My Tough Bodyguard - Bab 388 Pandai Berkata-kata

Hari kedua, Perusahaan farmasi Huang.

Di ruang rapat yang terletak paling atas.

Robert Qiu, Alice Mo, dan Meghan Jiang datang ke sana.

Begitu masuk ke dalam ruang rapat, Alice Mo dan Meghan Jiang terkejut. Karena di meja panjang sudah penuh, hanya tersisa tiga kursi yang kosong.

Orang-orang ini memakai jas, dengan rambut tersisir rapi, pria paruh baya memakai kacamata emas. Semuanya dewasa, dengan mata tajam, dan kelihatannya tidak mudah dihadapi.

Robert Qiu menghitung dengan cepat, kira-kira 20 orang.

Brak!

"Hei, Nona Huang, apa maksudmu dengan ini?" Robert Qiu menarik kursi dan sengaja membuat suara yang kencang lalu bertanya dengan kesal.

Jangan lihat hanya menarik kursi saja, tapi banyak hal dibalik perbuatan itu. Perbuatan itu menghilangkan aura mendominasi dari orang-orang Perusahaan farmasi Huang. Suasana ternetralisir, bahkan Alice Mo dan Meghan Jiang menjadi jauh lebih tenang.

Alice Mo dan Meghan Jiang duduk.

Melihat gerakan Robert Qiu itu, banyak yang menunjukkan ekspresi terkejut. Kelihatannya, anak muda ini, hebat juga.

Amelia Huang duduk di kursi paling tengah. Hari ini dia sangat cantik, jelas sekali telah berdandan dengan sungguh-sungguh. Amelia Huang berkata sambil tersenyum, "Robert, jangan bilang aku tidak memberimu kesempatan. Kontrak sudah aku ajukan, selanjutnya, tinggal melihat hasil diskusi saja."

"Jadi, kamu mengundang begitu banyak orang, ingin membully aku yang hanya sendirian?" Robert Qiu menunjuk pada orang banyak.

"Juga tidak bisa dibilang membully. Mereka adalah ahli di bidang negosiasi Perusahaan farmasi Huang. Karena mau menandatangani kontrak, maka pasti harus mengambil keuntungan terbesar bagi pihakku, benar bukan?" Amelia Huang berkata antara tersenyum dan tidak.

"Benar." Robert Qiu mengangguk.

"Sama. Kamu juga bisa mengambil keuntungan terbesar bagi Perusahaan besar Mo kalau lidahmu pandai bicara." Amelia Huang tersenyum.

Mendengar penjelasan Amelia Huang, Alice Mo diam-diam mengepalkan tangan. Dia menyesal sekali tidak membawa ahli negosiasi juga. Kalau tidak, maka keadaan sekarang tidak akan seperti ini.

Dia adalah peneliti, Meghan Jiang adalah bos dari toko obat, sedangkan Robert Qiu adalah direktur bagian dari bagian keuangan. Mereka bertiga tidak ada yang jago dalam bidang negosiasi. Berhadapan dengan 20 orang ahli negosiasi, maka mereka pasti akan kalah.

Di saat Alice Mo sedang cemas, tiba-tiba dia merasa, tangan Robert Qiu yang terletak di bawah meja menggenggam tangannya dan berkata dengan suara rendah, "Tenang, serahkan padaku."

Amelia Huang yang duduk di seberang menyadari gerakan mereka dan langsung tidak senang. Amelia Huang berpesan pada ahli negosiasi yang duduk di sebelahnya, "Jangan lengah, harus mengambil keuntungan terbesar bagi perusahaan."

"Baik."

"Tenang saja Direktur Huang."

Para ahli negosiasi sangat percaya diri.

Dengan segera, negosiasi sudah akan dimulai.

Para ahli negosiasi yang awalnya sangat percaya diri karena mereka menang dalam jumlah orang dan pasti dapat mengalahkan Perusahaan besar Mo, sedangkan Perusahaan besar Mo hanya mempunyai satu perwakilan pria, dua perwakilan wanita lain belum bicara apa-apa daritadi.

Dua buah mulut kalau tidak bisa memenangkan satu mulut, maka memalukan sekali.

Tapi dengan cepat, para ahli negosiasi menyadari, anak muda di hadapan mereka itu, mempunyai teknik debat yang beragam, dapat membalikkan perkataan orang, membuat orang tidak bisa berkata apa-apa, merona dan merasa malu.

Dalam negosiasi yang panjangnya mencapai tiga jam, selalu Robert Qiu yang memimpin di depan. Dua puluh orang ahli negosiasi, hanya bisa terbawa oleh permainan kata Robert Qiu. Mau Robert Qiu berkata apa, mereka hanya ada bagian untuk mendengarkan.

Pada akhirnya, Robert Qiu menang dan berhasil mendapatkan kontrak yang keuntungannya lebih banyak 10% dari kontrak sebelumnya, sedangkan para ahli negosiasi Perusahaan farmasi Huang kalah telak.

"Kedepannya aku tidak mau lagi membicarakan kerjasama dengan orang itu."

"Iya, benar-benar mengerikan. Saat aku muda, aku bahkan tidak sepandai bicara dia."

"Hebat, hebat."

Para ahli negosiasi memuji dan pergi dari ruang rapat.

Alice Mo dan Meghan Jiang senang. Kenapa mereka dulu tidak sadar kalau Robert Qiu sangat hebat? Bukan hanya bisa bertarung, tapi juga pandai bicara! Dalam negosiasi tadi membuat 20 ahli sampai kehabisan kata-kata.

Jujur saja, sangat keren!

"Kamu benar-benar pandai bicara." Amelia Huang berkata.

"Kontrak sudah aku diskusikan. Kamu jangan tiba-tiba berganti pikiran ya." Robert Qiu berkata sambil membelalakan mata.

"Tenang saja, aku akan menepati apa yang sudah aku katakan. Kontrak akan aku buat sesuai yang didiskusikan hari ini. Sampai nanti kamu bisa mengeceknya sekali lagi." kata Amelia Huang.

"Kapan tanda tangannya?" tanya Robert Qiu.

"Kira-kira satu minggu lagi kali." pikir Amelia Huang lalu menjawab.

"Baik, kalau begitu kami tunggu kedatanganmu ke Kota Jiang Cheng." Robert Qiu berkata sambil tersenyum.

Amelia Huang tersenyum tanpa sadar, "Bukankah kalian masih mau pergi ke Jepang dan Korea? Apa bisa diselesaikan dalam waktu satu minggu? Aku pergi ke Kota Jiang Cheng nanti, mungkin kalian juga tidak ada."

Mendengar itu, pandangan Alice Mo menjadi suram.

Sebelum berangkat, yang dia kira mudah ditangani, Perusahaan farmasi Huang malah harus menggunakan usaha sebesar ini. Dia tidak berani memikirkan di negara lain yang tanpa bantuan siapapun, bisa melanjutkan kerja sama dengan perusahaan lain. Pasti akan sangat sulit.

"Untuk itu kamu tidak perlu khawatir." Robert Qiu melihat Alice Mo yang sedang cemas lalu berkata pada Amelia Huang.

Setelah kembali ke hotel, Alice Mo mulai membereskan koper dan bersiap untuk pergi ke Korea yang lebih dekat.

"Robert, dimana paspor dan visamu?" tanya Alice Mo.

"Untuk apa barang-barang itu?" Robert Qiu yang juga sedang membereskan koper balik bertanya.

"Bisa untuk apa lagi? Tentu saja untuk keluar negeri!" Alice Mo menjawab dengan kesal.

"Untuk apa keluar negeri?" Robert Qiu berkata dengan ekspresi bingung.

Alice Mo dibuat kesal hingga tersenyum, "Apa kamu lupa tujuan kita besok? Kalau kamu tidak keluar negeri, untuk apa beres-beres koper?"

"Aku membereskan koper karena aku mau pulang ke Kota Jiang Cheng. Ada apa? Apa kalian berdua tidak balik?" tanya Robert Qiu bingung.

Keanehan Robert Qiu membuat Alice Mo dan Meghan Jiang bingung.

Meghan Jiang mengingatkan, "Robert, apa kamu sudah lupa? Tujuan pergi kita bertiga. Sekarang baru tempat pertama. Selanjutnya, masih harus pergi ke Jepang dan Korea."

"Oh, hampir saja lupa memberitahu kalian. Kita tidak usah pergi ke Jepang dan Korea lagi." Robert Qiu berkata dengan ringan.

"Kenapa?" dua wanita itu menunjukkan ekspresi bingung.

Robert Qiu tersenyum sambil berkata, "Alasannya sangat mudah. Industri Farmasi Hiragawa yang ada di Jepang, Industri Farmasi Maxell yang ada di Korea, semuanya sudah kubereskan.

Sekarang, hanya membutuhkan dua telepon dariku, dua perusahaan itu akan langsung mengirimkan perwakilan mereka dan meneruskan kerjasama dengan kita. Selain itu, juga kontrak yang paling tinggi dan yang paling besar."

"Beneran?" dua wanita itu tidak percaya.

"Kapan aku pernah membohongi kalian?" Robert Qiu mengangkat bahu.

Dua wanita itu saling memandang. Memikirkan prestasi Robert Qiu sebelum-sebelumnya, mereka akhirnya percaya untuk sementara waktu. Yang Robert Qiu katakan seharusnya benar!

Untuk sesaat, mau itu Meghan Jiang atau Alice Mo, mereka berdua seperti melepaskan beban berat dan menghela napas lega.

"Kenapa kamu tidak berkata daritadi?" Alice Mo berkata dengan kesal.

"Kalau memberitahu kalian daritadi, pasti tidak bisa membohongi mereka. Sekarang sudah tiba waktunya." Robert Qiu melihat jam tangannya, "Ayo beres-beres, sudah waktunya kembali ke Kota Jiang Cheng. Kesalahpahaman yang Perusahaan besar Mo terima selama ini, juga sudah waktunya dihapuskan."

Alice Mo tersentak, lalu tersenyum.

........

Keluarga Huang.

Brak!

"Sembarangan! Benar-benar sembarangan!

Evan Huang menggebrak meja dan terdengarlah bunyi gebrakan yang kencang. Hatinya sangat kesal, "Amelia, apa begini caramu membalas kepercayaan dari ayah, ibu?!"

Baru saja tadi, dia mengecek identitas Robert Qiu. Apanya yang pengangguran. Jelas-jelas adalah direktur bagian keuangan kok!

Selain itu, orang itu juga adalah tunangan dari direktur Perusahaan besar Mo, Alice Mo! Di Kota Jiang Cheng, hal itu sudah diketahui semua orang!

Yang membuat Evan Huang semakin terkejut adalah, putrinya sendiri, Amelia Huang, tanpa persetujuan darinya, malah melanjutkan kerjasama dengan Perusahaan besar Mo!

Sekarang, kontrak sudah dianggap berlaku dan hak penentuannya ada di tangan direktur. Sebagai direktur besar, dia sulit ikut campur, kecuali memecat Amelia Huang.

Tapi prestasi Amelia Huang beberapa tahun ini, tidak ada yang tidak tahu. Perusahaan farmasi Huang bisa mempunyai kejayaan hari ini, semuanya tidak lepas dari hubungannya dengan Amelia Huang. Selain itu, Amelia Huang adalah putrinya sendiri. Evan Huang tidak tega memecat Amelia Huang.

Tapi masalah kali ini, benar-benar membuatnya sedih. Kalau tidak menghukum berat, maka dia akan sangat sulit meredakan amarah.

"Amelia, aku membutuhkan penjelasanmu!" Evan Huang berkata dengan dingin.

"Tidak ada yang perlu aku jelaskan. Aku sudah menebak, kalian pasti akan mencari tahu tentang identitas Robert, tapi tidak menyangka akan secepat ini. Tidak salah, Robert memang orang dari Perusahaan besar Mo." Amelia Huang menjawab dengan tenang.

"Amelia, apa kamu sudah dibuat mabuk oleh pria itu!" Selvy Yang yang berada di samping juga sangat marah.

Mata Amelia Huang memerah, "Aku berbuat seperti ini, juga karena dipaksa oleh kalian 'kan?"

"Kami?"

Evan Huang dan Selvy yang tersentak.

"Sudah kukatakan berapa kali. Jangan mendesakku, jangan mendesakku untuk menikah! Kenapa kalian tidak mendengarnya!" Amelia Huang menyampaikan isi hatinya.

Selvy Yang terdiam sangat lama, "Anakku, kami berbuat seperti ini juga demi kebaikanmu ..."

"Kalau benar demi kebaikanku, maka tolong jangan mendesakku lagi. Aku lebih baik single seumur hidup, daripada menikah dengan orang yang tidak aku suka!" Amelia Huang berkata dengan nada pasti.

"Jadi, kamu dan bocah itu, hanya pura-pura saja?" tanya Evan Huang.

"Iya." Amelia Huang mengakuinya.

Evan Huang menarik napas dalam lalu mengangguk, "Ok, Amelia. Ayah sudah mengetahui maksudmu. Ayah berjanji padamu di sini, tidak akan memaksamu menikah lagi."

"Benarkah?" Amelia Huang menunjukkan ekspresi senang.

"Kalau ayah berkata satu maka satu, dua maka dua. Kapan ayah pernah membohongimu?" tanya Evan Huang lalu menghela napas, "Masalah ini, ayah dan ibu juga salah. Kemarin malam ayah dan ibu berpikir dan memang benar tidak seharusnya ikut campur dalam urusan pernikahanmu."

Selvy Yang menganggukan kepala, "Iya, sebenarnya ayah dan ibu juga demi kebaikanmu. Kamu sudah berumur 25 tahun. Sudah seharusnya mencari sebuah pasangan ..."

Melihat istrinya yang mau mendesak lagi, Evan Huang segera batuk dan memutuskan perkataan istrinya.

"Iya, iya, iya. Aku tidak berkata lagi, sudah bisa 'kan?" Selvy Yang tersenyum pahit.

"Terima kasih ayah dan ibu!" Amelia Huang berteriak dengan manis.

"Kamu ini ya. Lain kali jangan bermain seperti ini lagi. Lain kali, bawa ayah dan ibu bertemu pacar beneranmu, mengerti tidak?" Selvy Yang berkata.

"Iya, aku tahu." Amelia Huang berkata dengan manja.

"Tapi, Amelia." wajah Evan Huang sekali lagi menjadi serius, "Ayah dan ibu tidak akan mendesakmu menikah lagi. Tapi pemberlanjutan kerjasama dengan Perusahaan besar Mo, harus dibatalkan."

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu