My Tough Bodyguard - Bab 68 Silakan Mulai Pertunjukanmu

Sore hari, setelah hampir pulang kerja, pengumuman di Perusahaan Besar Mo mengumumkan kerja sama dengan Perusahaan Obat City Farmasi!

Bersamaan dengan ini, Divisi Finance juga sudah menyusun data awal, karena Perusahaan Obat City Farmasi terlalu penting, keuntungan yang dibawakan oleh bisnis ini kepada Perusahaan besar Mo tidak bisa dihitung dalam jangka waktu pendek, jadi Divisi Finance memberikan Insentif kepada Robert dengan taksiran awal sekitar 40 miliar.

Ketika berita ini tersebar diseluruh perusahaan, semua karyawan tergila-gila!

Yang paling merasa gila adalah divisi bisnis, terutama karyawan dari tim 2, semua orang melemparkan dokumennya keudara, dan menyatakan selamat!

hanya Hugo saja yang wajahnya menjadi pucat, seluruh badannya gemetaran.

para rekan kerja juga menatapi Hugo dengan tatapan berbelas kasihan.

Sebelumnya Hugo masih sombong dengan bisnis yang diraihnya sebesar 40 miliar, dan ternyata Robert lebih hebat lagi, insentifnya saja sudah mencapai 40 miliar, langsung terlihat siapa yang lebih hebat.

Mengelilingi kantor dengan memakai celana dalam....

berlari telanjang 3 keliling....

Sekali terpikiran dengan taruhan yang terus saja diingatkan oleh Hugo, wajah semua orang tampak senang.

Apa namanya ini? mengambil batu untuk memukul kakinya sendiri.

"Hugo, apakah sudah waktunya kamu menjalankan taruhanmu?" kata Robert sambil tersenyum jahat.

Hugo tidak berekspresi, dia berkata sambil gemetaran, "Ro, Robert, mengapa kamu begitu memaksa?" mengelilingi kantor dengan memakai celana dalam, berlari telanjang 3 keliling, baik manapun itu, semuanya akan membuatnya tidak mempunyai muka untuk tetap berada diperusahaan. apalagi, apa yang akan dilihat oleh para manager kelas atas? Bagaimana caranya Alice akan melihatnya?

Hugo sudah tidak berani terus berpikir lagi, dia sangatlah menyesal.

"Iya, Hugo juga hanya bercanda saja, mengapa kamu serius?"

"Jangan-jangan kamu memang harus melihat rekan kerjamu malu barulah kamu senang?"

"Benar, ampunilah orang selagi bisa mengampuni, jangan saling memaksa menurutku kalian berdamailah, jangan bermain seperti ini lagi kedepannya."

Banyak rekan kerja yang hubungannya lumayan baik dengan Hugo mulai berkata untuknya.

"Aku memaksa?" Robert tersenyum, "Jika hari ini yang kalah adalah aku, apakah kalian akan berkata demiku?"

Robert melambaikan tangannya dan menghentikan kesempatan untuk para karyawan itu menjelaskan, dan berkata, "Aku tidak tertarik untuk mendengarkannya, yang penting orang yang menang adalah aku, jika Hugo terus menerus mengungkit masalah taruhan, maka cepatlah realisasikan!" Setelah melirik jam tangan, Robert melanjutkan, "Waktu masih tersisa 30 menit hingga pulang kerja, masih sangatlah cukup."

"Jangan-jangan kamu memang ingin aku malu barulah kamu akan senang?" kata Hugo dengan suara gemetaran, hatinya sangatlah membenci Robert, jangan-jangan lelaki ini sama sekali tidak mempertimbangkan perasaannya? jika memang dilaksanakan sesuai dengan taruhan, maka pekerjaannya, masa depannya semuanya akan hancur!

Robert membunyikan jarinya, "Kamu benar! aku memang ingin kamu malu barulah aku senang! Sudahlah cukup membual, cepat laksanakan taruhanmu!"

"Benar, buka celananya! Cepat!"

"Kami sudah tidak sabaran!"

"Jangan lama-lama, kamu sendiri yang memintanya, kamu tidak bisa menyalahkan siapapun."

Hubungan Hugo diperusahaan tidaklah begitu baik, selain daripada beberapa orang yang membantunya diawal, hampir seluruh karyawan lain menunggu melihatnya malu.

Melihat situasi yang seperti ini, Hugo sangatlah marah, dia sangatlah curiga bahwa semua ini sudah direncanakan dari awal!

"Robert, jika kamu memang ingin memaksaku, palingan aku tidak bekerja saja!" Hugo berencana untuk mundur sebagai serangannya, dia tidak percaya bahwa sesuai dengan bisnis yang diraihnya, perusahaan akan merelakannya pergi begitu saja.

"Kamu ingin mengundurkan diri? boleh, tidak ada orang yang akan melarangmu, tapi kamu harus merealisasikan taruhanmu." kata Robert.

Hugo menarik dasinya dan berkata dengan marah, "Aku tidak kerja lagi! aku mau lihat jika aku tidak menjalankan taruhan ini, jangan-jangan kamu akan memukulku?"

"Aku malas untuk memukulmu." kata Robert mencibir.

Hugo senang, dia lalu berjalan kearah pintu divisi bisnis, menyuruhnya mengelilingi kantor dengan memakai celana dalam lebih menyiksa daripada membunuhnya, semenjak dia menentukan taruhan ini, dia sudah tahu siapapun yang kalah pasti tidak punya muka untuk tetap berada diperusahaan, hanya saja dia tidak menyangka bahwa orang yang kalah itu adalah dirinya.

"Jika kamu tidak menjalankan taruhannya, maka pergilah, tapi gaji dan insentif bulan ini akan hangus, Hugo, kamu harus mempertimbangkan dengan baik." suara Robert terdengar dari belakang.

Hugo terpaku, kakinya yang akan meninggalkan ruang divisi bisnis terhenti, Robert tersenyum, "Percayalah padaku, aku punya hak khusus seperti ini."

"Atas dasar hak apa kamu melakukan ini?!" Hugo marah besar, bulan ini dia sudah mengandalkan banyak orang untuk bisa mendapatkan bisnis senilai 40 miliar, insentifnya saja sudah bisa mencapai 4 miliar, ini adalah jumlah yang besar, apa hak Robert melakukan itu?

"Atas dasar hak apa? apakah aku perlu menjawabnya?" Robert melanjutkan, "Taruhan ini kamu sendiri yang menentukannya, dan kamu juga yang terus mengungkitnya, sekarang kamu kalah dan ingin kabur? tidak mungkin!"

"Intinya satu kata saja, jalankan taruhan dan kamu bebas mau pergi atau tinggal, apa yang seharusnya diberikan oleh perusahaan juga akan diberikan kepadamu, jika tidak dan ingin ingkar janji...." Robert tersenyum, "Aku, Robert, meninggalkan kata disini, jika kamu berani pergi, insentif ini akan menjadi milikku!"

Hugo marah hingga hampir muntah darah, jika insentifnya dibatalkan oleh perusahaan, dia masih bisa mengerti, tapi mengapa tiba-tiba diberikan kepada Robert, dia tidak bisa menerimanya.

Semua karyawan divisi bisnis juga merasa sedikit berlebihan, tapi mereka tidak berani bersuara, karena mereka tahu bahwa Hugolah yang salah duluan, Robert tidak salah, dan Robert mempunyai Direktur Utama yang menopangnya, dia adalah orang terkenal baru di perusahaan, siapa yang berani melanggarnya sekarang?

"Cepat buka celana, sebentar lagi akan pulang kerja, jika menunggu hingga semua karyawan diperusahaan sudah pergi barulah kamu buka, itu tidak dihitung." Robert melihat jam tangan dan mendesaknya, hatinya merasa aneh, dirinya seorang pria dan mendesak lelaki lain untuk membuka eclana, hal ini sungguh misteri.

Tapi untuk menghajar orang seperti Hugo, Robert tidak mungkin akan sembarangan.

Karena taruhan ini memang ditentukan oleh Hugo sendiri untuk memperoleh kembali julukan juara salesnya, Robert awalnya juga tidak mempedulikannya, dan mengiyakan begitu saja, terakhir juga terjadi banyak hal, jika bukan karena Hugo terus saja mengungkitnya, dia sudah hampir lupa dengan hal ini.

Dan sekarang Robert sedikit serius, dan memenangkan taruhan ini, namun Robert dibilang memaksa, ini membuatnya tidak senang.

Jika berbalik sudut pandang, Robert adalah orang biasa, dan kali ini Hugo yang memenangkan taruhan, sesuai dengan sifat Hugo, apakah dia akan melepasakan Robert?

Sebenarnya Hugo hanya perlu mengatakan bahwa dirinya tidak sehebat Robert, dan Robert akan berbaik hati dan tidak membuatnya malu, karena ini juga memang bukan masalah yang serius, tapi Hugo malah berakting seolah Robert terus saja memaksanya untuk bermalu didepan publik.

Baiklah, kamu bilang aku membullymu, maka aku akan membullymu.

Lagipula, melepaskan Hugo ataupun tidak bagi Robert tidak ada bedanya.

Jika memang Hugo bersalah diawal, Robert juga tidak keberatan untuk membuatnya malu, ketika identitas dan kemampuan kedua belah pihak beda jauh, semua jenis elakan tidak ada gunanya.

Menghadapi kejadian seperti ini, Hugo mengepalkan tangannya dan merasa dirinya kasihan, setelah dia mempertimbangkan dengan matang, kedua tangannya gemetaran dan emmbuka jasnya, kemeja, selanjutnya adalah sepatu, dan celananya, waktu berjalan dengan pelan.

Para karyawan menutup mulutnya dan tersenyum, ada juga yang diam-diam mengeluarkan hp untuk bersiap merekam adegan ini.

kedua tangan Hugo menutup area fatalnya, meskipun dia masih mengenakan celana dalam, namun rasa malu itu tetap tidak bisa diadaptasi olehnya, hari ini dia mengenakan celana dalam berwarna merah yang sangat terlihat jelas.

"Mulailah petunjukanmu, tuan Celana dalam merah." kata Robert tersenyum jahat.

Hugo melotot Robert dengan kejam, namun demi insentifnya yang senilai 4 miliar, dia tetap harus menahannya, dia memutuskan untuk membalas dendam, dan melangkah keluar dari divisi bisnis.

Isi dari taruhannya adalah mengenakan celana dalam dan mengelilingi setiap lantai perusahaan, lalu mengelilingi Perusahaan Besar Mo berlari telanjang sebanyak 3 keliling.

Apa itu berlari telanjang? yaitu sekalipun celana dalam saja tidak boleh dipakai.

Ketika Hugo yang hanya memakai celana dalam muncul di koridor, karyawan wanita yang lewat tercengang, lalu menutup matanya, dan berlari sambil menjerit, dan masih ada beberapa karyawan wanita yang menutup mulutnya dan mendiskusikannya di pojokan.

"Preman!"

"Siapakah dia! Tidak tahu malu!"

"Apa yang ingin dia lakukan?"

Namun yang paling banyak diterima oleh Hugo adalah makian dari para karyawan Wanita.

Dan ada beberapa pimpinan dari perusahaan yang melihat tampang Hugo, dan juga turut mengerutkan keningnya, bagaimanapun juga, ini sangatlah mempengaruhi image perusahaan.

Kabar ada orang yang mengenakan celana dalam merah dan mengelilingi kantor dengan cepat tersebar luas dan mengundang banyak tontonan dari karyawan pria, mereka senang dan mengeluarkan hp untuk merekamnya.

Sekarang dibelakang Hugo sudah ada pasukan lebih dari 100 orang, dan kebanyakan adalah pria, yang mengambil hp sambil merekamnya.

Suasana hati Hugo saat ini sungguh malu hingga ingin mati, dia ingin mencari lubang untuk bersembunyi, dengan susah payah akhirnya dia berhasil sampai didepan pintu perusahaan, Robert yang sudah mengamatinya sangat lama lalu keluar, dan berkata sambil tersenyum, "Isi dari taruhan pertama sudah kamu selesaikan, sekarang mulailah yang kedua!"

Karyawan yang dibelakang sekali mendengarnya langsung berpikir, waduh ada isi yang lebih menarik lagi?

Melihat oarng-orang yang lalu-lalang di Perusahaan Besar Mo, Hugo sudah hampir pingsan, dia mengertakkan giginya dan akhirnya dihadapan para orang dia membuka celana dalam merahnya.

"Baik sekali, kamu bisa bebas sekarang." Seusai berkata, Robert kembali ke kerumunan.

......

Malam hari, siaran televisi Kota Jiang Cheng menyiarkan sebuah berita.

Penyiar wanita itu berkata, "Sesuai dengan kabar yang didapatkan, hari ini sekitar pukul 5 sore, seorang karyawan dari Perusahan Besar Mo tiba-tiba gila dan berlari mengelilingi gedung Perusahaan selama 3 keliling, lalu dia pingsan, menurut kabar terkini, karyawan itu sudah dilarikan kerumah sakit untuk diobati, marilah kita saksikan situasi pada saat itu!

Plak!

Alice langsung mematikan adegan televisi yang penuh dengan sensor, dan berkata dengan marah, "Ayah, kamu lihat apa yang dilakukan oleh preman ini, seluruh kantor kita ikut malu."

"Alice, pandanganmu untuk melihat sebuah hal jangan begitu sempit, Robert melakukan hal ini pasti ada alasannnya, kita harus mengerti dan mendukungnya, benarkan Robert?" kata Anderson tersenyum kearah Robert.

Robert menghapus mulutnya menggunakan tisu dan berkata, "TIdak, kali ini hanyalah masalah biasa antar karyawan, kalian jangan banyak berpikir."

Alice : ........

Anderson : ........

Melihat putrinya bertengkar lagi dengan Robert, Anderson melepaskan kaca matanya dan menopang keningnya, duh, memang semakin tidak mengerti lagi dengan anak zaman sekarang.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu