My Tough Bodyguard - Bab 30 Akibat Ikut Campur

Melihat mereka berdua berselisih, para karyawan departemen personalia merasa tegang.

Yang satu saudara jauh keluarga Mo, yang satu karyawan yang dihormati direktur besar, dua-duanya memiliki latar belakang yang sangat kuat. Mereka sangat ingin tahu, siapakah yang akan dibela oleh direktur besar.

Pendengaran Robert sangat tajam, ia dapat mendengar semua pembicaraan para karyawan.

Sebenarnya perusahaan sebesar Perusahaan Besar Mo ini, sangat menentang ikut campur anggota keluarga. Karena semuanya mau mendapatkan bagian, pembagian keutungan tidak akan jelas, akhirnya akan membuat suasana di perusahaan menjadi tidak enak.

Entah sudah ada berapa banyak contoh yang membuktikan kerugian perusahaan dengan relasi keluarga. Dengan kemampuan Anderson itu, ia seharusnya akan menghindari keadaan seperti itu.

"Ah, hentikan!"

Melihat Robert dan Ronny bertengkar, tiba-tiba terdengar suara "ting tong",pintu lift terbuka, seorang wanita cantik berkacamata keluar. Melihat hal ini, ia segera maju melerai mereka.

"Stefanie?" Tanya Ronny dan Robert melihatnya secara bersamaan.

Gadis kacamata ini adalah gadis yang Robert temui begitu keluar lift tadi, gadis yang ia tanyai arah.

Stefanie tadinya karena mau menyerahkan dokumen ke departemen keuangan, ia bertemu dengan Robert di jalan. Begitu kembali ia langsung melihat pemandangan ini, ia kira terjadi masalah besar apa.

"Kak Qiu, Manajer Mo, kenapa kalian bertengkar?" Tanya Stefanie.

Ronny belum sempat buka mulut, tiba-tiba punya rencana dalam hati, ia mengalihkan pandangan kemudian tersenyum tipis dan berkata, "Hanya sedikit salah paham, bukan apa-apa."

Para karyawan departemen personalia dalam hati terkejut, sulit dipercaya. Bahkan Ronny Mo yang masih keluarga ini mengaku kalah? Dan lagi sangat langsung, sebelumnya bahkan sudah hampir main tangan, dalam sekejap tiba-tiba ia mengaku kalah.

Apa ini bercanda? Semua orang tidak mengerti.

Hanya Robert yang mengernyitkan dahi, pengakuan kekalahan ini terlalu tiba-tiba, ia merasa ada yang tidak beres.

Tapi, masalah kecil begini, Robert malas memikirkannya. Kalau bisa ditahan maka ia akan menahan, Ronny sudah mengaku kalah, tentu ia tidak akan berbelit lagi. Setelah menyapa Stefanie, ia pun meninggalkan departemen personalia.

Melihat perselisihan mereka berdua selesai, Stefanie pun menghela napas lega, dalam hati ia merasa senang, ia kira karena kemunculannya, konflik ini tidak bertambah parah.

"Nona Gong, datanglah ke kantor," ujar Ronny dengan wajah suram.

Stefanie segera menjawab, ia kira Ronny akan memujinya, hatinya pun berbunga-bunga.

Yang tidak ia tahu, saat it berbalik, sorot mata para teman kerjanya yang sedang menatapnya, dipenuhi oleh perasaan simpati dan iba.

"Orang baru yang tidak mengerti apa-apa."

"Benar-benar malang."

"Siapa suruh ia ikut campur?"

Desah para karyawan sambil diam-diam menggelengkan kepala.

Orang tak berotak pun tahu, bahwa dengan kedudukan Ronny ini, kalau ditantang oleh orang begini mana mungkin ia akan membiarkannya begitu saja?

Stefanie mengira ia telah berjasa, namun sebenarnya ia telah melakukan kesalahan paling tabu di dunia pekerjaan:

Ikut campur!

Ini adalah hal yang semakin banyak dilakukan semakin banyak kesalahan, kalau semakin sedikit dilakukan semakin dikit kesalahan!

Seorang bawahan, melakukan pekerjaan bawahan saja sudah cukup.

Atasan berselisih dengan orang lain, kamu asal menghampiri dan memaksakan untuk melerai, membuat atasan mundur dengan enggan, apa yang akan dipikirkan oleh atasan?

Lain kata, kamu berjasa, berhasil melerai konflik. Tetapi sebagai seorang bawahan, atas dasar apa kamu ikut campur?

……

Di dalam kantor.

Ronny menyulut sebatang rokok, asapnya mengepul, membuat Stefanie terbatuk-batuk.

"Manajer Mo, saya alergi terhadap asap rokok," kata Stefanie pelan.

Ronny menatapnya, ia tidak mematikan rokoknya, hanya berkata datar, "Nona Gong, sudah berapa lama kamu berada di perusahaan?"

"Hampir, hampir 1 tahun," jawab Stefanie.

"Satu tahun, dibilang lama juga tidak, dibilang sebentar juga tidak," desah Ronny tiba-tiba, "Nona Gong, awalnya aku sangat menghormatimu, bahkan berencana menaikkan jabatanmu dalam waktu dekat."

"Benarkah?" Tanya Stefanie, mendengar itu, matanya bercahaya.

"Tetapi, hari ini kelakuanmu benar-benar membuatku kecewa," ucap Ronny dengan nada bicara yang tidak sabar melihat kelanjutannya, ia menggeleng dan melanjukan, "Begini saja, sore ini pergilah ke departemen keuangan menghitung gajimu, besok tidak perlu datang lagi."

"Kenapa?!" Seru Stefanie bagaikan tersambar petir, bukankah ia sudah bilang mau menaikkan jabatan? Kenapa tiba-tiba memecatnya?

Walaupun hak mengangkat dan memberhentikan karyawan ada di tangan Sellen, namun seisi perusahaan mengakui posisi Ronny. Stefanie tahu, kalau Ronny mau memecatnya itu adalah hal yang sangat mudah.

Tetapi, yang membuat Stefanie tidak mengerti adalah, mengapa tiba-tiba memecatnya? Apakah ia melakukan sesuatu dengan kurang baik?

"Manajer Mo, kesalahan apa yang kuperbuat?" Tanya Stefanie dengan nada memelas.

Ronny mendengus dan berkata, "Sampai sekarang kamu tidak mengerti? Aku adalah atasanmu, tapi kamu barusan, tidak hanya tidak membantuku, malah sebaliknya membantu orang luar itu!"

Wajah Stefanie seketika memucat, ia segera menjelaskan, "Manajer Mo, saya, saya tidak berpikir sejauh itu..."

"Sekarang apapun yang kamu katakan tidak ada gunanya, harga diriku, barusan sudah hilang karenamu!" Ujar Ronny mendengus dingin.

Stefanie akhirnya mengerti apa kesalahannya, dengan perasaan bersalah ia berkata, "Manajer Mo, maafkan saya, semua ini salah saya!"

"Hal ini sudah terjadi, kamu juga tidak perlu begitu merasa bersalah. Kalau kamu memang benar mengerti kesalahanmu, mungkin ada cara untuk memaafkanmu," kata Ronny sambil melambaikan tangan dan menatapnya dengan sorot mata yang licik.

"Bagaimana caranya? Manajer Mo, katakanlah, aku pasti akan melakukannya!" Kata Stefanie buru-buru.

Melihat Stefanie seperti itu, Ronny tahu rencananya sudah setengah berhasil, dalam hati ia tertawa licik. Ia berbisik di telinga Stefanie, "Sebenarnya sangat sederhana, kamu hanya perlu begini, begini..."

"Tidak bisa, tidak akan!"

Mendengar rencana Ronny, Stefanie menggeleng ketakutan. Meskipun ia sangat ingin membayar kesalahannya, tetapi apabila melakukan hal seperti itu, ia nantinya akan lebih menyesal!

"Nona Gong, orang harus selalu berjalan ke tempat yang lebih tinggi. Coba pikirkan, kalau kamu kehilangan pekerjaan ini, nantinya kalau kamu mau mencari perusahaan yang lebih baik dari Perusahaan Besar Mo, apakah mudah? Pengalaman di CV-mu baru 1 tahun, perusahaan mana yang mau menampungmu?" Kata Ronny dengan nada bicara yang makin dipenuhi godaan.

"Kalau kamu mau membantuku mendapatkan harga diriku kembali, setelah berhasil, aku akan menjadikanmu kepala tim. Saat itu, baik gaji, maupun keuntungan dalam perusahaan akan berkali-kali lipat dari gajimu sekarang."

Mendengarnya, Stefanie pun tertarik, awalnya hatinya yang sedikit menolak itu pun perlahan mulai menggebu-gebu.

Stefanie mengagumi banyak pria tampan, Robert hanyalah salah satu di antaranya.

Di antara pekerjaan dan pria tampan, memilih salah satunya tidaklah sulit. Selain setitik perasaaan bersalah dalam hatinya, Stefanie merasa pekerjaan lebih penting.

"Dan lagi, hal ini harus kamu yang memimpin, kamu hanya harus menjadi bagian pembukaan. Bahkan kalau nantinya ketahuan, ada aku yang melindungimu, apa yang kamu takutkan?" Kata Ronny menembakkan jurus terakhirnya.

Mendengar janji Ronny, sorot mata Stefanie perlahan semakin yakin.

……

Di departemen bisnis.

"Akhirnya bisa pulang."

Ujar Robert yang telah bermain game sepanjang sore sambil meregangkan pinggangnya, ia bangkit dan bersiap untuk pulang.

Karyawan lain melihatnya dengan iri, Robert boleh pulang duluan, sedangkan mereka tidak. Terkadang, hingga jam pulang kantor tiba, mereka masih harus berbicara dengan klien, sehingga lembur adalah hal yang sangat sering terjadi.

"Enak sekali orang yang punya relasi!"

Pikir para karyawan dengan iri dan dengki.

Melihat Robert yang tidak bekerja dengan sungguh-sungguh itu, Hugo yang berada tak jauh dari sana lebih marah lagi.

"Main saja terus, tunggu akhir bulan nanti, akan tiba saatnya kau menangis!"

Pikir Hugo dalam hati sambil tertawa dingin.

Karena sudah tidak ada harapan untuk menjilat Robert, maka Hugo berpikir lebih baik menginjak-injaknya.

Baru 2 hari, Hugo sudah mendapatkan transaksi 6miliar!

Dengan kemajuan ini, Hugo percaya akhir bulan nanti, 40-60miliar bukanlah sebuah masalah!

Drrt, drrt!

Saat itu juga, masuk sebuah pesan di ponsel Robert.

"Kak Qiu, bisakah kamu ke aula di lantai satu?"

Itu adalah pesan yang dikirim oleh Stefanie, ia bahkan menambahkan stiker yang nakal.

"Jangan-jangan mau mengajakku tidur?"

Pikir Robert, ia pun sangat bergairah, ia segera membalas, "Tunggulah, aku segera ke sana."

Di aula lantai 1.

Saat Robert tiba, Stefanie sedang berdiri di salah satu ujung ruangan. Di tangannya membawa sebuah tas merah, tampaknya ia sudah menunggu lama.

"Adik Gong," sapa Robert sambil tersenyum lebar.

Melihat Robert datang, terbesit setitik perasaan bersalah yang tak mudah terlihat dalam mata Stefanie. Meskipun ini demi kepentingannya sehingga ia menyetujui rencana Ronny, namun dalam hati ia merasa sangat bersalah pada Robert.

"Katakanlah, mengapa mencariku?" Tanya Robert.

"Aku hanya berharap kakak tidak marah pada Manajer Mo. Ia adalah manajer departemen personalia, juga masih keluarga direktur besar, kamu tidak bisa melawannya," ujar Stefanie memperingatkannya.

"Tidak pantas marah pada orang semacam itu," ujar Robert menggelengkan kepala, lalu berkata dengan tidak senang, "Mengenai yang disebut sebagai wakil manajer itu, yang disebut sebagai saudara direktur besar, di mataku bukanlah apa-apa."

Setelah terdiam sesaat, Robert memandang Stefanie dan berkata, "Dan kamu, yang kamu lakukan tadi itu sebenarnya sangat berbahaya, sangat mudah membuatnya marah."

Kalau si gendut itu berani menggertakmu, cari saja aku, lihat saja bagaimana aku akan membereskannya," ujar Robert dengan bahasa yang keren dan nada bicara yang peduli.

Mendengarnya, Stefanie hampir saja menangis terharu, perasaan bersalah dalam hatinya bertambah pekat.

Ia sangat ingin langsung memberitahu Robert bahwa Ronny merencanakan sesuatu. Namun begitu memikirkan pekerjaannya, ia pun tidak berani buka mulut. Lagipula sudah sampai seperti ini, kalau menyerah sekarang, tidak ada bagusnya untuk kedua belah pihak.

Beberapa menit setelahnya, Stefanie bertanya-tanya mengenai keseharian keluarga Robert, dan mengatakan hal-hal yang tak begitu penting. Robert kebetulan menganggur, Alice masih lembur, ia juga tidak buru-buru mau pulang, ia pun menjawabnya satu per satu.

"Kak Qiu, aku ke toilet dulu. Tas ini, bisakah kamu bantu aku membawakannya? Aku akan cepat kembali," kata Stefanie tiba-tiba.

"Boleh," ujar Robert menerima tas merahnya, ia menimbang-nimbangnya dan berkata, "Berat juga, apa saja isinya?"

"Barang-barang aksesori perempuan," jawab Stefanie dengan malu-malu.

"Baiklah, cepat pergilah," kata Robert tidak menganggapnya, ia melambai dan bersandar di dinding. Ia mengeluarkan ponsel dan berencana melihat-lihat sebentar.

"Eh, ini tasku!"

Saat itu, tiba-tiba muncul seorang wanita paruh baya berlari menghampirinya, kemudian menjulurkan tangan untuk merebut tas merah di tangan Robert.

"Hei, hei, bibi ini, sedang apa kamu!" Kata Robert dengan tidak senang, Stefanie memintanya menjaga tas ini, mana bisa ia membiarkan wanita ini merebutnya, ia pun menyembunyikan tas itu di belakang tubuhnya.

"Ini tasku! Aku pikir hilang ke mana, ternyata kamu pencuri yang mencuri tasku!" Teriak bibi itu sambil melotot.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu