My Tough Bodyguard - Bab 117 Cepat lari!

Jalan raya menuju vila keluarga Mo, ada sebuah mobil yang berhenti di tepi jalan.

Seorang wanita muda dengan rambut pirang keluar dari mobil tersebut, melihat vila keluarga Mo dari kejauhan dengan penuh percaya diri .

Kali ini Daina penuh dengan persiapan, demi membuktikan dewa pintu keluarga Mo yaitu Rose, sekujur tubuhnya penuh dengan perlengkapan pengawas, di setiap sudut untuk merekam semuanya.

Daina mendehem kecil di alat pendengar, bertanya:”Apakah gambarnya jelas?”

“Sangat bagus. Kamu hanya perlu jalan saja, jika Rose sudah terekam, segera pergi.” perintah pemimpin koalisi pembunuh Ripper yang sedang melihat layar monitor.

Untuk mencegah agar tidak ketahuan, Daina menghentikan monilnya agak jauh dari vila keluarga Mo, dan bergerak maju ke depan. Dan berjalan sekitar lima ratus meter, langkah Daina menjadi lebih hati-hati , untungnya dia seorang pembunuh, tahu apa yang harus dilakukan untuk bisa menghindar dari kamera pengawas.

Namun, ketika Daina menghindari kamera pengawas, dia juga sangat berharap Rose yang sedang menjaga diluar bisa menemukan dirinya, lagipula tujuan utama kali ini untuk membuat perangkap agar Rose keluar. Mengenai Robert yang katanya sangat hebat, dia tidak ingin menghadapinya sendiri.

Karena itu, dia berjalan lenggak lenggok, gaya yang aneh, jika orang tidak tahu masalah sebenarnya dan melihat ini akan mengira dia lagi menari.

“Cepat muncul! Cepat muncul! Rose, datang untuk membunuh aku!”

Teriak Daina dalam hati.

Huh!

Tiba-tiba terasa hembusan angin dan muncul sekelebat bayangan hitam seseorang!

Akhirnya datang!

Daina girang dalam hati, Ripper yang jauh di kota Jingzhou juga bersemangat, memusatkan perhatiannya pada layar monitor. Namun selanjutnya, yang membuat Daina dan Ripper tercengang——

Bayangan yang keluar bukan Rose, melainkan Robert!

Robert dengan bibir tersenyum:”Akhirnya bisa menangkapmu, aku tidak akan memukulmu karena sudah menyerah sendiri!”

“Ini, ini mana mungkin! Bagaimana mungkin kamu bisa menemukan aku! Jelas-jelas aku sudah menghindar dari kamera pengawas!” kata Daina dengan wajah tidak percaya.

“Tengah malam begini, lenggak lenggok, walaupun tidak tertangkap oleh kamera , apa kamu anggap pengawal pada buta?” cibir Robert. Seperti bekerja sama dengan Robert, terdengar suara dari belakang, dan pengawal yang sembunyi satu per satu keluar dari rerumputan.

Gawat!

Daina terkejut, dia sudah dikepung!

“Kenapa, masih tidak menyerah? Apakah ingin bertarung keluar dari kepungan ini? Ehm, ini satu cara yang baik, kamu boleh mencobanya.” kata Robert sambil menggeliat malas.

Daina menundukkan wajahnya, tidak disangka rencananya sudah ditebak oleh Robert. Dia tidak berniat menyerah, para anggota koalisi sedang melihat di monitor, jika menyerah maka masa depannya akan hancur.

Berpikir sampai di sini, Daina memutar badan dan berlari menuju jalan raya. Pokoknya tidak bertarung dengan Robert, kalau dengan pengawal yang tidak ada apa-apanya, mana mungkin bisa menghalanginya.

Hush!

Namun saat ini, mendadak di samping muncul hembusan angin, Daina kaget dan mendongakkan kepala, melihat Robert sudah berada di samping kirinya, sebuah kaki menyapu langit, lalu terasa kepalanya berdengung, Daina merasa tubuhnya melayang, jatuh ke tanah, tubuh dan kepalanya sakit berdengung, dia ragu apa ini nyata.

Pengawal segera mengepung, tidak memberi kesempatan pada Daina untuk melawan.

“Benar-benar deh, bukankah bisa menyerah dengan baik-baik? Mesti memaksa aku bertindak kejam, buat apa?”

Robert menghela nafas dan menggelengkan kepala, berjalan ke depan Daina,memungut satu kamera pengawas, mengarahkan ke wajahnya dan tersenyum untuk mengenalkan diri:”Hai, aku Robert, kalian seharusnya tidak asing denganku? Kalian yang di depan layar monitor, apa kabar?”

Para anggota koalisi di ruang utama, Ripper dan pembunuh lain yang sama-sama melihat layar tadi, satu per satu dengan raut wajah muram dan keringatan.

Awalnya mengutus Daina untuk menjebak Rose, hasilnya bukan saja Rose tidak muncul, malah Daina membuat malu di depan banyak orang, ini membuat pembunuh di koalisi merasa sangat malu, apalagi Ripper benar-benar kehilangan muka.

“Dasar wanita sundal tak berguna!”

Ripper marah dalam hati, saat bersamaan dia menghela nafas lega, masih untung dia tidak memberitahu pengkhianatan Rose pada anggota lain, jika tidak orang lain akan memakai kesempatan ini untuk mengambil perannya. Setelah mengalami masalah ini, wibawanya akan jatuh dan mungki n langsung diturunkan dari jabatannya.

Jadi apakah Rose tidak berkhianat? Ini hanya taktik Daina untuk naik jabatan, sengaja mengarang cerita ini untuk membohongi dia? Curiga Ripper, jika benar begini, berarti kali ini Daina mencari penyakit sendiri.

Biarpun Robert tidak melihat layar, namun dia tahu saat ini para anggota koalisi pembunuh pasti lebih geram dibanding termakan lalat, dengan tersenyum berkata:”Aku katakan pada kalian, andaikan ingin menghadapi aku harusnya mengutus beberapa pembunuh yang hebat. Tiga hari berturut-turut, yang kalian utus itu apa-apaan? Masa koalisi pembunuh kalian terkenal cuma nama tapi tidak ada kekuatan, tidak punya yang benar-benar ahli?”

“Bajingan! Berani memandang rendah kami!”

“Tidak bisa bedakan siapa yang lebih tinggi, jadi dia tidak tahu kebenaran di atas langit masih ada langit, pasti ada yang lebih hebat lagi?”

“Sudah waktunya mengutus Pembunuh Legenda, jika tidak koalisi pembunuh akan kehilangan muka.”

Para pembunuh satu demi satu mengumpat geram.

Terakhir, Robert dengan sombong mengarahkan jari tengahnya ke kamera dan berkata:”Pembunuh yang ini, akan kita tahan seperti dua kali sebelumnya. Jika kalian ingin menolongnya maka utus pembunuh yang lebih hebat lagi, jika tidak semua itu akan sia-sia. Kami tunggu kalian di vila keluarga Mo, sampai jumpa.” Klik, layar monitor jadi gelap.

Semua yang ada di ruangan terdiam.

Semua pembunuh kesal hingga menggertak gigi, geregetan ingin segera menuju vila keluarga Mo, hendak membunuh dan mencabik-cabik tubuh Robert.

“Ripper, kamu adalah pemimpin, katakan sesuatu!” kata seorang pembunuh yang sudah pensiun dengan datar.

Dalam hati Ripper marah-marah, ketika perlu menanggung kesalahan, biasanya senior yang lebih berpengaruh jadi diam tak bersuara. Namun Ripper sebagai pemimpin, tentu harus maju untuk bicara, dengan tatapan tajam melihat ke semua orang, berkata dengan lantang:”Robert ini sudah berkali-kali menghina koalisi kita. Beberapa kali sebelumnya, kita mengutus pembunuh dan bukan tandingannya.”

“Kalau gitu utus Pembunuh Legenda kita!” sela salah satu pembunuh.

“Benar, Silver Killer tidak mampu menghadapinya, Pembunuh Legenda pasti bisa!” sela yang lain.

“Tidak.” Ripper menggeleng, menyapu pandangannya yang dingin:”Sejak awal aku menyuruh Rose untuk mengurus Robert, namun setelah melewati penyelidikan dengan sendiri dia melepas tugas ini. Ini menjelaskan, Rose tidak menjamin bisa mengalahkan dia. Yang sangat disayangkan, petunjuk yang ditinggalkan oleh Rose tidak kita perhatikan, baru bisa menyebabkan tiga Silver Killer berturut-turut mengalami kekalahan.”

“Terus, sekarang bagaimana?”

“Pembunuh Legenda memiliki kekuatan yang luar biasa di koalisi kita, jika Pembunuh Legenda tidak bisa menghadapi Robert, apakah benar kita tidak ada cara untuk melawan Robert?”

“Harus pikirkan satu cara!”

Semua pembunuh menjadi cemas.

“Cara pasti ada.” kata Ripper.

“Cara apa?” tanya semua dengan cemas dan tidak sabar.

Ripper tertawa:”Jika seorang Pembunuh Legenda tidak bisa, maka utus dua orang Pembunuh Legenda! Aku tidak percaya Robert itu bisa melawan dua orang Pembunuh Legenda!”

“Rencana bagus!”

“Kalau begini pasti bisa!”

“Satu Pembunuh Legenda kira-kira bisa membunuh beberapa sasaran yang diinginkan. Dua orang Pembunuh Legenda siapa pun tidak bisa menghalangi!”

Semua mengangguk dalam diam.

“Tapi, sepertinya kita tidak punya dua Pembunuh Legenda yang bisa menerima tugas secara bersamaan, setahu aku selain Rose dan satu Pembunuh Legenda lagi, yang lain pergi menjalankan tugas. Dan Rose sudah melepas tugas ini, tidak mungkin menyuruh dia untuk terlibat dalam aksi ini lagi?” seorang pembunuh mengajukan pertanyaan.

“Rose sudah melepas tugas ini, sesuai aturan tidak boleh terlibat lagi.” kata Ripper, salah satu aturan ini yang membuat Ripper takut akan masalah kesetiaan Rose.

Meskipun sekali ini Daina tidak berhasil memikat keluar Rose, namun analisa dan bukti yang dikemukakan Daina sudah cukup membuat Ripper curiga kalau Rose sudah berkhianat.

Dengan kekuatan Rose, jika bekerja sama dengan Pembunuh Legenda satu lagi untuk melawan Robert, pada saat itu Rose dan Robert juga bekerja sama, barangkali koalisi pembunuh akan kehilangan seorang Pembunuh Legenda lagi, dan Ripper tidak ingin melihat hal seperti ini terjadi.

Berpikir sampai di sini, Ripper melihat ke semua orang sambil tertawa dan berkata:”Semua sepertinya sudah lupa, di koalisi kita masih ada dua Pembunuh Legenda yang paling cocok?”

“Paling cocok?”

“Siapa... ..., apakah?”

“Mungkinkah Robby dan Elva?”

Semua heran.

“Tidak salah, benar mereka!” Ripper mengiyakan di sertai anggukan.

Mendengar kepastian dari Ripper, wajah mereka semua menjadi heran.

Robby adalah seorang Pembunuh Legenda pria, Elva adalah seorang Pembunuh Legenda wanita. Mereka berdua sudah menjadi partner sejak di tingkat Copper Killer, dan juga regu ganda yang menyelesaikan tugas dengan persentase paling tinggi. Lama-kelamaan, diam-diam mereka berdua menjadi pasangan kekasih.

Pembunuh, sama sekali tidak boleh ada perasaan cinta dengan teman seprofesi, terutama pembunuh kelas atas lebih tidak boleh lagi. Alasannya sederhana, bisa mempengaruhi persentase keberhasilan suatu tugas, mungkin juga bisa dimanfaatkan orang, dan dikuasai oleh pembunuh lain yang menyebabkan terjadi masalah yang merugikan organisasi pembunuh.

Masalah ini tidak bisa disembunyikan, para senior di koalisi naik pitam ketika mengetahui ini dan memberikan hukuman untuk Robby dan Elva. Namun hubungan Robby dan Elva tidak kandas karena hukuman ini, malah tambah mesra.

Karena mereka berdua adalah sama-sama Pembunuh Legenda, koalisi tidak bisa memberikan hukuman yang berlebihan. Hanya saja untuk tidak memperdalam masalah ini, mereka berdua di pindahkan ke bagian lain.

Dua tahun terakhir ini mereka berdua jarang melaksanakan tugas, nyaris berada dalam kondisi ingin meninggalkan profesi ini. Karena itu ketika partner ini diajukan, banyak yang tidak ingat dengan pasangan Pembunuh Legenda ini yang di masa lalu membuat orang ketakutan setengah mati.

Mengenai usul dari Ripper untuk mengutus Robby dan Elva mendapat tanggapan yang beda-beda. Banyak yang hanya melihat dan menunggu saja, bahkan ada yang merasa Robert sangat kuat, lebih baik diselesaikan dengan damai.

Seorang senior maju dan berkata:”Masalah sudah seperti ini, sudah tidak mungkin dengan cara damai. Jika Robert ini tidak diatasi, maka reputasi koalisi kita akan mendapat serangan yang serius. Sampai saat ini pilhan jatuh pada Robby dan Elva, jadi biar mereka berdua yang melakukan, jika tidak pihak luar akan berpikir koalisi kita tidak memiliki orang!”

... ...

Vila keluarga Mo.

Barusan menahan Daina di ruang bawah tanah, Robert menerima sebuah pesan dari Rose:”Cepat lari!”

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu