak, kamu masih tidak tahu seberapa kacaunya kejadian ini." Kata Anderson yang kebingungan.

"Aku juga ingin tahu, sebenarnya keluarga Mo itu seperti apa." Robert mengangguk.

Anderson terdiam selama beberapa saat, lalu berkata pelan: "Sebenarnya aku bukan orang asli Jiang Cheng."

"Ini aku sudah tahu, Benjamin juga sudah bilang, dua puluh tahun yang lalu, paman Mo pergi meninggalkan keluarga Mo di kota C dan membawa Alice ke Jiang Cheng, lalu mendirikan perusahaan Mo." Robert mengangguk.

"Di kota C keluarga Mo adalah keluarga yang sangat besar. Silsilah keluarga Mo tertulis dalam tiga buku yang tebal." Anderson Mo mengenang kejadian dulu: "Saat itu, Alice masih berumur lima tahun, terjadi sesuatu yang membuatku kecewa dan meninggalkan kota C."

Robert ingin menanyakan kejadian apa yang bisa membuat Anderson pergi dari rumah.

Saat ingin bertanya, tiba-tiba Robert melihat ekspresi Alice yang sedih.

Dia pun tersentuh dan melihat ke sebuah foto yang ada di ruang tamu, itu adalah ibu Alice, dia menggendong Alice yang saat itu masih berumur lima tahun, mereka terlihat sangat senang.

Melihat foto ini, Robert sudah tahu apa yang terjadi, dia pun tidak menanyakannya.

"Mengambil kesempatan ini, aku pun mendirikan perusahaan Mo, dan perusahaan Mo menjadi perusahan terhebat di kota Jiang Cheng. Ini juga mengundang perhatian keluarga Mo di kota C, mereka semua ingin menjadikan perusahan Mo sebagai salah satu bisnis keluarga."

Anderson melanjutkan: "Kalau aku tidak ngotot, mungkin perusahaan Mo akan lebih kacau dari sekarang ini!"

"Contohnya Ronny Mo?" Tanya Robert.

Anderson mengangguk, "Saat itu Ronny datang kepadaku, aku tidak setuju, semua keluarga Mo pun bergantian datang ke Jiang Cheng dan membujukku, akhirnya aku pun setuju."

"Kalau memang keluarga Mo yang ada di kota C menginginkan perusahaan Mo menjadi salah satu bisnis keluarga, sepertinya tujuan kedatangan Ronny tidak sesimpel itu." Kata Robert dengan yakin.

Anderson pun mengangguk: "Untunglah kamu ngerti." Lalu menghela nafasnya: "Sayangnya aku tidak berpikir panjang."

"Dengan kedatangan Ronny, keluarga Mo yang lain juga bisa masuk ke dalam perusahaan Mo dengan mudah." Kata Robert.

Anderson melanjutkan: "Benar. Tiga tahun ini, ada sekitar tiga puluh orang keluarga Mo yang masuk.

Walaupun selain Ronny, posisi tertinggi hanyalah ketua tim, tapi ini dalam waktu berapa lama? Belum tiga tahun! Kalau masih memberikan kesempatan untuk mereka, setiap bagian perusahaan pasti akan dikontrol oleh mereka!"

"Mungkin ini juga yang menjadi alasan kenapa keluarga Mo sangat menganggap penting masalah Ronny yang dipecat! Karena Ronny adalah pemimpin mata-mata yang menyelundup di perusahaan ini, Ronny dipecat artinya mereka tidak punya pemimpin lagi."

Anderson benar-berar pintar, setelah kejadian hari ini dan mendengar pemikiran Robert, dia akhirnya mengerti.

"Benar-benar anak catur yang hebat." Kata Robert.

"Robert, untung ada kamu, secara tidak langsung kamu membongkar masalah terbesar di perusahaan Mo." Kata Anderson.

Robert berkata: "Kalau Benjamin tidak menyinggungku, aku juga tidak akan memukulnya. Sebenarnya, dia yang cari gara-gara, dia tidak boleh menyalahkanku."

"Selanjutnya, sudah saatnya kita membereskan masalah ini. Kalau kita sudah tahu keluarga Mo di kota C tidak berniat baik, maka sudah seharusnya dilakukan perubahan!" Kata Robert.

"Tidak semudah itu. Kalau aku melakukannya, keluarga Mo pasti akan menyerang balik, nantinya kita akan kesusahan." Kata Anderson Mo.

Robert berkata: "Apa susahnya? Serahkan saja ini kepadaku!"

Anderson tiba-tiba memikirkan sesuatu dan berkata: "Aku angkat kamu sebagai CEO merangkap wakil manager HRD, setelah kamu punya jabatan ini, kamu berhak untuk memecat staf."

"Robert, bisa lepaskan tanganmu?" Kata Alice.

Sejak tadi sibrengsek merangkul pinggulnya, walaupun dia berdiri dan memukul Benjamin, tapi saat duduk kembali, tangannya berulah lagi.

Alice sudah menahannya lama, tapi dia juga tidak ingin memotong perkataan ayahnya, makanya dia diam saja.

Tapi setelah Anderson selesai bicara, tangan Robert ini masih saja berulah, dia sudah tidak bisa menahannya lagi.

Robert pun tersenyum: "Kamu calon istriku, aku peluk sedikit tidak apa-apa kan?"

"Robert, kamu hanya..."

Alice ingin mengingatkan hubungan mereka, tapi saat ini Robert langsung menarik tangannya.

Alice bengong, sebelumnya dia masih bersandar ke tubuh Alice, setelah itu dia langsung bersikap seperti sama sekali tidak nafsu terhadap Alice, ini membuat Alice bingung, dia tidak tahu apakah Robert benar-benar buaya, atau hanya sedang bermain drama.

Melihat anaknya beradu mulut dengan Robert, Anderson pun tersenyum, dia sangat mendukung mereka berdua, dia bahkan berencara untuk menjadikan Robert sebagai penerusnya.

Sayangnya...

Mengingat ini, Anderson kembali menghela nafasnya.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu