My Tough Bodyguard - Bab 308 Penyamar

Di dalam istana Dewi Air.

Salah satu dari Empat Dewa Terlarang, Dewi Ai bernama Diana tertusuk pedang.

Pelakunya adalah orang terhebat kedua di bawah pimpinan Wind Stalker, Orang Terhebat Kelima Dunia---- Lion!

“Diana, oh Diana, tidak menyangka akan mati di tanganku kan?” Lion tertawa dengan puas. Karena terlalu terlalu senang, suaranya pun menjadi semakin tajam.

“Kamu….kamu bukan Lion!” Diana berkata dengan nada dingin.

“Benar sekali!”

Lion menjentikkan jari, beberapa saat kemudian terjadi perubahan pada wajahnya, dari seorang laki-laki berbadan besar dan galak menjadi seorang perempuan berbadan kecil, dengan mata melotot besar.

“Aku memang bukan Lion, tetapi Wakil Ketua Pasukan Binatang Buas, setelah bertemu dengannya, kamu mati tertusuk pedang. Kejadian ini telah disaksikan bawahanmu, bagaimanapun caranya, Lion tidak mungkin terlepas dari masalah ini.”

Perempuan yang menyamar sebagai Lion itu berkata dengan sangat bangga, “Dengan begini, Daerah Terlarang Dewi Air akan bertarung dengan Daerah Terlarang Dewa Angin. Maka dari itu, Dewi Air, hanya dengan mati, kamu baru bisa menunjukkan nilai yang lebih berharga.”

“Penyamar….” Diana berhasil mengenalinya.

Itu adalah perempuan dengan identitas yang sangat penting.

Dia memiliki kemampuan yang membuatnya dapat berubah menjadi siapapun di dunia.

Hingga sekarang identitasnya masih dipertanyakan, tidak ada yang tahu darimana asalnya, siapa nama aslinya, termasuk bagian dari kekuatan yang mana, tidak ada yang pernah bisa memeriksa hingga jelas.

World Government memberikan imbalan buronan sebesar 50 Juta Dollar Amerika terhadapnya.

Perempuan yang dijuluki penyamar itu pun tertawa licik: “Tidak disangka, Dewi Angin bisa menyadari keberadaan anak rendah yang tidak dikenal siapapun sepertiku, sungguh sebuah kehormatan besar.”

“Kamu tidak pergi membunuh Wind Stalker yang seorang diri di CBD Groups dan malah datang untuk membunuhku, kenapa? Apakah kamu meremehkanku?” Diana bertanya.

“Bukan meremehkanmu kok, terutama karena saat ini Lion terjebak di tengah permasalahan, menjadi orang yang paling tepat untuk dimanfaatkan.”

Penyamar itu merapikan rambut, kelihatan sedikit tidak enak hati, “Selain itu, Wahai Dewi Air, aku rasa, kamu memang lebih mudah dihadapi jika dibandingkan dengan Dewa Angin. Kenyataan membuktikan aku tidak salah menebak, kamu memang terlalu lemah.”

“Aku terlalu lemah?”

“Memangnya bukan seperti itu? Dengan sangat mudah tertusuk olehku di bagian rawan, responmu lambat hingga terasa menyedihkan.” Penyamar tertawa sambil berkata.

“Sebelum menjadi Dewa Terlarang, sudah seharusnya semua Dewa Terlarang menjadi orang yang terkuat.”

“Sebelum menjadi Dewa Terlarang, Hephaestus menghabiskan waktu 20 tahun demi bisa mengendalikan Underworld pada jaman itu.”

“Saat baru muncul, Thor sang Dewa Petir telah diberi gelar sebagai prajurit dengan kekuatan terbesar.”

“Dan Robert Qiu yang terkenal beberapa tahun terakhir pernah menduduki posisi tertinggi dalam ketentaraan CBD Groups dan mendapat julukan White Dog sebelum menjadi Wind Stalker.”

“Lalu kamu? Dewi Air Diana. Delapan tahun yang lalu, kamu berhasil mengambil Unsur Air dan menjadi Dewi Air, terkenal dimana-mana, kemudian mendapat julukan sebagai Perempuan Tercantik Dunia.

“Tetapi, sebelum menjadi Dewi Air, ada prestasi apa yang kamu capai? Aku pernah mencari tahu dengan khusus, sebelum mendapatkan Unsur Air, kamu hanya seorang prajurit pajangan yang sangat biasa!”

Penyamar menyampaikan data-data yang telah dia periksa sebelumnya.

“Lalu kenapa memangnya?” Diana bertanya.

“Ini berarti, sekalipun tidak mengandalkan kekuatan dari Unsur yang dimiliki, ketiga Dewa Terlarang lain sudah bisa disebut sebagai orang terkuat. Sekalipun mereka tidak menggunakan teknik terlarang, aku pun tidak mungkin menjadi tandingannya.”

“Dan Dewi Air sepertimu sama sekali tidak bisa apa-apa, hanya mengandalkan kekuatan dari Unsur Air yang dimiliki. Hal ini bisa dilihat dari penyusupanku, penyeranganku dan reaksi kamu. Begitu kehilangan Unsur Air, kamu bagai sebuah vas bunga yang hanya bisa dijadikan pajangan!”

“Kesimpulan dari semua itu, Nona Diana, bukankah kamu adalah yang terlemah di antara Empat Dewa Terlarang?” Penyamar berkata sambil tertawa dingin.

“Ini saja bisa ketahuan olehmu, sepertinya kamu sudah menghabiskan banyak usaha dan waktu demi menjatuhkanku.” Diana berkata.

“Meskipun aku merasa kamulah yang paling lemah, tetapi pada dasarnya tetap saja salah satu dari Empat Dewa Terlarang. Berhadapan dengan identitas luar biasa sepertimu, bagaimana mungkin aku tidak serius?” Penyamar tertawa dengan bangga.

Sambil tertawa, dia melirik Sisilia yang tidak jauh disana.

Sisilia masih sama seperti tadi, tidak bergerak sedikitpun, sama sekali tidak terlihat berniat menolong Diana.

“Jika aku tidak salah ingat, namaku Sisilia, benar kan?” Penyamar berkata dengan suara pelan.

“Benar.” Sisilia menganggukkan kepala.

“Diana baru saja mengatakan, kamu adalah orang yang paling dia percayai. Sebentar lagi dia akan mati, kenapa kamu tidak bereaksi sama sekali?” Penyamar berkata dengan penuh waspada.

“Nona Penyamar, kamu rasa, aku perlu bereaksi seperti apa?” Sisilia bertanya kembali.

“Misalnya, memanggil semua anak buah di luar istana untuk masuk menyelamatkannya. Atau mungkin kamu bertindak sendiri, melewati aku dan menyelamatkan Diana.” Penyamar itu berkata sambil mewaspadai Sisilia, takut dia akan melakukan serangan dadakan.

Tetapi, Sisilia tidak menunjukkan sedikitpun niat untuk membunuhnya.

Dia membenarkan posisi kacamata, terlintas ekspresi dingin dalam matanya: “Aku rasa, soal ini tidak memerlukan campur tanganku.”

Menyadari Sisilia memang tidak berniat melakukan apapun, Penyamar pun menghela nafas, tersenyum licik: “Ternyata kamu mengerti juga. Asisten sepertimu memang cukup berdiri dengan patuh di samping saja, jangan ikut campur, dengan begitu baru bisa mempertahankan nyawa sendiri, tahu tidak?”

“Mengerti, mengerti.” Sisilia mengangguk berkali-kali, terlintas senyuman kecil yang tidak mampu dia tahan, sayangnya tidak disadari oleh Penyamar.

“Tidak salah dikatakan sebagai Dewi Air, jiwa bertahan hidupnya begitu besar. Sekalipun telah tertusuk sangat lama di bagian jantung, dia tak kunjung mati. Dari sisi ini, kamu memang boleh membanggakan diri.” Penyamar berkata sambil tersenyum licik.

“Kali ini, kamu datang khusus untuk membunuhku…..” Diana berkata dengan nafas yang sudah tidak stabil, “Kalau begitu, kemunculan Unsur Tanah di Segitiga Bermuda yang kamu ceritakan tadi hanya sebagai alasan untuk menipuku?”

“Tentu saja, perempuan idiot!” Penyamar menyindir dengan tidak sungkan sedikitpun.

“Kamu memarahiku idiot?”

“Memangnya kamu bukan idiot? Seorang Dewi Air bisa dibohongi begitu saja, hihihi.”

Diana tiba-tiba tidak bernafas lagi.

Menghembus nafas terakhir, “Sudah membohongi perempuan secantik aku, akan mendapat balasan yang setimpal.”

Penyamar tercengang.

Pheng!

Dalam sekejap mata, badan Diana tiba-tiba terjatuh lemas di tempat. Terdengar suara ‘Pheng’ menyerupai letusan balon, semua bagian badannya berubah menjadi air dan gelembung, menghilang di udara.

Cahaya yang dipantulkan butiran air itu terpancar di wajah Penyamar yang sudah bengong sejak tadi.

Badan Diana berubah menjadi gelembung-gelembung air, pedang yang tertancap di badannya tadi pun terjatuh ke lantai.

“Ini, ini kenapa bisa terjadi….”

Penyamar sungguh tercengang dengan kejadian di depan mata.

Sekalipun dirinya juga memiliki kemampuan khusus, tetapi itu masih di dalam batas kewajaran bioteknologi.

Yang ditunjukkan Diana malah sama sekali terlepas dari cakupan ilmu pengetahuan.

Dia segera melihat Sisilia yang tidak jauh disana.

Tidak terlihat sedikitpun ekspresi kaget di wajah Sisilia, seolah sudah sangat terbiasa dengan itu semua.

Mata Penyamar terbelalak besar, karena dia melihat sebuah pantulan dari kacamata Sisilia----- Di belakang badan Penyamar, sekumpulan gelembung air bersatu, membentuk manusia.

Yang terlihat paling awal adalah wajah cantik milik Diana, rambut keriting berwarna biru tuanya bahkan menyentuh ujung telinga Penyamar.

Gelembung air itu terus membentuk diri, sepasang tangan sedingin salju diletakkan di bahu Penyamar.

“Diremehkan orang seperti ini sungguh membuatku tidak senang.” Suara Diana terdengar di telinga Penyamar, hawa panas yang dihembuskan dari mulut itu terasa sangat nyata.

Penyamar merasakan sekujur tubuhnya menjadi kaku. Dia ingin sekali berbalik badan dan melawan, tetapi entah kenapa sebuah tenaga menahannya dengan kuat, sama sekali tidak membiarkannya bergerak.

“Memang benar semua data yang kamu dapatkan, sebelum menjadi salah satu Dewa Terlarang, aku memang hanya seorang prajurit perempuan yang sangat biasa, dan kemampuan dalam diriku memang tidak pantas disebut profesional. Tetapi jika kamu berkata aku adalah salah satu yang terlemah di antara Dewa Terlarang, maka itu salah besar.”

Diana tersenyum licik: “Ada sebuah rahasia besar di dalam Unsur Air, dan kamu tidak tahu soal itu.”

“Air, bisa berubah wujud dengan sangat mudah.”

“Selama 10 tahun ini, ada banyak sekali orang hebat yang menentangku, tetapi mereka semua gagal.”

“Tidak hanya gagal, bahkan kemampuan dalam dirinya pun dicabut.”

“Tahukah kamu kemana kemampuan-kemampuan itu pergi?” Diana bertanya dengan santai.

Mendengar hal itu, berbagai macam kemungkinan terpikir oleh Penyamar, matanya terbelalak, menunjukkan ekspresi sangat takut dan terkejut.

“Lihatlah, ekspresi apaan itu, tidak perlu setakut itu…. kamu sudah berhasil menebaknya kan? Benar sekali, semua kemampuan mereka terserap olehku.”

Diana berkata dengan pelan di telinga Penyamar: “Kemampuanmu juga salah satu yang aku sukai. Karena sudah mengantarkannya langsung kemari, maka aku tidak akan sungkan lagi.”

……

Oseania.

Australia.

Garis pantai.

Langit mendung, penuh dengan awan hitam, seolah sesuatu akan menimpa ke bawah, ombak besar tidak berhenti menerjang daratan.

Di atas garis pantai, di atas sebuah mercusuar, duduk seorang laki-laki tampan dengan ekspresi wajah dingin.

Laki-laki itu berusia sekitar 40 tahun, dengan sepasang mata tajam, dan kedua sisi wajah yang penuh dengan garis kerutan, tanpa marah saja sudah membuatnya terlihat sangat mengerikan. Dia sedang menghisap rokok, mengenakan sehelai mantel panjang berwarna biru, sambil memikul dua buah pedang di belakang badan.

Di tengah-tengah keningnya ada sebuah lambang petir berwarna kuning yang sangat menonjol.

Salah satu dari Empat Dewa Terlarang!

Dewa Petir Thor!

Dewa Terlarang dengan kekuatan individu terbesar!

Saat ini dia sedang duduk di atas mercusuar, sambil melihat garis pantai di kejauhan dengan ekspresi serius.

Fiuuu!

Sebuah bayangan hitam melompat ke atas mecusuar, menundukkan kepala dan berkata: “Wahai Dewa Petir, terjadi sedikit perubahan situasi di Underworld.” Dia menceritakan dengan singkat semua yang terjadi selama beberapa hari itu.

“Wind Stalker idiot, sudah sampai di CBD Groups saja tidak bisa diam dan tenang.” Thor berkata dengan nada dingin.

“Wahai Dewa Petir, bagaimana cara kita menghadapi goncangan di Underworld kali ini?” Jubah Hitam bertanya.

Dewa Petir Thor menatapnya dengan ekspresi datar, berkata: “Saat ini aku tidak berminat mengurusi masalah murahan itu! Harus bisa membedakan mana yang ringan mana yang berat, mana yang penting dan mana yang tidak. Memangnya kamu belum jelas apa yang harus kita hadapi sekarang?”

Mengungkit soal itu, ekspresi wajah Jubah Hitam pun menjadi tidak enak dipandang: “Wahai Dewa Petir, laporan analisa sudah keluar. Pecahan yang ditemukan di garis pantai kemarin sudah dibuktikan, dan memang bukan pecahan yang biasa dijumpai di bumi.”

“Ini jauh lebih menarik.” Mata Thor terbuka lebar, terlintas petir dingin di dalamnya.

“Wahai Dewa Petir, masalah ini sangat luar biasa, banyak sekali yang belum kita ketahui. Hanya mengandalkan Daerah Petir saja sepertinya tidak akan cukup.”

Berbicara sampai disini, Jubah Hitam berkata dengan cemas: “Aku sarankan, kita hubungi tiga Dewa Terlarang lainnya, World Government, Delapan Raja, dan negara-negara kuat untuk bersatu….”

Thor sontak melambaikan tangan, memotong saran bawahannya: “Tidak akan cukup? Oseania adalah Daerah Terlarang milikku!”

“Terjadi hal seperti ini di wilayah Daerah Petir, tentu saja aku yang harus menyelesaikannya!”

“Masalah belum terjadi, bukankah para ahli berkata setidaknya 2 tahun lagi benda setan itu baru muncul dari dasar laut? Kalau begitu kita tunggu saja!”

Selesai berkata, Thor langsung berdiri, meletakkan dua tangan di belakang punggung dan berjalan ke tepi mercusuar.

Sambil melihat samudera luas yang berwarna gelap karena pengaruh cuaca, terlintas ekspresi cemas di wajah cuek Dewa Petir.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu