My Tough Bodyguard - Bab 437 Tempat artis ternama tumbuh besar

Mendengar perkataan ini, Roy Gong akhirnya sadar.

Dia terdiam begitu lama, karena tidak pernah ada orang yang berbicara seperti itu dengannya.

"Karena suasana hatimu tidak baik maka tidak ingin membiarkan Camila Shen menikahiku?"

Roy melirik Robert, seperti mendengar lelucon paling lucu sejagat raya: "Kamu sedang bermimpi? Kamu pikir kamu siapa?"

"Aku siapa tidak penting, yang penting adalah aku tidak ingin kamu menikah dengannya." Robert mengulang perkataannya.

"Kamu tidak ingin, maka aku sudah pasti tidak bisa menikahinya? Tuan Qiu, kamu sangat pintar bercanda." Roy tertawa dingin.

"Perkataanku selalu kutepati." Robert berkata serius.

Roy sudah hampir meneteskan air mata karena tertawa, tiba-tiba wajahnya serius: "Baiklah kalau begitu, coba kamu buktikan."

"Kalau kamu tidak percaya, tunggu saja." setelah berkata, Robert pun pergi membawa gelas alkoholnya.

Sudah berjalan jauh, Robert tetap bisa merasakan pandangan penuh makna di punggungnya, dia tahu, dia sudah dibenci setengah mati oleh Roy Gong.

Tapi tidak apa, Robert tidak peduli.

Roy hanyalah anak dari sebuah direktur utama perusahaan entertainment, di mata orang lain, mungkin adalah seseorang yang tidak boleh dikutik, tapi untuk Robert, bukanlah apa-apa.

Di dalam sekelompok semut, ada satu semut yang kepalanya lebih besar, namun sebagai orang yang melihat dari atas, tidak ada bedanya.

Di mata Robert, Roy adalah semut yang kepalanya lebih besar, begitu diinjak, semut kecil mati, semut besar juga pasti mati.

Setelah pesta berakhir, Robert pun kembali ke hotel, dia melihat jam, sudah hampir jam 10, dia pun tidak buru-buru pulang ke Jiang Cheng dan berencana tidur di kamar.

Baru selesai mandi, Robert menerima sebuah pesan dari Camila Shen.

Isi pesan hanya ada sebuah lokasi.

Robert menggerakkan bibirnya, kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku, mengambil sebuah jaket dan keluar.

Sungai Xiang adalah sungai induk Provinsi Y, dia mengalir melewati seluruh provinsi.

Hampir semua kota di provinsi Y dibangun mengelilingi Sungai Xiang, Jiang Cheng dan ibu kota provinsi, Jingzhou, juga tidak terkecuali.

Kota Jingzhou.

Pertengahan Sungai Xiang, ada sebuah tempat pariwisata bernama Orange Isle, ini adalah sebuah pulau kecil yang mempunyai pemandangan khas.

Pendiri CBD Groups pernah mengelilingi seluruh Sungai Xiang disini, dan menulis [Chin Yuan Chun] yang ternama, membuat orang-orang ingin mengunjungi tempat ini.

Pagi hari disini biasanya sangat ramai dengan pengunjung, begitu sampai malam, sangat sepi dan sunyi, hanya kadang ada satu dua pasang kekasih, duduk di tepi sungai, saling bersandaran dan tenggelam di dunia milik berdua.

Robert berjalan mengikuti jembatan besar Sungai Xiang, sampai ke tempat pariwisata Orange Isle, setelah berkeliling di tempat pariwisata, dia melihat sebuah sosok yang langsing dan kesepian di samping pohon willow di tepi sungai.

Berjalan mendekati sosok itu, Robert menepuk rumput di tanah dan langsung duduk, menghirup nafas dalam: "Udara disini sangat segar."

"Ketika masih kecil, aku sering kesini, akhirnya terlalu sibuk bekerja, jadi jarang kesini lagi." Camila tersenyum sambil berkata.

"Tempat artis ternama tumbuh besar, aku harus lihat baik-baik." Robert tertawa berseri-seri.

"Jangan bercanda." Camila meninju Robert.

Setelah bertengkar sambil bercanda sejenak, mereka berdua pun tertawa lepas, menarik perhatian beberapa kekasih atau pengunjung yang kadang melewati mereka, menunjukkan ekspresi kagum.

Karena sudah malam, penerangan juga remang-remang, oleh karena itu tidak ada yang mengenali kalau perempuan muda yang sedang bercanda dan berkelahi dengan seorang lelaki ini adalah Camila yang terkenal.

"Sudah sudah sudah, aku menyerah, boleh tidak?" Robert mengangkat tangan sambil tersenyum pahit: "Camila, kamu harus hati-hati sedikit, kamu tidak takut dikenali orang, nanti, lagi-lagi ada skandal baru tahu rasa."

"Siapa suruh kamu membuuatku tertawa." Camila mengomel, dia juga ikut duduk di rerumputan tanpa memedulikan imejnya.

"Kamu tunggu sebentar, aku pergi beli sedikit makanan." Robert berdiri.

Tidak lama kemudian, Robert pun membawa banyak bungkusan dan berjalan kembali, membuka bungkusan, bir, sate bakar, tahu goreng, lobster, dan masih banyak lagi.

"Kamu tadi tidak kenyang?" Camila bengong.

"Bukan masalahku, tapi makanan-makanan di pesta, hanya bisa dilihat tidak bisa dimakan, sela-sela gigiku saja belum terisi." Robert mengangkat bahunya.

Camila pun tertawa lepas, kemudian tersenyum: "Baiklah, sebenarnya aku juga tidak kenyang."

"Sini sini, cepat makan." Robert mengambil sate kambing bakar.

Melihat makanan yang di ambil Robert, Camila tersenyum, jelas terlihat ingin makan, tapi dia bimbang: "Tidak boleh, bisa gemuk...."

"Duh, kamu masih mengkhawatirkan hal ini." Robert tersenyum pahit.

"Kamu bukan figur publik, tidak akan mengerti, orang seperti kita, demi menjaga imej sendiri, meskipun kelaparan juga tidak boleh makan makanan berlemak." Camila menjelaskan.

"Tidak makan sampai kenyang, bagaimana bisa ada energi melakukan sesuatu?" Robert tertawa.

"Begini, aku dari mulai masuk dunia entertainment sampai sekarang, tidak pernah makan sampai kenyang, paling banyak juga hanya 70% kenyang." Camila menopang dagunya dengan tangan, berkata dengan ekspresi pahit.

"Pantas saja kamu begitu kurus."

Robert mengangguk tanda mengerti, kemudian matanya langsung melihat Camila dari atas sampai bawah: "Tapi, kamu begitu kurus, ada beberapa tempat yang besar agak sedikit tidak masuk akal."

Wajah Camila memerah, jelas mengerti apa yang dikatakan Robert: "Kamu ini, kenapa tiba-tiba menggodaku?"

Robert tertawa bodoh, menyerahkan sate kambing bakar di tangannya ke Camila: "Tenang saja, tidak akan jadi gemuk, aku selain pintar berkelahi, juga adalah seorang dokter tradisional, kalaupun kamu menjadi seorang perempuan gendut dengan berat badan 200 kg, aku juga bisa membantumu menguruskan badan."

"Kamu yang perempuan gendut!" Camila memelototi Robert, menerima sate kambing, membuka mulutnya dan menggigit sate tersebut.

Begitu mulai makan, maka tidak bisa berhenti lagi. Mereka berdua mengunyah terus selama setengah jam, baru berhasil menghabiskan semua makanan yang dibawa Robert tadi.

"Kenyang sekali...." Camila mengelus perutnya, wajahnya menunjukkan ekspresi puas.

Robert masih memegang sebotol bir, sambil tertawa sambil melihat ke arah sungai, tatapannya sendu.

Camila menatapi wajah samping Robert, tiba-tiba sangat ingin tahu, apa yang sedang dipikirkan Robert saat ini.

"Kak Robert, kali ini benar-benar terima kasih, kalau bukan karenamu, takutnya aku sekarang masih tetap tidak menemukan ahli soundtrack yang cocok, album baru bisa selesai secepat ini, semua berkat kamu." Camila berkata dengan tulus.

Robert melambaikan tangannya: "Hal kecil, kita saling berteman, sudah seharusnya aku membantumu."

"Tapi, setelah ini kamu akan jadi sibuk." Robert berkata mengejek.

"Benar." Camila mengangguk, meskipun rekaman album baru sudah selesai, tapi masih ada banyak persiapan yang harus dikerjakan sebelum merilis album tersebut.

"Beberapa hari ini aku menganalisa pasar, kalau tidak ada hal diluar perkiraan, ingin mengambil penghargaan dengan albummu ini tidak masalah." Robert berkata.

"Kamu bisa menganalisa pasar?" Camila menunjukkan ekspresi kaget.

"Tentu saja, setiap masalah yang ingin aku mengerti, tidak akan ada hal yang tidak kuketahui." Robert berkata sombong.

Camila melirik Robert, anak ini, memang seperti perkataan teman baiknya, Amelia Huang, tidak boleh memujinya, begitu dipuji, langsung sombong.

"Selanjutnya pekerjaanku akan sangat sibuk, harus segera menyelesaikan album dan melirisnya ke pasaran, karena satu bulan kemudian, ada satu acara penghargaan penting dalam negeri, lewat analisa perusahaan terhadap pasaran, sama dengan analisamu, albumku ini, kemungkinan besar akan mendapatkan penghargaan." Camila berkata dengan suara kecil.

"Kalau begitu, dalam satu bulan ini, aku sudah bisa membeli albummu ini?" tanya Robert.

"Benar." Camila mengangguk.

"Baiklah kalau begitu, nanti aku akan membeli beberapa dan hadiahkan ke orang, satu disimpan sendiri, harus ada tanda tangannya." Robert berkata.

Camila tersenyum pahit: "Kalau kamu benar mau, aku sekarang juga bisa tanda tangan untukmu."

"Jangan, beberapa hari ini kamu sudah kelelahan, lihat suaramu saja sudah serak, lebih baik istirahat yang baik." Robert berkata sambil mengibaskan tangannya.

Mendengar perkataan Robert, di mata Camila muncul tanda terharu, tapi dia menutupi suasana hatinya dengan baik, tiba-tiba berkata serius: "Kak Robert, kali ini mengajakmu keluar, selain ingin berterima kasih, masih ada satu hal yang perlu bantuanmu."

"Coba katakan." Robert berkata tertarik.

"Acara penghargaan satu bulan kemudian, aku ingin mengundang kamu pergi denganku." Camila berkata dengan serius.

"Untuk apa aku pergi?" Robert bertanya.

"Meskipun ini tidak ada di dalam perhitungan, tapi aku merasa soundtrack kamu pantas mendapatkan penghargaan 'Best Soundtrack'. Bisa menjadi juri penghargaan musik, keahlian musiknya seharusnya tidak buruk, mereka pasti bisa mendengar betapa cocoknya soundtrackmu dengan lagu-laguku itu." Camila berkata.

"Sudahlah, aku tidak ingin masuk ke dunia musik, terlalu repot kalau sampai terkenal." Robert tertawa.

"Kak Robert, kamu benar-benar sangat bisa mengkhayal, ingin terkenal, mana mungkin semudah itu." Camila tertawa pahit, kemudian langsung berubah serius: "Sebenarnya masih ada satu alasan lain..... Kak Robert, aku pernah melihat keahlianmu, kalau kamu bisa menemaniku ke acara penghargaan, aku akan merasa sangat aman."

"Berbicara selama ini, intinya ingin mencari pengawal." Robert mengejek.

Camila sedikit merasa sungkan, dia pun beralasan dengan suara kecil: "Soundtrackmu bisa mendapatkan penghargaan, juga adalah kenyataan."

Robert berpikir sejenak, satu bulan kemudian dia seharusnya juga tidak ada urusan, dia pun mengangguk: "Baik, aku akan menemanimu kalau tidak ada urusan besar."

"Terima kasih, kak Robert!" mata Camila bersinar senang.

Malam semakin larut, makanan sudah dimakan, yang harus dikatakan juga sudah dikatakan, Camila melihat jam, dia pun berkata mau pulang, dia sangat memperhatikan kesehatan, tidak suka tidur terlalu larut.

"Kak Robert, mobilku di luar area pariwisata, ayo kita pergi bersama." Camila berkata.

"Kamu pulang dulu, nanti kalau sampai difoto oleh paparazi, bagaimanapun tidak bisa mengelak lagi." Robert mengangkat bahunya dan berkata.

"Mana ada begitu banyak paparazi, kak Robert, kamu jangan lebih tegang daripada aku." Camila tersenyum.

"Tidak, aku ingin disini lebih lama, bagaimanapun ini adalah tempatmu tumbuh besar, kau begitu menyukainya, aku ingin lihat-lihat, ada apa yang istimewa disini." Robert berkata.

"Kalau begitu aku temani kamu keliling, aku sangat kenal daerah sini." kata Camila.

"Kamu besok bukannya masih ada urusan? Cepat pulang tidur, aku keliling sendiri saja." Robert menggelengkan kepala.

Camila mana mungkin meninggalkan Robert sendiri disini dan pulang, tepat ketika dia mau berbicara, ponselnya berbunyi, telepon dari manajernya, Lily.

"Halo, Lily, sudah malam begini, ada apa?" Camila bertanya.

"Camila, cepat kembali ke hotel, cepat." Lily langsung mendesak.

"Ada masalah apa?" Camila mengerutkan keningnya.

"Tidak bisa dibicarakan di telepon, pokoknya, kamu cepat kembali, jangan selalu ke Orange Isle, bagaimana kalau sampai dilihat orang lain?" Lily berkata.

"Baiklah, aku langsung kembali ke hotel." Camila terpaksa mengangguk, kemudian langsung merasa ada yang aneh, dia tidak memberi tahu Lily dia mau kemana, Lily kenapa bisa tahu dia ada di Orange Isle?

Namun Lily sudah menutup telepon, tidak memberi kesempatan bertanya kepada Camila.

Camila bingung di dalam hati, di wajahnya muncul ekspresi ragu, namun dia tidak berpikir banyak, dia mendongak dan melihat Robert sedang tersenyum santai.

"Kak Robert, Lily mencariku ada urusan, sepertinya lumayan panik, kalau begitu, aku kembali dulu?" Camila bertanya bimbang.

"Cepat pergi, pekerjaan lebih penting." Robert menunjukkan ekspresi mengerti.

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu