My Tough Bodyguard - Bab 300 Aku Ini Wakil Ketua!

Duar!!

Dengan Lion sebagai pusatnya, sebuah gelombang tipis berbentuk lingkaran yang kasat mata, yang begitu luas dan cepat, menyebar ke segala penjuru.

Daerah yang dilalui oleh gelombang itu, tanahnya membelah, tak ada seujung rumput pun tumbuh di sana.

Pasukan Kaisar yang sebelumnya mengepung Lion dengan tampang garang itu, semua bergulung di udara, kemudian terhempas jatuh keras-keras, sebagian besar orang mati terjatuh, sebagian kecil masih bisa bernapas sebentar, namun kehilangan daya gerak mereka, tanah pun dibanjiri oleh darah.

"Kurang ajar! Bocah ini datang untuk mencetuskan perang!"

"Meriam! Meriam!"

"Bidik dia!"

"Angkat senjata kalian! Bersiap untuk perang!"

Melihat Lion datang dengan tidak baik-baik, para prajurit yang tidak ikut mengepung Lion pun murka, mereka semua memasuki keadaan siap berperang.

Jendela setiap gedung vila terbuka keras-keras, puluhan prajurit yang memanggul bazooka mengarahkan bazooka mereka pada Lion.

Ada pula orang yang membawa sniper serta pistol mitraliur, berdiri di tempat yang tersembunyi.

Granat, meriam tank, dan senjata berat lain yang sejenis, juga telah dipersiapkan, hanya perlu menunggu peritah.

Ini adalah markas Kaisar, sebagai salah satu dari delapan raja, tentu senjata beratnya tidak sedikit, dan lagi pemerintah dan kepolisian di Vietnam, juga tidak berani berurusan dengan Kaisar.

"Melibatkan orang sebanyak ini, kalian sangat memandang tinggi aku ya," ujar Lion sambil tertawa keras.

"Lion, meskipun kau adalah tangan kaki Wind Stalker, kemampuan dan reputasimu sangat tinggi, tetapi berani-beraninya kau tidak mematuhi peraturan dasar di Underworld! Tanpa izin, seenaknya datang ke sini mencari masalah, bahkan membunuh orangku sebanyak ini! Hal ini, kau duluan yang salah, jika hal ini tersebar keluar, berdasarkan peraturan dasar Underworld, entah apakah itu Wind Stalker, ia juga tak akan bisa melindungimu!" Teriak seseorang berwajah bulat dan besar dengan lantang.

Posisi di mana Lion berada, tepat adalah sebuah tanah di tengah-tengah dari seluruh komplek vila, itu membuatnya benar-benar menjadi sasaran hidup, entah menembak dari posisi mana pun, semua bisa dengan mudah mengenai Lion.

Hanya perlu menunggu perintah Tuan Kaisar, mereka akan membinasakan tokoh nomor 2 dalam Pasukan Binatang Buas, dipikirkan saja, sangat menyenangkan!

"Hal ini, apakah aku yang punya salah duluan?"

Lion perlahan berdiri, menghela napas, kemudian mendongak memandang rooftop vila tengah, di sana, di bawah sinar matahari yang terik, berdiri sesosok bayangan, salah seorang dari delapan raja Underworld, Kaisar.

"Kaisar, lama tak jumpa ya," Panggil Lion sambil melambaikan tangan menyapanya, jelas mereka sudah lama saling mengenal.

Gerakannya ini membuat seluruh prajurit siap siaga, peluru dipasang, jika Lion melakukan sedikit saja gerakan yang tidak biasa, mereka akan menembak tanpa ragu.

"Lion..." Ujar Kaisar menatap ke bawah, melihat keadaan di bawah, ia menyipitkan mata.

"Para bawahanmu, bilang bahwa hal ini adalah aku yang terlebih dahulu salah. Sepertinya, kau tidak mengatakannya pada mereka tentang salahmu pada bosku ya," kata Lion dengan suara keras dan kasar.

Setelah terdiam sejenak, wajah Lion berubah suram, ia berkata, "Apakah kau lupa menjelaskan pada bawahanmu? Ataukah, peringatan bosku, tak kau masukkan dalam hati? Atau mungkin... Kamu kira, bos kami, hanya menakut-nakutimu?"

Posisi Kaisar sangat bagus, bisa melihat tempat yang sangat jauh di sekitar sana, ia memandang dengan teliti, dilihatnya kitaran beberapa kilometer dari vila, tidak ada pasukan yang bersembunyi, ia juga tak merasakan adanya hawa membunuh.

Jika kekuatan seseorang sudah mencapai tingkatan tertentu, seseorang akan bisa merasakan 'hawa' makhluk hidup di lingkungan sekitarnya.

Yang disebut sebagai hawa, adalah pemikiran.

Hawa yang bisa dirasakan, yang paling sering ditemui adalah keinginan membunuh.

Banyak orang yang memiliki indra keenam, sebelum musibah datang, dalam hati mereka akan merasa takut dan tidak tenang.

'Kesadaran akan hawa', adalah versi yang lebih tinggi dari indra keenam.

Ini adalah intuisi tajam yang dilatih secara sadar maupun tak sadar setelah melewati banyak perang, bolak-balik di perbatasan antara hidup dan mati.

Hati seseorang baik atau tidak, entah seberapa bagus ia menyembunyikannya dari luar, hawa dari hati itu tak dapat disembunyikan, atau bisa dibilang mereka memang tidak berusaha susah payah menyembunyikannya.

Orang yang memiliki kemampuan menyadari hawa, bisa dengan mudah menangkap detail-detail kecil, dari situ bisa mengetahui baik tidaknya lawan.

Jika sengaja melatih 'Kesadaran akan hawa', bahkan dalam pertarungan, ia akan bisa sepenuhnya mengetahui cara berpikir lawan, dan dengan itu, bisa mengambil keputusan yang tepat.

Meski terdengar sangat hebat, sebenarnya banyak orang yan memilikinya, hanya saja kuat lemahnya kesadaran itu berbeda-beda, atau cuma tidak pandai menggunakannya saja.

Seekor semut, meski ia memiliki gundukan perak ataupun emas, tidak ada gunanya.

Kesadaran akan hawa, Robert punya, Lion punya, Kaisar yang menjadi satu dari delapan raja Underworld, juga punya.

Tak peduli seberapa dalam disembunyikan, asalkan di lingkungan sekitarnya ada orang yang bersembunyi, ada sedikit saja hawa, Kaisar selalu bisa menangkapnya dengan cepat dan tepat.

Tetapi yang membuat Kaisar bingung adalah, selain Lion sudah tidak ada posisi yang jelas dari kehadiran orang lain, ia sama sekali tidak merasakan hawa apapun.

Dengan kata lain, yang bisa dipastikan adalah, sampai saat ini, satu-satunya penyusup, hanyalah Lion seorang.

"Lion, mengapa hanya kau sendiri yang datang? Mana yang lain?" Tanya Kaisar.

"Untuk membereskanmu, kau rasa perlu mengirim berapa orang?" Tanya Lion balik.

"Brengsek, tak mungkin kan kau berpikir, cuma kamu seorang, bisa membantai seluruh pasukanku kan?" Tanya Kaisar dengan menekankan setiap kata-katanya.

"Memangnya tidak bisa?" Ucap Lion bingung.

Suasana tiba-tiba menjadi hening.

Hahaha!!!

Terdengar suara ledakan tawa yang begitu keras, setiap prajurit tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perut mereka, bagaikan mendengar lelucon terlucu sedunia.

"Barusan kau bilang apa? Satu orang bisa membasmi kami semua?"

"Benar-benar lucu, tidak mengerti kekuatan sendiri."

"Meskipun kau adalah penguasa dunia ataupun tokoh terkemuka dengan bayaran hingga 800 juta dolar pun, juga tidak seharusnya sesombong ini."

"Sehebat apapun tetap harus ada batasannya, membual juga jangan kelewatan."

"Kau Lion meskipun seharga 800 juta dolar, Tuan Kaisar kami juga tidak kalah nilainya, di sini ada sebanyak ini orang, mana ada yang bukan buronan interasional? Untuk apa kau pura-pura!"

"Pasukan Binatang Buas Wind Stalker, semuanya adalah moster, benar-benar kebun binatang."

"Jika seluruh kandang di kebun binatang dibuka, dan seluruh binatang berhamburan keluar, memang akan menakutkan. Tapi jika hanya melepaskan seekor singa, dan orang yang berada di luar kandangnya semua dilengkapi dengan senjata, maka keadaan justru akan sebaliknya."

"Tampaknya binatang-binatang ini meskipun buas, tetapi IQ-nya tidak tinggi, kalau tidak, tak mungkin membual begini."

Para prajurit satu per satu mencemooh, sama sekali tak memasukkan Lion dalam hati.

"Hei hei hei, kalian ini, jangan meremehkanku, aku ini wakil ketua Pasukan Binatang Buas," ucap Lion, sebanyak ini orang menyindirnya, wajah Lion terlihat suram, sedikit tidak senang.

"Lion, karena kau berani kemari, maka aku, Kaisar, akan menunjukkan sikap sebagai tuan rumah, dan menyambutmu," kata Kaisar melambaikan tangan, memberi isyarat untuk menyerang.

"Tembak!" Teriak seorang bawahan keras-keras.

Dor!!

Psiuuu...

Belasan granat ditembakkan dari bazooka, melaju di udara membentuk garis lambungan, mengeluarkan suara membelah udara yang menusuk telinga, melaju ke arah Lion yang sedang berada di tanah luas yang terbuka!

Lion tidak kabur maupun menghindar, wajahnya tampak tenang dan tidak tergesa-gesa, bahkan ia mengambil sebatang rokok, menyalakannya pelan-pelan, sama sekali tak mempedulikan serangan granat yang menuju ke arah matanya!

"Sialan, sedang apa ia pura-pura?"

"Ledakkan ia sampai mati!"

Melihat tampang Lion yang begitu tenang, semua orang menjadi murka.

Dor dor dor!!!

Cahaya merah memenuhi langit, di tempat di mana Lion berada dipenuhi api ledakan granat, seketika semua meledak, debu dan tanah pun berhamburan.

Meskipun hampir tak bisa melihat apa yang terjadi, tetapi dipikirkan pakai jari kaki pun bisa tahu, Lion berada di pusat ledakan granat, dan lagi hingga detik terakhir ia tak menghindar, ia pasti sudah meledak hingga tubuhnya terkoyak-koyak.

"Ia pasti mampus!"

Ujar seorang prajurit yang memanggul bazooka sambil tertawa.

Tetapi dalam waktu cepat tawa mereka terhenti, karena setelah debu memudar, Lion ternyata masih berdiri di tempat asalnya, tidak roboh!

Bahkan, ia masih mempertahankan gerakan merokoknya, hanya saja karena granat, rokok yang berada di bibirnya sudah menjadi abu.

Lion sama sekali tidak keberatan, ia menepuk-nepuk debu di tubuhnya, kemudian merogoh lagi kantong celana pendeknya, mengeluarkan sebatang rokok, setelah melalui ledakan granat, kotak rokok di kantong celananya tidak menjadi abu, itu juga merupakan sebuah keajaiban.

Di sekitarnya tersisa api dari ledakan granat, ia pun berjongkok, menundukkan kepala, menyulut rokoknya di kobaran api, kemudian mengisapnya kuat-kuat, setelah itu baru ia mendongakkan kepala dengan hati yang puas, ekspresi wajahnya terlihat menikmatinya.

Semua hening.

Mulut semua orang menganga lebar, tak bisa mempercayai kejadian di depan mata mereka itu.

Yang bisa dipastikan adalah, Lion benar-benar terkena granat, karena di tubuhnya tertinggal noda hitam bekas granat, kaus kutangnya juga terbakar, tetapi bulu emas di tubuhnya, malah tidak terkena pengaruh apapun.

Kekuatan granat, mungkin tidak sebesar bom, tetapi pasti bisa merebut nyawa orang, terutama yang seperti Lion ini, sebanyak itu granat yang mengenainya secara langsung, jika itu orang lain, siapa saja pasti akan meledak hingga seluruh tubuhnya berhamburan, kalau tidak mati pun pasti akan cacat.

Satu buah granat bisa bersuhu hingga ribuan derajat, belasan granat, mengenai tubuh Lion, malah tidak melukai setengah batang saja bulunya, terlalu aneh!

"Tembak lagi!" Seru Kaisar yang pertama sadar dengan suara keras.

Bang!

Bang bang!!

Bang bang bang bang!!!!

Para prajurit menembak membabi buta, suara tembakan tak henti-hentinya terdengar di seluruh komplek vila, suaranya mungkin terdengar sampai ke surga!!

Muncullah pemandangan yang membuat orang ketakutan, Lion tetap tidak pergi dan menghindar, membiarkan peluru menyerang tubuhnya.

Tetapi, sniper-sniper itu, serta peluru pistol mitraliur, malah bagaikan mengenai sebongkah batu yang kuat dan keras, bang bang bang, semuanya terpental, bahkan ada peluru nyasar yang malah mengenai prajurit sendiri.

Kaisar terus memantau peperangan dari teras rooftop, saat ia melihat tubuh Lion, bisa menerima serangan peluru, dan sama sekali tak terluka, tampak aura putus asa pada wajahnya.

Psiuuu...

Duar!!

Granat lagi-lagi meledak!

Bom tangan dilemparkan!

Bahkan, meriam tank pun didatangkan, sasaran diarahkan pada tubuh Lion.

Terdengar ledakan keras, amunisi meriam yang besar dan hitam bergulung, membentuk bekas garis di udara, dan dengan kecepatan tinggi melaju ke arah Lion!

Kekuatan meriam tank sangat besar, ini adalah peralatan yang khusus disiapan untuk menghadapi pasukan tank, biasanya hanya bisa dilihat di medan perang atau wilayah militer. Di markas Kaisar ini, bisa memiliki sebuah tank, benar-benar menakutkan.

"Kali ini mampus dia."

"Ini meriam tank, kekuatannya tidak sekecil granat barusan."

"Kalau ia berani memaksakan diri menerimanya, ia harus siap mati!"

"Kali ini jika ia tak menghindar, maka ia benar-benar sial..."

Para prajurit menjadi sangat bersemangat.

Tetapi begitu cepat, senyuman mereka memudar.

Karena Lion menjulurkan tangannya.

Amunisi meriam itu tepat mendarat di telapak tangannya, ditangkap dengan satu tangan olehnya.

Klak!

Dengan sebuah remasan kuat, cangkang amunisi itu, ternyata pecah hingga terbelah. Di tengah-tengah sorot-sorot mata yang kaget dan ternganga itu, terdengar ledakan keras, api berhamburan ke segala arah, meriam itu meledak di genggaman Lion.

Lion perlahan melepaskan genggamannya, selain tertinggal sedikit noda hitam di telapak tangannya, ia tetap tak terluka sedikitpun.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu