My Tough Bodyguard - Bab 173 Membantumu Membayar Uang Sewa

Saat ini Edwin melirik kearah Vanessa dan terlihat meminta maaf, "Nona Vanessa, aku sudah tahu kejadianmu melalui Tuan Robert dan Manager Eric. kamu bekerja diperusahaanku selama 6 tahun, kemampuanmu tinggi, kamu menyelamatkan perusahaan berkali-kali, namun jasamu diambil oleh Drake alias supervisor yang tidak tahu malu ini, bahkan kamu dibully jangka panjang. Sebagai bos perusahaan, tapi aku sama sekali tidak mengetahui hal ini, ini adalah salahku, aku harus meminta maaf kepadamu secara resmi disini!"

Seusai berkata, Edwin bersujud dihadapan Vanessa.

Vanessa ketakutan, dia bergegas membangunkan Edwin, dia tidak kuat menerimanya.

Setelah berpikir sejenak, Edwin mengeluarkan sebuah kartu bank, dia memanggil seorang wanita paruh baya disekitarnya dan berbisik ditelinganya.

Wanita paruh baya itu terlihat kaget, dia melirik Vanessa dan tidak berkata apa-apa, dia mengambil kartu bank Edwin dan bergegas pergi.

Ding Dong!

Tidak lama kemudian, telepon Vanessa berbunyi, dia mengeluarkannya dan melihatnya, ternyata adalah transferan senilai 2 miliar yang masuk ke rekeningnya.

"Ini, bagaimana ini mungkin...." Vanessa menutup mulutnya, dia melihat layar teleponnya dan mengatakannya.

Robert juga melirik layar hp Vanessa, dia juga terlihat sedikit kaget, dia lalu kembali memandang Edwin, "Boleh juga Direktur Edwin, Anda murah hati!"

Edwin menegaskan, "Ini seharusnya aku lakukan, meskipun biaya hak paten Nona Vanessa hanya 1 miliar, namun selama 6 tahun ini, segala kesusahan dan ketidakadilan yang dirasakannya diperusahaan kami itu tidak bisa dinilai, aku tidak tahu bagaimana caranya untuk menggantikannya, 1 miliar yang sisanya itu adalah sedikit ganti ruginya, semoga Nona Vanessa bisa menerimanya."

Vanessa sangatlah senang, "Terima kasih, Terima kasih Direktur Edwin."

Edwin malah tertawa, "Nona Vanessa, jika kamu ingin berterima kasih, maka terima kasihlah kepada Tuan Robert."

Vanessa berbalik dan memeluk Robert, dia sudah tidak tahu apa yang harus dikatakan lagi.

Beberapa hari sebelumnya, dia masih adalah orang yang tidak mampu membayar uang sewa kamar, dan sekarang langsung berubah menjadi miliarder, semua ini berkat adanya Robert.

Robert menepuk punggung Vanessa dan lalu melepaskannya dan berbalik kearah Edwin, "Direktur Edwin, Anda terlalu sungkan."

Edwin senang.

Dia adalah orang yang mementingkan kesempatan, sebelumnya ketika bertemu dengan Robert didepan pintu dan berkenalan, namun hanya sebentar saja mereka tidak punya kesempatan untuk mempererat hubungan mereka berdua.

Kali ini Robert berbuat onar diperusahaannya, meskipun Edwin malu, namun dia sama sekali tidak peduli, karena yang lebih pentingnya adalah Robert sudah menganggapnya sebagai seorang teman.

2 miliar bagi Edwin bukanlah sebuah nominal yang besar, dia merasa sangatlah untung jika bisa mengenal Robert menggunakan uang ini.

Ini juga alasan mengapa Edwin mengatakan bahwa menyuruh Vanessa berterima kasih kepada Robert, jika bukan karena Robert, sekalipun ada orang yang hebat berkelahi, Edwin juga tidak mungkin memberikan 2 miliar, paling mentok juga memberikan satu miliar dan menyuruhnya pergi.

Dia memberikannya 2 miliar semua karena adanya Robert, lebih tepatnya melihat kesempatan bahwa Robert bisa memberikan bantuan.

"Sudahlah, masalah sudah selesai, ayo kita pergi." Robert menarik tangan Vanessa dan bersiap untuk pergi.

Vanessa mengigit bibirnya dia terlihat bingung, ddia sudah bekerja diperusahaan ini selama 6 tahun, meskipun dia sering dibully, namun dia juga merasa sedikit tidak tega.

Namun, setelah kejadian Robert hari ini, Vanessa tahu bahwa dirinya tidak mungkin bisa menetap diperusahaan ini lagi.

Seterusnya, Vanessa berpamitan dengan beberapa rekan kerja yang hubungannya baik dengannya, terutama adalah Maria, teman yang paling baik dengannya diperusahaan ini, dia memeluknya dengan ramah.

"Kak Vanessa, kamu harus sering pulang untuk menjengukku." kata Maria sambil tersenyum.

"Setelah aku menemukan pekerjaan baru, aku pasti akan langsung datang untuk mencarimu." kata Vanessa.

Maria menatapi Robert dan berkata, "Dasar kamu, tadi aku sampai dibohongi olehmu."

"Duh, ini juga memang tidak ada cara lain." kata Robert.

"Bersikap baiklah terhadap kak Vanessaku, jika tidak aku tidak akan sungkan terhadapmu." kata Maria.

Robert lalu berkata, "Jika aku tidak baik terhadapnya, aku tidak akan berbuat seperti begini, aku letih."

Setelah bertukar kontak dengan Maria, Robert lalu menarik tangan Vanessa dan disamping tatapan orang-orang, dia mengandeng Vanessa pergi meninggalkan kantor.

Tidak lama setelah Robert pergi, Orang nomor dua diperusahaan tiba, dan membawa segerombongan preman, Joni masuk dengan marah.

Joni sekali melihat keponakannya dihajar hingga begitu, dia sangat marah, "Dimana bajingan yang bernama Robert itu? Keluar!"

"Direktur Joni, tenang sedikit, antarkan dulu saja supervisor Drake ke rumah sakit dulu." bujuk Edwin.

Joni sudah sedikit mengerti kondisi tadi, tatapannya marah "Direktur Edwin, kamu yang melepaskan Robert? apakah kamu tidak lihat keponakanku dihajar oleh bajingan itu hingga begini?"

Edwin berkata dengan tidak berdaya, "Direktur Joni, kamu salah paham, bukannya aku melepaskannya, namun melainkan aku tidak bisa menghalanginya."

Joni menyipitkan matanya, "Direktur Edwin, aku dengar kamu sepertinya kenal dengan Robert itu."

"Benar." Edwin menganggukkan kepalanya.

"Jika Direktur Edwin masih punya pertimbangan, maka berikanlah informasi diri Robert kepadaku, tidak perlu Direktur Edwin yang turun tangan, aku Joni akan menyelesaikannya sendiri untuk membalas dendam keponakanku yang dipukul!" kata Joni.

"Direktur Joni, Anda jangan impulsif dulu." Edwin berkata, "Robert bukanlah orang biasa, sebaiknya Anda jangan pergi menyinggungnya."

Joni tertawa, "Direktur Edwin tidak punya nyali, tapi aku tidak! Orang asing datang keperusahaan kita dan dihadapan orang-orang, dia merusak properti kantor, bahkan dia memukul seorang supervisor hingga sekarat! Sebagai investor dari perusahaan, aku merasa malu, aku tidak akan membiarkan orang ini terus tenang diluar sana, aku pasti akan menyuruhnya menggantikannya!"

Melihat Joni yang bersikeras, Edwin juga tidak punya cara lain, namun dia juga tidak akan memberikan informasi Robert kepadanya, jika tidak pertemanan yang dia rencanakan semua ini akan hangus.

Sekali berpikiran begini, Edwin lalu menghempaskan nafas dan berkata sambil mengelengkan kepala, "Maaf Direktur Joni, kali ini aku tidak bisa memberikan informasi mengenai Robert kepadamu, karena aku baru saja mengenalnya."

Joni langsung terlihat marah, dia tidak menyangka kali ini Edwin begitu melindungi orang luar, ini sungguh diluar dugaannya.

Setelah mengatakan kata baik sebanyak 3 kali beruntun, Joni lalu membawa keponakannya yang pingsan dan pergi meninggalkan kantor.

Para karyawan masih belum bubar, mereka masih berdiri dan menonton.

Apakah dua investor perushaan ini akan bertengkar karena hal ini?

Maria juga menonton, dia berpikir, Robert, Robert, siapa sebenarnya dirimu.......

Tiba-tiba, sebuah tatapan mengarah ke dirinya, Maria sepertinya merasakannya, dia lalu saling bertatapan dengan Edwin.

Maria kaget, dia langsung mengerti dengan tatapan Edwin dia bergegas menganggukkan kepalanya.

Barulah Edwin pergi.

Maria lega, dia masuk kedalam toilet wanita, dan mengeluarkan hp dan menarik nafas dalam-dalam, dia mengirim pesan kepada Robert.

.......

Setelah melihat pesan yang dikirimkan oleh Maria, Robert menyimpan hpnya.

Joni tidak ingin membiarkannya, Robert sudah tahu itu, namun dia sama sekali tidak peduli.

Mobil Robert berhenti didepan rumah sewaan Vanessa, mereka berdua turun mobil bersamaan.

Vanessa awalnya mengira bahwa Robert hanya ingin datang untuk duduk dirumahnya saja, dia lalu menyiapkan minuman, namun dia menyadari bahwa Robert malah membereskan koper untuknya, dia tercengang, "Robert, apa yang kamu lakukan?"

"Apakah ini masih tidak cukup jelas? Cepat bereskan kopermu, aku sudah menyewakan kamar yang baru untukmu." kata Robert.

"Tidak perlu, sudah lumayan bagus aku tinggal disini." kata Vanessa.

"Tolonglah, kamu adalah miliarder, kamu masih tinggal disini, apakah kamu rasa ini cocok? lagi pula disini juga tidak aman, sekarang kamu juga punya uang, mengapa kamu tidak pindah ketempat yang lebih aman?" kata Robert.

Sekali mendengarkannya, Vanessa baru sadar, oh iya, benar, sekarang dirinya sudah menjadi miliarder!

Perubahan identitas ini sungguh membuat Vanessa tidak bisa beradaptasi, ini membuatnya sedikit melongo.

Melihat Robert yang begitu memikirkan untuknya, Vanessa sangatlah terharu.

Memang benar, tinggal disini tidaklah aman, Vanessa pernah mengalaminya berkali-kali, malam hari dia terus dibuntuti berkali-kali, sekalipun dia sudah pulang kerumah dan mengunci pintunya, dia juga tetap merasa tidak aman.

Sebelumnya Robert juga mengatakan akan menyewakan rumah untuknya, namun dia menolaknya, karena Vanessa tidak ingin menggunakan uang Robert.

Sekarang sudah berbeda, dirinya sudah menjadi miliarder, sekalipun Robert menyarikan villa untuknya, dia juga sanggup.

Untuk membuat Robert merasa tenang, Vanessa juga ikut membereskan kopernya untuk pergi meninggalkan tempat ini.

Rumah yang dicari oleh Robert berada disebuah komplek bagus di tengah kota, disana ada satpam yang hebat, dan karyawan-karyawan disana sangatlah sopan, ini membuat orang sangatlah senang.

Vanessa menanyakan biaya sewa disini, dan dia diberitahu bahwa uang sewa satu bulan saja sudah harus 20 juta.

Ini membuat Vanessa tidak berani tinggal, 2 miliarnya itu selain dari penggunaan biasa, sisa uangnya hanya cukup untuk tinggal beberapa tahun saja, dan akan habis.

Rumahnya memang adalah rumah bagus, 120 meter persegi, anginnya lancar, pencahayaannya bagus, ada sebuah jendela yang besar, dari ruang tamu bisa melihat pemandangan kota Jiang Cheng.

Vanessa ingin menyuruh Robert untuk membatalkan sewaan, namun Robert tidak berkata apa-apa, dia memasukkan semua peralatan rumah Vanessa kedalam rumah barunya,, dan juga menggantikan barang baru untuknya, dia lalu menggambil pel untuk mencucinya di kamar mandi.

Vanessa saja kehabisan kata-kata, pindah rumah sudah adalah sebuah proses yang melelahkan, akhirnya Robert tidak membiarkannya turun tangan, dia menyelesaikan semua hal untuknya.

"Robert, terima kasih." kata Vanessa dengan rajin.

Awalnya dia ingin membatalkan sewaan, namun melihat Robert yang begitu membantunya, hatinya tersentuh.

'Tidak boleh membiarkan usaha Robert sia-sia.'

pikir Vanessa dalam hati, dia lalu berpikir untuk menetap sementara disini meskipun harus menghabiskan uang 20 juta.

"Tenang saja." Robert mengerakkan tangannya, lalu dia seperti teringat sesuatu, dia berkata, "Oh iya, aku sudah membayarkan uang sewa selama setahun untukmu, kamu tinggalah dengan tenang disini."

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu