My Tough Bodyguard - Bab 71 Bertugas

Saat mendengar Robert dipindahkan ke Departemen Keuangan, muncul ekspresi terkejut di wajah Kelvin, "Si rubah tua Anderson ini, apa maksudnya sebenarnya?"

"Direktur Luo, Anderson tidak akan bermaksud memeriksamu, kan?" tanya seorang pemegang saham yang dekat dengannya.

"Ada kemungkinan begitu. Kita telah membuat Anderson jadi seperti itu, ia pasti ingin membalas. Anjing yang panik saja bisa melompati dinding, apalagi Anderson," air muka Kelvin meredup, "Akan kucari tahu dulu, kalau ia benar mau berbuat sesuatu padaku, aku tak akan keberatan menyerangnya lebih dulu!"

Di kantor Direktur Besar...

Tok, tok, tok!

Mendengar suara ketukan pintu, belum sempat Anderson berkata silakan masuk, Kelvin sudah menerobos masuk dengan raut wajah murka, "Direktur Besar Mo, aku perlu satu penjelasan!"

Anderson terkejut melihat sikap Kelvin itu. Ia menghentikan jarinya yang sedang menandatangani dokumen, lalu berkata sambil tersenyum, "Kelvin, ada apa? Apakah ada yang merundungmu?"

"Bicara tentang rundung, memang ada orang yang merundungku, orang itu adalah Direktur Besar Mo!" jawab Kelvin dingin.

Anderson kebingungan, "Bagaimana aku bisa merundungmu?"

"Leo, kau keluarlah dahulu, biarkan aku bicara empat mata dengan Direktur Besar," Kelvin tidak buru-buru bicara, melainkan menyuruh Leo yang berada di belakang Anderson untuk keluar.

Leo tidak bergeming. Dia adalah asisten Direktur Besar, tentu saja ia tak akan mendengarkan perintah Kelvin. Ia hanya menatap Anderson dengan sorot mata bertanya. Anderson mengangguk. Leo pun keluar dan menutup pintu.

"Sekarang kau bisa berbicara, kan?" tanya Anderson.

"Direktur Besar, kau sangat tahu tentang hal ini, untuk apa berpura-pura bingung di hadapanku?" tanya Kelvin dingin.

Anderson menggeleng dan mendesah, "Usiaku sudah lanjut, banyak hal yang sebenarnya sangat ingin kulakukan namun tak bisa, ingin ingat pun tak bisa. Kelvin, kalau kau tidak bilang hal yang mana sebenarnya yang kau maksud, aku sungguh tidak tahu."

"Baik kalau begitu, berhubung Direktur Besar tak mau mengaku, maka aku akan berterus terang. Direktur Besar Mo, kau mengatur Robert sebagai manajer Departemen Keuangan, apa maksudnya?" tanya Kelvin muram.

Anderson menampakkan ekspresi yang sulit dijelaskan, "Mengatur Robert sebagai manajer, apa aku juga perlu suara dari para direktur?"

"Tentu tidak, tapi masalahnya adalah mengapa harus Departemen Keuangan?" Kelvin menyipitkan matanya, "Bertahun-tahun ini, berapa dana investasi yang telah kukumpulkan untuk perusahaan? Kalaupun dibilang tak ada kontribusi, itu tak mungkin! Direktur Besar Mo, kau tidak mengirim orang untuk mengawasiku karena perdebatan kita di rapat direktur kan?"

Senyum Anderson lenyap, "Kau ini berpikir apa? Ini semua salahmu sampai aku mengirim Robert ke Departemen Keuangan."

"Salahku?" Kali ini giliran Kelvin yang terkejut.

"Ya, dan kau masih tak sungkan menginterogasiku. Kalau bukan karena kau menghalangiku untuk mengangkat Robert menjadi wakil Direktur Besar, apa aku akan mengeluarkan strategi ini dan mengirimnya ke Departemen Keuangan?

"Semua orang mengetahui kontribusi Robert. Karyawan sebagus ini, kalau tak dipromosikan, bagaimana bisa menurut?

"Walaupun nama Robert di perusahaan ini tidak baik, tapi orang yang mengagumi dan mendukungnya juga tidak sedikit. Hanya karena dia suka membuat masalah, bukan berarti kita bisa mengabaikan kontribusinya. Sebagai atasan perusahaan, bagaimana cara kita memimpin operasional perusahaan ini?"

Mendengar hal ini, Kelvin pun sedikit kebingungan, "Direktur Besar Mo, kau benar-benar tidak mengirim Robert ke Departemen Keuangan untuk memeriksa hartaku?"

"Kau ini, suka sekali mencurigai orang. Kau sudah sekitar 10 tahun menjadi pemegang saham perusahaan, kalau aku ingin menyingkirkanmu, apakah aku perlu menunggu sampai hari ini?" Anderson mendesah, "Apalagi, dari 12 departemen di perusahaan ini, hanya posisi manajer Departemen Keuangan yang kosong, tentu saja aku mengirim Robert ke sana."

Kelvin pun menampakkan ekspresi lega, "Direktur Besar Mo, walaupun strategi kita di perusahaan ini tak sama, tapi ketidaksamaan pandangan ini bukanlah untuk menentangmu, kuharap kau mengerti hal ini.

Tentang Robert, boleh juga kalau dia berkarya di Departemen Keuangan. Aku pasti tidak akan menghalangi Direktur Besar Mo untuk mempromosikannya saat dia kembali berkontribusi nanti!” Selesai berbicara begitu, Kelvin diam-diam menambahkan 1 kalimat dalam hati: Sudah tak ada lain kali.

Anderson menampakkan senyumnya, seperti puas dengan sumpah Kelvin, “Baiklah, untuk selanjutnya kurangilah perbuatan yang melawan aku, banyak-banyaklah mendukung keputusan pentingku, dengan begitu aku akan puas.”

“Tenang saja, Direktur Besar Mo, aku akan mendukungmu tanpa syarat dalam setiap keputusan penting yang kau buat,” Kelvin segera menunjukkan sikapnya. Setelah mengetahui kalau Anderson tidak mempermasalahkannya, hati Kelvin lega sekali, “Baiklah, tak ada masalah, aku tidak mengganggu Direktur Besar Mo lagi.”

“Hehe...pergilah.”

Anderson melihat Kelvin pergi meninggalkan kantor. Matanya menyorotkan kelicikan seekor rubah tua.

......

Departemen Keuangan berada di lantai 6 Gedung Perusahaan Besar Mo.

Ting!

Pintu elevator terbuka. Robert berjalan keluar dengan kedua tangan di dalam saku.

Karena sudah pernah datang beberapa kali, Robert telah familiar dengan jalanan Departemen Keuangan, ia langsung menuju ke kantor.

Tidak sama seperti departemen lainnya, karyawan Departemen Keuangan hampir semuanya adalah perempuan degan usia di bawah 30 tahun. Sebagai manajer Departemen Keuangan, ini adalah keuntungan. Memikirkan hal ini, Robert pun tak tahan untuk tersenyum sinis.

“Hei, Kakak Qiu!”

Sebuah suara yang familiar membuyarkan pikiran Robert. Robert mendongak dan mendapati seseorang yang familiar, yang telah ditemuinya beberapa kali, “Eh, Adik Yuan, kebetulan sekali. Bagaimana aku selalu bertemu denganmu setiap kali ke Departemen Keuangan?” kata Robert tak bisa menahan senyumnya.

“Kakak Qiu, aku sudah pernah berkata padamu waktu itu, namaku adalah Gwendolyn, jangan terus-terusan panggil aku Adik Yuan Adik Yuan. Panggil aku Gwen saja.”

“Ya, ya, ya, Gwen, aku salah,” Robert menyerah sambil mengangkat tangannya. Gwendolyn ini gadis yang sangat cantik. Sikapnya yang kadang pemarah kadang ceria membuat hati orang merasa teraduk-aduk.

Akibat berada terlalu lama di Departemen Pemasaran, melihat babi betina saja jadi terangsang, apalagi melihat gadis secantik Gwendolyn begini...

Gwendolyn tentu tak mengetahui isi hati Robert. Ia menarik ringan tangan Robert, “Yuk, semua orang sudah tak sabar menunggumu!” Berita bahwa Robert akan menjadi manajer Departemen Keuangan sudah lama tersebar di perusahaan. Para gadis di Departemen Keuangan sudah memperbincangkannya seharian.

Melihat sosoknya, para gadis pun terkekeh.

“Inikah manajer baru kita? Muda sekali!”

“Kemarin aku tak melihatnya dengan jelas, setelah melihatnya sedekat ini, aku baru sadar dia tampan juga.”

“Kudengar Manajer Qiu masih single. Sayang aku sudah punya pacar, kalau tidak sudah pasti kuembat!”

Mendengar bisik-bisik para gadis, Robert ingin tertawa dalam hati, tapi saat ini bukan waktunya menyapa mereka. Ia hanya tersenyum tipis pada mereka, lalu berjalan masuk ke kantor pengawas umum.

“Pengawas Bai, Manajer Qiu datang,” kata Gwendolyn.

“Oh, Gwendolyn, kau keluarlah dulu, aku mau bicara berdua dengan Manajer Qiu,” kata Stella Bai sambil bangkit berdiri.

Gwendolyn mengangguk. Ia keluar lalu menutup pintu. Stella berkata sambil tersenyum, “Tuan Qiu... Tidak, sekarang aku harus memanggilmu Manajer Qiu, sungguh tak disangka kau bisa bekerja kemari.”

“Intinya karena aku mendengar di Departemen Keuangan banyak wanita cantik. Apalagi, aku ini single, jadi aku secara khusus meminta pada Direktur Besar, mencoba peruntungan,” Robert tertawa.

Stella tertawa pelan, “Gwendolyn adalah asistenku. Sepengetahuanku, dia juga single. Manajer Qiu boleh mempertimbangkannya.”

“Oh, ya?” Mata Robert bersinar.

Stella memutar bola matanya dan berkata, “Sudahlah, Direktur Qiu, orang lain tak tahu, tapi aku sangat tahu, kau dan Direktur Besar Mo bukanlah keluarga.”

“Pengawas Bai, kau sungguh tahu banyak,” ujar Robert dengan ekspresi kaget.

Stella terkekeh, “Untuk bisa duduk di kursi pengawas Departemen Keuangan, yang kuandalkan tidak hanya kemampuan diri sendiri. Saat ini kondisi internal perusahaan sedang tidak stabil, tentu aku punya jalur informasi. Manajer Qiu, kau seharusnya tak merasa asing, kan?”

Robert pada dasarnya tak peduli, karena ia memang tak berencana menyembunyikan hal ini, hanya saja para pegawai salah paham. “Bulan ini Alice berulang tahun. Pengawas Bai jangan lupa datang.”

“Pasti,” Stella menatapnya dengan sedikit arti.

“Tentang pekerjaan, aku akan berusaha secepatnya memahami operasional departemen, secepatnya menjadi seorang manajer yang berkualitas,” tegas Robert.

“Manajer Qiu datang ke Departemen Keuangan, masa hanya jadi manajer?” tanya Stella asal.

Robert diam-diam terkejut. Wanita ini sungguh tahu banyak. Tapi wajah Robert tak bergeming, “Kalau tidak, lalu bagaimana menurut Pengawas Bai?”

“Kalau Manajer Qiu tak mau bilang, maka aku juga tak memaksa,” Stella mengalihkan pandangannya, tersenyum, “Selanjutnya jangan panggil aku Pengawas, kalau kau tidak keberatan, panggil aku Stella saja.”

“Baik, Stella,” angguk Robert.

“Pergilah, para gadis di luar sudah tak sabar menunggumu. Keluarlah dan sapa mereka,” kata Stella sambil berjalan keluar.

Stella menepuk tangan ringan, seisi ruangan pun hening. Ia menatap sekeliling, tangannya menunjuk ke arah Robert, “Ini adalah Robert Qiu, manajer baru kita. Kita beri sambutan untuknya!”

Plok plok plok!

Gadis-gadis di Departemen Keuangan bertepuk tangan meriah.

Selama setengah bulan ini Robert sangat terkenal di perusahaan. Sesosok legenda datang ke Departemen Keuangan, tentu saja mereka penasaran dan menyambutnya.

Apalagi, sudah bertahun-tahun tidak ada pegawai pria di Departemen Keuangan, dan tiba-tiba mereka kedatangan seorang pemuda bertampang lumayan, tentu saja ia mendapat sambutan meriah. Ini sama seperti 1-2 gadis yang dijadikan harta karun di Departemen Pemasaran yang mayoritasnya lelaki.

Robert melangkah maju dan tersenyum tipis, “Halo semua, aku Robert Qiu, untuk selanjutnya akan menjadi Manajer Departemen Keuangan. Mari kita bekerja keras bersama dan meraih setiap tiket departemen ini!”

“Bagus sekali kata-katanya!”

“Manajer Qiu, apa kau sudah punya pacar?”

“Manajer Qiu, aku mau menikah denganmu!”

Para gadis berceloteh. Mereka awalnya sudah ceriwis, ditambah dengan kata-kata bagus dari Robert, mereka jadi makin ramai.

Robert menyeka keringatnya terus-menerus. Para gadis Departemen Keuangan benar-benar amat ramah.

Robert tersentuh, ia melanjutkan kata-katanya, “Berhubung aku baru datang dan belum akrab satu sama lain, aku berencana mengajak kalian semua makan malam dalam rangka saling mengenal, lalu kita karaoke. Yang mau ikut, angkat tangan!”

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu