My Tough Bodyguard - Bab 139 Bantu Kamu Balas Mereka!

Kedatangan pria muda yang sangat tiba-tiba itu membuat seisi club menjadi hening, musik DJ pun berhenti, semua orang melotot ketakutan.

"Siapa kamu?"

Melihat dua bawahannya terlempar jatuh oleh pria muda ini, Marco pun tidak bisa duduk diam, dia emosi: "Hei anak muda, berani-beraninya cari masalah disini, kamu sudah tidak mau hidup lagi?"

Preman-preman yang menjaga club pun datang mengerumuninya dan ingin memukulnya.

"Robert!" Hanya Vanessa yang terkejut dan merasa khawatir.

Dia tidak tahu kemampuan bela diri Robert, Marco masih belum melepaskannya, melihat jumlah preman yang cukup banyak, dia takut kalau Robert sendirian tidak akan mampu menghadapi mereka.

Mengingat hal ini, Vanessa pun berdiri dan menarik Robert pergi: "Robert, kita ganti tempat lain saja!"

"Pergi? Kemana? Aku pikir disini tempatnya lumayan oke." Robert malah menahan Vanessa, sambil melihat Marco.

Vanessa sudah ketakutan dan hampir menangis, masa kamu tidak bisa merasakan kalau suasananya sudah kacau?

Vanessa berusaha memberinya isyarat dan berharap agar Robert bisa membawanya kabur.

Tapi perkataan Robert ini malah membuatnya kaget:

"Vanessa, mereka sengaja datang untuk mengganggumu, aku bantu kamu balas mereka." Kata Robert.

Walaupun dia telat datang, tapi saat melihat beberapa preman itu mengepung Vanessa, tanpa berpikir pun dia sudah tahu apa yang sedang terjadi. Kalau orang lain, Robert tentu tidak peduli, tapi ini adalah Vanessa, teman lamanya, tentu saja dia harus membantu.

"Wah wah wah, aku pikir siapa, ternyata hero saves beauty ya!"

Marco pun menggeleng dan berkata: "Kamu ingin membantu gadis ini? Boleh! Ayo katakan, bagaimana kamu mau membantunya?"

"Tampar dirimu sendiri seratus kali, lalu bersujud minta maaf, kalau temanku puas, masalah ini selesai." Kata Robert dengan santainya.

"Hei anak muda, jangan sombong ya!"

Ketus Marco sambil menatap Robert dari atas hingga bawah: "Anak muda, kamu tidak tahu aku siapa?"

"Kamu siapa tidak penting, aku juga tidak ingin tahu. Yang penting adalah, kamu sudah membuli temanku." Kata Robert.

"Kalau aku tidak mau, apa rencanamu?" Kata Marco dengan sombong.

"Aku yang akan melakukannya." Kata Robert.

Marco seperti sedang mendengar sebuah lelucon terlucu di dunia ini, dia pun tertawa dan menunjuk dirinya sendiri sambil berkata: "Kamu ingin memukulku? Kamu tidak lihat disini semua teman-temanku?"

"Sudah lihat." Robert mengangguk: "Meskipun kamu tidak mengingatkan, aku juga tidak akan melepaskan mereka."

Hahaha!

Preman-preman lainnya pun tertawa, mereka berpikir Robert pasti sedang bermimpi.

Preman-preman itu setidaknya berjumlah tiga puluh hingga empat puluh orang, mereka semua adalah anggota lama The Sands, setiap dari mereka adalah pria berhati kejam, setiap dari mereka bisa melawan sepuluh orang biasa seperti Robert.

Meskipun Robert mampu mengalahkan mereka semua, tapi ini sama saja dengan menyinggung The Sands.

"Hei bocah, sudahlah, cepat mengaku salah kepada kakak Marco."

"Kakak Marco adalah pemimpin wilayah The Sands, dan wilayah ini adalah bagian dari kekuasaannya, tidak akan berakibat baik kalau kamu menyinggungnya."

"Jangan sampai karena mengira dirimu masih muda, malah berbuat kesalahan fatal!"

Pengunjung-pengunjung club disana pun menasehatinya.

Setelah Marco menjadi pemimpin wilayah ini, dia pun sangat menyukai dan sering datang ke club ini.

Bos Mystic Bar adalah seorang wanita cantik, dia merasa sangat terganggu oleh Marco, dinasehati dan diusir pun Marco tidak mau pergi, demi menghindarinya, bos wanita itu pun sangat jarang datang ke club lagi. Terserah Marco mau membuat keributan atau tidak, dia tidak peduli lagi selama bisnisnya masih menguntungkan untuknya, dia cukup menghindarinya saja.

Saat bos wanita itu tidak berada di club, Marco pun sibuk mengurus club itu, dia berlaku sesukanya.

Yang paling keterlaluan adalah saat Marco menyukai seorang gadis muda, dia bersikap tidak sopan di hadapan pacar gadis itu.

Pacar gadis itu pun emosi dan ingin memukul Marco, akibatnya dia pun dikeroyok oleh preman-preman, diikat dan melihat pacarnya diperlakukan secara tidak sopan oleh preman-preman itu.

Setelah itu dia melaporkan kejadian ini ke polisi, tapi karena Marco adalah anggota The Sands, dan dengan bantuan The Sands, Marco tidak mendapatkan hukuman apapun.

Setelah kejadian ini, jumlah orang yang datang ke Mystic Bar pun berkurang, hampir tidak ada pengunjung wanita yang datang kesana.

Marco juga tidak peduli, lagipula club ini bukan miliknya, dia hanya ingin bermain-main saja disini.

Kali ini, malah ada gadis cantik yang datang dan lebih cantik dari yang sebelumnya, Marco tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Dan sama dengan sebelumnya, ada pria yang ingin membela wanita ini.

Marco sudah memikirkan cara untuk menghadapi Robert: Pertama, pukul Robert, ikat, lalu perlakukan kekasihnya secara tidak sopan di hadapannya.

Memikirkan ini, Marco pun merasa sangat puas.

Di dunia ini, banyak sekali manusia, setiap manusia tumbuh besar di lingkungan yang berbeda-beda, cara mereka memandang dunia ini pun tentu berbeda-beda. Manusia seperti Marco Chen ini juga tidak sedikit jumlahnya. Sampai kapanpun, jangan pernah meremehkan tingkat kegelapan hati manusia.

Pengunjung-pengunjung club sedang berbisik-bisik mengenai kejahatan-kejahatan Marco, Robert bisa mendengarnya dengan jelas, karena virus S telah memperkuat pendengarannya.

Saat mendengar kejadian Marco yang menganiaya pengunjung wanita, Robert pun menajamkan matanya dan hasrat membunuhnya pun muncul.

Robert melihat sekilas ke Vanessa.

Untung saja Vanessa meneleponnya, kalau tidak, tidak tahu apa yang akan dilakukan Marco kepadanya.

"Sebelumnya aku tidak tahu, aku pikir kamu hanya preman biasa yang ingin memanfaatkan wanita, kejahatan kecil seperti itu masih bisa dimaafkan. Tapi, aku salah, orang seperti kamu ini ibarat malapetaka." Kata Robert serius.

Berpikir bisa mengandalkan beberapa bawahannya, Marco pun tertawa terbahak-bahak: "Jadi apa maumu?"

Plak!

Tanpa berbasa-basi lagi, Robert pun langsung menampar wajah Marco hingga terjatuh, sekujur tubuhnya terlempar dan menabrak lemari minuman di meja bar, botol-botol pun berjatuhan dan pecah.

Siapapun tidak menyangka, Robert yang tadinya masih berbicara dengan tenang, tiba-tiba melakukan aksinya, seketika semua orang terbengong.

Ini masih belum selesai, Robert langsung meloncat ke arah meja bar.

Apa yang ingin dilakukannya?

Pengunjung-pengunjung club beserta preman-preman pun terkejut.

Mereka melihat Robert mengambil dua botol bir, lalu dihempaskan ke kepala Marco.

Cairan bir pun bercampur dengan darah dan mengalir ke seluruh tubuh Marco.

Awalnya Marco masih berteriak dan merintih kesakitan, hingga akhirnya dia pingsan dan tidak bersuara lagi.

"Teman-teman, ngapain kalian!"

"Cepat tolong kakak Marco!"

Preman-preman itu seperti baru terbangun dari tidurnya, mereka pun berkumpul dan menyerang Robert.

Tapi mereka sama sekali bukan lawan Marco, Marco hampir tidak perlu mengeluarkan tenaganya, dan belum sampai semenit, mereka semua pun terbaring di atas lantai dan mengisak tangis.

Melihat keadaan ini, pengunjung-pengunjung club pun tercengang, mereka tidak pernah melihat orang sekuat ini!

Vanessa pun terkejut dan bingung.

Terakhir kali dia bertemu dengan Robert pada enam tahun yang lalu di pesta reuni.

Kesannya terhadap Robert adalah seorang yang sangat low profile, Robert tidak pernah menunjukkan kemampuannya di depan banyak orang.

Lalu, ada dua hal yang mengubah kesannya terhadap Robert. Pertama, dia berhasil memabukkan semua teman, tapi Robert sama sekali tidak mabuk. Kedua juga kali ini, Robert memukul tiga puluh orang sekaligus, dan sedikit terkesan kasar.

Apakah Robert benar-benar jago bela diri?

Vanessa kebingungan, dia menyadari bahwa dia tidak pernah mengerti lebih dalam tentang Robert, atau jangan-jangan dalam enam tahun ini, Robert sudah berubah?

Seketika, Vanessa tersenyum pasrah.

Dalam enam tahun, dia sendiri juga sudah berubah banyak, dulu waktu sekolah, dia tidak akan pernah masuk ke tempat seperti club ini.

Kali ini untung saja Robert cepat datang, dia juga tidak tahu harus bagaimana, untunglah ada Robert.

Mengingat ini, Vanessa pun melihat ke arah Robert, walaupun dia sudah berubah, tapi dia masih sama seperti dulu, tampan dan menarik...

Setelah membereskan mereka semua, Robert pun kembali ke meja bar.

Masih ingin pukul?

Pengunjung-pengunjung club pun gemetaran, orang seperti apa ini!

Dia kembali menghempas beberapa botol bir ke kepala Marco, dan setelah itu dia pun berhenti, khawatir Marco tidak bisa bertahan lagi, dia pun menariknya keluar dan membiarkannya tergeletak di lantai.

Dari kepalanya mengalir darah hingga ke seluruh tubuhnya.

Melihat Marco yang biasanya sombong dan tak terkalahkan kini terbaring setengah mati di atas lantai yang berlumuran darah, pengunjung-pengunjung club malah mulai mengasihaninya, kenapa setelah dibandingkan, Robert malah lebih terlihat seperti seorang penjahat ya?

Selanjutnya mau ngapain lagi dia?

Pengunjung-pengunjung club pun kebingungan, mereka tidak bisa menebak apa yang dipikirkan Robert.

Setelah membereskan Marco, Robert tidak segera pergi, dia mencari sebuah kursi dan duduk, menyalakan rokoknya, lalu berkata kepada pelayan club: "Beri aku segelas bir."

"Baik, tuan, tuan tunggu sebentar." Pelayan segera menuang bir dan menyajikan kepadanya, karena ketakutan, saat pelayan menyajikan bir tangannya pun gemetaran, dia takut Robert tidak senang dan memukulnya.

"Robert, ayo cepat pergi."

Melihat Robert masih tidak ingin pergi, Vanessa pun panik dan menasehatinya.

"Ngapain pergi? Bukannya kamu ingin aku menemanimu?" Robert menunjuk ke preman-preman yang terbaring dan tertawa: "Kenapa, mereka sudah kubereskan, perasaanmu sudah baikan?"

Vanessa pasrah: "Kita keluar saja, kalau tidak, nanti bakal lebih parah lagi!"

"Benar anak muda, lebih baik kamu cepat pergi."

"Marco itu anggota The Sands. Kamu seharusnya sudah tahu The Sands bukan? Geng sebesar itu, tidak ada yang berani menyinggung."

Pengunjung-pengunjung club pun menasehatinya.

"Aku masih ada urusan disini." Kata Robert sambil melihat Marco yang terbaring.

Bam!

Tiba-tiba saat ini, pintu club pun ditendang dan terbuka!

Pengunjung-pengunjung club pun menoleh kesana.

Sekumpulan orang menerjang masuk dan mengepung seisi club.

Habislah sudah!

Orang-orang The Sands datang!

Pengunjung-pengunjung club pun ketakutan.

Vanessa juga sangat panik, dia langsung menarik baju Robert.

Hanya Robert saja yang terlihat tenang, dia terlihat seperti orang yang tidak bersangkutan.

Ekspresi pria yang berjalan paling depan sangat jelek, dia melihat ke sekitar dan berkata: "Ulah siapa ini, cepat keluar!"

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu