My Tough Bodyguard - Bab 316 Kekhawatiran Novita

Departemen keuangan Perusahaan Besar Mo.

Di ruang VIP, duduklah seorang gadis muda bergaun merah.

Wajah gadis itu mengenakan riasan cantik. Bibirnya menggoda, menampilkan segaris senyum yang kadang ada kadang tidak. Alisnya yang membusur dibiarkan natural.

Ketika bola mata hitamnya yang bak permata mengamati orang, tak akan ada yang merasa tak senang, baik pria maupun wanita. Diamati oleh wanita secantik ini adalah kesenangan bagi orang-orang.

Contohnya saat ini. Sorot mata gadis bergaun merah itu sedang mengamati manajer departemen keuangan, Gwendolyn Yuan.

Identitas wanita bergaun merah ini tidak biasa, tidak boleh diremehkan. Dalam keadaan tak ada pengawas umum, maka pekerjaan menyambut tamu sudah pasti diserahkan kepada Gwendolyn sang manajer.

Diamati oleh sang gadis seperti itu, hati Gwendolyn dipenuhi kebingungan, namun ia tak bisa menjelaskannya.

Sungguh wanita yang kecantikannya dapat membawa kehancuran bagi negara!

Gwendolyn diam-diam mendesah. Sebagai sesama wanita, ia pun merasa kalau daya tarik gadis ini tak bisa dihalangi.

Pantas saja, saat gadis ini muncul di departemen keuangan tadi, semua sorot mata pegawai tertarik padanya, hingga menimbulkan kehebohan sesaat.

"Nona Sun, Pengawas Qiu akan segera datang. Tolong Anda tunggu sebentar," kata Gwendolyn. Ia takut gadis itu tidak sabar menunggu lagi.

Gadis bergaun merah tersenyum. Ia berkata dengan cuek, "Tak masalah. Aku bisa menunggu. Tapi, Manajer Yuan, Anda tampak tegang, apa ada maslah?"

"Tidak ada. Terima kasih atas perhatian Nona Sun," Gwendolyn tersenyum kecut. Ia tak bisa mengaku kalau ia menjadi tegang karena tatapan gadis itu.

Gadis bergaun merah hanya menanggapinya dengan singkat. Ia mengeluarkan sekotak rokok khusus wanita dari tas Hermes-nya, lalu mengeluarkan sebatang sambil menawarkannya pada Gwendolyn, "Sebatang?"

Gwendolyn buru-buru menggeleng, "Nona Sun, saya tidak merokok, harap maklum."

"Membosankan sekali," gadis itu tertawa. Bibir merahnya merekah. Ia menyelipkan sebatang rokok di mulutnya. Gerakannya sangat elegan, membuat orang sesak napas.

Melihat pemandangan ini, Gwendolyn merasa napasnya terhenti. Gadis itu sungguh membuat orang terpesona! Ia bahkan merasa ingin menghentikan merokok demi wanita ini!

"Merokok tidak baik untuk kesehatan, apalagi untuk wanita cantik seperti Nona Sun begini. Lebih baik kurang-kurangi merokok."

Sebuah suara samar-samar terdengar dari pintu masuk ruangan.

Gadis bergaun merah dan Gwendolyn menoleh bersamaan, dan melihat Robert telah membuka pintu dengan wajah penuh senyum.

"Pengawas Qiu," sapa Gwendolyn.

"Gwendolyn, maaf telah merepotkanmu. Sekarang serahkan padaku saja," senyum Robert.

Mendengar hal itu, Gwendolyn menghembuskan napas lega. Sungguh, berada satu ruangan dengan Nona Sun terasa lebih melelahkan daripada menghadapi segunung pekerjaan.

Setelah Gwendolyn pergi, Robert menarik kursi lalu duduk di atasnya.

"Nona Sun, sudah lama sekali tidak bertemu," sapa Robert sambil menampakkan wajah penuh senyum.

"Tuan Qiu benar-benar orang sibuk. Kalau aku tidak berinisiatif datang, Anda mungkin sudah lupa kalau ada orang bernama aku," gadis bergaun merah memanyunkan bibirnya. Nada bicaranya agak kecewa.

"Bagaimana bisa?" Robert tertawa, merasa agak bersalah.

Karena kata-kata gadis itu tidak salah. Robert melihat daftar nama tamu dan terhenyak. Ia mengingat-ingat lama sekali sebelum akhirnya teringat. Ia benar-benar hampir melupakannya.

Novita Sun!

Keluarga Sun kota Jiang Cheng. Ia berada di urutan ketiga generasi terbesar.

Mereka terakhir kali bertemu saat pesta pertunangan Robert dan Alice. Karena diperkenalkan oleh teman kuliahnya, Gerald Niu, ia memiliki takdir bertemu dengan Novita.

Robert saat itu mendapati kejanggalan pada Novita. Berdasarkan pengetahuannya tentang pengobatan tradisional, ia mengetahui kalau ada masalah pada tubuhnya.

Meski baru pertama kali bertemu, Robert menawarinya untuk meraba pergelangan tangan. Hal ini meninggalkan kesan yang dalam bagi Novita.

Memang ada gangguan kesehatan pada tubuh Novita. Kalau tidak segera ditangani, cepat lambat pasti akan muncul masalah.

Hanya saja, karena keadaan saat itu tidak mendukung, Robert khawatir Novita akan ketakutan kalau ia mengatakannya, maka ia pun menahan diri untuk dan berjanji akan mengatakannya di lain kesempatan.

Kalau tidak salah, Novita mempunyai seorang adik laki-laki bernama Wilbert Sun.

Wilbert juga memiliki masalah kesehatan, yaitu fatty liver.

Robert memiliki kesan baik terhadap Wilbert. Ditambah lagi, Wilbert adalah teman Gerald, jadi ia dengan mudah memberinya resep obat.

Kalau Wilbert mengonsumsi obat sesuai yang diresepkan, maka seharusnya fatty liver-nya sudah membaik sekarang.

Mengenai masalah Novita, jujur, keadaannya lebih merepotkan daripada sang adik.

Hanya saja, akhir-akhir ini urusannya cukup banyak hingga Robet benar-benar lupa akan hal ini.

Tidak disangka, Novita datang sendiri mencarinya.

Ketika Robert sedang berpikir, ia diam-diam juga mengamati kondisi tubuh Novita.

Benar saja, tepat sesuai dugaan Robert.

Kondisi tubuh Novita jauh lebih buruk dibandingkan dengan saat pertama kali mereka bertemu.

Sepertinya Novita merasa tak enak badan karena hal ini. Pihak rumah sakit bahkan tidak bisa menemukan masalahnya, jadi sebagai jalan terakhir, ia pun pergi ke sini untuk mencoba-coba.

Mengetahui tujuan kedatangan Novita, Robert pun punya kepastian.

Ia meraih kotak rokok khusus wanita di atas meja, mengeluarkan sebatang, menyulutnya, lalu meniupkan lingkaran asap.

"Sudah terbiasa merokok?" tanya Novita sambil menatapnya.

"Aromanya terlalu tawar, tidak menarik. Tapi ada sedikit rasa manis, tidak mudah bikin ketagihan, lumayan," komentar Robert.

Novita juga mengambil korek dan menyalakan rokoknya. Gerakannya sederhana dan elegan. Kukunya yang dicat warna merah sangat menarik hati.

Di CBD, perbandingan wanita yang merokok mungkin tidak sampai 10%. Alasannya, pertama, merokok tidak elegan; kedua, rokok tidak menyehatkan sehingga sebisa mungkin dihindari.

Tapi ada beberapa wanita yang seakan-akan berbakat alami untuk merokok. Bukan hanya tidak berpengaruh terhadap kecantikan mereka, tapi sebaliknya, malah menambah daya tarik mereka.

Novita termasuk wanita jenis ini. Ia yang pada dasarnya sudah cantik tak terkatakan, ditambah dengan daya tarik rokok, membuat Robert yang bahkan telah menjumpai banyak wanita cantik sebelumnya jadi tak tahan untuk melihatnya sedikit lebih lama dan menikmati pose merokoknya.

"Meskipun efek buruk rokok wanita lumayan sedikit, tapi aku tetap menyarankanmu, kurangi merokok," ujar Robert mengingatkan.

"Akhir-akhir ini ada banyak masalah, ditambah lagi dengan kondisi badanku, aku jadi merokok sedikit lebih banyak. Tuan Qiu, kau tidak keberatan, 'kan?" tanya Novita.

Robert menggeleng, "Tentu tidak." Saat berkata demikian, sorot matanya masih tetap mengamati Novita.

"Apa aku cantik?" tanya Novita sambil tertawa saat menyadari tatapan Robert.

"Lumayan cantik," jawab Robert jujur.

"Kau orang yang jujur."

"Itu prinsip dasar sebagai manusia," jawab Robert sambil terkekeh.

Novita menatapnya, lalu berkata ringan, "Tuan Qiu, kau adalah seorang yang cerdas. Seharusnya kau sudah bisa menebak maksud kedatanganku kemari."

"Tidak enak badan?" Robert yang sudah amat yakin bertanya balik.

Novita mengangguk-angguk dan berkata dengan muram, "Benar, beberapa hari terakhir ini sangat. Aku sudah pergi ke rumah sakit tapi mereka tidak bisa menemukan akar penyakitnya."

"Berbagai peralatan medis menunjukkan kalau tubuhku sedang dalam keadaan sehat. Tapi tubuhku benar-benar terasa tidak nyaman.

"Karena tidak menemukan sumber penyakitnya, aku bolak-balik ke rumah sakit, sampai dokter mencurigai aku punya gangguan psikologis, punya hypochondriasis, dan menyaranku pergi ke departemen kejiwaan," ujar Novita sambil mendesah.

Robert hampir tertawa mendengarnya.

Yang disebut hypochondriasis, adalah sejenis penyakit kejiwaan. Penderita selalu merasa dirinya punya penyakit parah yang tak bisa disembuhkan dan tak lama akan meninggalkan dunia ini.

Pada era sekarang, bidang medis berkembang pesat dan perlatan telah begitu modern. Tidak seperti dulu, penyakit tifus saja bisa mengancam nyawa.

Tapi, tetap ada penyakit yang bisa dengan mudahnya mencabut nyawa orang.

Itulah penyakit yang fatal.

Contohnya leukimia, uraemia, serta berbagai kanker pada organ tubuh manusia.

Begitu terkena penyakit ini, maka orang seakan terpelosok ke lubang yang dalam. Tak peduli seberapa banyak uangmu, nyawamu belum tentu bisa diselamatkan.

Dan gejala penyakit-penyakit ini awalnya tidak begitu nampak. Begitu penderita merasa tidak nyaman dan memeriksakan diri ke dokter, semuanya sudah terlambat. Penyakit sudah menyebar sampai ke stadium akhir.

Kalaupun diobati, rasanya akan sangat menderita. Pisau dan selang oksigen tak bisa dihindari lagi.

Yang paling menderita adalah kesakitan saat stadium akhir. Tidak sembarang orang mampu menanggungnya. Banyak orang yang menderita selama bertahun-tahun begitu memasuki fase akhir, dan akhirnya mati kesakitan.

Semua penderita hypochondriasis takut kalau penyakit yang seperti ini akan menyerang mereka suatu hari nanti.

Atau, mereka khawatir kalau mereka sudah menderita penyakit ini, namun tidak terdeteksi, sehingga mereka tak henti memeriksakan diri ke rumah sakit dan meminta pengecekan menyeluruh, karena takut terlambat diobati.

Hypochondriasis adalah gangguan kejiwaan yang tidak banyak diketahui. Sedikit orang yang berinisiatif untuk mencari tahu tentang penyakit ini, sama seperti banyak orang tidak memahami tentang kondisi psikologi pasien depresi.

Penderita seringkali terjebak dalam lingkaran setan. Tubuh mereka perlahan-lahan sakit, lalu kecurigaan bahwa mereka telah menderita penyakit fatal akan semakin besar.

Mereka menjadi panik, dan berharap ada orang yang bisa berkomunikasi dengan mereka. Tapi tak ada orang yang dapat memahami kecemasan dan ketakutan mereka sampai kapanpun.

Begitulah hypochondriasis.

Tak dapat dipungkiri, keadaan Novita memang mirip dengan hypochondriasis. Andai Robert adalah dokter yang tak mengerti kondisi internal Novita, ia pasti akan menyarankan hal yang sama, yaitu menyuruh Novita memeriksakan diri ke departemen kejiwaan.

"Tuan Qiu, apakah benar kata dokter kalau aku menderita hypochondriasis?" tanya Novita curiga.

Sejujurnya, dia juga sangat bingung.

Pertama, karena penyakitnya baru muncul saat malam hari. Begitu siang hari, penyakitnya akan lenyap seperti tak pernah ada sebelumnya.

Yang kedua, ia sudah memeriksakan diri ke banyak rumah sakit, namun hasilnya sama. Tidak ada masalah pada tubuhnya. Ia sangat sehat, sehingga para dokter berkata tidak ada masalah dan menyuruhnya agar tenang.

Keluarga Sun adalah keluarga terkuat kedua dari empat keluarga di kota Jiang Cheng.

Novita Sun adalah putri generasi ketiga marga ini. Ia harus mengurus banyak bisnis. Setiap hari ia tak bisa lepas dari kesibukan hingga jiwanya kelelahan.

Ia sendiri curiga apakah ia menderita hypochondriasis karena terlalu sibuk?

Tepat di saat Novita hendak menyerah, sesosok bayangan muncul di dalam kepalanya.

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu