My Tough Bodyguard - Bab 452 Gadis Penangkap Boneka

Jam 8 malam.

Tokyo.

Daerah Ginza.

Tempat ini adalah tempat yang mendapat julukan tempat paling mewah di seluruh dunia. Adalah surganya belanja di Jepang. Banyak sekali mall, lampu menyala dimana-mana.

Sebuah mall besar setinggi 8 lantai terletak di bagian timur.

Di sana terdapat ratusan mesin jual otomotis, juga bisa disebut sebagai 'claw crane'. Di dalamnya terdapat boneka-boneka lucu, banyak sekali sehingga membuat orang terpseona melihatnya.

"Yeah, aku berhasil menangkapnya!"

"Hebat sekali."

"Coba tangkap lagi satu. Ini, ini!"

"Yah, tidak ketangkap."

"Tidak apa-apa, coba lagi. Coba beberapa kali lagi pasti bisa menangkapnya."

Banyak wanita muda sering berada di sana, dibawah penemanan dari pasangan atau pacar mereka, menukar uang menjadi koin, lalu menukar sendiri boneka yang mereka mau.

Dalam keramaian, seorang wanita berambut coklat duduk di depan claw crane dengan tenang, tangannya yang lentik sedang mengontrol tombol-tombol di meja. Mata coklatnya menatap serius boneka-boneka dalam mesin.

Bergerak, berhenti, mengaitkan.

Gerakan tangannya sangat cepat. Cepat dan tajam.

Sebuah peran dalam One Piece, Tony Tony Chopper. dikait oleh pengait.

"Wah, hebat sekali."

"Gadis ini dewi darimana sih. Gila."

"Ini, apa dia mau menghabiskan semua boneka di sini?"

Di sekitarnya banyak orang yang berbisik-bisik. Kemampuan hebatnya sudah membuat banyak orang terkejut dan pandangan semua orang terarah ke arahnya.

Satu sisi karena gadis itu mempunyai rasa dewasa dan kecantikan yang tidak cocok dengan usianya. Matanya coklat, tapi bukanlah pengaruh memakai softlens. Dia terlihat misterius, dan dapat membuat para pria terpesona, dan para wanita iri.

Di sisi lain, kemampuan gadis itu dalam menangkap boneka, benar-benar sangat mengerikan.

Gadis itu duduk di depan claw crane kelima dari kiri. Di kirinya, masih ada empat claw crane, tapi dalamnya kosong semua, satu boneka pun tidak ada.

Bersamaan dengan itu, barisan di belakangnya, 20 mesin claw crane, semuanya kosong.

Semua claw crane itu, terdapat ratusan boneka. Gadis itu menangkap semua boneka di dalamnya. Setelah menangkap habis satu, menangkap lagi yang lain, selain itu, dia sekali tangkap, pasti akan berhasil. Presentase keberhasilannya 100%, seperti berlaku curang saja.

Di belakangnya, ada kantong besar yang transparan. Semua boneka yang berhasil ditangkap, terletak di dalamnya. Karena sangat besar, itu jadi menarik perhatian orang-orang.

Orang yang sudah menyewa daerah itu dan bos dari bisnis mesin claw crane, begitu mendengar berita itu langsung datang ke sana.

Dia berdiri tidak jauh dari sana dan keringat dinginnya terus turun, tapi tidak berani mengusir maupun menghentikan gadis itu. Hanya bisa melihat boneka satu per satu diambil oleh gadis itu. Dia merasa sedih dan kesedihan itu tidak bisa diungkapkan.

Demi menarik lebih banyak pelanggan, bos itu membeli boneka dengan kualitas kain yang baik. Dan tentu biayanya tidak mudah. Kalau terus diambil oleh gadis itu, maka cepat atau lambat dia akan rugi.

"Aduh, aduh, anak siapa sih itu." bos terus mengomel.

Anak-anak di sekitar claw crane sana, bahkan berhenti bermain dan melihat gadis itu. Ingin melihat bagaimana caranya menangkap boneka, ingin belajar.

Terhadap reaksi para penonton, gadis itu tidak peduli. Dia mengambil boneka dari kotak yang ada di bawah, hasil tangkapan dia tadi.

"Nih." kata gadis tanpa membalikkan kepala.

Seorang pria yang bertubuh kekar mengambil boneka itu lalu memasukkannya ke dalam plastik.

Itu adalah orang yang bertubuh besar, tidak terlalu tinggi, tapi terlihat kuat, perutnya besar, lengan panjang. Dilihat dari jauh, adalah orang gemuk yang lincah.

Tapi wajah pria itu sangat baik, bibir tebal, sepasang telinga besar, tapi lingkaran di bawah mata pria itu sangat hitam, seperti telah bergadang beberapa hari. Tapi mata pria itu sama sekali tidak terlihat lelah. Tatapan pria itu tajam, membuat orang tidak berani menatapnya.

“Gia, kira-kira sudah cukup. Sudah bisa pergi." melihat pemuda itu mau menaruh koin lagi, pria itu tersenyum pahit dan berkata dengan suara rendah.

Bersamaan saat berkata, pemuda itu melihat pandangan sekeliling dan tanpa sadar mengeluarkan tatapan waspada.

Dia bukannya menyadari ada bahaya, tapi berada dalam tempat umum, tetap waspada adalah rasa dasar seseorang yang menjadi buronan World Government.

Karena bagaimanapun di sini adalah Jepang. Dia dan Gia Mu baru saja datang dan untuk sementara belum berkumpul dengan yang lain. Mereka tidak kenal tempat ini dan penuh dengan bahaya yang tidak diketahui.

Kalau hanya dia seorang, dia tidak akan takut. Tapi masalahnya adalah Gia Mu, kurang mempunyai kemampuan menjaga diri. Demi menjamin keamanan Gia Mu, dia mau tidak mau harus sehati-hati ini.

Bisa dibilang juga, dia adalah pengawal Gia Mu.

"Temani aku bermain beberapa ronde lagi dong." gadis yang bernama Gia Mu itu menunjukkan wajah tidak rela dan tidak ingin pergi, "Claw crane itu terkenal dari Jepang sampai seluruh dunia. Claw crane di Amerika sama sekali tidak seru. Jarang-jarang datang ke negara penciptanya, aku saja belum puas bermain, bagaimana bisa pergi?"

"Baiklah, kuberikan waktu 10 menit terakhir." pemuda menghela napas pasrah.

"Ok, terima kasih ya Ape." Gia Mu tersenyum senang.

Gia Mu mengeluarkan semua koin yang tersisa dari keranjang dan menyerahkan keranjang kosong itu pada si pemuda, "Ape, bantu aku tukar koin-koin lagi dong."

"Ini terakhir kali ya." kata Ape.

"Iya, tahu. Pergi sana. Oh iya, ingat sekalian belikan aku es krim yang rasa stroberi ya." Gia Mu berkata dengan penuh harap.

"Daripada berkata aku rekan kamu, mendingan bilang aku pelayan kamu." Ape menaikkan bahu.

Ape berlari dulu ke tempat yang paling jauh, membeli dua es krim, baru kemudian datang ke meja resepsionis untuk claw crane, menukar koin.

Wajah karyawan wanita dingin. Ape sudah menukar begitu banyak boneka, sebagai karyawan yang bekerja di sana, kalau senang malah aneh.

Si bos sambil menyeka keringat dingin, sambil tersenyum sopan, "Tuan, toko ini saya yang kelola. Nona itu sungguh sangat hebat, toko kami tidak dapat menanggungnya lagi ..."

Ape tersentak, lalu dengan cepat mengerti maksud si bos. Si bos menandakan tidak ingin menyambut dirinya dengan Gia Mu lagi. Memang benar juga, cara tangkap Gia Mu seperti ini, di toko manapun, pasti tidak bisa tahan.

Memikirkan ini, Ape tanpa bisa ditahan menunjukkan senyum mengerti, dan berkata dengan penuh ketulusan, "Maaf, sudah membuat kalian repot. Apa boleh bermain 10 menit lagi baru pergi?"

Mendengar perkataan itu, si bos menghela napas lega dan meminta maaf, "Orang yang seharunya meminta maaf seharusnya kami."

Melihat sikap Ape yang begitu baik, karyawan wanita tidak lagi berwajah dingin. Meskipun tetap tidak berkata apapun, tapi sikapnya jauh lebih baik dari sebelumnya.

Ape juga tidak peduli. Dari tangan karyawan mengambil koin, lalu tersenyum sopan, berbalik dan pergi.

Agar Gia Mu bisa bermain sampai puas, Ape kali ini menukar 100 koin. Sesuai peraturan dua koin bisa menangkap sekali, berarti bisa bermain 50 kali. Seharusnya sudah cukup.

Saat ini, langkah Ape terhenti, dan senyum di wajahnya pelan-pelan hilang.

Karena dia melihat, Gia Mu tetap berada di posisi semula, tapi di sekitarnya, ada tiga anak muda yang rambutnya dicat hijau sedang mengelilingi Gia Mu sambil bersiul, ingin menggoda Gia Mu, menarik perhatian gadis itu.

Sayangnya, Gia Mu hanya fokus menangkap boneka, tidak mempedulikan mereka.

"Shota, gadis ini cakep banget!"

"Kulitnya putih banget. Gila, kalau bisa pegang dikit aja, matipun aku rela!"

"Yang jelas ini adalah daerah kekuasaan kita. Pegang-pegang dikit, siapa yang berani lawan?"

"Ok, ayo kita mulai!"

Begitu tiga anak muda itu selesai berdiskusi, mereka berencana melakukan paksa, mengulurkan tangan, ingin melecehkan Gia Mu di depan orang-orang.

Karena perkembangan AV di Jepang sangat cepat, maka Jepang terhadap 'seks', juga bisa dilihat lebih maju dari negara-negara lain di Asia.

Orang-orang yang pernah melihat AV semuanya tahu. Alur cerita sederhana tapi isinya bombastis, tidak dapat dibayangkan. Kalau dijelaskan dengan kata idiot bermimpi, sama sekali tidak kelewatan.

Mobil, toilet, dapur, kloset ... tempat-tempat itu adalah tempat yang paling umum ada di AV.

Ketika budaya seperti itu mulai terkenal, itu akan sangat mudah mencuci otak orang-orang. Banyak pikiran anak muda, ketika mendapat pengaruh seperti itu, akan terjadi perubahan.

Karena itu, di Jepang muncul suatu kelompok bernama 'Chikan'.

Kelompok seperti itu, selalu menganggap diri mereka sebagai tokoh utama dalam AV. Mereka ingin melecehkan wanita di tempat umum, bersenang-senang, sama sekali tidak mempertimbangkan akibatnya.

Kelompok Chikan bukan hanya dimiliki di Jepang, di negara manapun, semuanya ada kelompok seperti itu. Hanya saja tidak banyak, sangat jarang ditemui.

Sedangkan Jepang berbeda. Selain itu, bahkan ada orang yang bangga menjadi Chikan.

Demi melindungi hak wanita, Pemerintah Jepang bahkan mengeluarkan undang-undang tentang Chikan. Hal itu juga menunjukkan, bahwa keberadaan Chikan di Jepang sangat mengkhawatirkan.

Tiga anak muda Jepang itu adalah tipe standar Chikan. Karena merasa di daerah kekuasaan meraka, mereka ingin melecehkan Gia Mu.

Shota adalah yang paling semangat dari mereka bertiga. Dia yang pertama kali maju, ingin pegang duluan kulit gadis yang lembut itu.

Syuut!

Sebuah bayangan hitam melaju cepat. Shota memang benar telah menyentuh kulit, tapi bukan milik Gia Mu. Melainkan sebuah otot, kuat dan bertenaga.

Begitu menengadah, Shota melihat sebuah anak muda asing yang menghalangi Gia Mu.

"Enak dipengang ya?" Ape bertanya sambil tersenyum.

"Kamu siapa bangsat?" Shota mengumpat.

Wajah Ape masih tersungging senyuman, dan dengan tangannya mengangkat Shota ke atas, Shota seperti ayam kecil saja.

Dengan mengerahkan kekuatan sedikit, lengannya menurun dan Shota langsung jatuh ke tanah. Brak. Tulang-tulangnya patah, mata terbelalak, rasa sakit dan luka di tubuhnya membuat dia hampir lumpuh.

Dua teman Shota yang lain, begitu melihat itu, saling memandang dan membalikkan badan untuk kabur.

"Jangan lari!"

Ape mengulurkan tangan panjangnya, selain itu sangat aktif, meskipun jaraknya jauh, dia bisa menangkap dua Chikan yang mencoba kabur.

Brak!

Kedua tangan dirapatkan mengakibatkan dahi kedua orang itu bertabrakan, mengeluarkan darah, dan langsung pingsan.

Orang-orang di sekeliling yang melihat itu sangat terkejut. Mereka tidak mengira, di samping gadis itu, yang dari tadi kelihatannya sangat baik, begitu marah, ternyata semenakutkan ini.

Karyawan wanita yang tadi tidak sopan pada Ape, sekarang semakin ketakutan. Hatinya sangat menyesal. Kalau tahu pria itu sangat hebat, dia mana berani bersikap dingin. Semakin dipikir, semakin ketakutan. Takut Ape akan membalaskan dendam padanya.

Terhadap pandangan ketakutan orang-orang, Ape tidak peduli. Begitu menghabisi tiga orang Chikan itu, wajahnya kembali tenang dan sopan. Dia berjalan ke samping gadis itu dan menyodorkan koin kepadanya.

"Es krim rasa stroberi ada dua macam. Yang satu asam, yang satu manis. Mau yang mana?" tanya Ape.

"Dua-duanya mau." Gia Mu menjawab sambil tersenyum.

"Nih." Ape menyodorkan dua es krim kepada Gia Mu dan berkata, "Setelah makan kita pergi. Tadi aku sudah memukul orang, polisi akan segera datang. Lebih baik jangan membuat kekacauan."

Gia Mu menggosok hidungnya dengan jijik, "Ada bau darah. Tidak main lagi, ayo kita pergi."

"Mau pergi? Terlalu telat sekarang." saat ini, sebuah suara berat terdengar tidak jauh dari sana.

Ape dan Gia Mu menoleh ke belakang dan melihat seorang pria paruh baya yang mengenakan jaket kulit berdiri di tengah jalan. Di kedua sisi pria itu ada mesin claw crane, dan di sekitarnya ada sekelompok orang yang ramai. Pria paruh baya yang menyunggingkan rokok di bibirnya dan berdiri tenang, terlihat sangat berbeda dari yang lain.

Pria paruh baya menengadahkan kepala sedikit dan memandang mereka berdua. Dengan janggut kecil pria itu tersenyum kecil, "Di bawah naungan Wind Stalker, Pasukan Binatang Buas, Ape dan Gia Mu, tidak tahu apa alasan kalian berdua datang ke Jepang?"

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu