My Tough Bodyguard - Bab 141 Boss Datang Untuk Berterima Kasih?

Tendangan ini tidak dijaga oleh Robert.

Terkecuali jika Raja Obat mau mengobatinya jika tidak Marco jangan pernah berpikir untuk menyentuh wanita lagi.

Robert bukanlah orang baik.

Dia sudah bilang akan membantu Vanessa, dia pasti akan melakukannya.

Mempermainkan teman kuliahnya, tapi ini bukanlah melempar beberapa botol arak saja sudah bisa diselesaikan.

Didunia ini masih ada banyak orang seperti Marco, tapi orang yang mempunyai kemampuan dan resource seperti Robert juga tidaklah sedikit.

Menendang telur Marco, bukanlah demi keadilan, ini hanyalah sesuatu yang tidak patut diungkit.

Ini hanya adalah penindasan semata saja.

Kamu sebgai orang lemah, masih berani berbuat onar, mempermainkan temanku.

Sebagai orang kuat, aku mempunyai resouce, mempunyai kemampuan, aku bisa menghabisimu kapan saja.

Yang paling pentingnya adalah sebagai orang lemah, kamu tidak punya kesempatan untuk melawan, Robert menghabisi Marco seolah seeokor elang yang menyerang sparrow, levelnya berbeda, tidak kuat untuk menahan sekali serangan.

Marco memegang bagian bawahnya dan berguling dilantai, urat diwajah dan lehernya terlihat, dia hampir pingsan.

Saverio tidak tahan melihatnya lagi, dia lalu mengerakkan tangannya dan menyuruh bawahannya untuk mengangkatnya keluar untuk diantarkan kerumah sakit.

Setelah menelan air ludah, barulah Saverio bertanya, "Tuan Robert, jika tidak ada hal lain, kami boleh pergi duluan?"

"Sudahlah, sudah tidak ada urusan lagi dengan kalian, oh iya, aku punya sebuah syarat-----" Robert menunjuk pintu bar, "Bar ini, kedepannya kalian The Sands tidak oleh berbuat onar disini, apakah kamu dengar itu?"

Saverio tidak berani mengatakan tidak, dia menghapus keringatnya dan berkata, "Tuan Robert, aku mengerti."

Setelah para preman The Sands pergi barulah didalam bar terdengar suara tepuk tangan yang ramai!

"Hebat!"

"Dengan satu tendangan memecahkan telurnya, ini membuat orang senang!"

"Hebat juga kamu anak muda, kamu mengusir kanker dalam Mystic Bar ini!"

"Para binatang dari The Sands ini akhirnya pergi juga, akhirnya aku bisa menikmati arak dari boss!"

Semua pelanggan menepuk tangannya.

"Ini berlebihan, berlebihan, hanya bantuan semata saja." Robert berkata dengan rendah hati.

Suara musik DJ kembali terdengar, suasana didalam bar menjadi ramai kembali.

Robert menatapi Vanessa dan bertanya, "Apakah suasana hatimu membaik?"

"Awalnya mencarimu untuk bersantai, tapi sekali kamu berbuat seperti ini, malam ini aku ketakutan karenamu, apakah masih bisa baik?" kata Vanessa.

"Hahahaha, ini salahku, aku minta maaf." kata Robert sambil tertawa.

Setelah menyelesaikan masalah di bar, Robert berencana untuk membawa Vanessa pergi, namun manager datang untuk memberitahu mereka, Boss dari bar ini tengah berada diperjalanan menuju kemari dan menyuruh Robert untuk menunggunya, Boss datang untuk berterima kasih kepadanya.

Berterima kasih?

Robert sedikit memikirkan yang aneh, rumornya boss dari Mystic bar adalah seorang wanita cantik, bagaimana jika dia berterima kasih dengan badannya, dirinya harus setuju atau setuju atau setuju?

............

Veren Su sangatlah terkejut.

Sebagai boss dari Mystic Bar, dan setelah menjalankan usahanya selama ini, dengan mengandalkan lingkungan yang baik dan bartendernya yang bagus, dia mempunyai banyak pelanggan setia.

namun hingga satu tahun yang lalu, Marco dari The Sands datang tanpa diundang dan mengatakan akan melindungi Mystic Bar, dan mengacaukan suasana di bar.

Yang lebih keterlaluan yaitu Veren sadar bahwa Marco menginginkan dirinya.

Awalnya Marco mengelus tangan dan kakinya terus dan selalu di hadang kembali oleh Veren, namun seiring berjalannya waktu, Marco semakin menjadi-jadi, Veren hanyalah wanita lemah, dia bukanlah tandingan bagi Marco, dia hanya bisa tidak muncul lagi di bar, dan menyerahkan hak barnya.

Setelah tidak adanya ikatan dari Veren, Marco semakin menjadi-jadi, dia sama sekali tidak menghormati pelanggan, selain daripada puluhan pelanggan yang sangat setia, sisanya sudah kabur semua.

Mystic Bar adalah seluruh kekayaan Veren, sekali melihat dirusak menjadi begini, dia sangatlah sakit hati, namun karena adanya Marco, dia tidak bisa melakukan apa-apa, seiring dengan berkurangnya penjualan, bar sudah mulai menunjukkan gejala rugi, Veren awalnya berencana akan menjual barnya kepada orang lain beberapa waktu lagi.

Namun malam ini, dia mendapatkan telepon dari manager bar, katanya ada seorang pelanggan yang bernama Robert karena pacarnya dipermainkan, dia berkonflik dengan Marco.

Veren bergegas menyuruh Manager untuk mengendalikan suasana, dia lalu mengakhiri panggilan telepon dan bersiap pergi ke bar.

Meskipun dia tidak ingin bertemu dengan Marco, namun pelanggan didalam bar bermasalah, sebagai boss, dia tentu saja harus bertanggung jawab.

Waktu itu Marco melecehkan seorang pelangan wanita, Veren tidak mendapatkan kabar tepat waktu, sehingga menjadikan sebuah kisah menyedihkan, itu membuat Veren sangatlah menyesal, setelah kejadian itu dia ganti rugi kepada gadis itu sebanyak 2 miliar.

kali ini ketika bertemu dengan kejadian serupa, dia tentu saja tidak akan membiarkan kejadian itu terulang lagi.

Namun ketika dia baru saja tiba di parkiran, Manager meneleponnya lagi, katanya Robert menghabisi Marco dan kawan-kawannya.

Veren semakin panik, karena dia tahu latar belakang dari Marco, dia adalah member dari The Sands! karena inilah makanya Veren tidak berdaya terhadapnya.

Masih lumayan jika Robert tidak melakukan apa-apa, namun sekali memukul Marco, maka mereka akan mendapatkan pembalasan dari The Sands, dan mendapatkan masalah yang tidak kunjung selesai!

Setelah menyetir hingga tengah jalan, Manager meneleponnya lagi, kali ini suara manager jelas terlihat gemetaran, "Kak Veren, ada, ada masalah besar!"

"Ada apa?" Veren kaget dan bergegas bertanya.

Manager menceritakan kejadian Robert menendang alat vital Marco.

Veren bahkan bisa membayangkan wajah manager saat ini, dia bertanya dengan kaget, "Apakah The Sands tidak mengurusnya?"

"Duh, jangan diungkit Kak Veren, Anda tidak tahu, ketua dari The Sands ketika bertemu dengan Robert, dia seolah bertemu dengan kakeknya, dia sama sekali tidak berani banyak berbicara, hanya bisa melihat bawahannya sendiri ditendang." kata Manager dengan senang.

Veren mulai panik, Robert membuat masalah besar seperti begini, dia bisa pergi begitu saja, namun bagaimana dengan Mystic Barnya? bagaimana jika The Sands kembali untuk membalas dendam?

"Robert masih bilang, The Sands tidak boleh datang berbuat onar kedepannya di Mystic Bar, jika tidak akan ada akibatnya! sungguh hebat, ketua dari The Sands sama sekali tidak berani mengatakan apa-apa, dia bergegas pergi." kata manager.

"Benarkah?" Veren juga menjadi senang.

"Tentu saja benar! Anda dengar sendiri!" Manager mengarahkan telepon kearah para pelanggan yang sedang bersorak gembira, suara tepuk tangan dan sorakan terdengar ditelinga Veren, dia terlihat senang, "Kamu suruh tuan Robert menungguku sebentar, aku akan segera tiba."

"Baik." Manager bergegas mengiyakan.

Setelah mengakhiri panggilan, Veren menarik nafas dalam-dalam dulu lalu menstabilkan emosinya, barulah dia kembali menyetir.

..........

Disisi sini, Robert sudah menunggu tidak sabaran.

dia terus saja melihat jam tangan, Robert mencibir, dia tidak ingin menunggu lagi, dia ingin pergi.

disaat ini, suara sepatu hak tinggi terdengar, lalu Robert mencium sebuah wangi, dia menoleh dan melihat ada seorang wanita yang seksi dan terlihat dewasa berjalan kesampingnya.

Wanita ini sekitar berumur 30 tahun, rambutnya panjajng, wajahnya lonjong dan simetris, dandanannya sedikit mengoda, ditempat seperti ini sungguh membuat orang memperhatikannya.

Meskipun tidak lagi muda, namun wanita ini sungguh pintar untuk menjaga dirinya, kulitnya lembut dan berkilau, jika bukan karena Robert jeli, dia mungkin akan mengira wanita ini baru berumur 20 tahunan.

Dia mengenakan sebuah gaun berwarna biru, dan memperlihatkan bodynya yang sempurna, bagian bawahnya mengenakan silk berwarna hitam yang menjalar hingga ke bagian pahanya, seolah dapat terlihat bahwa dia mengenakan celana pendek berwarna ungu, ini sungguh menggoda.

wanita itu memegang segelas wine dan tersenyum, dia duduk disampingnya dan mengoyangkan wine digelasnya, wine itu terlihat seperti darah dan menyebarkan wangi yang harum, "Sudah lama menunggu Tuan Robert, semoga Anda tidak keberatan."

"Sepertinya kamu adalah boss dari bar ini?" kata Robert sambil menatapi wanita ini.

"Tuan Robert memang jeli, aku adalah boss dari Mystic Bar, namaku adalah Veren Su." Veren mengenalkan dirinya sendiri lalu berkata sambil tersenyum, "Aku benar-benar berterima kasih kepada Tuan Robert atas kejadian malam ini>"

"Kebetulan saja, tidak perlu berterima kasih." kata Robert sambil tersenyum.

Veren melirik kearah Vanessa yang berada disamping, dia lalu berkata dengan intonasi maaf, "Nona Vanessa, aku sudah mengetahui kejadian yang terjadi malam ini, maaf, telah membuatmu takut."

"Ini bukan salahmu, semua itu salah preman yang bernama Marco itu." kata Vanessa.

"Aku juga bertanggung jawab atas hal ini karena aku sebagai boss dari Mystic Bar."

Veren menatapi Robert lalu berkata kepada Vanessa, "Awalnya aku juga diganggu oleh Marco, untung saja kali ini ada bantuan dari Tuan Robert, dan mengusir The Sands, aku berjanji aku pasti akan mengontrol bar ini dengan baik dan tidak akan membiarkan hal serupa terulang kembali."

"Kalau begitu paling bagus." kata Vanessa sambil tersenyum.

"Nona Vanessa, terimalah permohonan maafku yang paling dalam." sambil berkata Veren berdiri dan menghormat kepadanya.

"Eh, eh, eh, tidak perlu." Vanessa terkejut dan bergegas menopang Veren.

Vanessa adalah seorang gadis yang terbuka, baginya hal ini tidak ada hubungannya dengan Veren.

Tadi ketika menunggu, Vanessa juga mengetahui bahwa Veren adalah korban dari pelanggan lain, karena Marco, Veren sudah hampir tidak muncul di bar hampir satu tahun.

Vanessa lalu merasa kasihan, dia melihat sikap Veren yang begitu bagus, marahnya reda.

Asalkan ketika masalah terselesaikan, dan orang jahat mendapatkan hukuman, dirinya juga tidak menderita apa-apa, dia lalu tidak ingin melanjutkannya lagi.

Melihat Vanessa yang tidak ingin melanjutkannya lagi, Veren merasa lega, dia melihat lagi kearah Robert, "Tuan Robert, malam ini jika bukan karena kamu muncul tepat waktu, dia tidak tahu harus bagaimana."

"Kalau aku membantumu, kalau begitu kamu harus menunjukkan sikapmu." kata Robert sambil tersenyum, dia tidak seperti Vanessa.

"Tuan Robert, ini adalah Bloody Mary, anggap adalah hadiah pengenalan, cobalah dulu." Veren seolah sudah menebak Robert akan mengatakannya seperti itu, dia memberikan wine merah bagaikan darah dari tangannya keatas meja, dan mendorong kehadapan Robert.

"Meskipun bantuannya hanya kebetulan, tapi kamu menggunakan segelas wine sebagai balasannya, ini sungguh kurang." sindir Robert.

"Bloody Mary ini hanyalah sebuah hadiah pengenalan, nanti aku akan membuatnya sendiri, sebagai balasannya setelah Tuan Robert minum kamu tidak akan merasa memberikan segelas wine adalah sebuah hal yang kurang." Veren tersenyum, jelas bahwa dia sangatlah percaya diri dengan kemampuannya sendiri.

"Aku sangat tertarik." Robert tersenyum.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu