My Tough Bodyguard - Bab 444 Sudah Turun Jabatan!

Gedung Perusahaan Besar Mo.

Lantai teratas.

Kantor direktur besar.

Anderson Mo sekali lagi menurunkan kacamata. Dokumen di tangannya sudah selesai diurus, akhirnya sudah boleh pulang ke rumah.

Kekuatan tubuhnya sudah tidak sekuat dulu. Orang begitu sampai di umur ini, kondisinya akan menurun. Lembur dan bergadang, rasanya tidak terlalu kuat.

Kelihatannya, sudah waktunya dia menyerahkan perusahaan kepada Alice.

Memikirkan ini, Anderson Mo tertawa pahit sendiri dan dalam hati memutuskan suatu keputusan.

Tok, tok, tok!

Pikiran Anderson Mo terputus oleh ketukan yang mendesak di pintu.

Dia memakai kembali kacamata bacanya, dan saat ingin menyuruh orang di luar masuk, pintu langsung terbuka.

Melihat hal itu, Anderson Mo sedikit tidak senang. Biasanya dia sangat jarang memarahi karyawan dan akrab dengan mereka. Tapi bagaimanapun dia adalah direktur besar, harus lebih tegas. Tindakan langsung masuk seperti itu, membuat dia merasa kurang senang.

Anderson Mo menengadahkan kepala dan saat melihat orang yang masuk, dia tersentak, "Yuna, ada apa?"

Orang yang masuk adalah sekretaris direktur besar, Yuna Chen. Wannita itu mengenakan jas hitam wanita, yang membuatnya kelihatan lebih profesional dan berwibawa.

Tapi saat ini, wajah wanita itu penuh dengan ketakutan. Tubuh wanita itu sedikit bergetar, sama sekali tidak setenang biasanya.

Anderson Mo memancarkan mata tajam. Dia bisa langsung melihatnya, wanita itu jelas mendapat kejutan. Dia pun bertanya khawatir, "Yuna, terjadi apa pada perusahaan?"

"Direktur besar, direktur cepat pergi. Calvin membawa banyak orang datang untuk membunuh!" Yuna Chen menarik napas dalam dan menceritakan masalah Perusahaan Besar Mo yang diserang.

Awalnya dia juga hampir ditangkap, tapi reaksinya sangat cepat, dia segera bersembunyi.

Kemudian, di saat tidak ada yang menyadari, dia segera berlari ke atas untuk memberi tahu Anderson Mo.

Sebagai sekretaris utama direktur besar, Yuna Chen setidaknya tahu masalah dalam Perusahaan Besar Mo. Dia tahu dendam antara Keluarga Mo dan Keluarga Chu.

Kali ini, Calvin Chu membawa banyak orang datang. Jelas sekali datang untuk menyerang Anderson Mo.

Mendengar itu, dahi Anderson Mo terkerut. Setelah dia memikirkan penyebab dan akibat dari masalah ini, tanpa bisa ditahan dia tersenyum pahit, "Bagus sekali taktiknya. Sudah mau mati, masih mau menarikku ikut juga?"

"Direktur besar, lebih baik direktur cepat pergi!" Yuna Chen berkata dengan panik.

"Pergi? Pergi kemana? Masa lompat dari atas?" Anderson Mo menggelengkan kepala.

Anderson Mo menunjuk lemari yang ada di ujung ruangan, "Yuna, kamu sembunyi di dalam. Nanti apapun yang terjadi, kamu jangan keluar. Mengerti tidak?"

"Tapi direktur besar ..." Yuna Chen menunjukkan wajah khawatir.

"Tidak ada tapi, cepat sembunyi di dalam." Anderson Mo memerintah.

Saat ini, di lorong terdengar langkah kaki orang. Karena malam begitu hening, langkah kaki itu terdengar lebih jelas.

Tatapan Anderson Mo berubah. Tubuh Yuna Chen juga menjadi kaku dan wajahnya mengalir keringat dingin.

"Cepat sembunyi, cepat!" Anderson Mo menarik Yuna Chen lalu mendorongnya masuk ke dalam lemari baju dan berpesan dengan suara kecil, "Ingat, apapun yang kamu dengar, jangan keluar!"

Yuna Chen mengangguk, tidak lagi ragu, membuka pintu lemari dan masuk ke dalam.

"Eh?"

Baru saja dia masuk ke dalam lemari, dia merasakan ada orang lain dan tanpa sadar mengeluarkan ekspresi terkejut.

Di dalam lemari ternyata ada orang lain!!

"Shuut."

Orang itu menutup mulutnya.

Meskipun gelap, tapi Yuna Chen samar-samar dapat melihat orang itu sedang tersenyum.

Itu dia!!

Mata Yuna Chen terbelalak dan terkejut.

Sedangkan di sisi lain.

Di lorong.

Melewati satu per satu ruangan, Calvin Chu berjalan dengan sepatu kulit hitam dan langkah kakinya bergema di lorong.

Mendapat pengaruh dari kakaknya, dia paling suka memakai jas hitam, dipadukan dengan kemeja putih.

Kakak beradik Chu itu tampan, dan keduanya suka memakai jas, membuat mereka kelihatan sangat gentle.

Dia membawa pistol yang anti suara dan berjalan ke depan pintu kantor direktur besar.

Pintu kantor tidak terkunci. Dia menekan pelan-pelan, dan sudah terbuka.

Tujuannya dalam rencana kali ini, Anderson Mo, sedang duduk di atas kursi. Dengan mengenakan kacamata baca, mengurusi dokumen, dan kelihatannya sangat berkonsentrasi.

Seperti mendengar ada pergerakan, Anderson Mo menengadahkan kepala dan melihat ke arah pintu.

"Oh, Calvin." Anderson Mo membenarkan letak kacamata dan melihat ke pistol yang ada di tangan Calvin Chu. Dia tidak terkejut sedikitpun dan bertanya, "Kamu datang untuk membunuhku?"

Calvin Chu tidak menjawab dan menutup pintu. Setelah itu dia berjalan ke depan meja dan duduk di hadapan Anderson Mo.

Dia menaruh pistol di atas meja, lalu mengeluarkan rokok dari kantong, memantiknya perlahan-lahan lalu mengembuskan asap tebal.

"Paman Mo, lama tidak berjumpa." kata Calvin Chu.

"Iya, terakhir bertemu denganmu, kamu masih kecil. Saat itu, kamu belum bisa merokok." kata Anderson Mo, dan wajahnya mulai muncul senyuman, "Calvin, kamu mungkin sudah tidak ingat, saat kamu kecil, baru setinggi ini, aku pernah menggendongmu ..."

"Paman Mo, sudah sampai saat ini, kamu masih mengungkit itu, apa menurutmu aku akan termakan omonganmu?" Calvin Chu bertanya suram.

"Calvin, aku bukannya ingin memohonmu dengan posisi sebagai orang tua.

Tapi aku sudah setua ini, masih bisa hidup berapa tahun lagi?

Tapi kamu tidak sama, kamu masih muda. Masih banyak pengalaman hidup yang belum kamu lalui.

Kalau malam ini kamu membunuhku, baik itu pihak polisi maupun Robert, pasti tidak akan melepaskanmu.

Calvin, tidak ada artinya membalaskan dendam padaku. Kalau dilihat dari segi bisnis, ini terlalu rugi." Anderson Mo menghela napas kecil.

"Layak atau tidak, Paman Mo tidak dapat menilainya. Kalau menurutku layak, maka akan aku lakukan." Calvin Chu mengangkat pistol lalu mengarahkannya ke dada Anderson Mo dan tersenyum penuh dendam, "Apalagi Paman Mo, aku bisa sampai tahap hari ini. Semuanya berkat menantumu. Aku sudah tidak ada jalan keluar lagi. Kalau membunuh mertuanya bisa membuat dia marah, kenapa tidak melakukannya?"

"Selama kamu bersedia meletakkan pistol, aku bisa menjamin dengan nama mertua Robert, Robert tidak akan menyulitkanmu." Anderson Mo berkata dengan nada rendah.

"Mengatakan begitu banyak, karena kamu takut mati bukan?" Calvin Chu tertawa merendahkan.

"Takut mati, merupakan sifat natural makhluk hidup. Berusaha untuk hidup, aku mengakui tidak perlu merasa malu." Anderson Mo berkata dengan serius.

"Sayangnya, seberapa baguspun kata-katamu, malam ini kamu juga tetap harus mati." Calvin Chu mendengus.

Setelah berhenti sesaat, Calvin Chu lanjut berkata, "Paman Mo, setelah kamu mati, aku akan meledakkan gedung Perusahaan Besar Mo. Setelah lewat malam ini, Perusahaan Bsar Mo akan hilang dari Kota Jiang Cheng."

"Calvin, apa kamu ingin membuat kesempatan bagi kakakmu?" Anderson Mo tentu tahu apa yang Calvin Chu rencanakan.

"Begitu Perusahaan Besar Mo hancur, kakakku tidak mempunyai lawan lagi." Calvin Chu berkata dengan dingin.

"Ternyata kamu sedang merencanakan itu." Anderson Mo diam beberapa saat, lalu segera berkata, "Calvin, tidak apa-apa kalau kamu mau meledakkan Perusahaan Besar Mo. Tapi malam ini ada banyak karyawan yang lembur. Kamu biarkan mereka pergi ya."

"Sudah mau mati masih mempertimbangkan hal itu?" Calvin Chu bertanya dengan nada tidak menyangka.

"Mereka tidak bersalah." kata Anderson Mo.

"Di jalan menuju akhirat, lumayan juga 'kan ada beberapa teman yang menemanimu." krak, Calvin Chu membuka sekring pada pistol.

Anderson Mo menutup mata dan menghela napas dalam hati. Apa semuanya selesai di sini?

Robert, perusahaan dan Alice, semuanya kuserahkan padamu ya. Anderson Mo berpesan dalam hati.

Dor!

Calvin Chu menarik pelatuk pistol dan peluru keluar.

Tapi senyum di wajahnya belum sempat tersungging dan wajahnya menjadi kaku. Wajah Calvin Chu menunjukkan ekspresi tidak percaya, seperti melihat hal yang tidak mungkin terjadi.

Bukan hanya dia, Anderson Mo juga menunjukkan wajah tidak percaya.

Peluru yang keluar dari pistolnya, berhenti di udara!!!

Waktu seperti berhenti dan udara berhenti. Anderson Mo tidak tahan lagi. Dia bangkit berdiri dan memandang peluru yang berhenti di udara dengan ragu dan tidak percaya.

Dor! Dor! Dor!

Calvin Chu terus menarik pelatuk dan menembakkan tiga peluru lagi ke arah Anderson Mo.

Kejadian yang aneh terjadi lagi.

Tiga peluru itu, memelan di udara hingga akhirnya berhenti total. Tiga peluru itu sama seperti peluru sebelumnya, juga berhenti di udara.

"Mana mungkin? Bercanda kali?!"

Calvin Chu tidak bisa santai melihat apa yang terjadi.

"Selama ada aku, maka di dunia ini tidak ada hal yang tidak mungkin terjadi." suara itu muncul dari lemari yang ada di ujung ruangan dan Robert Qiu muncul perlahan dari dalamnya.

"Robert!"

Anderson Mo terkejut, bersamaan juga menghela napas lega. Terselamatkan.

"Kamu!"

Mata Calvin Chu menyipit.

Berdasarkan informasi yang didapat, Robert Qiu beberapa waktu ini selalu berada di Kota Jingzhou dan berhubungan dengan artis wanita bernama Camila Shen.

Alasan kenapa dia tidak kabur dan memilih untuk membunuh Anderson Mo, adalah karena Robert Qiu tidak berada di Kota Jiang Cheng. Ini adalah kesempatan yang sangat bagus.

Tidak disangka, Robert Qiu ternyata sudah kembali!

"Saudara Calvin, aku sudah sering bertemu dengan kakakmu, Kenny. Tapi baru pertama kali bertemu denganmu. Senang bertemu denganmu." Robert Qiu menatap Calvin Chu dan berkata dengan sungkan.

Pandangan Calvin Chu tetap berhenti pada empat peluru yang berhenti di udara dan hatinya muncul perasaan pahit. Dia tahu malam ini dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tapi dia tetap penasaran, bagaimana Robert Qiu melakukan ini?

"Tuan Qiu hebat sekali. Menghentikan peluru di udara ini, benar-benar diluar dugaanku." kata Calvin Chu.

"Hanya trik kecil saja, tidak usah dibesar-besarkan." Robert Qiu tersenyum lalu membunyikan tangan dan empat peluru di udara, seperti kehilangan penopang, terjatuh ke lantai.

Melihat hal itu, Calvin Chu menarik napas dalam, lalu langsung membuang pistol, "Aku mengaku kalah. Mau bunuh atau apapun, aku akan menurutinya."

"Benar-benar sayang, saudara Calvin. Kalau malam ini kamu meninggalkan Kota Jiang Cheng, tidak lagi ikut campur masalah di Kota Jiang Cheng, aku tidak akan menyulitkanmu." Robert Qiu menggeleng dan menghela napas, "Tapi kenapa kamu malah mempertaruhkan segalanya untuk melakukan ini?"

"Pemenangnya sudah ditentukan, tidak ada gunanya juga aku banyak berkata. Karena sudah memutuskan untuk mempertaruhkan segalanya, maka aku juga sudah memikirkan semua kemungkinan yang mungkin terjadi." Calvin Chu berkata dengan dingin.

"Kamu ini, hatimu benar-benar lapang." ejek Robert Qiu.

"Robert, aku mengakui kamu hebat. Kamu sudah menang. Langsung saja!" Calvin Chu berkata dengan wajah tidak berekspresi.

Robert Qiu mengangkat pistol yang Calvin Chu buang di lantai, membuka klip, mengeluarkan peluru, dan sekali lagi memasukkan peluru ke dalamnya.

Dalam proses itu, Robert Qiu sambil memasukkan peluru, sambil berkata santai, "Aku lupa mengatakannya denganmu, kamu ingin meledakkan Perusahaan Besar Mo, sayangnya, rencana itu juga sudah ketebak olehku ..."

Calvin Chu menjadi kecewa.

Awalnya dia berpikir ingin mengulur waktu, agar bawahannya bisa selesai memasang bom, lalu bom meledak dan membunuh Robert Qiu. Itu lebih baik daripada hanya membunuh Anderson Mo saja.

Tidak terpikir, Robert Qiu bahkan sudah menebak hal itu.

"Pihak polisi kamu kecoh, semuanya pergi ke pinggiran kota. Tapi aku masih mempunyai departemen keamanan. Sayangnya, semua rencanamu, tidak ada yang berhasil ...." Robert Qiu berkata dengan pelan.

Setelah membuka sekring, pistol terarah ke dahi Calvin Chu.

Robert Qiu tersenyum dan berkata, "Selamat jalan, saudara Calvin."

Dor!

King of Underworld yang sudah memerintah underworld Kota Jiang Cheng selama 3 tahun utuh, 'turun jabatan' malam ini!!

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu