My Tough Bodyguard - Bab 285 Ingin Bertanya Jalan Padamu

"Apa?!"

Begitu mendengar itu, mata Pemimpin hitam bahkan sudah mau melompat keluar, "Dia adalah Wind Stalker?!!!"

"Benar." Dicky He mengangguk-anggukan kepala.

"Ini, ini tidak mungkin ah!" Pemimpin hitam sulit untuk percaya.

Wajah Dicky He juga terlihat sangat terkejut, "Jujur saja, aku juga tidak terlalu percaya. Tapi kebenarannya memang begitu. Robert dalam tiga tahun ini di luar negeri, memang merupakan Wind Stalker yang terkenal."

Pemimpin hitam mengerutkan dahi, "Robert memang sangat hebat, tapi aku pernah bertarung dengannya. Kekuatannya, jangankan dewa terlarang, bahkan pembunuh paling hebat di negara saja tidak sampai."

"Pemimpin hitam, kamu tidak mengerti kalau ini. Dia adalah dewa terlarang, saat bertarung denganmu bagaimana mungkin menggunakan kekuatan sepenuhnya?" Dicky He menutup mulut dan tertawa.

Tatapan Pemimpin hitam sangat dingin, "Waktu itu di Kota Jiang Cheng, aku dan Hitman bekerja sama membunuh Robert. Aku melihat dengan kepala mataku sendiri, Robert sudah benar-benar mati. Hanya saja tidak tahu kenapa, setelahnya dia hidup lagi."

"Justru karena itu, jadi hal itu semakin membenarkan, Robert memang merupakan Wind Stalker." Dicky He berkata dengan serius, "Setiap dewa terlarang, mempunyai kemampuan yang tidak dapat dimengerti oleh manusia biasa. Tapi kenapa Robert bisa hidup lagi, sepertinya ada rahasia dalam tubuhnya. Hal itu normal."

"Kalau Robert benar-benar adalah Wind Stalker, kenapa dia tidak menetap di luar negeri, malah pergi ke tempat kecil seperti Kota Jiang Cheng?" Pemimpin hitam bertanya dengan bingung.

"Ini juga adalah kebingungan Tuan Kaisar. Berdasarkan pengamatanku, alasan Robert menetap di Kota Jiang Cheng, sangat memungkinkan ada hubungannya dengan Keluarga Mo. Tapi alasan khususnya untuk apa, sekarang ini masih tidak tahu." Dicky He menebak-nebak.

Pemimpin hitam terdiam untuk sesaat, "Aku benar-benar tidak terpikir kalau Robert adalah Wind Stalker yang terkenal itu ..."

"Iya, siapapun tidak akan terpikir. Pemimpin hitam, kamu kalah di tangan dia, tidaklah malu." Dicky He berkata memuji.

Wajah Pemimpin hitam berubah hitam, "Kalau Robert adalah Wind Stalker, maka Kota Jiang Cheng, tidak, bahkan seluruh Provinsi Y sudah harus menyerah."

"Menyerah? Tidak. Tetap sesuai rencana." Dicky He menggoyang-goyangkan jari.

"Tapi dia adalah Wind Stalker! Kalau dia mau Kota Jiang Cheng, apa kita berani merebut dari tangannya?" wajah Pemimpin hitam sangat kusut.

"Pemimpin hitam, Robert memang merupakan Wind Stalker. Tapi kamu jangan lupa, pemimpin kita, adalah Tuan Kaisar!"

Mengungkit tentang Kaisar, mata Dicky He memancarkan cahaya memuja. Itu adalah cinta seorang wanita, ketika muncul di diri Dicky He, jadi sangatlah aneh. Ketika Dicky He berbicara, nada bicaranya jadi naik 8 oktaf, "Nama besar Tuan Kaisar, meskipun kalah dari dewa terlarang, tapi kekuatan yang Tuan Kaisar kumpulkan, tidaklah kurang dari daerah terlarang!"

"Apalagi, ini adalah CBD Groups. Dia seorang Wind Stalker, seorang diri, membuat kekacauan di daerah kita, apa dia kira kita tidak bisa menghadapinya?" Dicky He mendengus.

"Jadi, yang Tuan Kaisar ingin lakukan adalah?" Pemimpin hitam mencoba bertanya.

"Membunuh Wind Stalker!" Dicky He berkata tanpa ragu.

"Kamu, kamu sudah gila?" Pemimpin hitam terkejut.

Mata Dicky He memancarkan kegilaan, "Asalkan Wind Stalker mati di CBD Groups, mati di tangan kita, maka Tuan Kaisar, bisa naik menjadi jajaran dewa terlarang!"

Melihat Dicky He seperti itu, Pemimpin hitam juga tidak bisa berkata apa-apa lagi. Karena dia tahu, yang Dicky He katakan berarti keinginan Tuan Kaisar juga.

Mengenai kekuatan Tuan Kaisar, Pemimpin hitam memang tidak ragu. Tapi kalau rencana Tuan Kaisar adalah membunuh Robert Qiu, dan menggantikan posisi Wind Stalker ....

Maka itu adalah merubah sistem dunia!

Memikirkan itu, Pemimpin hitam juga menjadi heboh. Dia menahan kepanikan dalam hati dan bertanya, "Kalau begitu, apa rencana Tuan Kaisar untuk membunuh Robert Qiu?"

"Kekuatan paling hebat dari grup kita, sudah sampai di Kota Jiang Cheng." kata Dicky He.

"Kekuatan paling hebat? Apa itu ... Watt?" Pemimpin hitam menghirup udara.

Dicky He tidak menjawab pertanyaan itu, melainkan melihat ke arah mayat yang terbaring di atas lantai dan wajahnya berubah menjadi genit lalu berkata dengan datar, "Mengenai polisi bernama Maggie Fang itu, karena dia mau menyelidiki kamu, maka sekalian suruh Watt habisi saja."

........

Kota Jiang Cheng.

Kantor polisi.

Maggie Fang duduk dengan tidak tenang dan alis terkerut.

Satu jam yang lalu, dia dan mata-mata yang ada di Kota Jingzhou kehilangan kontak.

Mau bagaimana menghubungi juga tidak mendapat balasan dari orang itu.

Sekarang, sudah pukul 8 malam, sudah jauh melewati jam untuk berhubungan yang sudah ditetapkan.

Pemimpin hitam adalah orang yang sangat mengerikan, mengikuti bahkan menyelidiki orang ini, akan sangat berbahaya. Maggie Fang tahu jelas itu. Di bawah kondisi seperti itu, dari 10 mata-mata, ada 8 sampai 9 orang yang sudah meninggal.

"Sialan!"

Maggie Fang menggigit bibir, lalu mengenakan jas dan keluar dari kantor.

Baru saja mau keluar dari kantor polisi, dia bertemu dengan komandan Andrick Guan.

"Maggie, kamu mau kemana?" Andrick Guan melihat ke arahnya lalu bertanya.

Wajah Maggie Fang berubah serius, "Komandan Guan, aku baru mau mencarimu untuk melaporkan sesuatu. Masalah mengenai Pemimpin hitam."

"Dia lagi?" Andrick Guan mengerutkan dahi.

"Komandan Guan, Vino dan aku hilang kontak. Takutnya dia sudah ..." Maggie Fang berkata dengan pelan. Vino Cao adalah mata-mata polisi yang diutus ke Kota Jingzhou.

Andrick Guan terdiam dan tidak mengatakan apapun. Sebagai seorang komandan polisi, selama beberapa tahun ini, dia sudah mengalami banyak masalah. Kali ini tidak perlu dijelaskan oleh Maggie Fang, dia langsung tahu kalau Vino Cao pasti sudah meninggal.

"Maggie, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" Andrick Guan bertanya tanpa sadar. Dia tahu, Maggie Fang adalah orang yang sangat punya pendirian.

"Besok aku mau pergi sendiri ke Kota Jingzhou." Maggie Fang berkata dengan yakin, "Menyelidiki Pemimpin hitam. Vino Cao sudah berkorban banyak, kalau dia mengalami masalah apa-apa, mau itu untuk kepentingan umum atau kepentingan pribadi, kita tidak boleh melepaskan Pemimpin hitam!"

"Tapi dalam segi keamanan ..." Andrick Guan sedikit tidak tenang.

"Tenang saja, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama." kata Maggie Fang.

Andrick Guan menghela napas, "Bagaimana kalau Maggie, mengenai masalah Pemimpin hitam kita hentikan dulu sementara."

"Tidak mungkin! Aku harus menangkap Pemimpin hitam!" kata Maggie Fang dengan mantap.

Andrick Guan melihat Maggie Fang dengan serius dan berkata pahit, "Baiklah, aku tidak menghalangimu. Kalau begitu cepat pulang kerja, besok pagi pergi ke Kota Jingzhou, polisi pihak sana akan bekerja sama denganmu."

Maggie Fang menunjukkan wajah penuh terima kasih. Andrick Guan adalah komandan polisi dan bisa memerintahkan dia untuk menetap di Kota Jiang Cheng, tapi Andrick Guan tidak berbuat seperti itu, melainkan melepaskan dia pergi ke Kota Jingzhou.

"Ingat, harus berhati-hati, jangan sampai diketahui oleh Pemimpin hitam. Sekali merasa ada yang aneh, segera mundur, mengerti tidak?" Andrick Guan berpesan.

"Baik, aku akan mengingatnya!" Maggie Fang segera menjawab.

Setelah melihat punggung Maggie Fang yang menjauh, mata Andrick Guan menyipit dan telihat sinar kedinginan.

........

Setelah pulang dari kerja, Maggie Fang tidak bisa tidur, jadi dia keluar dan berjalan-jalan di kompleks.

Berjalan-jalan santai, hingga ke samping Sungai Xiang.

Angin malam mengantarkan suatu kedinginan. Karena sudah tengah malam, jadi tidak ada banyak orang di sekeliling sana. Karena tidak ada banyak orang, jadi lampu jalan membuat bayangannya sangat panjang.

Dia teringat pada Vino Cao.

Vino Cao adalah polisi yang lebih cepat masuk kepolisian darinya. Vino Cao adalah guru sekaligus temannya. Saat dia baru masuk, Vino Cao yang membawanya melakukan misi, juga mengajarinya banyak pengetahuan.

Mereka berdua adalah teman yang sangat baik.

Misi kali ini, Maggie Fang-lah yang bersikeras mau menyelidiki Pemimpin hitam. Di saat komandan Andrick Guan tidak setuju, Vino Cao-lah yang pertama kali mendukungnya, dan bersedia menjadi mata-mata di Kota Jingzhou.

Kalau kali ini Vino Cao benar-benar meninggal, maka dia akan merasa sangat bersalah.

Berdiri di samping sungai, melihat air sungai yang mengalir, hati Maggie Fang benar-benar tidak stabil, seperti air sungai, tidak hentinya bergerak.

Angin dingin menyapu. Maggie Fang mengeluarkan ponsel, ragu sejenak, tapi tetap memutuskan menelpon Robert Qiu.

"Halo, Robert, kamu lagi ngapain?"

"Di rumah. Ada apa?" jawab Robert Qiu.

Mendengar Maggie Fang yang diam saja, Robert Qiu tiba-tiba berkata, "Jangan kasih tahu aku, kalau di Jingzhou sana sudah terjadi sesuatu."

"Robert, peringatan yang kamu berikan kepadaku di Perusahaan besar Mo waktu itu benar." Maggie Fang berkata dengan mata redup.

"Benar-benar terjadi sesuatu dengan mata-mata?" Robert Qiu langsung tersadar.

"Sudah kehilangan kontak selama 3 jam."

Mendengar berita ini, Robert Qiu tidak tahu harus berkata apa. Seorang mata-mata polisi, kalau hilang kontak selama 3 jam, maka sudah bisa dipastikan terjadi sesuatu buruk.

"Robert, aku seharusnya mendengar nasehatmu. Kalau aku segera menyuruh Polisi Cao kembali, mungkin masalah seperti ini tidak akan terjadi." Maggie Fang berkata dengan sedih.

Robert Qiu juga tidak tahu harus berkata apa, jadi hanya diam saja.

"Robert, menurutmu, apakah target mereka selanjutnya adalah aku?" tanya Maggie Fang.

"Iya, dan itu kemungkinan besar. Sekarang cara satu-satunya adalah menghentikan penyelidikan terhadap Pemimpin hitam, lalu dalam beberapa waktu ini, jangan terlalu memunculkan diri, dan menarik perhatian orang lain." Robert Qiu mengingatkan.

"Terima kasih untuk peringatannya. Tapi besok aku akan pergi ke Kota Jingzhou." kata Maggie Fang.

Robert Qiu terbelalak, "Pergi ke Kota Jingzhou? Kamu sudah gila ya??"

"Polisi Cao yang kehilangan kontak, adalah teman juga guruku. Kalau dia benar-benar meninggal, maka aku tidak bisa membiarkannya berkorban begitu saja." Maggie Fang berkata dengan mantap.

"Tolong dong, kalau Polisi Cao itu benar-benar meninggal, terus kamu pergi lagi ke Kota Jingzhou, itu sama saja dengan menyerahkan dirimu sendiri ke pihak lawan." Robert Qiu berkata dengan lelah.

"Bagaimanapun itu, aku pasti akan menangkap Pemimpin hitam!" Maggie Fang sama sekali tidak mendengar bujukan Robert Qiu.

Robert Qiu termasuk mengerti Maggie Fang itu orangnya keras kepala sekali. Mau dia bujuk bagaimanapun, wanita itu pasti tidak akan mendengarnya, jadi dia hanya bisa menghela napas dan berkata, "Ya sudah, aku tidak akan membujukmu lagi. Kamu pergi mengantar kepalamu saja ke Kota Jingzhou."

"Tapi, kalau kamu bertemu dengan bahaya, dan tidak langsung dibunuh oleh mereka dan masih ingin hidup, kamu bisa hubungi aku. Aku akan mencoba segala cara untuk menyelamatkanmu." Robert Qiu menambahkan dengan malas.

"Robert, terima kasih ya." Maggie Fang tersenyum.

Setelah menutup sambungan, Maggie Fang menaruh kembali ponsel ke dalam saku.

Menarik napas, lalu mengembuskannya keluar. Malam ini termasuk dingin juga. Maggie Fang memutuskan pulang ke rumah dan cepat tidur, besok masih harus pergi ke Kota Jingzhou.

"Hai, nona cantik."

Saat ini, seorang pria bule berambut pirang yang tinggi berjalan ke arahnya, lalu menyapa dengan bahasa inggris.

"Halo, apa ada masalah?" Maggie Fang membalasnya dengan bahasa inggris juga.

Pria itu menilai dirinya, dan seperti memastikan sesuatu, berjalan mendekat ke arahnya, sambil bertanya dengan pelan, "Aku baru datang ke kota ini dan tidak mengenal banyak tempat. Aku ingin bertanya jalan padamu."

"Oh, begitu." Maggie Fang mengangguk dan hatinya tiba-tiba timbul peringatan untuk waspada.

Pengalaman bertahun-tahun sebagai polisi memberitahunya, pria bule berambut pirang ini bukanlah orang biasa. Sekujur tubuh pria itu, memancarkan aura yang berbahaya.

Terutama pandangan yang pria itu berikan, terdapat rasa ingin membunuh yang kuat.

Kabur!

Ini adalah pikiran dalam otak Maggie Fang. Dari bentuk tubuh, dia bukanlah lawan pria itu!

Begitu memikirkan itu, Maggie Fang tanpa ragu berbalik dan berlari!

Hanya saja baru beberapa langkah dia berlari, kepala bagian belakangnya sudah dipukul keras dan seketika pandangannya gelap dan dia pun pingsan.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu