My Tough Bodyguard - Bab 468 Kedai arak di tepi laut

Permata Yasakani no Magatama!

Ini adalah salah satu dari Tiga Pusaka Keramat Jepang, senjata rahasia yang memiliki kekuatan membunuh skala besar dan mematikan.

Jika benda ini dikeluarkan di pusat kota Jiang Cheng, takutnya orang-orang sekitar yang berada di jarak tiga kilometer yang tidak memiliki perlindung yang kokoh akan terbunuh,

Kepikiran akan hal ini, raut wajah Sendy langsung menjadi murung, dia melipat kedua tangannya, meskipun jurus itu akan membuat tubuhnya terluka parah, tapi saat ini dia hanya bisa terpaksa menggunakannya.

Tidak peduli apa pun yang terjadi, Masami Chiba harus dibunuh terlebih dahulu.

Meskipun Masami Chiba memiliki ‘Cermin Yata no Kagami’ yang mampu memberikan perlindungan yang mutlak, tapi Sendy yakin asalkan dia menggunakan jurus itu, ‘Cermin Yata no Kagami’ juga tidak akan sanggup menahannya.

Tapi

‘Cermin Yata no Kagami’ masih memiliki kemampuan memantulkan kekuatan .

Kemampuan ‘Busoshoku Haki’ Sendy tidak sanggup menahan kekuatan penghancur jurus itu.

Dengan kata lain, Sendy sedang mempertaruhkan nyawa dengan nyawa.

"Sudahlah."

Masami Chiba tiba-tiba berkata.

“Apa maksudmu?” Sendy menyipitkan matanya.

“Dari sikapmu ini sepertinya kamu akan bertaruh habis-habisan, aku tidak ingin bertukar nyawa denganmu.” Masami Chiba tertawa sambil menutup mulut dengan tangannya.

“Masalah sudah sampai sejauh ini, kamu pikir aku akan membiarkanmu pergi?” Kata Sendy dingin.

“Kamu tidak akan menghentikanku,” kata Masami Chiba dengan percaya diri.

"Kamu terlalu percaya diri," dengus Sendy dingin.

"Aku punya modal untuk percaya diri," kata Masami Chiba sambil tersenyum.

"Coba kamu katakan kepadaku."

Masami Chiba menunjuk ke arah Permata Yasakani no Magatama yang berputar-putar di udara dengan perlahan, "Bukankah itu modalku?"

Sendy tidak bodoh, dan bisa langsung mengerti, "Kamu ingin mengancamku dengan menggunakan nyawa orang-orang di Kota Jiang Cheng agar aku terpaksa membiarkanmu pergi?"

"Mengancam, aku tidak terlalu suka kata ini." Masami Chiba mengayunkan jari-jarinya: "Transaksi, aku lebih suka menggunakan kata ini."

Sendy diam dalam waktu yang lama.

“Jika kamu tidak berbicara, aku akan menganggap kamu setuju.” Masami Chiba tersenyum, lalu dia menyimpan kembali Permata Yasakani no Magatama. Setelah itu dia berjalan menghampiri Jessy Qiao dan mengangkatnya.

“Tuan Sendy , kamu telah membuat keputusan yang tepat, orang-orang Kota Jiang Cheng seharusnya berterima kasih kepadamu.” kata Masami Chiba sambil tertawa.

“Kamu membunuh begitu banyak orang, pihak polisi tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja.” kata Sendy dingin.

"Aku tidak hanya akan pergi, tapi aku akan pergi tanpa bersembunyi-sembunyi." Masami Chiba berkata dengan serius : "Aku beritahukan kepadamu, aku sudah memesan tiket pesawat. Besok sore, aku akan kembali ke Jepang dengan menaiki pesawat di Bandara Jiang Cheng.

Setelah diam beberapa saat, Masami Chiba kembali berkata: "Demi keamanan, Rose akan aku kirim kembali ke Jepang dengan jalur rahasia, dan aku akan lewat jalur yang lebih nyaman. Bagaimana aku datang, aku akan kembali dengan cara yang sama."

"Apakah kamu pikir pihak kepolisian Jiang Cheng tidak memiliki sistem pengidentifikasi? Takutnya identitasmu sudah dicatat. Begitu kamu pergi ke bandara, kamu akan segera disergap oleh pihak polisi. Ini sama saja dengan masuk sendiri ke dalam perangkap." Kata Sendy .

“Tuan Sendy , apakah kamu sedang mengkhawatirkanku?”Masami Chiba menyunggingkan senyum.

"Aku hanya penasaran, bagaimana kamu bisa pergi setelah kamu melakukan kejahatan yang sangat berat di Kota Jiang Cheng?" Kata Sendy dengan menekankan satu kata demi satu kata.

“Kamu tidak perlu khawatir, aku punya caraku sendiri.” selesai berbicara Masami Chiba mengangkat Jessy Qiao yang sudah kehilangan kesadarannya dan pergi dengan santai.

Ser!

Disaat yang bersamaan, semua kamera pengawas di sekitar terganggu oleh peralatan profesional, dan mengakibatkan rekaman video yang dikirimkan ke server pusat juga telah dihancurkan.

Masami Chiba melakukan semuanya dengan sangat bersih, dia sama sekali tidak meninggalkan jejak identitasnya dan tidak ada rekaman video pengawas yang tersisa.

Tentu saja, dia tidak boleh membiarkan Masami Chiba pergi meninggalkan Kota Jiang Cheng dengan mudah, hanya saja setelah semua bukti ini dihancurkan, akan semakin mempersulit pencarian jejaknya.

"Sialan!"

Sendy meninju dinding, dan dinding itu langsung hancur seketika.

"Kakak Sendy !"

Crazy Sword berlari menghampirinya, dan berkata dengan panik, "Kami sudah mencoba menghubungi Tuan Qiu, tetapi teleponnya terus tidak aktif, dan dari jaringan komunikasinya juga belum ada kabar dia kembali ke Tiongkok."

"Bos pergi ke Jepang untuk menjalankan misi. Demi menjaga kerahasiaan, selama misi berlangsung, kontak pribadinya harus dimatikan." kata Sendy.

“Kalau begitu apa yang harus kita lakukan? Apakah membiarkannya begitu saja? Crazy Sword tidak tahu harus berbuat apa.

“Kita hanya bisa menunggu bos kembali, baru kita buat keputusan.”kata Sendy sambil menghela nafas. Dia tidak berani bertaruh dengan Masami Chiba. Jika kalah, Kota Jiang Cheng akan menjadi kota mati.

...

Jepang.

Hokkaido, Bay Area.

Pukul enam sore.

Tak lama setelah Masami Chiba membuat keributan besar di Kota Jiang Cheng, situasi di Jepang juga kacau, dan suasananya juga menggelisahkan.

World Government mengeluarkan perintah evakuasi. Hampir semua penduduk di Bay Area sudah diusir secara paksa setidaknya hingga sejauh seratus mil, dan hanya menyisakan sebuah kota yang kosong.

Di jalan pinggir laut, di sudut jalan yang tidak begitu mencolok, ada sebuah kedai arak kecil, ukurannya tidak besar, hanya ada belasan meja. Lampu di dalam toko juga remang-remang, begitu angin laut bertiup, lonceng perak di pintu akan mengeluarkan bunyi yang nyaring.

Pemilik kedai arak adalah seorang pria paruh baya yang wajahnya penuh dengan janggut. Dia tidak peduli dengan penampilannya, dan suka mabuk-mabukan.

Ketika World Government mengeluarkan perintah evakuasi, dia sedang mabuk dan berbaring di tempat tidur dan tidak ada yang memanggilnya. Pada saat dia bangun, Bay Area sudah kosong.

Dia yang terbiasa malas, juga malas untuk bangun dan melarikan diri. Tempat itu sangat kecil. Ketika tentara World Government melakukan pemeriksaan, mereka juga tidak memperhatikannya sama sekali. Dia yang mabuk duduk sendirian di bar, sambil meminum wine.

"Sungguh terlalu, tidak ada angin tidak ada hujan kenapa para bajingan World Government tiba-tiba mengeluarkan perintah evakuasi, dan menyebabkan aku kehilangan bisnisku, nanti setelah lewat beberapa saat aku akan menuntut mereka ..." Bos berkata dengan marah, sebenarnya biasanya tokonya juga sepi, dia hanya ingin melampiaskan ketidakpuasannya.

Ding Ding Ding ~ Angin yang berhembus membuat lonceng di pintu berdentang, pintu kedai arak terbuka, dan seorang pemuda berjaket kulit hitam berjalan masuk.

“Selamat datang!”kata Bos sambil bergegas berdiri, tetapi dikarenakan mabuk, jalannya tergopoh-gopoh dan tidak bisa berdiri dengan stabil, dan dia hampir jatuh.

Setelah menggosok matanya yang kabur, bos ini baru bisa melihat wajah orang itu dengan jelas.

Pria itu mengenakan jaket hitam, topi dan masker. Dia menutupi tubuhnya dengan rapat, dan hanya memperlihatkan sepasang mata hijau yang jernih dan bulu matanya yang panjang.

Bos itu langsung mengigil, dia merasa dirinya seakan dilihat dan digigit oleh ular berbisa, bulu kuduknya berdiri, pengaruh alkohol di dalam tubuhnya langsung menghilang, dan dia langsung sadar.

“Satu botol Dragon Stout,” lelaki bermata hijau itu berkata dengan suara serak, lalu berjalan ke kursi di dekat jendela dan duduk.

Bos mengeluarkan satu botol Dragon Stout dari ruang penyimpanan, lalu mengambil sebuah gelas kristal, dan berjalan dengan hati-hati ke tempat pria bermata hijau itu duduk: "Tuan, silahkan."

Pria bermata hijau yang sedang menutup matanya untuk beristirahat itu mengiyakan dengan tenang.

Bos juga pintar, dia tidak berani berbicara banyak. Setelah kembali ke bar, perasaan yang menyesakkan itu baru banyak berkurang.

Suasana yang mencekam membuat bos hampir tidak bisa bernafas, dia ingin mengambil nafas yang panjang, tetapi dia tidak berani mengeluarkan suara yang terlalu keras, dia diam-diam mengeluh di dalam hati dan keringat dinginnya tidak berhenti bercucuran.

Ding Ding Ding ~ Saat ini, lonceng kembali berdentang, dan pintu kedai kembali dibuka.

Pelanggan kali ini adalah sepasang pria dan wanita.

Pria itu berkulit gelap, tubuhnya gemuk dan memiliki perut yang besar.

Dia sangat gemuk, tetapi saat berjalan dia sangat gesit. Dia mengenakan kaos tanpa lengan, dan memperlihatkan trisep lengannya yang sangat berotot.

Wanita yang datang bersama pria itu bertubuh mungil dan cantik, seperti boneka porselen.

Rambut panjangnya yang coklat kekuningan di kepang dua, saat dia berjalan rambutnya ikut bergoyang, dia benar-benar sangat manis, seperti tokoh anime yang keluar dari dunia dua dimensi.

Saat kedua orang itu berdiri bersama, mereka terlihat sangat kontras dan lucu, tetapi sangat enak dipandang mata.

“He he, aku benar-benar tidak menyangka akan menemukan kedai arak yang masih buka, kebetulan aku ingin minum.”kata pria itu sambil tertawa.

Gadis yang berada di sebelahnya memutar matanya, "Tiap hari kerjamu minum arak saja. Jika kamu membuat urusan bos tertunda, kamu akan mendapatkan ganjarannya."

"Gia Mu, kamu masih tidak tahu berapa banyak kadar alkohol yang bisa aku tolerir? Tidak sampai lima liter mana bisa membuatku mabuk," Ape berkata dengan sombong.

"Teruskan membual. Nanti saat kamu di salahkan bos aku tidak akan membantumu berbicara." dengus Gia Mu.

Kedua orang itu berjalan ke bar sambil mengobrol, Ape melihat-lihat lalu memesan arak: "Bos, berikan aku sebotol brendi. Gia Mu, bagaimana denganmu? Dua gelas?"

"Aku tidak mau minum arak." Gia Mu menggelengkan kepalanya dan berkata. " Segelas jus jeruk lemon."

Bos berdiri sambil menopangkan tubuhnya di bar, dan menerima pesanan dengan susah payah, wajahnya terliaht pucat dan kesulitan bernafas.

Melihatnya keadaannya, Ape mengerutkan dahi dan menoleh melihat pria berjaket kulit hitam yang berada di dekat jendela, dan berkata dengan tidak senang, "Viper, tidak bisakah kamu merendah sedikit? Lihat bos ini kamu buat ketakutan hingga seperti ini? "

Viper membuka matanya, pupil matanya masih berwarna hijau pekat, dia tidak menghiraukan Ape dan mengalihkan pandangannya ke arah pantai yang berada di luar jendela.

Tapi suasana yang mencekam sudah menghilang. Bos itu mengambil nafas dalam-dalam, dan merasakan udara yang diambil telah kembali, lalu dia menatap Ape dengan penuh rasa berterima kasih.

Disaat yang sama, kecurigaan bos semakin dalam. Ketiga orang ini sepertinya saling kenal. Setelah World Government mengeluarkan perintah evakuasi darurat di daerah ini, mereka masih tidak pergi, dan masih sempat-sempatnya untuk minum, kenapa bisa seperti ini?

Tapi bos tahu dia tidak seharusnya menanyakan hal yang tidak patut untuk ditanyakan. Dia mengeluarkan brendi, dan menyiapkan segelas jus jeruk lemon, lalu menghidangkannya.

"Silakan." bos itu memaksakan tersenyum.

“Terima kasih.” Gia Mu berkata dengan sangat sopan dan menerima jus jeruk lemon dengan kedua tangannya.

Ketika bos kembali ke bar, Ape menendang bangku Viper dengan pelan: "Hei, kamu bisu? Katakan sesuatu untuk mengurangi rasa bosan."

"Jika kamu ingin melakukan pemanasan di sini, aku bisa menemanimu," kata Viper dingin.

“Dengan tubuhmu yang kecil ini, apakah kamu bisa mengalahkanku?” Ape berkata dengan tidak senang, tetapi dalam hati dia merasa waspada.

Viper, anggota Pasukan Binatang Buas, hadiah yang diberikan oleh World Government, sama seperti Ape, bernilai 8.5 triliun rupiah !

Cara bertarung pria ini benar-benar berbeda dengan Ape. Dia sangat jarang berkelahi secara langsung, dia selalu bersembunyi di kegelapan, dan meluncurkan serangan yang mematikan, julukan Viper ini juga berasal dari sini.

Ape selalu tidak terlalu suka berurusan dengan Viper, karena dia merasa Viper terlalu berbahaya.

“Dua hari yang lalu kamu dikalahkan oleh bawahan tidak berguna dari cabang World Government, atas dasar apa kamu menantangku?” sindir Viper.

"Saat itu aku tidak mengerahkan semua kemampuanku," jelas Ape.

"Jika bukan karena Rat, takutnya kamu sudah terbunuh di tempat. Kalau kamu mati sendiri tidak apa-apa, tapi jangan membuat Gia Mu terbunuh" kata Viper.

“Heh, kamu ini, sengaja mencari masalah?” Ape langsung merasa tidak senang karena mendengar ucapannya.

“Kalau tidak senang ayo bertarung, lagian masih terlalu awal,dan masih sempat.” Viper berdiri.

“Siapa takut.”Ape juga ikut berdiri.

Melihat dua orang yang hendak berkelahi itu, Gia Mu yang berada tengah-tengah memutar matanya dan tidak mempedulikan mereka, dia minum jus jeruk lemonnya sambil memandangi samudra biru yang berada di luar jendela.

“Aiya, anak muda jangan gegabah, gegabah adalah iblis, tenang, tenang.” Tiba-tiba, seorang pria paruh baya bergegas masuk melewati pintu.

Dia mengenggam pergelangan tangan Ape dengan satu tangannya, dan pergelangan tangan Viper dengan tangannya yang lain, dia berdiri di antara mereka dan menghentikan serangan kedua orang itu tanpa mengeluarkan tenaga lebih.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu