My Tough Bodyguard - Bab 48 Kejadian Mengejutkan di Pabrik

"Kalian yang menyandera Lanny?"

Ekspresi Maggie langsung berubah, dia memutar badannya dan menatap beberapa pria yang ada di depan matanya.

Bos pabrik itu pun menggeleng dan tertawa: "Kami tidak menyandera, tapi gadis ini, dia sudah mengambil foto tanpa seizin kami.

Kami memintanya untuk menyerahkan foto itu, tapi dia keras kepala, dia bilang ini demi warga, kalau memang ini tidak menguntungkan kami, tentu saja kami tidak bisa membiarkannya pergi."

Maggie pun berkata: "Kalau begitu, kalian memang benar memproduksi daging babi mati?"

"Boleh dibilang begitu." Kata bos pabrik.

"Memproduksi daging babi mati, menyandera wartawan, kalian tahu apa hukuman untuk kesalahan-kesalahan ini?" Maggie menatap mereka dengan pandangan mata yang tajam.

Mendengar perkataan ini, bos pabrik pun melihat sekujur tubuh Maggie, dan menyadari kalau dia memakai pakaian polisi.

"Ckck, ternyata kamu polisi! Pantas saja kamu berani!"

Bos pabrik itu terlihat sedikit ketakutan, tapi setelah itu dia malah menjadi genit, dia melotot dan menatap wajah dan tubuh Maggie, air liurnya pun hampir keluar.

Melihat ekspresi bos pabrik itu, Maggie pun merasa jengkel, saat dia ingin mengambil pistolnya, dia baru sadar kalau di pinggangnya kosong, dia pun terkejut, hari ini dia tidak sedang bertugas, makanya dia tidak membawa pistol!

Gaya Maggie yang ingin mengambil pistol pun terlihat oleh bos pabrik, dia tertawa genit: "Sudah banyak wanita yang bermain denganku, tapi belum pernah ada yang memakai pakaian polisi, hei semuanya, nanti aku yang pertama ya, tidak boleh buka baju..."

Hahaha!

Pria-pria itu tertawa genit.

"Berani sekali kamu!" Maggie mengerutkan alisnya dan membentuk pose defensif, bagaimanapun juga dia itu ketua tim investigasi kriminal, dia terlatih, dalam keadaan seperti ini, dia tidak akan ketakutan.

Bos pabrik pun memainkan matanya dan berjalan mendekati Maggie dan Lanny. Maggie menatapnya tajam dan mengepalkan tangannya, sepertinya akan terjadi pertarungan hebat.

Bam!

Saat itu juga, sebuah suara kencang terdengar, semua lampu di pabrik padam! Mereka tidak bisa melihat apapun.

"Ada apa ini?"

"Ada yang mematikan listrik kita!"

"Masih ada orang lain selain gadis ini?"

"Gawat, cepat lari!"

Pria-pria itu pun ketakutan dan berlari ke arah pintu.

"Jangan lari!"

Maggie berteriak, dia sangat panik, tapi dia juga tidak berani mengejar mereka, pertama karena dia tidak kenal dengan tempat ini, tidak baik kalau dia berlari sembarangan. Kedua, dibelakangnya masih ada Lanny, kalau ini hanya jebakan mereka saja, nantinya mereka akan terpisah dan malah lebih berbahaya lagi. Dia pun hanya bisa melihat mereka menghilang.

"Dasar Robert, kemana sih dia pergi!" Di saat ini, Maggie baru mengingat Robert.

"Haha, bukannya sekarang aku sudah datang?"

Saat ini juga, suara tertawa terdengar di tengah-tengah kegelapan itu.

"Siapa?"

"Ah!"

Setelah itu Maggie melihat secercah cahaya yang memasuki pabrik dan terdengar suara pria yang menjerit kesakitan dan terjatuh di lantai.

Seisi pabrik menjadi hening, tidak ada suara sama sekali, sampai suara bernafas pun terdengar. Maggie tetap waspada dan mengepal tangannya.

Bam!

Suara itu terdengar lagi, lampu pabrik nyala kembali.

"Ini, ini..."

Setelah beberapa saat, Maggie dan Lanny akhirnya bisa melihat jelas apa yang ada di depan mata mereka. Mereka melihat bos pabrik dan pria lainnya sudah terjatuh pingsan di lantai.

Sebuah langkah kaki terdengar dari luar, Robert mengibaskan debu di tangannya dan berjalan masuk: "Tidak usah takut, sudah teratasi."

Maggie pun menghela nafas dan menyalahkan Robert: "Jelas-jelas kamu bisa melawan mereka, kenapa malah mematikan listrik, kamu membuatku ketakutan."

Robert mengelus-ngelus hidungnya dan tertawa: "Memikirkan cara yang paling tepat untuk menyelesaikan suatu masalah, walaupun sedikit lebih repot, tapi ini sudah menjadi kebiasaanku.

Walaupun ini hanya masalah kecil tetap tidak boleh diremehkan, menghadapi enam orang licik seperti mereka, mereka pasti bisa melakukan apapun, yang aku lakukan juga demi keamanan kita." Kata Robert serius.

"Baiklah, karena penjelasanmu cukup bagus, aku maafin kamu." Maggie pun tersenyum.

Robert lalu menunjuk ke belakangnya dan berkata: "Lihatlah keadaan temanmu."

Maggie baru tersadar dan pergi melepaskan ikatan di tubuh Lanny: "Lanny, mereka tidak apa-apain kamu kan?"

"Kak Maggie, aku tidak apa-apa." Maggie memapah Lanny dan berdiri, Lanny pun melihat ke arah Robert: "Kak Maggie, ini?"

"Ini tuan Qiu, Robert Qiu, dia jago bela diri, tadi saat ngobrol dengannya, kamu meneleponku, tuan Qiu pun menawarkan bantuan. Kali ini kita harus berterimakasih kepadanya." Kata Maggie.

"Tuan Qiu, makasih ya, kalau bukan kamu, aku dan kak Maggie pasti sudah berbahaya." Lanny berterima kasih dan mengulurkan tangannya.

"Tidak perlu sungkan."

Robert berjabatan tangan dengannya, saat ini dia baru sempat memperhatikannya, dia merasa sangat terkejut, Lanny adalah gadis yang sangat cantik, panca inderanya terlihat sempurna, membuat Robert tertarik kepadanya.

Rambut pendek dengan pakaian casual, membuatnya terlihat manis, mengingat pekerjaannya yang adalah seorang wartawan, dia pun sangat menghormatinya.

"Kak Maggie, cepat lapor polisi, keparat-keparat ini tidak boleh dimaafkan." Kata Lannny.

Maggie pun mengangguk: "Rekanku sudah dalam perjalanan."

Setelah beberapa saat, di depan pabrik sudah muncul beberapa mobil polisi, mereka pun membawa pria-pria itu pergi.

Dan kamera Lanny, dia menyimpannya di sebuah sudut pabrik, setelah memastikan kameranya tidak bermasalah, Lanny pun merasa sangat senang dan berkata: "Pabrik ini sudah kuikuti selama setengah bulan, akhirnya tugasku selesai!"

"Lain kali kamu harus berhati-hati, kalau terjadi lagi hal seperti ini, mungkin kamu tidak akan seberuntung hari ini!" Kata Maggie.

"Tenang saja, kan ada kak Maggie? Kalau tidak bisa, juga ada kakak Qiu!" Lanny tersenyum, dan mengubah panggilannya kepada Robert: "Oyah, kakak Qiu, kita tukeran wechat ya, kalau nanti aku ada apa-apa, aku hubungi kamu ya."

"Oke." Robert tentu tidak bisa menolak gadis secantik ini. Setelah itu, dia pun pamitan.

……

Saat pulang ke rumah keluarga Mo, sudah hampir jam sepuluh malam. Robert mengelus perutnya, dia masih belum makan malam.

"Kakak ipar." Melihat Robert pulang, Tom pun menyapanya.

"Tidak ada sesuatu yang aneh kan di rumah?" Tanya Robert.

Tom menjawab: "Kakak ipar tenang saja, kalau ada apa-apa, aku pasti akan membereskannya!"

Robert mengangguk dan berjalan masuk.

Anderson sudah tidur, karena faktor usia, kalau tidak lembur, dia pun cepat tidur agar keesokan harinya bisa bersemangat.

Ruang tamu terasa hening, saat ini Robert ingin berjalan ke dapur untuk memasak mie.

"Di panci masih ada makanan, bisa langsung dimakan." Saat ini, terdengar suara dari atas kepalanya.

Robert mengangkat kepalanya dan melihat Alice yang sedang memakai baju tidur berdiri di lantai dua, dia pun tersenyum: "Alice, kenapa masih belum tidur?"

"Aku dengar kamu ditangkap polisi, kami suruh orang menjemputmu, tapi kamu tidak ada di kantor polisi." Kata Alice.

Robert pun berkata: "Ceritanya panjang, aku sudah lapar, kalau masih belum ngantuk kamu turun saja, aku sambil makan sambil ceritain ke kamu."

"Tidak tertarik!" Alice memutar badannya dan kembali ke kamarnya.

"Lain di mulut lain di hati, padahal kamu khawatir kan, tapi pura-pura cuek, haih, siapa suruh aku terlalu tampan." Robert berjalan masuk ke dapur.

Saat itu Alice masih belum menutup pintunya, mendengar perkataan ini, dia hampir terjatuh ke lantai.

"Kepedean!"

"Siapa yang khawatir?"

"Dasar brengsek!"

Setelah memarahi Robert berkali-kali, Alice pun merasa puas dan pergi tidur.

……

Keesokan harinya, Robert pergi bekerja.

Belum sempat masuk, dia sudah mengundang banyak perhatian.

"Wah, ini Robert bukan? Dia masih kerja?"

"Bukannya kemarin dia sudah dibawa pergi oleh polisi? Cepat sekali keluar?"

"Backingnya pasti kuat!"

Semua staf terkejut, mereka ragu dan tidak tahu apakah harus menyapanya atau tidak, semua hal yang berkaitan dengan Robert menjadi sangat sensitif, kalau sampai mereka ikut campur, akibatnya bukan main-main.

"Kakak ipar."

"Kakak Qiu!"

Satpam-satpam itu masih menyapanya seperti biasa.

Seluruh perusahaan hanya tim satpam yang tahu kalau identitas Robert yang sebenarnya adalah pacar Alice Mo, menantu perusahaan Mo!

Memecat Robert?

Menangkap Robert?

Kalian semua masih belum bangun tidur ya!

Kembali ke bagian marketing.

Suasana bagian marketing sangat heboh!

"Adik Qiu, kamu tidak apa-apa?" George yang pertama datang kepadanya, setelah itu Eason dan yang lainnya juga berjalan kesana menyapanya.

"Tidak apa-apa." Robert tersenyum.

Setelah menyapa mereka semua, Robert kembali ke kursinya dan bersiap-siap ingin bermain game.

"Ada beberapa orang yang tahunya main game saja, jangan sampai akhir bulan tiba, jadi ketakutan ya." Saat ini, terdengar suara sindiran dari samping.

"Oh, kamu." Robert tersenyum melihat Hugo Guo.

Hugo kaget, dia mengira Robert akan menonjoknya, melihat gayanya sepertinya tidak seperti itu, dia pun berkata: "Aku hanya datang mengingatkanmu, jangan lupa taruhan kita!"

Eason sedang berlari ke arah Robert, saat mendengar perkataan Hugo, dia pun merasa jengkel dan berteriak: "Hei yang bermarga Guo, bisa tidak kamu tutup mulutmu?"

"Kamu..." Hugo melototinya dan emosi, dia tidak pernah menyangka, beberapa bulan lalu Eason yang masih selalu mengikutinya di belakang dan memanggilnya kakak itu sekarang malah memarahinya.

Robert melambaikan tangannya dan menyuruh Eason diam, dia memandang Hugo dan tersenyum: "Kalau kamu tidak mengingatkan, aku benar-benar sudah lupa dengan hal ini. Maaf ya, akhir-akhir ini aku sedang banyak urusan."

Mendengar perkataan ini, Hugo merasa sangat menyesal, padahal dia ingin menyindir Robert, tapi dia tidak menyangka Robert malah melupakan hal ini.

Tapi sudah lupa tidak berarti taruhan tidak berjalan, kalau Hugo tidak mengingatkannya, Robert pasti sudah lupa. Kali ini, dia berhasil mengingatkan Robert akan hal ini.

"Dia hanya orang baru."

"Selain 100miliar itu, seminggu terakhir ini, dia belum mendapatkan order sama sekali, aku tidak takut!"

"Tapi bulan ini hanya tersisa satu minggu. Aku ini juara marketing, masa tidak bisa menandinginya?"

Setelah itu, Hugo pun menenangkan dirinya dan kembali percaya diri. Dia percaya, asalkan semua berjalan normal, Robert pasti tidak bisa menjadi lawannya!

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu