My Tough Bodyguard - Bab 41 Identitas Ellen Yu yang Misterius

"Kakak Qiu." Ellen berjalan kesana dan menghidangkan teh untuknya.

Robert menyicipi teh itu dan melotot: "Teh Oolong jenis Da Hong Pao? Wah ini jarang sekali ada!"

Ellen tersipu malu dan berkata: "Aku ambil dari rumah kakekku, katanya ini teh bagus. Aku tidak mengerti tentang teh, makanya aku tidak minum. Aku dengar kak Alice bilang, kakak Qiu suka minum teh..."

Mendengar perkataan ini, Robert menyicipinya sekali lagi, dia semakin terkejut.

Karena daun teh yang dipakai Ellen, adalah daun yang dipetik dari pohon induk Da Hong Pao.

Pohon induk Da Hong Pao, di dunia ini hanya ada tiga pohon dan sudah berumur ratusan tahun.

Karena sangat sedikit jumlahnya, jumlah daun teh yang bisa dipetik setiap tahun juga sangat sedikit. Tapi Da Hong Pao sangat diminati banyak orang, oleh karena itu semua daun teh yang baru dipetik pasti akan selalu terjual habis.

Dan punya uang pun belum tentu bisa membelinya.

Di China, ada yang mengatakan kalau, hasil daun teh yang dipetik dari pohon induk Da Hong Pao untuk sepuluh tahun mendatang sudah dipesan oleh seseorang!

Daun teh seperti yang diambil Ellen ini, seharusnya sudah disimpan selama beberapa tahun, aromanya sangat khas dan harum, benar-benar sangat berharga.

"Ini teh terbaik, enak." Seru Robert.

Ellen pun tersenyum: "Baguslah, nanti kalau kakak Qiu pulang ambil saja sisanya, bawa pulang dan minum di rumahmu."

"Wah jangan deh, ini teh mahal loh..." Kata Robert sambil tersenyum, tapi seketika dia pun meragukan perkataannya.

Melihat ekspresi Robert, Ellen berjalan kembali ke kamarnya, setelah beberapa saat, dia pun berjalan keluar. Di tangannya sudah bertambah sebungkus daun teh, kira-kira sekilo, dan itu adalah daun teh Da Hong Pao.

"Lagipula aku juga tidak minum, daripada diberikan ke orang lain, lebih baik kakak Qiu ambil saja. Anggap saja ini uang sekolahku." Kata Ellen sambil tersenyum.

Robert masih berbasa basi, kalau Ellen tidak benar-benar ingin memberinya, dia juga akan sungkan menerimanya. Teh Da Hong Pao ini sangat berharga, karena dipetik dari pohon induknya.

Daun teh dari Ellen ini kalau dijual, mungkin dia akan mendapatkan uang sebanyak puluh ribuan yuan.

Apalagi daun teh yang diambil dari pohon induknya, sebenarnya tidak dijual di pasaran, karena semuanya akan dibeli dan disimpan oleh orang-orang kaya.

Kalau dipikir-pikir, Ellen bisa mengambil sekilo daun teh Da Hong Pao dari kakeknya, sepertinya, kakek Ellen bukan orang biasa.

Robert pun bertanya: "Ellen, Bolehkah aku tanya sesuatu?"

"Tanya saja kakak Qiu." Ellen tersenyum.

"Ellen, kalau aku dengar logatmu, sepertinya kamu orang asli Jiang Cheng ya?" Tanya Robert.

"Aku orang Yan Jing, tapi aku tidak ingin kuliah di Yan Jing, makanya aku mendaftar di Universitas Jiang Cheng." Kata Ellen dengan senang.

"Kamu anak pintar ya." Robert memuji.

"Tentu." Ellen mengangkat kepalanya sombong.

"Ternyata Ellen orang Yan Jing, ibu kota China, aku dari dulu ingin ke Yan Jing, bagaimana pemandangan disana?" Tanya Robert.

Mendengar ini, Ellen merasa sedikit malu dan berkata: "Kakak Qiu, sebenarnya agak sedikit memalukan, sebagai orang Yan Jing, aku jarang sekali keluar, makanya banyak sekali tempat seperti tembok raksasa, kota terlarang, danau Shicha dan Houhai, aku sama sekali belum pernah pergi."

"Wah sayang sekali, kalau berkesempatan, aku pasti akan membawamu kesana!" Kata Robert.

"Janji ya." Ellen tersenyum.

Robert tersenyum dan berkata: "Oyah, Ellen, kamu punya saudara?"

Ellen yang tadi masih tersenyum tiba-tiba menunduk dan cemberut: "Kakak Qiu, bolehkah kita tidak bicarakan ini?"

"Oke." Robert juga tidak memaksa, setelah itu Ellen hanya menjawab seadanya, sepertinya suasana hatinya sudah kacau, oleh karena itu Robert pun pamitan.

Ellen mengantarnya keluar pintu dan merasa sedikit bersalah: "Kakak Qiu, maaf ya jadi tidak enak begini."

"Aku yang salah, tidak seharusnya mengungkit hal yang membuatmu sedih, aku pulang dulu ya." Robert melambaikan tangannya dan membuka pintu.

Kali ini secara tidak sengaja Robert tahu, Ellen yang kelihatannya ceria, sepertinya juga punya kesedihan tersendiri, kalau bukan karena Robert teliti, pasti tidak ketahuan.

Robert merasa, Ellen punya masalah yang membebani dirinya, oleh karena itu dia ingin mencari tahu sedikit demi sedikit dari obrolannya.

Dari obrolan tadi, Robert tahu kalau masalah Ellen berkaitan dengan keluarganya.

Tapi bisa terlihat jelas Ellen sangat menghindarinya, makanya Robert juga tidak berani menanyakannya lagi. Kalau sudah tahu ini berkaitan dengan keluarganya dan ingin tahu lebih banyak lagi, sepertinya dia harus menanyakan ke Alice.

Mobil Mercy Robert pun melaju keluar dari kompleks perumahan itu.

"Heh?"

Tiba-tiba, Robert merasa ada yang aneh.

Karena di depannya, ada tiga mobil yang menghalangi jalannya.

Delapan orang preman berpakaian jas berjalan ke samping mobil Robert, dan mengetuk jendela mobilnya: "Hei bocah, keluar kamu!"

"Ada apa?" Robert melihat ke sekitar dan bertanya dengan sopan.

Melihat Robert bersikap santai, beberapa preman itu pun menatapnya tajam.

Kalau orang biasa yang melihat keadaan ini pasti sudah ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa. Tapi pria muda ini, sedikitpun tidak terlihat panik, dia malah terlihat sangat tenang seperti mereka bukan apa-apanya.

Salah seorang preman melepaskan kacamata hitamnya, menatapnya tajam dan mengancamnya: "Hei bocah, lain kali jangan muncul lagi di hadapan nona ketiga, ngerti?"

"Nona ketiga? Maksudmu Ellen Yu? Kalian siapanya dia?" Tanya Robert penasaran.

"Bocah, jangan banyak tanya. Kamu hanya cukup mengerti, kalau nona ketiga dan kamu, bukan orang yang selevel. Aku harap kamu mengerti." Kata preman itu.

"Aku mengerti." Robert mengangguk.

Preman itu pun merasa puas dan ingin berjalan pergi, tapi perkataan Robert setelah itu malah membuat preman itu jengkel: "Tapi, kenapa aku harus menurutimu?"

Mendengar ini, semua preman itu menatap Robert dengan tajam: "Hei, jangan dikasih hati malah minta jantung ya!

Dulu nona ketiga disandera, lalu kejadian pagi ini di mall, memang benar kamu yang menolongnya! Tapi kamu harus tahu, kalaupun tidak ada kamu, masih ada kami, dia tidak akan terluka!

Karena kamu sudah menolong nona ketiga sebanyak dua kali, kali ini aku hanya mengancammu saja, tapi kalau kamu masih saja tidak tahu malu dan muncul di hadapannya, kamu akan tahu sendiri akibatnya!"

Kata preman itu dengan tegas.

Sikap Robert malah lebih tegas lagi: "Mohon maaf ya, aku tidak akan pernah menerima ancaman orang lain."

"Kalau begitu maumu, jangan salahkan aku juga tidak akan sungkan kepadamu!"

Preman itu pun langsung menerjang kesana, gayanya seperti ingin menghabisi Robert.

Robert tersenyum lebar, kebetulan tadi dia berbuat kesalahan di rumah Ellen dan ingin melampiaskannya, pas sekali preman ini datang.

Mereka pun mulai bergelut, awalnya Robert masih santai saja, dia hanya menendang dengan santai, dia selalu memakai cara ini untuk orang-orang yang teknik bela dirinya biasa saja.

Tapi Robert akhirya menyadari, preman ini, bukan orang biasa.

Respon dan kecepatannya sangat luar biasa, saat Robert sudah mengerahkan kekuatannya tiga kali lipat lebih dari biasanya, preman itu masih tidak terkalahkan.

Robert pun merasa tertarik, karena di China sangat jarang ditemukan pesaing yang handal, dia pun mengganti jurus lain, satu per satu jurus dicobanya, dia ingin melihat kemampuan preman ini.

Dibandingkan dengan kesantaian Robert, preman itu sangat ketakutan. Di dalam ketentaraan Yan Jing, dia disebut sebagai "Si tangan besi".

Karena sudah belasan tahun berlatih tangan besi, kedua tangannya sangat kuat, belasan buah batu bata yang diikat menjadi satu, bisa dipatahkannya dengan mudah.

Karena kemampuan luar biasa inilah, dia disuruh untuk melindungi nona ketiga keluarga Yu.

Tapi tangan besi yang dibanggakan dan disombongkannya itu, malah tidak ada apa-apanya bagi Robert, setiap pukulannya seperti sedang dipukul ke atas kapas.

Tangan besi yang tidak pernah terkalahkan itu, saat bertemu dengan tangan Robert malah terasa sakit!

Ini membuat si tangan besi sangat kaget, sialan, tangan besiku ini kok bisa sakit? Memangnya yang kamu latih itu tangan baja!

Yang membuat dia kesulitan adalah jurus memancing yang dikeluarkan Robert.

Walaupun kemampuannya tidak sebanding dengan Robert, tapi berlatih bela diri selama belasan tahun dan mengikuti pelatihan militer selama kurang lebih delapan tahun, dia tahu Robert sebenarnya mampu mengalahkannya dalam sesaat.

Tapi anehnya dia tidak langsung mengalahkannya, dia malah sengaja mengalah dan memancingnya, lalu menyerangnya. Setelah beberapa kali, keadaan menjadi sangat aneh, orang-orang yang melihatnya pun bisa merasakannya.

"Iron Palm!"

Karena keadaan memaksa, dia pun mengeluarkan jurus terhebatnya.

"Wah, jurus ini pun sudah kakak keluarkan!"

"Bocah ini pasti akan nangis!"

"Haha, siapa suruh dia pancing kakak?"

Beberapa preman lainnya tertawa.

Iron palm adalah jurus terhebat yang dia miliki, kalau bukan di saat-saat penting, jurus tangan besi ini pasti tidak akan di keluarkan. Tapi karena dia sudah terpaksa, dia pun ingin mencobanya dan melihat apakah bisa membuat Robert mundur.

Melihat si tangan besi akhirnya mengeluarkan jurus yang sebenarnya, Robert pun merasa senang, tapi bersamaan dengan pandangan mata preman lain yang ketakutan, dia malah ingin menyambutnya dengan tangan kosong!

"Melawan tangan besi dengan tangan kosong?"

"Ya ampun, bocah ini sudah gila?"

Semua orang melotot.

Tangan besi juga terkejut, jurus tangan besinya ini sangat berbahaya, sejak dia menguasai jurus ini, tidak ada yang bisa mengalahkannya.

Setiap kali dia mengeluarkan jurus ini, lawannya akan terpukul habis-habisan, dan akibatnya sangat parah!

Walaupun Robert Qiu sangat sombong, tapi dia juga tidak melakukan hal yang keterlaluan, malah sudah menolong nona ketiga sebanyak dua kali, tidak pantas dipukulnya.

Saat memikirkan ini, jurus tangan besinya pun meleset, tidak mengenai Robert.

"Huh."

Tapi saat ini, Robert pun tersenyum, dia mengangkat kakinya dan menendangnya dari samping, mengenai bagian perutnya, seketika badan si tangan besi pun terlempar jauh!

Wajah si tangan besi memerah, dia ingin berdiri, tapi saat bergerak, dia pun memuntahkan darah.

"Kakak!"

"Bocah sialan, keterlaluan!"

Dari beberapa preman itu, ada yang memapah si tangan besi, ada yang mengerumuni Robert, mereka masih ingin menyerang Robert.

"Hentikan!" Saat ini juga, tangan besi berdiri dan menghentikan mereka.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu