My Tough Bodyguard - Bab 261 Robert VS Nenek Jin

"Ah!"

Sellen Liu dengan cepat menutupi telinganya.

Guncangan itu terlalu hebat dan dia hampir tidak bisa duduk seimbang.

Nenek Jin menatap mulut gua itu, ekspresinya sangat jelek.

Bum!

Sebuah batu besar pecah, cahaya bulan masuk dari mulut gua, dan seorang pemuda berdiri di luar gua, dia terlihat tenang.

"Bukannya aku sudah masuk?" Kata Robert sambil tersenyum.

"Nak, kamu menggunakan tanganmu ..." Nenek Jin menatap tangan Robert.

Robert menggerakkan sepuluh jarinya sehingga tulang jarinya berbunyi: "Sudah menjadi kebiasaanku untuk meregangkan tulang dan sendi sebelum pertarungan. Kalau sudah mengganggu nenek, aku juga tidak akan meminta maaf."

"Robert, tidak heran muridku Herman kalah di tanganmu." nenek Jin berdiri dan berkata.

"Jangankan muridmu. Malam ini, kamu sebagai gurunya, juga akan mengikuti jejak muridmu." kata Robert mencemooh.

"Benar-benar sombong, hanya karena masih muda, dan darahmu masih segar, dan meledakkan batu-batu itu, kamu pikir nenek takut padamu, tidak bisa menghadapimu? Anak muda seperti kamu sudah banyak nenek temui, tapi rumput makam mereka sudah tinggi sekarang." Kata nenek dengan nada dingin.

"Wah, aku takut." Robert tersenyum.

Nenek Jin diam-diam mengerutkan keningnya, malam ini sangat penting baginya.

Apalagi, Robert meledakkan batu itu dengan tangan kosong. Kemampuan ini juga membuatnya agak ketakutan, dia pun menasehatinya: "Nak, kamu sudah bolak-balik mengganggu nenek. Malam ini kamu datang ke sini lagi, nenek mengakui bahwa kamu memiliki kemampuan. Tapi ssalkan kamu pergi dari sini, nenek tidak akan memperhitungkan hal di masa lalu lagi, oke?"

"Menyuruhku pergi? Oke, tapi aku harus membawa Sellen pergi."

Robert melanjutkan: "Nenek Jin, dari mana nenek datang, kembalilah ke asalmu, dan janji kepadaku kalau nenek akan melarang penanaman roh-roh jahat dan tidak akan menyakiti orang lagi. Aku akan membiarkan nenek pergi."

"Hei, bocah bermarga Qiu, kamu sudah terlalu banyak ikut campur."

"Kalau tidak melakukan kejahatan, tentu saja aku tidak akan ikut campur." Robert terkekeh.

"Sepertinya kamu tidak akan melepaskan nenek lagi malam ini." Ekspresi nenek Jin berubah.

"Kamu yang menolak untuk melepaskan dirimu." kata Robert.

"Jangan banyak omong, kalau kamu memang ingin cari mati, maka jangan salahkan nenek." Nenek meletakkan telapak tangan di dadanya, tubuh tua dan kurusnya tiba-tiba mengeluarkan kekuatan yang aneh.

Sellen adalah orang biasa, dia berada paling dekat dengan nenek Jin, dia tidak bisa menahan kekuatan itu, dia terduduk di lantai, menutupi dadanya, dan merasa kesakitan.

Nenek Jin melirik Sellen, ada sedikit keraguan di matanya, Sellen adalah tubuh masa depannya, dan ketika dia bertarung dengan Robert, tentu gelombangnya akan sampai ke Sellen.

"Kamu tidak rela, aku juga tidak rela, keluarlah dan bertarung denganku." Robert tahu isi kepala nenek Jin, dia menunjuk ke luar gua dan kemudian berjalan keluar.

Nenek Jin ragu sejenak, tapi akhirnya menyetujui keputusan itu. Dia menundukkan kepalanya dan memperingatkan: "Sellen, tetap di sini, jangan berpikir bisa keluar dari sini. Tunggu sampai nenek menyelesaikan anak itu, dan datang membereskanmu!"

Setelah itu, nenek Jin berjalan keluar gua.

Saat keluar dari gua, Nenek Jin merasakan sesuatu yang berbahaya, dia terkejut, dan menutup kepalanya dengan kedua tangannya.

Bum!

Sebuah tongkat batu setebal lengan pria tiba-tiba pecah dan jatuh dari atas, mengenai lengan Nenek Jin.

Tongkat batu itu runtuh, tanpa basa-basi, Robert langsung menyerang nenek Jin dengan tinjunya, satu pukulan mengenai bahu nenek.

"Balok besi."

Bibir nenek bergerak sedikit dan dia menyerah menghadangnya.

Dang!!

Sebuah pukulan menghantam bahu nenek, sebuah suara unik terdengar dari balok besi yang mengenainya.

"Hah?"

Robert menahan telapak tangannya di atas tanah, memutar tubuhnya, kakinya menendang ke udara sebanyak tiga kali, tetapi nenek Jin tidak apa-apa, dia berdiri diam dan tidak bergerak, malah kaki Robert yang terasa sakit dan bergerak mundur dengan cepat.

"Anak muda, tidak belajar dengan baik, tapi malah melawan orang tua, benar-benar kurang ajar." Ketus nenek Jin.

"Tentara tidak lelah mengelabui musuhnya. Tapi, nenek sihir, ada apa dengan tubuhmu?" Tanya Robert sambil menghempas-hempaskan tangannya, dan menggerak-gerakkan kakinya untuk menghilangkan rasa kebas.

"Nenek belajar ilmu rahasia." Nenek Jin menyeringai.

"Ilmu rahasia?" Robert tertegun.

Melihat reaksi Robert, nenek Jin berkata dengan lagaknya sebagai orang tua: "Dunia ini sangat besar, orang biasa seperti kalian belum pernah melihatnya, kalian tidak akan memahaminya."

Lalu dia menghela nafasnya lagi: "Tapi sayangnya, hidupmu akan berakhir di sini dan tidak berkesempatan lagi."

"Hanya berlatih ilmu rahasia saja sudah membuatmu sombong seperti ini, berpikir bahwa sudah menguasai seluruh dunia ini, benar-benar lucu." kata Robert dengan jijik.

Trak!

Tubuh Robert tiba-tiba mengeluarkan suara tulang retak, seperti belenggu yang telah terhancurkan.

"Dunia ini memang sangat besar. Banyak hal yang belum pernah kulihat sebelumnya, tapi tidak berarti mereka tidak ada. Nenek sihir, aku akan membuatmu melihat, apa yang dinamakan dengan kekuatan sebenarnya." Kekuatan Robert berubah secara dramatis.

"Kamu ..." Mata nenek Jin sedikit ragu. Dia tidak seperti orang biasa dan jauh lebih bisa merasakan kalau terjadi perubahan pada kekuatan Robert.

Di matanya, tubuh Robert seperti api yang menyala-nyala, ini merupakan manifestasi dari vitalitas hidup manusia yang tinggi, dan nyala api itu terlihat semakin membesar.

"Benar-benar tubuh yang baik."

Nenek menjilat bibirnya: "Nenek tidak akan membunuhmu lagi, tapi akan menangkapmu, aku akan masuk ke tubuhmu, dan kekuatanmu akan semakin meningkat."

"Apakah kamu bisa menangkapku?" Robert terkekeh.

Hah!

Tubuh Robert tiba-tiba menghilang di depan mata Nenek Jin!

"Bagaimana mungkin?"

Nenek Jin terkejut. Mereka berdua saling berhadapan, dan siapa pun yang tidak memperhatikan dengan baik akan kalah. Ini sudah menjadi aturan pertarungan sejak dulu. Nenek Jin bisa hidup hingga pada usia ini, itu tidak hanya tergantung pada keberuntungan saja, dia sangat mengerti tentang ini.

Oleh karena itu, saat Robert memecahkan batu, nenek Jin pun menjadi serius dan mempersiapkan diri untuk pertempuran, dia sangat fokus, tidak memberi Robert kesempatan untuk menemukan kekurangannya.

Apalagi saat kekuatan Robert meningkat, membuat nenek Jin merasa bahaya, dan dia tidak berani menurunkan rasa kewaspadaannya.

Namun, dia tidak pernah membayangkan bahwa Robert ini benar-benar menghilang di bawah kelopak matanya!

Secepat ini?

"Aku hanya menggunakan lima kekuatan keberhasilan." Seketika suara tawa Robert pun terdengar di belakang nenek!

Tepat di telinganya!

Dia bisa merasakan hawa panas yang keluar dari mulutnya!

"Balok besi!"

Nenek Jin ketakutan sehingga dia mengeluarkan jurus rahasianya itu.

Dang!!

Sebuah suara keras terdengar, leher nenek telah terpukul, telapak tangan Robert seperti sebuah pisau, yang telah memotong besi itu.

"Kamu masih selangkah lebih lambat." Robert diam-diam mengerutkan keningnya.

"Nenek sudah katakan kalau ilmu rahasia ini bukanlah sesuatu yang dapat dimengerti oleh orang biasa seperti kamu." Berhasil menahan pukulan fatal Robert, Nenek Jin tiba-tiba tertawa.

Dia berbalik, melemparkan sebuah tamparan ke wajah Robert.

Robert tidak mungkin membiarkannya memukul wajahnya, dia pun memiringkan kepalanya, telapak tangan nenek hanya melewati lehernya saja.

Sisssss!

Seekor ular berbisa pun keluar dari lengan baju nenek Jin, dan terlempar ke arah tenggorokan Robert.

"Cobra!"

Robert tidak menyangka bahwa nenek Jin membawa benda-benda yang sangat beracun bersamanya, dengan cepat dia merangkapkan tangannya, dan kebetulan menjepit kepala ular itu.

Kobra itu tidak rela ditangkap, ekornya melambai-lambai di udara, dia membuka taringnya, memiringkan kepalanya, dan menggigit tangan kanan Robert, seketika darahnya pun mengalir.

Robert kesakitan, dia pun menggunakan tangan kirinya untuk menjepit leher ular itu dan mengangkatnya di udara.

"Anak muda, kobra yang dibesarkan oleh nenek Jin ini sudah menggigitmu, kamu akan mati." Cara pandang nenek Jin kepada Robert seolah-olah menatap seseorang yang sudah mati: "Aku beritahu kamu ya, kobra yang dibesarkan oleh nenek Jin, kekuatan bisanya jauh lebih kuat daripada kobra liar. Dalam satu menit saja, kamu akan menjadi sangat lemah, kemudian bisa itu akan melumpuhkan sarafmu dan melumpuhkan seluruh tubuhmu. Tidak perlu nenek yang turun tangan, kamu akan mati karena racun ular ini."

"Nenek sebenarnya tidak rela membunuhmu, tenang saja, ketika kamu lumpuh, nenek akan menyembuhkanmu, tetapi tidak akan membiarkanmu langsung pulih. Karena nenek menyukai tubuhmu!" Nenek Jin menjilat bibirnya yang kering.

Krak!

Robert memutar tangannya dan mematahkan tubuh kobra itu, ekor ular itu bergerak sebentar, dan seketika mati.

"Sayang sekali, ular itu sudah menggigit selama setahun penuh." Melihat mayat ular kobra terjatuh di tanah, nenek Jin menghela nafasnya.

Setelah itu, Nenek Jin tertawa lagi: "Tapi, walaupun kamu sudah membunuhnya, itu hanya bisa melampiaskan amarahmu saja, kamu tetap akan mati."

"Racun kobra ini benar-benar hebat seperti yang dikatakan orang-orang." Robert menghela napas dan langsung tersenyum: "Tapi lebih baik kita taruhan saja, aku tidak akan mati, juga tidak akan terjadi apa-apa."

"Kematianmu sudah di depan mata, masih berani taruhan? Di tempat seperti ini, hanya nenek yang tahu penawar bisa ular ini. Kalau kamu lari menuruni bukit untuk menemukan rumah sakit untuk perawatan, itu sudah tidak ada gunanya."

Nenek Jin menatapnya, "Sekarang, racun itu telah merembes ke seluruh tubuhmu, dan itu akan segera mempengaruhimu. Tertawa sajalah, ketika serangan racun itu dimulai, nenek akan lihat apakah kamu masih bisa tertawa."

"Racun ular mana bisa mengapa-apakan tubuhku..." kata Robert, tapi tiba-tiba wajahnya kaku, senyumnya membeku di wajahnya, lalu dia memegang perutnya dan merosot ke tanah.

Keringatnya bercucuran menetesi pipinya, wajah Robert menjadi pucat, uratnya timbul, dan ekspresinya sangat kesakitan.

Melihatnya seperti ini, Nenek Jin tersenyum sombong: "Lihatlah, kamu tidak percaya nenek Jin? Bagaimana? Sudah terbukti kan?"

Robert tidak bisa membantahnya lagi. Dia berguling-guling di tanah sambil memegang perutnya, hingga akhirnya tidak bertenaga lagi. Dia berbaring di tanah, terengah-engah, dan seluruh tubuhnya tampak lumpuh.

Nenek Jin pun menghitung waktu, itu seharusnya sudah hampir selesai, kalau masih tidak memberikan obat penawar, Robert akan segera mati.

Dia tidak ingin menyia-nyiakan tubuh Robert yang baik ini, membiarkan Herman masuk ke tubuh ini, akan baik untuk Herman dan juga dirinya sendiri.

Dia mengeluarkan sebuah obat penawar, membukanya sedikit, memperkirakan efek obatnya, dan berjalan ke depan Robert, menyentuh kepala Robert dengan penuh kasih: "Buka mulutmu, telan obatnya."

Tiba-tiba, Robert yang tadinya sudah lumpuh dan tidak bisa bergerak, menarik pergelangan tangan nenek, dan berkata: "Nenek sihir, tidak disangka kan?"

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu