My Tough Bodyguard - Bab 40 Pelajaran Yang Mempesonakan

Di kantor polisi Kota Jiang Cheng.

Maggie tengah duduk didepan sebuah komputer dan menonton adegan Robert menghajar para perampok, dia sudah mengulang videonya berpuluh-puluh kali.

Kapten polisi disamping berkata, “Robert ini terlalu kuat, para perampok ini bagaikan semut dihadapannya, mereka sama sekali bukan lawan yang berada di level yang sama.”

“Kapten Louis, kamu jarang sekali memuji seseorang seperti ini.” Kata Maggie.

Louis Wang menjawab, “Dulu jarang, karena tidak pernah bertemu dengan orang hebat seperti Robert, sejujurnya, sekalipun aku yang menghadapi anak muda ini, sepertinya juga tidak akan lebih dari 10 jurus.”

“10 jurus saja juga tidak kuat?” Maggie baru sadar, dia tahu Robert sangatlah kuat, tapi dia tidak menyangka dia sekuat itu.

Louis adalah juara dari pertempuran di tingkat provinsi, sebelum menjadi polisi, dia adalah member gerakan spesial dari kemiliteran tingkat provinsi. Setelah itu barulah dia datang menjadi polisi disini, dia diakui sebagai orang paling hebat di dunia polisi kota Jiang Cheng.

Orang hebat seperti ini mempunyai penilaian yang begitu tinggi terhadap Robert, ini membuat Maggie merasa tidak nyata.

“Kamu lihat adegan disini dengan teliti.” Louis menunjuk layar komputer, “Kamu lihat, ketika Robert baru saja naik ke lantai 4, langkahnya terlihat sangatlah biasa saja, namun setiap langkahnya sebenarnya sangatlah berarti.”

“Jangan-jangan dia sedang mendekati para perampok?” Maggie sadar.

“Merusak pistol menggunakan jarum membutuhkan tenaga dan sudut yang sangat tepat untuk melakukannya, semakin dekat tentunya semakin bagus, Robert mungkin saja demi aman barulah dia memasukkannya secara diam-diam, hebat, sungguh hebat.” Kata Louis.

“Tapi aku tidak melihat gerakannya.” Kata Maggie.

“Jika kamu saja bisa melihatnya, maka para perampok juga akan sadar.” Louis melanjutkan, “Inilah titik paling hebatnya, Maggie, kamu perlambat adegan disini dan lihat dengan teliti.”

“Astaga!”

Maggie memperlambat videonya hingga 10 kali lebih lama barulah dia melihat ada beberapa gerakan aneh dari tangan Robert, jika tidak dia tidak mungkin bisa menyadarinya.

jika tidak dia tidak mungkin bisa menyadarinya.

“Merusak pistol menggunakan jarum, apakah hal semacam ini mungkin terwujudkan?” sekalipun setelah melihat adegan video, Maggie tetap merasa sangatlah susah untuk mempercayainya.

Louis menegaskan, “Secara teoritis ini bisa saja, namun jika dipraktekkan ini akan sangatlah susah sekali.”

Ketika aku masih berada dipasukan militer, aku pernah mendengar cara ini, namun ini adalah sebuah rahasia yang tidak pernah diajarkan oleh pasukan khusus China. Aku sangat terkejut dengan Robert yang bisa melakukannya juga.

“Orang sehebat itu, mengapa dia mau berada di Perusahaan Besar Mo?” kata Maggie karena bingung.

“Ini sudah bukanlah urusan kita.” Louis mengelengkan kepalanya, lalu berkata, “Orang hebat seperti ini sangat disayangkan karena tidak menjadi seorang polisi.”

Mendengar perkataannya, mata Maggie bersinar.

........

Dikeluarga Mo, Robert dan yang lainnya turun dari mobil.

Dibelakangnya masih diikuti oleh bodyguard keluarga Mo, mereka terlihat sangatlah gagah.

Ketika mereka mendapatkan kabar Mall dirampok, mereka langsung berangkat dan bertemu dengan Robert dan Alice yang pulang dengan selamat, barulah para pengawal lega.

“Baiklah, kalian lanjut latihan dulu.” Kata Robert kepada Tom.

Tom dan kawan-kawan serasa ingin menangis, awalnya mereka mengira dengan kejadian begini mereka bisa istirahat sehari, alhasil mereka masih saja harus istirahat.

Beberapa hari ini, kekuatan latihan bertambah terus, tidak hanya harus latihan di pagi hari, bahkan sebelum makan siang dan setelah makan malam masih harus latihan dulu, para pengawal terus merasa lelah.

Tidak lama kemudian, beberapa penanggung jawab utama mall langsung datang ke keluarga Mo.

Keluarga Mo adalah pemilik mall, dan Alice juga ikut serta dalam kejadian perampokan itu, ini membuat penanggung jawab mall merasa tidak tenang, dia mengatakan banyak kata yang menyatakan dirinya menyesal, malu, lalu menyalahkan sistem keamanan kurang bagus dan lain-lain.

Ini membuat Alice merasa bosan, sekarang dia tidak ada pikiran untuk mencari tahu salah siapa, dia menyatakan ingin tenang dulu, dan menyuruh mereka pergi dulu.

Setelah makan siang, Alice lalu bersiap untuk pergi ke kantor.

“Bukankah kamu mau istirahat?” tanya Robert.

“Bagiku, bekerja adalah cara yang terbaik untuk istirahat.” Jawab Alice.

“Dasar pekerja maniak!”

Setelah makan sedikit, Robert meletakkan mangkoknya, “Baik, aku akan menemanimu pergi.”

“Tidak, Kak Robert, waktu itu kamu menjanjikanku untuk mengajariku ilmu jaga diri, kamu tidak boleh ingkar janji!” Ellen bergegas menarik Robert dan tidak membiarkannya pergi.

Robert berkata dengan tidak berdaya, “Ilmu jaga diri bisa diajarkan kapan saja.”

“Tapi bagaimana jika aku bertemu dengan kondisi seperti hari ini, apa yang harus kulakukan?” kata Ellen dengan ekspresi yang kasihan.

“Baiklah Robert, Ellen ketakutan, dia tidak begitu banyak teman di Jiang Cheng, hari ini kamu bertanggung jawab untuk menemaninya saja.” Kata Alice.

“Alice, aku tidak akan mendengar perintahmu.” Robert mencibir.

“Kali ini kamu tidak mendengarkanku, lain kali aku juga tidak akan mendengarkanmu.” Muka Alice berubah marah.

“Kamu hebat!” Robert akhirnya berkompromi karena mempertimbangkan kerjasama selanjutnya nanti.

Dia memanggil Tom untuk menyuruh mereka mengantarkan Alice dengan selamat ke kantor.

“Jika ada sedikit yang tidak beres, langsung telepon aku, mengerti?” perintah Robert, keselamatan Alice sangatlah penting, situasi saat ini tidak memperbolehkan sedikitpun kejadian tidak sengaja.

“Tenang saja, Tuan Menantu, ada kami satu tim pengawal yang melindungi Nona, nona pasti tidak akan terjadi apa-apa.” Tom menjaminnya.

Melihat Alice pergi, Ellen lalu menarik tangan Robert, dan mengoyangkannya, “Kak Robert, cepat ajari aku ilmu jaga diri dong!”

“Baik, pilihlah tempat.” Robert menganggukkan kepalanya.

“Pergilah kerumahku!” saran Ellen.

Rumah Ellen berada didekat universitas Jiang Cheng, rumahnya adalah sebuah apartemen mewah yang terdiri atas dua lantai, desainnya sangatlah indah sekali.

“Wah, tajir, rumah ini setidaknya bernilai miliaran!”

Robert terkejut, dia mulai tertarik dengan Ellen.

Jika dia adalah gadis biasanya, seumur hidupnya saja mungkin susah untuk bisa membeli apartemen seperti ini, jika adalah simpanan orang, Ellen memang mempunyai modal untuk menjadi simpanan orang, namun jelas bahwa dia adalah perawan.

Maka hanya ada satu kemungkinan saja, yaitu latar belakang keluarganya tidaklah biasa!

Sebenarnya Robert juga tidak begitu mengenal Ellen, dihitung-hitung dia juga hanya melihatnya beberapa kali saja, dia hanya merasa Ellen adalah wanita yang ceria, selebihnya dia tidak berpikir banyak.

Sekali dipikir ulang, dia bisa menjadi teman akrab anak keluarga Mo, tentu saja latar belakang keluarganya juga tidaklah buruk.

Sekali berpikiran seperti itu, Robert langsung sadar, Ellen benar-benar adalah gadis putih yang cantik dan kaya, dia cantik dan kaya, dan hanya masih dalam tingkatan murid saja, dia lebih mudah didekati dibanding Alice!

Setelah menyelesaikan misi kali ini, dan mendapatkan penawar virus S, dia juga sudah mempertimbangkan untung memiliki keluarga, pikir Robert.

Pelatihan ilmu bela diri diajarkan olehnya di ruang tamu.

Awalnya Robert mengira bahwa dia harus mengajarkannya dari yang paling dasar, tapi sekali diajari, dia menyadari bahwa sebenarnya Ellen mempunyai sedikit pengetahuan dasar bela diri, dia belajar dengan cepat.

Hanya saja gerakannya masih belum terlalu sempurna, maka dari itu pelajaran pertama Robert kali ini adalah membetulkan gerakannya.

“Badanmu harus lurus, kakinya harus kuat, bahumu jangan goyang.” Sambil menjelaskannya, Robert juga mempraktekkannya, agar Ellen bisa mempelajarinya dengan cepat.

Meskipun Ellen mempunyai pengetahuan dasar bela diri, namun bagaimanapun juga dia juga tidak pernah menerima pelatihan professional sebelumnya, baru sebentar saja dia sudah keringatan dan pegel, jika bukan karena Robert terus memantaunya, dia sudah tidak bisa bertahan dari tadi.

Namun seiring berjalannya waktu, gerakannya semakin berantakan, ketika melakukan tendangan, gerakannya terlalu cepat dan dia tidak berhasil mengontrol dirinya.

Pagi hari kakinya terluka, meskipun Robert sudah membantunya membenarkannya, tapi kakinya tetap saja belum sembuh.

Gerakannya ini membuat kakinya tidak kuat mengontrol badannya dan akan terjatuh, Ellen menjerit dan menutup kedua matanya.

Rasa sakit yang diperkirakannya ketika bersentuhan dengan lantai tidak dirasakannya, dia menabrak ke sebuah pelukan, lalu bau lelaki tercium oleh hidung Ellen, membuatnya deg-degan dan hampir pingsan.

“Terima kasih kak Robert.” Bisik Ellen.

“Jangan terburu-buru, pelan-pelan saja, aku akan mengajarimu.” Robert menopang badannya, tangannya menarik tangannya, gerakannya sangatlah gentle.

Merasakan tangan Ellen yang lembut, Robert menahan rasa di hatinya, dia membenarkan gerakannya.

Ini sebenarnya adalah sebuah adegan yang sangat mesra, sepasang lelaki dan wanita, apalagi ketika Ellen olahraga keras ini, dia terus keringatan, meskipun dihalangi baju, namun juga dapat terlihat kulitnya memerah.

Ini adalah pertama kalinya Ellen berhubungan mesra dengan seorang lawan jenis, dia merasa sangat tegang, untung saja Robert tidak ada pemikiran aneh terhadapnya, dia terus saja mengajarinya.

Adanya ajaran dari Robert, kecepatan belajar Ellen terlihat jauh lebih cepat, tidak sampai 2 jam, dia sudah melakukan gerakannya dengan bagus.

“Baiklah, pelajaran hari ini sampai disini saja.” Robert menepuk tangannya petanda pelajarannya sudah selesai.

“Huh.”

Sekali Robert berkata selesai, badan Ellen langsung lemas, dan terduduk dilantai, tangannya mengipas, “Lelah sekali, aku keringatan.”

“Baru saja selesai olahraga, jangan duduk, jika tidak......” Robert sengaja menghentikan ucapannya.

“Jika tidak kenapa?” tanya Ellen.

“Pantatmu akan menjadi besar.” Jawab Robert.

“Aduh!”

Ekspresi Ellen langsung berubah, dia lalu bergegas bangun, dia sekarang sangat puas dengan badannya saat ini, dia tidak ingin menjadi wanita yang mempunyai pantat yang besar.

Sekali kepikiran bahwa ini diingatkan oleh Robert, Ellen malu dan tidak berani menatapi mata Robert.

“Kak Robert, aku pergi mandi dulu, rasanya tidak enak!” seusai berkata, Ellen serasa kabur dan berlari kedalam kamar mandi.

Robert lalu duduk di sofa di ruang tamu dan mulai membaca majalah.

Sambil mendengar suara air dari kamar mandi, meskipun matanya berada di majalah, namun hatinya sudah melayang hingga ke kamar mandi.

“Tidak boleh sembarangan lihat, tidak boleh sembarangan lihat, tidak boleh menghancurkan kepercayaan orang terhadapmu.” Robert terus saja bergumam untuk menahan perasaannya.

Untung saja mandi Ellen tidak berlangsung lama, dia lalu membungkus badannya menggunakan handuk mandi, dia lalu menghapus air dirambutnya, sambil berlari kedalam kamar tidurnya untuk mengganti baju.

Sesaat kemudian, Ellen selesai mengganti baju dan keluar, mukanya masih merah, entah karena setelah mandi atau karena malu.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu