My Tough Bodyguard - Bab 84 Pertemuan yang Kedua dengan Sellen Liu

Sore hari.

Setelah selesai membereskan dokumen-dokumen dipegangnya, Robert Qiu menyempatkan main versi solo player satu kali, hasilnya kalah telak.

Robert Qiu mengatupkan giginya, mengirimkan sebuah pesan kepada lawan mainnya: “Laba-laba Merah, tunggu saja aku akan kembali!”

Laba-laba Merah adalah nama salah satu gamer juga, Robert Qiu sering main melawan dia. Sayangnya, senjata tanaman merambat milik Robert Qiu bertemu dengan gamer level dewa seperti Laba-laba Merah, hanya bisa jadi bulan-bulanan.

Laba-laba Merah yang jauh di Amerika sana dengan bibir tipisnya tersenyum dan langsung membalas: “Barang yang kamu mau, aku sudah siapkan, kapan mau bergerak?”

Robert Qiu berpikir sejenak, lalu membalas: “Besok pagi. Sebelum meluncurkan serangan, aku mau menyingkirkan dulu semua buff.”

“Oke, aku tunggu kabar darimu.” Selesai membalas, Laba-laba Merah langsung offline.

Robert Qiu merenggangkan pinggangnya, berdiri lalu keluar dari ruang kerjanya.

“Mau pergi ke mana manajer Qiu?” Gwendolyn Yuan yang baru keluar dari ruangan kepala bagian berpapasan dengan Robert Qiu yang berjalan menuju pintu keluar divisi keuangan, tidak bisa menahan rasa penasarannya bertanya.

“Pergi sebentar ke ruangan HRD, mengambil sesuatu.” Jawab Robert Qiu.

Gwendolyn Yuan lanjut berkata: “Mengambil sesuatu? Urusan sekecil ini mana boleh membiarkan manajer Qiu pergi sendiri mengambilnya, biar aku membantumu mengambilkannya.”

“Ah tidak usah, kamu kerjakan saja pekerjaanmu.” Tolak Robert Qiu sambil tersenyum.

Divisi HRD.

Para staf sedang sibuk bekerja.

Saat Robert Qiu melangkahkan kaki masuk ke divisi HRD, hampir semua staf secara kebetulan melihat ke arahnya.

Konflik terakhir kali antara Robert Qiu dan manajer divisi HRD terdahulu yaitu Ronny Mo bisa dikatakan membuat kacau dan kegaduhan di divisi HRD, banyak orang yang memiliki kesan yang mendalam akan peristiwa ini, hanya saja berhubung Robert Qiu didukung oleh CEO utama dan juga dia adalah orang yang populer di perusahaan ini, cuma berani kesal tapi tidak berani mengungkapkannya.

“Orang ini kok datang lagi sih?”

“Pasti ada yang tidak beres!”

“Bagaimana kalau utus orang keluar untuk mengusirnya?”

“Mengusirnya? Kamu bosan hidup ya? Bisa mengalahkan dia?”

Para staf sembunyi-sembunyi bergunjing di belakang.

Robert Qiu tidak berhenti berjalan, langsung menuju ke pintu ruang manajer, mengetuk pintu.

“Silakan masuk.” Terdengar jelas sebuah suara yang tidak asing lagi.

Robert Qiu memutar pintu lalu masuk, dilihatnya manajer divisi HRD Sellen Liu duduk di belakang meja kerjanya, sedang sibuk mengerjakan pekerjaan di mejanya.

Begitu masuk ruangan, Robert Qiu tidak tahan menggigil, tidak buka AC, suhu turun sampai beberapa derajat rasanya, raut wajah Sellen Liu, dibanding saat terakhir bertemu semakin pucat.

Bisa dibilang hampir setengah bulan lamanya tidak melihat Sellen Liu, terakhir kali Robert Qiu melihat sepertinya ada masalah dengan tubuh Sellen Liu, demi menjaga perasaannya, maka diberinya waktu untuk menyiapkan hatinya. Tapi Sellen Liu malah terus tidak menghubungi Robert Qiu. Ditambah lagi belakangan ini urusannya begitu banyak, Robert Qiu pun lupa akan masalah Sellen Liu.

Sekarang kembali bertemu dengannya, keadaannya sangat tidak baik, dalam hatinya Robert Qiu diam-diam sangat terkejut, kelihatannya kondisi penyakit Sellen Liu dibanding waktu itu bertambah parah.

Sellen Liu mengangkat kepalanya, agak terkejut, terlihat tidak menyangka, orang yang masuk adalah Robert Qiu, cepat-cepat berkata: “Manajer Qiu, ada perlu apa?” Kenaikan jabatan Robert Qiu terlalu cepat, setengah bulan yang lalu dia masih seorang staf biasa, sekarang sudah menjadi staf level manajer sejajar dengan Sellen Liu.

Baru saja bertemu langsung membicarakan penyakitnya sepertinya tidak terlalu pantas, Robert Qiu memutuskan untuk terlebih dulu membereskan urusan yang utama, lalu dia berkata: “Manajer Liu, begini, aku ingin melihat sebentar data beberapa staf divisi keuangan.”

Divisi keuangan harusnya memiliki salinan arsipnya. Kamu adalah manajer bagian keuangan, punya hak untuk memeriksanya.” Sellen Liu berbicara sambil mengeryitkan alis.

“Manajer Liu, masalah ini adalah rahasia perusahaan, aku sengaja datang ke divisi HRD untuk mengeceknya, justru karena ingin menjaga kerahasiaannya. Masalah ini selain aku dan kamu, dan masih ada CEO utama, tidak boleh ada orang keempat yang tahu.” Robert Qiu berkata dengan sangat hati-hati.

Mendengar ini, Sellen Liu mendongak perlahan, memperhatikan Robert Qiu dengan seksama. Robert Qiu membuka telapak tangannya berkata: “Kamu boleh konfirmasi dulu kepada CEO utama.”

Kebanyakan orang sampai di tahap ini tidak akan banyak berbelit-belit lagi, langsung bekerjasama, tapi Sellen Liu tidak tahu apa alasannya, langsung menelepon Anderson Mo untuk konfirmasi.

“Manajer Liu, apa yang dimaksudkan oleh Robert itu adalah maksudku juga, harap kamu bisa bekerjasama sepenuhnya dengannya.” Anderson Mo memberi perintah lewat telepon.

“Aku paham, CEO Mo.” Sellen Liu mengangguk berkata.

Setelah mendapat kepastian dari Anderson Mo, Sellen Liu berdiri dan berkata: “Maaf, melihat manajer Qiu begitu serius, aku merasa lebih baik memastikannya terlebih dulu.” Meskipun menyampaikan permintaan maaf, tapi nada bicaranya tidak ada sedikitpun menyiratkan maafnya.

“Urusan pekerjaan sudah seharusnya begitu, aku mengerti.” Ujar Robert Qiu sambil tersenyum.

Sellen Liu berjalan menuju kabinet penyimpanan dokumen karyawan, dan bertanya: “Dokumen staf yang mana saja yang perlu diperiksa?”

“Grisella Guo, Evenia Chen, Kimberly Liao.” Robert Qiu menyebut 3 nama, berpikir sejenak lalu menambahkan: “Masih ada 1 lagi Gwendolyn Yuan, dia adalah asistennya kepala bagian, statusnya agak khusus.”

“Berhubung CEO Mo memintaku untuk sepenuhnya bekerjasama denganmu, andaikan kamu mau melihat data Stella Bai sekalipun, aku akan memberikannya juga padamu.” Sellen Liu berkata dengan tanpa ekspresi.

“Boleh juga, berikan juga milik Stella Bai.” Robert Qiu langsung menjawab.

Semula Robert Qiu mengira, sebagai manajer, tidak cukup berhak melihat data kepala bagian. Semula hanya ingin menggunakan jalur lainnya untuk menyelidiki Stella Bai. Hasilnya perkataan Sellen Liu yang tanpa maksud itu mengingatkan Robert Qiu, ada Anderson Mo sebagai senjata pamungkasnya, dia bisa menyelidiki siapapun yang dia ingin selidiki!

Ekspresi Sellen Liu menunjukkan rasa kagetnya, pandangannya sedikit menerawang: “Bahkan Stella Bai pun kamu curigai?”

“Ini urusan besar yang ada kaitannya dengan perusahaan, lebih waspada lebih baik.” Robert Qiu tanpa merubah ekspresinya berbicara.

Perusahaan Besar Mo dalam setengah tahun terakhir ini mengalami penurunan, dilampaui oleh saingannya bisnisnya yaitu Perusahaan Besar Chu. Ini selain faktor eksternal penyebabnya, yang lebih parah tetaplah masalah internal yang terjadi. Robert Qiu mengamati sekian lama, pada akhirnya memusatkan pandangannya pada Kelvin Luo. Kelvin Luo tidak mungkin tanpa alasan bisa melejit, kemungkinan terbesarnya adalah mengkorupsi uang perusahaan.

Ingin menggelapkan uang perusahaan, maka harus melalui divisi keuangan. Dengan kata lain, dalam divisi keuangan pastilah ada kaki tangannya Kelvin Luo, lagipula tidak hanya satu dua orang, dan pasti yang jabatannya tinggi.

Posisi kepala bagian divisi keuangan yang dijabat oleh Stella Bai, adalah jabatan utama di divisi keuangan, orang yang sekarang paling dicurigai oleh Robert Qiu adalah dia.

“Baiklah, aku akan ambilkan untukmu.” Sellen Liu menganggukkan kepala, mengeluarkan semua dokumen yang diperlukan oleh Robert Qiu. Dia sama sekali tidak tahu mengapa Robert Qiu ingin memeriksa milik Stella Bai, dia juga tidak terlalu ingin tahu lebih dalam, demi menghindari timbulnya masalah yang tidak perlu.

“Terima kasih banyak ya manajer Liu, diharapkan demi perusahaan kamu dapat menjaga rahasia ini, lain waktu aku akan mentraktirmu.” Robert Qiu tersenyum manis.

Sellen Liu menjawab dingin: “Aku tidak akan sembarangan bicara. Soal mentraktir makan tidak perlulah.”

Mengalami penolakan, Robert Qiu juga tidak kecil hati. Data sudah di tangan, baru saja mau pergi, tiba-tiba Robert Qiu teringat sesuatu, diperhatikannya terlebih dulu ekspresi wajah Sellen Liu, segera dengan sangat hati-hati bertanya: “Manajer Liu, bolehkah bertanya sejenak masalah pribadimu?”

“Tidak boleh.” Tanpa basa basi Sellen Liu langsung menolaknya.

Robert Qiu tidak mau menyerah: “Jangan begitu manajer Liu, aku akan tetap bertanya, kamu jawab atau tidak itu terserah dirimu.”

Sellen Liu enggan meladeninya, melanjutkan pekerjaannya.

“Manajer Liu, belakangan ini apakah kamu sering merasakan perut bawahmu sakit, terkadang terasa dingin?” dengan nada menyelidik Robert Qiu bertanya: “Apakah setiap kali waktu bangun tidur, selalu merasa pusing, mata berkunang-kunang? Berlangsung kira-kira selama lima menit.”

Awalnya Sellen Liu tidak terlalu ingin meladeni Robert Qiu, tapi didengar-dengar, dia mulai merasa agak heran. Karena semua yang dikatakan oleh Robert Qiu adalah semua yang dia rasakan akhir-akhir ini, ini membuatnya tak hentinya merasa khawatir, bahkan pergi memeriksakan diri ke rumah sakit pun tidak ketahuan penyebabnya, dokter menyuruhnya istirahat baik-baik, karenanya dia khusus minta ijin tidak masuk selama tiga hari, tapi tidak ada gunanya sama sekali.

“Apa yang kamu katakana itu semuanya benar, kamu punya solusi apa?” Sellen Liu menatap Robert Qiu bertanya.

“Tentu saja ada solusinya, meskipun tidak berani menjamin 100%, tapi kemungkinannya 80%, ada baiknya dicoba dulu.” Robert Qiu melipat bibir bawahnya dan berkata: “Manajer Liu, waktu pertama kali kita bertemu, aku sudah pernah bilang padamu, tubuhnya memiliki penyakit, tapi kamu tidak percaya, malahan mau memukulku.”

Tahu masalah di tubuhnya ada kemungkinan mendapat kesembuhan, perasaan hati Sellen Liu tidak bisa dibendung mulai melonjak senang: “Manajer Qiu, ini salahmu, mana ada orang yang baru pertama kali bertemu langsung bilang orang lain punya penyakit? Awalnya kalau bukan aku curiga apakah kamu sengaja mengutukku ya tabu membicarakan hal yang begitu pribadi dengan orang yang baru dikenal, kamu mengerti kan?”

“Baiklah kalau begitu, sekarang kita bisa dikatakan sudah berteman, apa yang kukatakan sekarang, kamu percaya kan?” Robert Qiu berkata sambil tertawa.

“Tidak kelihatan ya, kamu ternyata juga adalah dokter,” Sellen Liu sengaja mengungkit soal ini.

Robert Qiu terbatuk lalu berkata: “Aku belajar dari orang lain, tidak pantas disebut dokter.”

“Manajer Qiu, kamu bilang aku punya penyakit, tapi mengapa aku pergi ke rumah sakit, rumah sakit tidak berhasil menemukan penyakitku?” Sellen Liu tak tahan bertanya.

“Karena ini bukanlah penyakit biasa.” Robert Qiu menggoyangkan kepalanya, tak lama maju selangkah ke depan dan berkata: “Manajer Liu, tolong ulurkan tanganmu biar aku periksa nadimu, aku mau memastikan apakah sesungguhnya sama dengan yang aku pikirkan.”

Sellen Liu setengah ragu mengulurkan tangannya, menyerahkan pergelangan tangannya dipegang oleh Robert Qiu, suhu tubuh Robert langsung tersalurkan padanya, Sellen Liu seketika merasa ada kehangatan, rasa dingin yang berhari-hari entah bagaimana tubuhnya selalu rasakan itu sepertinya berkurang banyak.

Robert Qiu terlihat serius: “Ternyata benar begitu.”

“Manajer Qiu, aku sebenarnya sakit apa?” Sellen Liu buru-buru bertanya.

Robert Qiu menggelengkan kepala: “Bukan penyakit alami, tapi buatan manusia.”

“Buatan manusia?” Sellen Liu terkejut.

Robert Qiu menghiburnya: “Tenanglah, ini sama sekali bukan penyakit yang sukar disembuhkan.” Berhenti sejenak, Robert Qiu melanjutkan bicara: “Hari ini dan besok, 2 hari, aku mau membereskan urusan perusahaan, tidak bisa menyisihkan waktu dan energi, begini saja, besok malam aku datang untuk membereskan masalah kesehatanmu.”

Kembali ke ruang kantornya sendiri, Robert Qiu bahkan merasa malas untuk melihat dokumen data staf divisi keuangan, ragu untuk sesaat, Robert Qiu menyambung sebuah encrypted phone.

“Anakku, apakah virus S kembali bekerja?” terdengar sebuah suara yang tebal dan terkesan tua berbicara dari speaker telepon.

“Kakek Raja Obat” Mendengar suara yang tidak asing ini, hati Robert Qiu jadi mulai lega: “Kali ini bukan masalah virus S, tapi mau minta petunjuk untuk beberapa masalah.”

Keluarga Kakek Raja Obat , konon adalah penerus tabib terkenal di jaman China kuno namanya Bian Que , tinggalnya di luar negeri di Pulau Obat.

Waktu itu virus S yang ada di tubuh Robert Qiu, waktu melarikan dari kejaran orang yang ingin membunuhnya, pada waktu melewati padang gurun, kekurangan air minum dan makanan lalu pingsan, kebetulan ditemukan oleh Raja Obat yang sedang melewati padang gurun mencari obat.

Banyak berhutang budi pada Raja Obat, Robert Qiu barulah dapat secara ajaib bertahan selama 3 tahun digerogoti oleh virus S. Dengan kata lain, Raja Obat inilah penyelamat jiwa Robert Qiu, yang juga adalah guru paruh waktunya. 3 tahun belakangan ini, Robert Qiu curi-curi belajar banyak kemampuan di bidang pengobatan.

“Jarang sekali kamu berkata jujur, tanyalah.” Sambil terkekeh Raja Obat berkata.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu