My Tough Bodyguard - Bab 75 Misi Tiga Puluh Juta

"Pacar? Apa-apaan?"

Robert hampir saja menyemburkan birnya.

"Masa kau melupakan Jessy?" Ujar Fedrick tertegun.

Terbayang sekelibat sosok di kepalanya, Robert mengangguk, kemudian bertanya dengan bingung, "Tentu saja tidak, apa hubungannya ini dengannya?"

Yulianto tertawa keras dan berkata, "Kamu pura-pura bodoh ya, jangan kira kami tidak tahu!"

"Iya, waktu itu Jessy adalah primadona di universitas kita, dan ia adalah ketua OSIS, kau merebut hatinya masih tak masalah, tetapi kau malah tidak menghargainya. Bukannya kita mengomentarimu, tapi di mana lagi kau bisa menemukan perempuan secantik itu?" Ujar Fedrick yang kagum dan iri padanya.

Mendengar kedua teman lamanya ini sependapat, Robert pun tertawa pahit dan berkata, "Kalian salah paham, aku dan Jessy tidak memiliki hubungan seperti yang kalian bayangkan, apalagi begitu lulus, aku dan Jessy sudah tak saling menghubungi, dari mana asalnya panggilan 'pacar' ini?"

"Benar-benar bukan?" Ujar Yulianto, kali ini Yulianto yang tertegun.

"Benaran!" Kata Robert menekankan.

Fedrick mengelus dagu, kemudian berkata dengan nada bingung, "Kalau kamu dan Jessy tidak pacaran, mengapa ia selalu menanyakan kabarmu kepada teman-teman lama kita di grup? Terutama 2 hari ini, Jessy bahkan bertanya apakah kau akan datang ke reuni, loh!"

"Haha, hal ini membuat Darwyn sangat marah," ujar Yulianto menyela.

"Apa lagi hubungannya dengan Darwyn?" Tanya Robert bingung harus tertawa atau tidak.

"Masa kamu tidak tahu? Darwyn sejak masa kuliah terus mengejar Jessy, tetapi Jessy tak pernah mempedulikannya. Jessy begitu serius terhadapmu, tentu saja Darwyn tidak senang," kata Fedrick sambil tertawa.

Yulianto pun menambahkan, "Aku ingat saat itu, pernah terjadi konflik beberapa kali antara Robert dan Darwyn, dan setiap kali selalu Robert yang menang. Dendam lama dan baru bercampur menjadi satu, justru aneh kalau Darwyn masih bisa senang."

Mendengar pembicaraan mereka semakin jauh, Robert segera mendiamkan mereka, ia mengelap keringat dan berkata, "Semua itu sudah berlalu, tidak usah kita bahas lagi."

"Baiklah, mari kita bicarakan masalah sekarang, yang kau sembunyikan terlalu banyak, kau menghilang selama 6 tahun, tiba-tiba kau menjadi manajer departemen keuangan di Perusahaan Besar Mo. Kami teman-teman lamamu ini, selain para keturunan orang kaya, mungkin tidak ada yang sesukses dirimu!" Ujar Fedrick menyela.

"Kalian juga tidak buruk," ujar Robert tertawa.

"Hah, kami sih, kata-kata bagusnya adalah pengurus pusat di pabrik, kata-kata jeleknya kami hanya pekerja paruh waktu. Mana bisa dibandingkan denganmu," ucap Yulianto sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Fedrick berkata dengan heran, "Bekerja sama dengan Perusahaan Besar Mo adalah tanggung jawabku. Aku juga sudah melakukan banyak survei, kenapa aku dulu tidak menemukanmu di daftar nama manajer departemen keuangan?"

"Kalian beruntung, kebetulan, hari ini aku baru saja diangkat," kata Robert sambil tertawa.

Yulianto menepuk paha dan berkata, "Bagus sekali! Kalau ada Robert, kita tak perlu lagi melihat wajah Leon yang gendut itu kan?"

"Yulianto, tidak begitu," kata Fedrick mengingatkan, kemudian berkata dengan tulus pada Robert, "Robert, sekarang aku dan Yulianto bertanggung jawab terhadap kerja sama dengan Perusahaan Besar Mo. Dengan kemampuanmu, hari ini kami juga melihat, sejak hari ini dan ke depannya, kami mengandalkanmu."

Robert sebenarnya tak peduli, hari ini membantu kedua temannya ini, murni karena kebetulan. Melihat kedua temannya ini sangat menghargai itu, Robert pun merasa sedikit senang, ia pun mengangguk dan berkata, "Itu mudah, kalau ada aku, Wind Factory kalian tidak akan rugi."

Kalau ada Robert, Fedrick dan Yulianto sangat senang.

"Oh ya, Robert, reuni akan diadakan 3 hari lagi, kau harus datang, ya!" Ucap Fedrick memperingatkan.

Robert mengiyakan, "Lihat dulu saja keadaannya, akhir-akhir ini aku sangat sibuk."

……

Keesokan harinya, di perusahaan.

"Kak Qiu!"

"Manajer Qiu!"

Para karyawan satu per satu berinisiatif menyapa Robert, panggilannya juga berubah menjadi Manajer Qiu, mereka menyapa dengan sikap ramah tetapi tetap menjaga jarak.

Bagaimanapun identitas Robert sekarang adalah manajer departemen keuangan, termasuk kedudukan tingkat menengah dalam perusahaan, hanya menyebutkan posisinya saja, ia sudah melampaui 8 tingkatan, tentu saja tak bisa diperlakukan seperti karyawan yang setingkat.

Robert menikmati jarak seperti ini, ia bahkan sangat tak sabar orang lain untuk segera menjauhinya.

Di Departemen Keuangan.

Para karyawati sudah datang pagi-pagi sekali, melihat Robert, mereka buru-buru menyapa.

Kemarin Robert mengadakan pesta, dan ia juga membuat Leon, sang wakil direktur itu bertekuk lutut di depan banyak orang, dalam sekejap ia dianggap sebagai calon suami idaman, sangat banyak para gadis single yang diam-diam menggebu-gebu untuk memperebutkan kesempatan menggodanya.

"Apakah direktur sudah datang?" Tanya Robert.

Gwendolyn mengangguk, tersenyum dan berkata, "Ia sudah datang pagi tadi, Direktur Bai dari dulu tidak pernah terlambat."

"Itu kebiasaan yang baik," ujar Robert sambil mengangguk, ia mengetuk pintu dan masuk ke kantor direktur.

Stella sedang merapikan dokumen, melihat Robert, ia pun tersenyum tipis dan berkata, "Kudengar kemarin kau melakukan hal besar, ini kedua kalinya kau menghabisi Wakil Direktur Chen dengan tanganmu, bukan?"

"Direktur Bai, Anda memang tak pernah ketinggalan berita," ujar Robert bergurau.

Stella pun tak bisa menahan tawanya, ia berkata, "Toh ini bukan rahasia. Lagipula Gwendolyn memberitahuku, perempuan itu sangat mengagumimu. Lihat saja, belum lewat pagi hari, seluruh perusahaan sudah mengetahuinya."

"Oke, tapi ini juga bukan hal besar, singkatnya aku bertemu 2 teman lama, ditambah lagi kelakuan Wakil Direktur Chen memang tidak seharusnya, ia bisa merusak citra perusahaan, jadi aku sekalian membantu saja," kata Robert.

Stella menatapnya dengan pandangan senang dan berkata, "Hanya dengan waktu 1 hari, kau sudah bisa membuat seluruh departemen ini akrab, bahkan bisa membuat para karyawan mengagumimu, Manajer Qiu, kau hebat sekali."

"Aku tak peduli akan kekaguman orang, aku hanya peduli apakah Direktur Bai menyukaiku. Sayangnya kemarin Direktur Bai tidak datang," kata Robert kemudian sengaja menghela napas.

"Bukankah aku sudah pernah bilang? Pertama, itu karena aku sibuk bekerja, kedua, kalau aku datang, aku akan mempengaruhimu dalam mengakrabkan para karyawan. Aku melewatkan acara makan-makan besar ini demi kamu, bagaimana kau harus membalasku?" Ucap Stella sambil tersenyum.

Mata Robert pun bercahaya, ia berkata, "Malam ini aku akan mentraktirmu makan berdua!"

"Tidak bisa begitu, kalau direktur besar dan Direktur Jiang tahu, pengaruhnya tidak baik," kata Stella.

Robert segera berkata, "Tidak masalah, hanya makan sekali saja, apa mungkin kamu pikir aku akan memakanmu?"

"Benar, aku takut sekali kamu memakanku. Kalian laki-laki tidak ada yang baik," ujar Stella sambil tersenyum tipis, kemudian mengalihkan pembicaraan, "Tapi, tak masalah kalau aku menyanggupinya, namun sebelumnya bantulah aku menyelesaikan masalah yang merepotkan."

"Masalah yang membuat Direktur Bai kita merasa kesulitan, pasti bukan masalah biasa, aku akan mempertimbangkannya baik-baik," kata Robert sambil mengelus dagu, berpura-pura ragu.

Stella berkata dengan tidak senang, "Kalau tidak kau mau bantu, aku tidak akan pergi makan denganmu."

"Eh jangan, aku hanya bercanda, kau terlalu menganggapnya serius," kata Robert sambil tertawa puas, "Masalah apa? Katakanlah!"

"Apakah kamu tahu TF Group?" Tanya Stella.

"Aku belum pernah dengar, ada apa?" Kata Robert sambil menggeleng.

"TF Group ini, adalah pemasok bahan obat, selama 3 tahun ini ia terus memasok bahan pembuatan obat ke perusahaan kita. Beberapa waktu lalu ada sebuah transaksi besar, uang perusahaan kita sudah masuk ke rekening TF Group, tetapi bahan obat mereka malah sangat lama tidak datang juga," kata Stella menjelaskan, "Karena TF Group tak memenuhi perjanjian, kita membatalkan kontraknya, dan sudah mencari pemasok bahan obat lainnya. Tetapi uang yang telah kita kirim pada mereka tampaknya tidak mau mereka kembalikan."

"Dengan kata lain, TF Group berhutang pada kita, bukan?" Tanya Robert.

"Benar, 30 juta dolar," kata Stella sambil mengibaskan rambut indahnya, kemudian berkata dengan wajah khawatir, "Beberapa hari ini, karena masalah ini, entah sudah berapa kali aku menagihnya pada TF Group, tetapi mereka tak memberikan respon secara langsung."

"Apakah sudah ditindak secara hukum?" Tanya Robert memberikan usul.

"Alangkah baiknya kalau semudah itu," kata Stella sambil menghela napas, "Latar belakang TF Group sangat kuat, kalau tidak, mana mungkin mereka menjadi pemasok bahan obat terbesar di Kota Jiang dan seluruh Provinsi Y? Kalau menempuh jalur hukum pun kita tidak bisa apa-apa."

"Tetapi juga tidak bisa membiarkan 30 juta hilang begitu saja, bukan? Bagaimana kata direktur besar?" Tanya Robert dengan mata terbelalak.

Stella menjawab, "Direktur besar dengan jelas meminta untuk harus mendapatkannya kembali," katanya, kemudian nada bicaranya terdengar kesulitan, "Tetapi aku tak kunjung menemukan orang untuk menagihnya." Setelah mengatakannya, ia mengerjap-ngerjapkan matanya menatap Robert.

Robert pun tertawa lepas dan berkata, "Jadi kau sekarang telah menemukan aku?"

"Kau adalah manajer yang baru saja datang ke departemen keuangan, tepat sekali dengan apa yang disebut sebagai 'Pejabat baru harus melakukan beberapa hal hebat dahulu untuk mendapatkan pengakuan', kalau kau tidak melakukan sesuatu, mana bisa orang-orang mengakuimu?" Ucap Stella dengan begitu yakin.

"Baiklah, TF Group berhutang pada kita, maka aku akan menagihnya!" Kata Robert menyanggupi.

Sekembalinya ke kantor, Robert memikirkan cara untuk menagih hutang.

Meskipun di hadapan Stella ia menyanggupinya dengan yakin, tetapi pekerjaan menagih hutang ini adalah pekerjaan tersulit.

Robert meneliti informasi mengenai TF Group, ia mendapati bahwa perusahaan ini memang mempunyai jangkauan yang luas, termasuk Perusahaan Besar Mo dan Group Chu, serta perusahaan obat besar maupun kecil di Kota Jiang Cheng, semua bertransaksi dengan TF Group.

Itu membuat Robert heran, semestinya perusahaan sebesar ini tidak perlu tiba-tiba merobek wajah perusahaan dengan tidak mengakui hutang. Meskipun 30 juta dolar tampak mengejutkan, bagi Perusahaan Besar Mo maupun TF Group, itu hanyalah jumlah yang kecil.

"Kalau begini aku hanya bisa datang langsung untuk mengerti keadaannya," pikir Robert dalam hati.

Setelah ia meneliti lebih lanjut, informasi TF Group sangat jelas, CEO-nya bernama Hansen Gao, ia adalah seorang pengusaha paruh baya yang tampak baik jika dilihat dari fotonya.

Tentang perkembangan TF Group, Robert sudah menelitinya, dari petunjuk-petunjuk kecil Robert mendapati bahwa Hansen Gao ini didukung oleh seseorang di belakangnya, ini membuat masalah semakin dalam.

Robert berpikir sejenak, kemudian ia pun menelepon Sarah dan menjelaskan keadaannya.

"Berhutang 30 juta?" Tanya Sarah dengan sangat terkejut, kemudian dengan hati-hati ia berkata, "Robert, hal semacam ini bukan urusanku, tetapi aku peringatkan kau, latar belakang Hansen Gao sangat kuat, DPRD tingkat kota maupun provinsi semua mendukungnya, jangan sampai kamu mendapat masalah besar karena masalah kecil."

"Aku mengerti, aku akan memperhatikannya," jawab Robert sambil mengangguk.

Tok tok.

Gwendolyn mengetuk pintu dan masuk, ia membawa setumpuk dokumen di tangannya. "Manajer Qiu, ini adalah informasi mengenai TF Group, Direktur Bai memintaku untuk membawanya kemari."

"Tidak perlu, aku akan ke TF Group sekarang juga untuk menagih hutang mereka," kata Robert sambil berdiri.

"Hah? Secepat ini?" Tanya Gwendolyn dengan bersemangat, "Manajer Qiu, bawalah aku juga, aku merasa sangat sesak di sini!"

Robert memandangnya kemudian mengiyakan, "Baik, bawalah bukti-bukti yang berkaitan."

"Baik!" Seru Gwendolyn, ia segera menyiapkannya.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu