My Tough Bodyguard - Bab 177 Robert Dipermalukan!

"Polos!"

Robert mengulurkan tangannya dan menangkap posisi 7 inci dari ular lalu menekannya!

Hsiiii!

ular itu memuntahkan lidahnya dan melotot, lalu mati.

Setelah itu, Robert melemparkan ular dilantai dan melihat kearah Herman yang berdiri didepan pintu, masih ada jurus apa, kerahkan semua, jika tidak kamu tidak akan punya kesempatan lagi."

Herman sudah terkejut tak karuan, dia sama sekali tidak menyangka anak muda dihadapannya bisa membunuh begitu banyak binatang berbisa yang dia pelihara bertahun-tahun, dan tidak terluka sama sekali.

Yang lebih pentingnya adalah jurus yang dikeluarkan oleh Robert tidak pernah ditemuinya.

Hanya dengan melambaikan tangan dan bisa mengundang angin dan memanfaatkan angin untuk memotong badan hewan berbisa, jurus seperti ini bahkan suhu Herman, Nenek Jin juga tidak mampu untuk melakukannya.

Herman sudah mengerti selisih antara mereka berdua, dia lalu berpikir untuk mundur, jika masih tidak pergi, maka kemungkinan besar dia akan mati disini.

"Ingin pergi? apakah kamu kira aku akan membiarkanmu pergi begitu saja?" Robert mengetahui maksud dari lawannya, dia tertawa dan melambaikan tangannya, 3 buah Wind Blade menuju kearah Herman.

Herman ingin mengelak namun gagal, dadanya terpotong dan berdarah, dia memuntahkan darah dan terjatuh dilantai, dia memegang dadanya dan terlihat menyedihkan.

Robert melangkah kehadapan Herman dan mengangkat tangannya, dia akan menepuk kepalanya!

"Sekalipun mau mati aku juga mau mencari teman!"

Herman mengeluarkan banyak lipan dari dadanya, dan melemparkannya dilantai, lipan ini sama sekali tidak menyerang Robert, melainkan melaju cepat ke kamar!

Robert melihatnya dan langsung marah, dia ingin membunuh Herman, namun dia tidak boleh membiarkan lipan mengigit Sellen, dia melompat dan melangkah lebih cepat ke depan pintu kamar.

"Wind Cutting!"

Tangannya dilambaikan, angin memotong semua lipan tanpa tersisa.

Setelah mengurus semua lipan, Robert mengangkat kepalanya dan sudah tidak terlihat Herman, dia pasti sudah menjauh.

"Dasar, jangan biarkan aku bertemu denganmu lagi!"

Robert sangatlah marah, namun dia tidak boleh mengejarnya keluar, jika Sellen ketemu masalah apa lagi, maka itu akan bermasalah, dia hanya bisa membiarkan Herman pergi.

Setelah membersihkan jasad para hewan berbisa, Robert lalu datang ke kamar Sellen.

Sellen masih pingsan, Robert membantunya membuka talinya, setelah berpikir sejenak, Robert memutuskan tidak memanggilnya dulu, jika suasana hatinya tidak stabil, juga tidak baik untuk membersihkan racunnya.

Dia mengeluarkan jarum dan menusuk diperut Sellen.

Setelah melihat racunnya keluar dari ujung jarum, Robert terlihat puas.

10 menit kemudian, Robert selesai, lalu dia menekan bibir bagian atas Sellen, Sellen bersuara dan perlahan bangun.

Tapi ketika dia bangun, dia mengangkat tangannya dan langsung menampar Robert, ini membuat Robert bingung, "Apa yang kamu lakukan Sellen!"

"Hmm, Robert? Mengapa adalah kamu?" Melihat orang ini adalah Robert,tangan Sellen terhenti diudara, dai terlihat kaget dan canggung, seolah memikirkan sesuatu dan wajahnya berubah.

Dia memegang tangan Robert, dan berkata dengan panik, "Robert, tadi ada yang bernama Herman datang kerumahku, apakah kamu melihatnya? Awas, dia mungkin sembunyi!"

Sambil berkata, Sellen melihat kesana kemari dan penuh siaga.

Robert menepuk tangannya dan berkata, "Tenang saja, dia sudah dihajar kabur olehku, dia terluka parah, dalam waktu dekat dia tidak bisa datang berbuat onar."

"Benarkah?" Sellen terlihat senang dan juga terkejut.

"Tentu saja, kapan aku pernah berbohong kepadamu?" kata Robert.

"Terima kasih Robert!" Sellen menatapi Robert dengan penuh rasa kagum.

"Sama-sama, jika benar-benar ingin berterima kasih, maka pijitlah aku, aku lelah." seusai berkata, Robert terbaring dikasur.

Sellen lalu duduk dan benar-benar memijitnya.

Tenaganya pas, Robert sangatlah nyaman, rasa lelahnya juga perlahan menghilang, setelah dia rasa sudah cukup, dia lalu bangun dan meregangkan pinggangnya, sambil menguap, "Baiklah, sudah lumayan malam, kamu cepat istirahat saja."

Sellen langsung menarik tangan Robert, dia terlihat kasihan, "Jangan pergi, aku takut!"

Robert sedikit tidak berdaya, "Bukankah aku tadi memberitahumu, Herman terluka parah, belakangan ini dia tidak bisa melakukan apa-apa."

"Tapi aku tetap takut, Robert, apakah kamu bisa pergi malaman? atau malam ini kamu janagn pergi, temani aku disini....."semakin berkata, suara Sellen semakin kecil, hingga terakhir sudah hampir tidak terdengar.

Sebagai seorang lelaki normal, Robert langsung senang, namun dia menahannya, "Menemanimu? sepertinya.....ini kurang bagus?"

Melihat tampang mesum Robert, Sellen mengerti Robert berpikir jorok, wajahnya merah dan berkata, "Kamu, apa yang kamu pikirkan? aku hanya menyuruhmu menemaniku, aku tidak menyuruhmu menemaniku tidur!"

"Eh, eh, eh, Manager Sellen, pemikiranmu yang tidak benar, aku tidak mengatakan apa-apa, kamu malah menambahkan begitu banyak......" kata Robert.

telinga Sellen merah total, dia sama sekali tidak berani menatapi Robert, dan berkata, "Kamu masih belum membersihkan racun untukku, jika mau pergi, kamu juga harus membersihkan racun dulu."

"Membersihkan racun? aku sudah melakukannya dari tadi, ketika kamu pingsan." kata Robert.

Sekali mendengarnya, Sellen merasa malu, orang ini apakah ada melakukan hal keterlalan ketika dia pingsan atau tidak?!

Tapi entah kenapa didalam hati Sellen sepertinya tidak menolak jika Robert melakukan sesuatu kepada dirinya bahkan dia seperti sedikit berharap.

'Ada apa denganku?'

Setelah menyadari perubahan didalam hatinya, Sellen terkejut, dia menenangkan dirinya dengan paksa, namun semakin tidak dipikirkan malah akan semakin terpikiran, hatinya kacau.

Robert tentu saja tidak mengerti apa yang dipikirkan Sellen, ketika melihat Sellen begitu takut, dia juga mengerti dengan perasaannya.

Bagaimanapun juga Sellen adalah orang biasa, dia disantet oleh orang lain dan dibalas dendam, hingga kerumahnya sendiri, dia juga hampir diculik, nyawanya terancam.

Jika bertemu dengan hal seperti ini dan Sellen tidak merasa takut, maka itu terlalu tidak masuk akal.

Setelah berpikir sejenak, Robert memutuskan sesuatu dan berkata kepada Sellen, "Manager Sellen, tolong keluarkan tanganmu."

Sellen sedikit bingung, namun dia tetap saja mengikuti perintahnya.

Robert menaruh tangannya diatas tangan Sellen, tangannya menutup tangan Sellen.

Merasakan suhu tangan Robert, Sellen mengigit bibirnya, matanya terus menatapi Robert yang sedang fokus, dia sedikit melongo.

"Sudah bisa."

Beberapa menit kemudian, Robert mengangkat tangannya dan mengatakan sudah selesai.

Sellen meremas tangannya yang sedikit pegal dan bertanya, "Apa maksudmu tadi, Robert?"

"Kamu lihat telapak tanganmu, apakah ada sesuatu?" tanya Robert.

Sellen mengangkat tangannya dan melihatnya, dia terlihat sedikit kaget, terlihat tangannya entah kapan muncul sebuah lingkaran kecil, warnanya sedikit pucat, jika tidak dilihat dengan saksama, sama sekali tidak bisa melihatnya.

"ini, apa ini?" tanya Sellen.

"Ini adalah tanda, bisa membantu menemukan lokasimu, aku bisa merasakannya." jelas Robert.

Sellen kaget, "Begitu hebatkah?"

Robert malah sedikit canggung, "Aku juga belajar dari orang lain, aku tidak mahir, ini sedikit punya kelemahan."

Sellen terlihat gembira.

Setelah melihatnya ingin mengetahuinya, Robert melanjutkan, "Kelemahan paling besarnya adalah jarak, jika berada didalam kota Jiang Cheng, maka akan berguna, jika berada di pinggir kota, maka akan sedikit tidak terdeteksi, jika berada diluar kota, maka tidak bisa dideteksi."

"Jadi untuk menjaga keamananmu, belakangan ini kamu jangan meninggalkan area kota Jiang Cheng." ingat Robert.

"Aku sudah mengetahuinya." Sellen menganggukkan kepalanya.

"Oh iya, aku juga akan memberitahu Direktur Utama mengenai hal ini, sebelum masalah ini selesai, kantor tidak akan menyuruhmu berdinas." tambah Robert.

Sellen malah berkata, "Tapi belakangan ini aku akan pergi ke kota C."

"Serahkan kepada karyawan lain!" kata Robert.

Sellen berkata, "Tapi serahkan ke karyawan yang lain kau tidak tenang, hal ini harus aku yang pergi sendiri."

"Kamu ini terllau menyibukkan dirimu sendiri, kamu psikopat kerja!" Kritik Robert.

Sellen tidak berani mengangkat kepalanya, dia bergumam, "Semua ini juga demi kerja...."

"Kamu malah benar?" Robert melotonya, dan berbicara dengan keras, Sellen terlihat takut dan tidak berani mengatakan apa-apa lagi.

Setelah berpikir sejenak, Robert lalu mengatakan, "Jika memang tidak bisa, aku akan pergi ke kota C bersamamu, sebelum masalah santet belum selesai, kamu harus berada dihadapanku, apakah kamu mengerti?"

"Benarkah?" kata Sellen dengan senang.

"tentu saja, aku menepati janjiku!" Robert menganggukkan kepalanya.

Karena ada penemanian dari Robert, dengan cepat Sellen tertidur dengan nyenyak.

Robert malah keluar dari kamar tidur secara diam-diam dan istirahat di sofa.

........

Keesokan harinya, setelah memakan sarapan yang dimasak oleh Sellen, Robert datang kekantor dan kerja seperti semula.

dan baru saja sampai di Divisi Finance, Robert langsung diberitahu sebuah kabar mengagetkan, Surat pengumuman manager Finance telah datang, namun orang itu bukan Gwendolyn, melainkan seorang gadis asing bernama Shinta Bei.

"siapakah ini!" ini adalah respon pertama Robert, dia terlihat mengerutkan keningnya dan tidak senang.

Tentu saja dia tidak senang.

Dia adalah CFO baru, dan dia merekomendasikan orang untuk menjadi manager, asalkan tidak ada masalah besar, dia pasti akan dipakai, ini adalah aturan tidak tertulis.

Namun sebelum Stella pergi, dia juga pernah mengatakannya di rapat para dewan untuk merekomendasikan Gwendolyn menjadi Manager.

CFO baru dan lama sama-sama merekomendasikan Gwendolyn, tidak mungkin tidak diperhatikan bukan?

Semalam Robert sudah menyuruh Gwendolyn pindah ke kantor manager, gerakan sebesar ini tidak mungkin tidak dilihat, sekarang malah menjadi begini, ada maksudnya?

Sengaja membuat Robert malu?

dengan cepat identitas Manager baru bernama Shinta Bei ini didapat.

Dia langsung datang bekerja di Perusahaan Besar Mo, dia adalah seorang siswa, umurnya 18 tahun, abru saja dewasa.

Plak!

Robert memukul meja dan dengan jarangnya, dia marah, "Ini sungguh berbuat onar!"

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu