My Tough Bodyguard - Bab 271 Sudah menemukan tempat persembunyian Nenek Jin

Robert Qiu benar-benar baik-baik saja.

Virus S berkontribusi lagi.

Elixir kehidupan yang dimasukan dalam tubuh Jose Xu, cukup untuk membuatnya kehilangan separuh nyawanya, jika dia adalah orang biasa, dari awal dia pasti sudah tumbang, tapi Robert Qiu berbeda, di dalam tubuhnya ada virus S.

Sepertinya Virus S ini memiliki kesadaran, virus ini tahu jika terjadi sesuatu kepada Robert Qiu dia juga tidak akan bisa hidup lama. Sebagai parasit, agar bisa tetap hidup, parasit harus memiliki inang yang kuat.

Oleh karena itu, dengan bantuan virus S, elixir kehidupan di dalam tubuh Robert Qiu yang hilang, terus berproduksi di dalam tubuhnya.

Ini bukan pertama kalinya Robert Qiu melakukan hal seperti ini. Dulu saat dia pergi ke luar negeri untuk melakukan ekspedisi, saat api peperangan berkobar. Dia pernah menggunakan metode ini untuk menyelamatkan rekan timnya berkali-kali. Asalkan orang itu belum mati, semuanya bisa diselamatkan.

Plop!

Tiba-tiba, Aldric Luo langsung berlutut di lantai, dan berkowtow kepada Robert Qiu!

Perbuatan Aldric Luo ini membuat semua orang kaget.

“Apa yang sedang kamu lakukan?” saat Robert Qiu bergegas membantu Aldric Luo bediri, dia mendapati Aldric Luo sedang menangis.

"Dr. Qiu, terima kasih!" Aldric Luo berkata sambil menangis.

"Sebenarnya hal ini ada hubungannya denganku. Sudah seharusnya aku menyelamatkannya." Robert Qiu tersenyum sambil menepuk bahu Aldric Luo dan berbisik di telinganya: "Hargailah kebahagiaan yang diperoleh dengan susah payah. "

Setengah jam kemudian.

Robert Qiu yang sudah selesai memulihkan diri, pergi meninggalkan rumah sakit bersama Sky Splitter dan Davina.

Selanjutnya mereka pergi ke tempat persembunyian Nenek Jin, dan membawanya keluar untuk di adili!

...

Barat daya tiongkok.

Begitu Herman turun dari kereta api, dia langsung pergi ke Desa Miao.

Desa Miao sangat besar, Nenek Jin tinggal di sebuah rumah yang luas, beberapa gadis bermain-main dengan gembira. Karena Nenek Jin yang tegas tidak ada di rumah, mereka jadi bisa lebih bebas.

Saat ini, Herman berada di depan pintu rumah.

"Kakak seperguruan!"

"Kak Herman, kenapa kamu kembali?"

Gadis-gadis itu langsung berhenti bermain dan bergegas berbaris dihadapan Herman ,dengan sangat teratur.

Mereka tahu Herman adalah murid pertama Nenek Jin, dia sangat dihormati, jadi siapapun tidak ada yang berani menyinggung Herman.

Raut wajah Herman terlihat serius. Matanya menyapu wajah gadis-gadis itu, tapi dia tidak menemukan orang yang ingin dia cari, lalu dia mengerutkan dahinya dan berkata, "Dimana Nana?"

"Nana, Kak Nana pergi dengan pacarnya ..." bisik seorang gadis.

"Cepat panggil dia," kata Herman .

“Baik.” Gadis itu bergegas berlari keluar.

Tak lama, Nana kembali bersama gadis itu.

"Kakak seperguruan Herman," teriak Nana.

Gadis cantik ini, berusia dua puluhan, ada tahi lalat yang indah di sudut mulutnya, lekuk tubuhnya juga sempurna.

“Ikut aku pergi ke Kota Jiangcheng, ada yang ingin guru katakan secara langsung kepadamu.” Herman menarik Nana keluar.

"Kakak seperguruan Herman, apakah bisa memberi tahuku kenapa guru mencariku?" Nana bergegas bertanya.

"Kabar baik," kata Herman sambil memaksakan tersenyum.

"Kalau begitu aku sudah bisa tenang," Nana menghela napas dengan lega, dan terlihat penuh dengan pengharapan.

Setelah mengemas kopernya, Nana mengikuti Herman menuju stasiun kereta api. Begitu dia sampai di pintu gerbang Desa Miao, dia bertemu dengan seorang pria dewasa yang mengenakan pakaian tradisional suku Miao, yang terlihat baik dan jujur.

“Kak Herman!” teriak pria itu.

"Archie," kata Herman dengan raut wajah yang aneh. Archie adalah pacar Nana.

“Kak Herman, kamu mau membawa Nana kemana?” tanya Archie.

"Nenek Jin mengalami sedikit masalah di Kota Jiangcheng dan memerlukan bantuan Nana," kata Herman datar.

“Pergi berapa lama?” Archie kembali bertanya.

"Sekitar sepuluh hari sampai setengah bulan, mungkin lebih lama," kata Herman dengan sedikit tidak sabar.

“Kak Herman, bisakah aku mengucapkan salam perpisahan dulu dengan Nana?”kata Archie dengan sedikit tidak rela.

Herman mengiyakan, lalu dia langsung berjalan menuju jembatan, mememberikan ruang kepada Archie dan Nana untuk berbicara.

Sambil menunggu, Herman menghisap merokok dan menatap pasangan di bawah pohon yang berada tidak jauh dari sana. Dia melihat pasangan itu berciuman, berbicara dan tertawa, mereka terlihat sangat mesra. Herman menatap lurus ke wajah Nana, matanya memerah.

Lima menit kemudian, Archie menggandeng tangan Nana dan berjalan ke hadapan Herman.

Menyerahkan sebatang rokok, Archie berkata sambil tersenyum: "Kak Herman, kalau Nenek Jin tidak puas dengan hasil dari tugas yang Nenek Jin perintahkan kepada Nana , kamu harus membantu Nana bicara."

“Apakah kamu tidak percaya kepadaku?” Herman bertanya balik.

“Aku percaya kepada Kak Herman, kalau begitu aku titipkan Nana kepadamu.” kata Archie sambil tersenyum.

“Kamu tidak perlu khawatir” Herman menunjukkan senyuman dingin yang tidak kelihatan.

...

Kota Jiangcheng .

Di pinggiran kota, di pabrik mobil terlantar.

Herman mengetuk pintu tersembunyi.

“Masuk.” Suara Nenek Jin terdengar dari dalam.

Saat Herman mendorong pintu, dia melihat Nenek Jin sedang duduk bersila di atas tempat tidur, rona merah tampak diwajahnya, dia sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya.

"Guru, aku sudah membawa Nana kemari," kata Herman dengan penuh hormat.

Nana maju selangkah kedepan: "Murid menghadap kepada guru, semoga guru panjang umur dan sehat selalu."

“He he, panjang umur dan sehat selalu, nenek suka kalimat ini,” Nenek Jin berkata sambil tertawa.

Nana sangat senang, selain sedikit lebih baik kepada Kak Herman. Nenek Jin sangat galak kepada mereka para murid-murid perempuan ini, Nenek Jin sering memukuli dan memarahi mereka, sehingga para murid perempuan sangat takut kepada Nenek Jin.

Hari ini saat baru bertemu dengannya, nada bicara Nenek Jin terdengar sangat baik. Ini pertama kalinya Nana mendapatkan perlakukan semacam ini.

Kelihatannya yang kakak seperguruan Herman katakan benar. Kali ini guru memanggilnya jauh-jauh dari barat daya tiongkok datang ke Kota Jiangcheng , memang karena ada kabar baik.

Memikirkan hal ini, tanpa sadar Nana melirik Herman, tapi Herman tidak menunjukkan ekspresi apa-apa, tatapan berterima kasihnya sudah menghilang.

“Nana, aku memang ingin panjang umur dan sehat selalu, tapi untuk mendapatkan ini perlu sedikit bantuanmu. Tidak tahu apakah kamu bersedia atau tidak?” Nenek Jin bertanya dengan santai.

Meskipun Nana tidak mengerti apa yang ingin disampaikan oleh Nenek Jin, tapi dia tahu kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya sudah datang, jadi dia bergegas mengangguk: "Aku bersedia. Guru, apa yang bisa murid bantu, anda katakan saja. "

“Baik, ini adalah ucapanmu sendiri,” Nenek Jin berkata sambil tertawa.

Nana terlihat ragu karena dia merasa sorot mata Nenek Jin seperti ingin memakan dirinya, Nenek Jin seakan-akan menyembunyikan pisau di balik senyumannya, hal ini membuatnya merasa takut.

“Guru, aku akan membantumu berjaga-jaga diluar,” Herman berkata, lalu dia langsung berjalan keluar dari ruangan itu.

Nana semakin gelisah: "Guru, ini ..."

“Nana, sepertinya kamu punya seorang pacar, yang bernama Archie kan? Sudah sampai sejauh mana hubungan kalian?” Nenek Jin bertanya dengan santai.

"Akan segera menikah ... sampai saatnya, tolong Guru memimpin pernikahan kami..." Nana berkata dengan gemetar.

“Saat kamu datang ke Kota Jiangcheng kamu sudah mengucapkan salam perpisahan kepadanya kan?” Nenek Jin kembali bertanya.

Nana tidak tahu harus mengatakan apa, jadi dia mengangguk. Nenek Jin menghela nafas lalu berkata, "Bagus kalau sudah mengucapkan salam perpisahan, bisa dikatakan itu adalah terakhir kalinya kalian bertemu, sebagai guru aku juga bisa mengurangi rasa bersalahku.”

...

Enam jam kemudian.

Pintu terbuka, Nana berjalan keluar dengan tenang.

Dia merengangkan lehernya dan memutar pinggangnya.

"Menjadi muda sangatlah bagus," desah Nana.

Di pintu gerbang pabrik mobil terlantar.

Herman duduk di atas kursi sambil merokok.

Mendengar suara langkah kaki di belakangnya, Herman bergegas menoleh ke belakang, dan melihat Nana melangkahkan kakinya menuju pintu gerbang.

Herman segera bersikap siaga, melihat tidak ada yang aneh dengan sorot mata orang itu, dia bertanya dengan ragu, "Kamu siapa ?"

"Murid yang baik, kamu tidak bisa mengenali gurumu lagi?" Nana tersenyum.

"Guru," Herman segera berkata dengan penuh hormat , "Selamat, guru! Selamat, guru!"

Nana yang berada di hadapannya bukan lagi Nana, tubuhnya telah diambil alih oleh Nenek Jin, rohnya sudah kembali ke surga.

“Tubuh Nana cukup untuk beberapa dekade.” Nenek Jin tersenyum puas.

“Guru, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?”tanya Herman.

"Meskipun aku berhasil melanjutkan hidupku, tapi ilmuku belum pulih, yang paling penting saat ini adalah memulihkan ilmuku sesegera mungkin." Nenek Jin bertanya: "Selama enam jam ini, apakah ada sesuatu yang aneh yang terjadi di depan pintu gerbang?"

"Tidak ada." Herman menggelengkan kepalanya. Tempat ini sangat terpencil, dan hampir tidak ada orang yang datang.

“Kalau begitu kamu masuk dan bantu guru memulihkan ilmuku.” Nenek Jin menjilati bibirnya, lalu berbalik dan berjalan masuk ke dalam pabrik mobil.

Melihat tubuh Nana, yang saat ini diambil alih oleh Nenek Jin, bokong yang berlenggak lenggok itu, membuat mulut Herman terasa sedikit kering, jantungnya berdetak kencang, dan tanpa sadar saudara keduanya yang berada dibawah menjadi bersemangat.

...

Kota Jiangcheng adalah kota yang memiliki keamanan yang sangat stabil, seluruh kota dipenuhi dengan kamera pengawas.

Menurut informasi yang diberikan oleh Robert Qiu, dari Gunung Daliang ke kota tempat Jose Xu berada, Davina mengambar garis panjang pada peta Kota Jiangcheng , lalu ditengahnya dia menggambar lingkaran di sebuah tempat yang terpencil.

"Tempat persembunyian Nenek Jin tidak akan lewat dari kawasan ini," kata Davina dengan yakin.

Dia adalah orang yang memiliki kemampuan analisis yang sangat tinggi, meskipun dia tidak memiliki kemampuan khusus, tapi karena kemampuan analisisnya dia mendapat pengakuan dari semua anggota tim.

"Kawasan ini dulunya adalah kawasan pabrik, lalu dikarenakan pembangunan kota, beberapa pabrik dipindahkan, dan kawasan ini ditinggalkan."

Steven Qin berkata sambil menganalisis dengan memegang dagunya : "Tempat ini merupakan tempat yang terpencil, lalu setelah pabrik-pabrik dipindahkan tidak ada yang datang ke tempat ini lagi. Memang sangat memungkinkan bagi Nenek Jin untuk bersembunyi di tempat ini."

"Buka rekaman CCTV kota untuk memeriksanya," kata Robert Qiu.

Hasilnya keluar dengan sangat cepat. Malam itu, Nenek Jin keluar masuk di pabrik mobil terlantar itu.

“Sepertinya masih ada seseorang di pabrik mobil terlantar ini,” Davina menunjuk ke layar.

Robert Qiu langsung bisa mengenali orang itu: "Dia dalah murid Nenek Jin, namanya Herman, kemampuannya biasa-biasa saja, sebelumnya dia juga terluka parah karena aku pukuli. Ternyata dia bersembunyi di sini."

“Bro Qin, kamu suruh tim khusus kepolisian kepung tempat ini, sisanya biar kami bertiga tangani.” kata Sky Splitter.

"Baik." Steven Qin mengangguk.

"Kami bertiga? Maksudmu, aku juga harus pergi ke garis depan? Lupakan saja." Robert Qiu tertawa.

"Bro Qiu, kamu harus pergi." Steven Qin berkata dengan hati-hati: "Aku dengar dikarenakan Nenek Jin adalah suku minoritas, maka negara memberikan kelonggaran kepadanya. Sekarang dikarenakan dia membuat kerusuhan di Kota Jiangcheng, negara tidak akan membiarkan hal ini terjadi. Jika dalam penyergapan ini dia melarikan diri, kelak akan sulit untuk menangkapnya. "

"Melawan kejahatan, melindungi keamanan negara merupakan tanggung jawab kita, Robert Qiu, dulu kamu adalah bagian dari kami, kamu tidak lupa dengan misimu kan?" dengus Sky Splitter.

"Kakak Qiu, anggap aku memohon kepadamu. Aku mohon, kamu harus ikut, ok?" kata Davina dengan penuh harapan.

"Kalian bertiga ini."

Robert Qiu menghela napas, lalu berkata sambil merentangkan tangannya, "Baiklah, hanya sekali ini saja."

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu