My Tough Bodyguard - Bab 73 Sungguh Keterlaluan!

"Robert!"

Robert sedang asyik minum. Ia tidak merespons panggilan orang di belakangnya itu. Hingga panggilan kedua, Robert pun perlahan menoleh. Ia terkejut ketika melihat 2 sosok yang sangat familiar itu, "Kalian..."

"Ini benar kau, Robert! Melihat ekspresimu ini, kau tidak melupakan kami, kan?" Fedrick tertawa keras.

Robert terkejut, ia juga tak mengira dapat bertemu teman kuliahnya di waktu seperti ini. "Fedrick si Tikus, Yulianto si Kuat, bagaimana mungkin aku melupakan kalian?"

"Bagus juga ingatanmu!" Fedrick merangkul pundak Robert.

Yulianto juga tertawa melihatnya, "Mantap sekali kau, Robert, kau berubah banyak. Hampir saja aku tak mengenalimu. Setelah lulus kau tidak ada kabar sama sekali. Ayo, jujur, 6 tahun ini kau ke mana saja?"

Robert tentu saja tak bisa menceritakan pengalamannya. Ia tertawa dan berkata setengah jujur setengah bohong, "Aku tinggal beberapa tahun di luar negeri, lalu kembali baru-baru ini. Ceritanya panjang, kita ceritakan lain kali saja."

"Luar negeri? Saat kuliah dulu aku tak melihat nilaimu bagus," Yulianto bingung.

Fedrick menatapnya, "Yul, apa kau tak mengerti, kita sudah 6 tahun tak bertemu Robert, bagaimana bisa kau bisa melihatnya dengan menggunakan kacamata yang sama?"

"Benar juga," Yulianto mengangguk-angguk, lalu melihat ke arah para pemuda dan gadis di meja.

Fedrick dan Yulianto suah terjun di masyarakat selama 6 tahun. Mereka juga sering berhubungan dengan beragam orang di pabrik, jadi mata mereka sudah terlatih, dalam sekejap mereka bisa melihat kalau teman lama mereka inilah yang memimpin orang-orang itu. Mereka sedikit terkejut.

Fedrick ternganga, "Boleh juga kau, Robert, sepulang dari luar negeri langsung jadi pimpinan. Luar biasa! Kalau tahu sejak awal, aku akan rajin sedikit saat kuliah dulu."

"Sudahlah, mana ada aku sekolah di luar negeri. Pada dasarnya aku bukan orang pembelajar," Robert mencibirkan bibirnya, lalu memperkenalkan kepada mereka berdua, "Orang-orang ini adalah rekan kerjaku. Dua orang ini, Fedrick dan Yulianto, adalah teman kuliahku."

Ia hanya memperkenalkannya secara singkat, karena orang-orang di kedua departemen ini begitu banyak, jadi Fedrick dan Yulianto tak mungkin dan tak perlu mengingat semuanya, begitu juga sebaliknya.

Yulianto mengangguk kepada mereka, ia tak peduli. Hanya Fedrick yang sedikit lebih peduli. Ia adalah penanggung jawab bagian penjualan. Begitu matanya melihat seseorang yang familiar duduk di sana, ia pun terhenyak dan menghampirinya, "Bukankah ini Ketua Zeng? Bagaimana Anda bisa di sini?"

George yang sedang asyik mengobrol dengan seorang gadis sedikit tak senang dipotong seperti ini. Ia mendongak, dan terhenyak pula, "Eh, bukankah kamu Fedrick dari Wind Factory?"

"Benar, Ketua Zeng," jawab Fedrick segera. Kerja sama Perusahaan Besar Mo dengan Wind Factory dipelopori oleh George. Walaupun Leon si wakil direktur ini agak brengsek, tapi Fedrick punya kesan yang baik terhadap George.

Fedrick lumayan terkejut. Ia melihat ke arah Robert, dalam hati berpikir, teman lamanya ini, walaupun terlihat konyol, ternyata bisa kenal juga dengan George.

"Fedrick, produk kerja sama perusahaan kami dengan Wind Factory yang lalu, sudah hampir beres kan?" George tersenyum.

Mendengar hal ini disebut, wajah Fedrick menampilkan ekspresi muram, "Kepala Zeng, jangan bahas hal ini, aku sudah muak."

"Kenapa? Ada masalah pada produk?" George terhenyak.

"Produk tidak bermasalah sama sekali, hanya saja perusahaan kalian yang terlalu menekan orang," kata Fedrick.

"Bagaimana?" George menampakkan ekspresi penuh tanda tanya. Semua pegawai Departemen Pemasaran memasang kuping mereka.

Fedrick telah menahan amarahnya cukup lama, dalam seketika mulut embernya pun terbuka, "Sebelum produksi, kami sudah menandatangani kontrak. Hasilnya, sekarang malah dikatakan kalau poin dalam kontrak itu tidak bagus dan harus dirombak, bahkan menyuruh Wind Factory mengurangi 30 poin perjanjian paling sedikit, bukankah ini suatu penyerangan?"

"Memang agak keterlaluan. Tapi... Fedrick, masalah ini bukan aku yang bertanggung jawab, aku mungkin tak bisa membantumu," kata George dengan alis berkerut.

Fedrick juga bukannya berharap pada George. George hanyalah pegawai yang memelopori kerja sama ini, direkturnya tetaplah Leon. Yang satu adalah ketua tim, yang lain wakil direktur, perbedaan status mereka terlalu jauh.

"Kak Zeng, siapa yang bertanggung jawab terhadap hal ini?" Robert membuka mulut.

Yulianto dan Fedrick terdiam. George segera berkata, "Wakil Direktur Leon Chen."

"Leon Chen? Kedengarannya sangat familiar," Robert berpikir.

Saat itu, pegawai Departemen Keuangan dan Departemen Pemasaran sibuk terbatuk-batuk. George berkata pelan dengan senyum masam, "Rob, masa kau lupa? Dulu kau pernah berkonflik dengan orang itu!"

Begitu diingatkan oleh George, Robert akhirnya teringat.

Leon Chen, wakil direktur perusahaan, bertanggung jawab terhadap bidang pemasaran. Beberapa hari pertama setelah Robert bergabung di perusahaan, ia langsung mengusir Marie Xie, ketua tim 1 Departemen Pemasaran keluar dari perusahaan. Kebetulan, Marie ini adalah kekasih Leon. Leon bahkan mendatangi Robert di Departemen Pemasaran untuk mencari masalah.

Leon si wakil direktur ini akhirnya mengaku kalah setelah ditekan oleh Robert. Masalah baru selesai setelah Leon membawa Marie secara khusus untuk meminta maaf pada Robert.

"Ternyata dia, pantas terdengar familiar!" Robert berdehem dingin, "Leon ini juga keterlaluan, bagaimana ia bisa berbuat begitu? Cara kerjanya ini merusak kepercayaan terhadap perusahaan, memberi perusahaan kita efek buruk!"

"Betul, betul," George mengangguk masam. Manajer, bahkan pegawai biasa yang berani mengejek wakil direktur tanpa sungkan, kemungkinan hanya ada Robert di seluruh perusahaan ini.

Fedrick dan Yulianto hanya tertegun, dalam hati bertanya-tanya apakah kawannya ini sudah kehilangan akal? Lagipula, Leon adalah wakil direktur. Banyak orang tak bisa mencapai posisi ini seumur hidupnya. Kamu, si tolol Robert, berani-beraninya mengejek wakil direktur di hadapan semua rekan kerjanya? Apakah tidak takut dipersulit?

Para pegawai Departemen Keuangan dan Departemen Pemasaran mulai tertarik, terutama para gadis dari Departemen Keuangan. Mata mereka mulai bersinar satu demi satu.

Mereka sudah lama mendengar tentang Robert yang memarahi wakil direktur, tapi berhubung mereka belum pernah melihat dengan kepala sendiri, tak disangka, hari ini drama itu akan ditampilkan ulang.

Fedrick mulai mengerti kalau Robert bekerja di Perusahaan Besar Mo. Robert mungkin menjadi pegawai kecil. Hati mereka sedikit berdebar-debar, "Robert, jangan berkata sembarangan. Wakil Direktur Chen ada di ruangan sebelah. Tidak bagus kalau ia mendengarmu," Fedrick mengingatkan.

"Aku tidak hanya ingin dia mendengarku, aku juga ingin memberinya pelajaran di depan semua orang!" Robert tertawa dingin, "Tikus, apakah tadi kamu bilang sedang kesulitan dengan hal ini? Panggilkan Leon untukku, bilang padanya aku ada urusan dengannya! Aku di sini akan membantumu menyelesaikan masalah ini!"

Fedrick agak kesulitan, "Tidak baik seperti ini..." katanya sambil menatap George, "Ketua Zeng, kawanku ini sudah minum terlalu banyak, cepat bilang padanya agar diam," Fedrick menganggap Robert sudah mabuk.

"Kau yang minum terlalu banyak," Robert cemberut.

"Kau bilang tidak mabuk? Aku tanya kau, apa jabatanmu di Perusahaan Besar Mo, hei kecil?" tanya Yulianto.

"Manajer Departemen Keuangan," jawab Robert.

Fedrick dan Yulianto terkejut bersamaan. Untuk menjadi seorang Manajer Departemen Keuangan di Perusahaan Besar Mo tidak hanya butuh kemampuan. Tampaknya kawan mereka ini mujur sekali.

"Jabatan Manajer Departemen Keuangan memang tinggi, tapi Leon adalah wakil direktur, dia 3 tingkat lebih tinggi dibanding dirimu. Kau masih punya masa depan, jangan cari masalah," ujar Fedrick menggelengkan kepalanya.

George malah tertawa, "Fedrick, lebih baik kau dengarkan Robert. Sebetulnya, hari ini kalian beruntung bisa bertemu dengan Robert. Masalah ini mungkin hanya Robert yang bisa menyelesaikannya."

Kata-kata George ini sangat berat. Fedrick dan Yulianto hanya bisa tercengang. Masa benar kawan lama mereka ini jadi luar biasa? Sampai wakil direktur perusahaan pun tunduk padanya?

......

Di dalam ruang VIP, para manajer Wind Factory masih berunding dengan Leon. Leon sudah tak sabar lagi, ia berkali-kali melihat jam tangannya, "Aku sudah mengatakan semua yang perlu aku katakan. Kalau kalian tidak melakukan sesuai yang kukatakan, maka kerja sama ini kita batalkan saja!"

"Direktur Chen, tidak bisa seperti ini. Pembatalan kerja sama ini tidak akan berpengaruh apa-apa untuk Perusahaan Besar Mo, tapi untuk pabrik sekecil kami, kami tidak bisa menanggungnya!" kata para manajer dengan panik.

"Kalau begitu turuti kataku. Wind Factory harus mengalah sebanyak 30 persen poin. Aku jamin kerja sama kali ini akan berjalan lancar," kata Leon.

Para manajer Wind Factory kebingungan. Mengalah sebanyak 30 persen poin tidak hanya akan membuat Wind Factory tak bisa meraup untung, tapi juga rugi besar. Tapi kalau tidak mengalah, mereka akan bangkrut seluruhnya.

"Hari ini sampai di sini saja. Kuberi kalian waktu sehari untuk mempertimbangkannya. Pikirkan baik-baik, lalu beritahu aku," Usai berkata demikian, Leon bangkit berdiri, hendak meninggalkan ruangan.

Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka. Fedrick masuk dengan wajah ragu, lalu berkata, "Direktur Chen, tadi saya bertemu Manajer Departemen Keuangan di hall. Setelah mendengar masalah ini tadi, ia berharap Anda dapat menemuinya."

"Manajer Departemen Keuangan?" ekspresi Leon menggelap, "Posisi ini sudah kosong selama sekitar sebulan di Perusahaan Besar Mo . Lagipula, aku adalah wakil direktur. Sejak dulu tidak ada manajer yang berani memerintahku seperti ini!"

Para manajer Wind Factory menyeka keringat mereka, diam-diam mengomel karena Fedrick tak mengerti keadaan. Keadaan sudah di ujung tanduk, dan Fedrick masih memperburuknya. Masa urusan kedudukan begini saja ia tak paham?

Melihat Leon tak mengacuhkannya, Fedrick pun berkata, "Katanya ia bernama Robert Qiu. Dia juga bilang kalau kau akan menemuinya begitu mendengar namanya."

"Fedrick, cukup!" Manajer Wind Factory yang bertanggung jawab terhadap perundingan hari ini bersuara. Kalau Fedrick dibiarkan berbicara terus, jangan harap kerja sama Wind Factory dengan Perusahaan Besar Mo ini akan berlanjut.

Tapi tak ada yang menyangka, begitu mendengar nama Robert, Leon pun terpaku. Keringat dingin pun mengalir dari wajahnya!

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu