My Tough Bodyguard - Bab 365 Kamu Sudah Bisa Tutup Mata kan?

Robert yang tadinya berada di lorong hotel, kini berada di belakang Gold Stone, melihatnya dari atas ke bawah dengan ekspresi datar.

“Bagaimana, kamu melakukannya?”

Gold Stone menunjukkan ekspresi tidak percaya, dan mulai mengeluarkan keringat di bagian kening/

Setelah masuk ke dalam kamar hotel, Gold Stone selalu fokus menatapi pintu kamar.

Kehadiran Robert spontan membuat Gold Stone memperkuat pengawasan, tanpa berani tenang sedikitpun.

Pintu kamar hanya terbuka sedikit, dan yang terlihat dari celah pintu hanyalah cahaya lampu remang-remang. Gold Stone bisa menggunakan pengalaman pembunuhnya bertahun-tahun untuk memastikan, bahwa dia tidak kehilangan fokus, pintu di depannya sama sekali tidak terbuka lebar.

Dan itu adalah kamar di lantai yang tinggi, semua jendela sudah ditutup rapat oleh Gold Stone, Robert tidak mungkin bisa menyelinap masuk dari belakang.

Apalagi satu detik sebelumnya Robert masih berbicara dengannya dari luar, satu detik kemudian suara itu telah berpindah ke belakang. Ini jauh lebih mengherankan dari sebuah teknik sulap.

“Orang tua, tidakkah berlebihan jika menanyakan itu saat ini?” Robert tersenyum melihatnya.

Hummm!!

Dia menjulurkan tangan yang seolah membawa listrik dan bercahaya di tengah kamar yang gelap, lalu menekan ke kepala Gold Stone.

Begitu melihatnya, Gold Stone tidak berani menyambutnya dengan langsung, segera berguling ke belakang demi menghindarinya, dan menjauhkan diri dari Robert.

Sebelum dia menghela nafas, sebuah angin kuat meniup dengan kencang, mengangkat seluruh badannya dengan tinggi, kemudian terlempar kuat ke arah pintu.

“Tenaga dalam! Kamu masih begitu muda, bisa-bisanya berhasil menguasai tenaga dalam yang begitu kuat!” Gold Stone berkata dengan sangat ketakutan.

“Masih banyak yang tidak kepikiran olehmu.” Robert berkata dengan ekspresi datar.

“Kelihatannya dunia ini memang milik orang muda. Aku sudah tidak mampu apa-apa lagi, bisa menyeret satu orang untuk ikut bersama saja sudah cukup.” Gold Stone berkata.

“Apakah kamu memiliki kemampuan untuk menyeretku bersamamu?” Robert bertanya meremehkan.

Fiuh! Fiuhh!!

Gold Stone tiba-tiba berbalik badan dan melemparkan dua pisau tajam menembus kegelapan dan melaju ke arah Robert.

Hanya dengan sedikit menyampingkan kepala, Robert berhasil menghindari pisau itu dengan mudah, dan membiarkannya tertancap ke dinding di belakangnya, “Terlalu lambat.”

Di saat Robert menyampingkan kepala menghindari pisau, Gold Stone telah berdiri dan mengeluarkan sebuah Pedang Saber dan mengarahkannya ke arah Robert.

Khaa!

Robert malas untuk menghindar, hanya mengelurkan dua jari dan menjepitnya dengan pelan.

Pedang Saber yang menjadi dambaan banyak orang itu pun patah menjadi dua bagian.

Mata Gold Stone terbelalak besar, menjepit pedang hingga patah menggunakan tangan? Dia tidak menyangka Robert memiliki kekuatan sehebat itu.

Chhh!

Tanpa memberi Gold Stone waktu untuk berpikir, Robert langsung mengarahkan patahan pedang ke lehernya. Gold Stone terus bergerak mundur, berusaha menghindari patahan pedang yang membawa hawa dingin itu.

Di tengah kelengahannya, Robert mengangkat kaki dengan tinggi, menendang bagian dada Gold Stone dengan kuat, dan kembali membuatnya terhempas ke pintu, kemudian terjatuh di lantai.

Dia memegangi dada sambil terbatuk keras, dengan wajah yang telah menjadi sangat merah.

“Kamu sudah tua, kemampuan fisik pun semakin melemah, seharusnya kamu tahu jelas dibandingkan siapapun. Dua muridmu saja memiliki daya tangkap yang lebih baik darimu, untuk apa masih datang mengantarkan nyawa?” Robert Qiu berkata sambil menghela nafas.

“Aku sama sejali tidak menyangka keahlianmu setinggi ini. Kelihatannya, sama sekali tidak berlebihan pihak pusat mengirimkan tiga orang Platinum Killer dan seorang Diamond Killer demi melawanmu.” Gold Stone berkata dengan suara yang lemah.

Robert mengangkat alis: “Tiga orang Platinum, satu orang Diamond, begitu menghargaiku kah?”

“Saat masih muda, aku adalah seorang pembunuh profesional Platinum, tetapi setelah bertarung denganmu, aku bisa merasakan bahwa kamu jauh lebih hebat dibandingkan dengan aku di saat-saat berjaya.” Gold Stone berbicara sesuai kenyataan.

“Kesadaran diri sangat diperlukan oleh setiap manusia.” Robert berkata sambil tersenyum, kemudian mengalihkan topik pembicaraan secara tiba-tiba: “Seharusnya formasi ini adalah rahasia dari Koalisi Pembunuh kan? Sekarang kamu malah memberitahuku, memangnya tidak takut terjadi kebocoran?”

Berhadapan dengan pertanyaan Robert, Gold Stone memilih untuk menghindar, dan malah memuji: “Kamu begitu mudah, tetapi sudah memiliki kemampuan sehebat ini, sungguh menakjubkan.”

“Sekalipun kamu memuji dan mengangkatku setinggi langit, aku tetap tidak akan melepaskanmu.” Robert berkata dengan nada datar: “Hanya ada satu kesempatan, dan aku sudah pernah memberikannya. Hanya disayangkan kamu tidak menggunakannya baik-baik, aku pun tidak punya cara lain.”

“Kamu salah paham, aku memujimu bukan karena ingin mendapatkan belas kasih, tetapi merasa sangat disayangkan.” Gold Stone berkata dengan perlahan.

“Oh ya?” Robert melihat ke arahnya.

“Aku sudah pernah mengatakannya, aku tahu seperti apa kemampuanmu, dan aku pun tidak berencana pulang hidup-hidup malam ini. Tentu saja kamu juga jangan berharap bisa hidup sampai hari esok.” Gold Stone berkata dengan ekspresi suram.

“Itu artinya, kamu berani memberitahu rencana rahasia Koalisi Pembunuh padaku karena tidak perlu cemas akan terjadi kebocoran, sebab malam ini juga aku akan mati, benar kan?” Robert mencoba menyimpulkan makna di balik semuanya.

“Kamu pintar sekali.” Gold Stone berkata dengan suara dingin.

“Aku sangat penasaran, dengan cara apa kamu akan membuatku mati?” Robert bertanya dengan penu rasa tertarik.

Gold Stone menjulurkan tangan, mengeluarkan sebuah benda dari badannya, dan berkata dengan sangat tenang: “Aku hanya perlu menekannya, maka semua orang di gedung ini akan dikuburkan bersama.”

Robert berhasil mengenalinya, itu adalah saklar pengaktifan peledak, bisa-bisanya Hotel Hilton itu dipasangi peledek oleh Gold Stone!

“Hei benda tua, rencana yang sungguh jenius.” Robert tidak mampu menahan tawa.

“Nyawa sudah diujung tanduk, kamu masih bisa tertawa, mentalmu sunggu mental baja, lagi-lagi berhasil meningkatkan penilaianku untukmu.” Gold Stone kembali memujinya.

“Hei orang tua, jika kamu berencana membunuhku dengan peledak, aku rasa lebih baik lupakan saja.” Robert berkata.

Gold Stone tersenyum licik: “Kenapa, takut?”

Robert menjulurkan jari tangan: “Pertama, sebagai seorang pembunuh, hanya membunuh sasaran adalah prinsip paling utama, melibatkan orang-orang tidak bersalah adalah perbuatan yang sangat tercela. Seharusnya tanpa perlu aku ajari pun, Anda sudah pasti tahu. Kedua, ini adalah pusat kota yang ramai, menggunakan senjata dengan kekuatan skala besar mudah sekali memancing perhatian pihak kepolisian, ini juga telah melanggar prinsip seorang pembunuh.”

“Apakah kamu sedang mengajarkanku bagaimana cara menjadi seorang pembunuh?” Gold Stone berkata dengan dingin.

“Kamu boleh memahaminya seperti itu.” Robert hanya menganggukkan kepala.

“Baik sekali, kalau begitu, percakapan kita diakhiri sekarang juga.” Selesai berkata, Gold Stone bersiap-siap menekan tombol peledak dan membawa Robert pulang bersamanya.

“Wind Cutting.”

Robert berkata dengan suara kecil.

Secara mendadak, angin kencang bertiup di dalam kamar, membentuk sebuah radian yang dapat dilihat dengan mata telanjang, dan memotong tepat pada lengan Gold Stone!

Puchhhh!

Semua itu terjadi dalam hitungan kurang dari 1 detik, membuat Gold Stone sama sekali tidak menyadarinya. Tangannya yang sedang memegang alat pengaktifan peledak pun terpotong menjadi dua bagian.

Tangan yang putus itu melayang dan berputar beberapa kali di udara, pada akhirnya pun terhempas ke lantai.

Tetapi kejadian yang aneh terjadi setelahnya, tangan itu tidak jatuh ke lantai, melainkan terangkat setinggi beberapa cm oleh sebuah tenaga yang tidak berbayang.

Darah segar bercucuran!

Mulut Gold Stone menganga lebar, dengan wajah yang memucat dan penuh kekagetan. Dia bergerak mundur beberapa langkah dan terjatuh tak berdaya.

Sssttt!

Tanpa sedikitpun rasa ragu, dia merobek pakaian sendiri dan menutup lukanya agar berhenti berdarah.

“Berikan kamu sebuah kematian yang tenang.”

Robert Qiu menjentikkan jari tangan.

Gold Stone menghirup nafas dengan ketakutan, tiba-tiba merasakan bahaya menghampiri, spontan memiringkan kepala, Chhh! Pintu kamar itu spontan jebol dan meninggalkan sisi-sisi tajam.

“Sebenarnya kamu orang apa?”

Gold Stone sangat terkejut, dan bertanya dengan penuh ketakutan.

Teknik-teknik yang mendekati dewa ataupun iblis itu tentu tidak bisa dilakukan oleh orang biasa. Robert yang berdiri di depannya juga memiliki keahlian itu, tidak akan ada yang percaya jika mengatakannya sebagai orang kecil yang tidak terkenal.”

“Jika dibahas sungguh terasa kebetulan. Sebelum mati, dua muridmu itu pun menanyakan hal yang sama, menanyakan identitasku yang sebenarnya.” Robert meregangkan bahu: “Aku sudah memberitahu mereka sesuai kenyataan, dan sekarang, aku tidak keberatan jika memberitahumu juga. Soal siapa diriku, Robert Qiu adalah nama asliku, tetapi, di dunia internasional, orang-orang lebih senang memanggilku dengan julukan.”

“Apa julukan pembunuh yang kamu miliki?” Gold Stone menelan ludah, dalam sekejap memeikirkan banyak julukan pembunuh hebat dan terkenal, tetapi tidak berhasil mengingat kembali orang bernama Robert Qiu itu.

“Mereka memanggilku Wind Stalker.” Robert tersenyum menampakkan gigi.

Gold Stone seolah terkena sambaran petir, sungguh tidak bisa mempercayainya: “Jadi, jadi, jadi kamu Wind Stalker!”

“Benar sekali, kamu sudah bisa menutup mata kan?” Robert berkata sambil mengangkat telapak tangan dengan tinggi dan akan segera melepaskan serangan mematikan.

“Hmm.”

Saat ini, terdengar suara rendah dari dalam kamar, Alico Mo telah sadar.

Robert melihat sekilas ke arah kamar, dan konsentrasi terbagi.

Di saat inilah Gold Stone memanfaatkan kesempatan untuk mendorong pintu hingga terbuka dan melarikan diri!

“Ingin melarikan diri ya?”

Tatapan mata Robert menjadi sangat tajam. Dia mengayunkan telapak tangan di udara dan mendorongkan angin kencang ke badan Gold Stone hingga membuatnya memuntahkan darah. Dengan wajah yang pucat, Gold Stone masih berusaha melarikan diri, dan di tengah kepanikan itulah dia langsung melompat keluar jendela.

Setelah mengejarnya sampai depan jendela, Robert melihat sekilas ke bawah, hanya menggelengkan kepala, lalu kembali ke kamar.

Saat ini, Alice dan Meghan sudah tersadar dari kondisi pingsan. Robert pun melepaskan ikatan tali pada tangan keduanya, setelah menenangkan dan membujuk dengan usaha keras, suasana hati keduanya pun stabil kembali. Bagaimanapun juga, semua orang yang berhadapan dengan situasi itu pasti akan kaget berlebihan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

“Oh iya, dimana orang itu? Robert, kamu sudah mengusirnya pergi?” Meghan bertanya sambil menggigit gigi.

Robert menggelengkan kepala: “Dia kabur, tetapi, sepertinya tidak hidup lagi.”

Kejadian itu pun berhasil menarik perhatian pihak hotel, dengan sangat cepat Manajer Li datang bersama sekumpulan satpam.

Setelah mendapat penjelasan bahwa hotel telah kemasukan pembunuh, bahkan juga dipasangkan peledak, Manajer Li kaget hingga wajah memucat. Sambil melaporkan kejadian pada polisi, dia tidak lupa meminta maaf sekaligus berterima kasih pada Robert.

“Pembunuh itu datang untuk mencariku, aku yang seharusnya meminta maaf.” Robert Qiu berkata.

“Kami adalah hotel berbintang lima, selama ada tamu menginap, kami harus bertanggung jawab atas segala keamanan dan keselamatannya. Jika bukan karena Anda yang menghentikan gerakan pembunuh itu, sungguh tidak berani percaya apa yang akan terjadi di hotel kami.” Manajer Li berkata dengan penuh ketakutan.

Dengan sangat cepat, pihak kepolisian pun tiba di lokasi kejadian.

Karena peledak yang amat berbahaya, pihak kepolisian mengerahkan tim anti-teror dengan peralatan perlengkapan yang memadai, dan menanggapi situasi itu dengan penuh berhati-hati.

Setelah membubarkan semua penghuni hotel, tim anti-teror melakukan pemeriksaan demi penjinakkan bom peledak, dan dengan sangat cepat berhasil menemukan peledak-peledak yang tersembunyi di berbagai sudut ruangan hotel. Ada 14 buah peledak aktif dengan kekuatan ledakan menakutkan disana.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu